Candida albicans merupakan salah satu jenis jamur yang banyak menjadi penyebab terjadinya infeksi candidiasis. Penggunaan antijamur telah menimbulkan resistensi sehingga diperlukan alternatif pengobatan alami terbaru untuk mengatasi masalah tersebut. Pohon Pulai (Alstonia scholaris) sudah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk penyakit asma, malaria, disentri, diare, mengobati luka dan rematik. Pada tanaman tersebut terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antijamur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol 96% daun Pulai dengan empat perlakuan. Pengujian aktivitas antijamur ini dilakukan dengan metode difusi cakram. Ekstrak dibuat dalam konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80%, kontrol positif (K+) yang digunakan ketokanazol 2 % dan kontrol negatif (K-) akuades. Daya hambat ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar cakram. Hasil penelitian menunjukkan adanya zona hambat dari semua konsentrasi perlakuan yang diterapkan melalui dua metode yang berbeda, perendaman dan pipet. Zona hambat terbesar yang teramati dari metode perendaman, ditunjukkan oleh ekstrak dengan konsentrasi 60% (diameter 14,3 mm) dan dari metode pipet ditunjukkan oleh ekstrak dengan konsentrasi 80% (diameter 19 mm). Data tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun Pulai memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Hal ini juga didukung dengan hasil pengujian Gas Chromatograpy–Mass Spectroscopy (GC-MS) pada ektrak dan Pulai, yang didapatkan hasil bahwa total senyawa aktif yang teridentifikasi sebanyak 8 untuk daun Pulai bagian tengah dan 30 senyawa untuk daun Pulai bagian pucuk.