Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konstruksi Keyakinan Bahasa Guru Dalam Pembelajaran Di Kelas Harris, Taufiq; Sukiyat; Wahyudi , M. Furqon
Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman Vol. 13 No. 02 (2023): AL HIKMAH
Publisher : Institut Agama Islam Al-Hikmah Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/hjsk.v13i02.4089

Abstract

Berkembangnya era digitalisasi menjadi bahan bandingan tersendiri bagi seorang guru dalam menjalankan media, salah satunya ialah bagaimana guru memanfaatkan tekstur keahlian dirinya dalam memberikan tekanan pemahaman terkait materi yang akan di sampaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, bersifat library research (studi pustaka). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada, tujuan penelitian untuk memperluas betapa pentingnya konstruksi keyakinan bahasa guru dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian Pertama, ideologi bahwa siswa sebagai individu yang inferior dibandingkan guru (sebagai subordinat dalam pembelajaran) direpresentasikan ke dalam pilihan kata ejekan ndlongop ae (melongo saja), seperti pada tuturan guru. ideologi bahwa guru sebagai pemegang kontrol siswa dalam pembelajaran, guru berpandangan bahwa dalam pembelajaran guru memiliki hak dan kewenangan untuk mengendalikan aktivitas siswa. Ketiga, diam memperhatikan guru sebagai cara terbaik belajar mengandung makna bahwa selama pembelajaran, menurut guru siswa harus diam. Keempat, ideologi guru bahwa melakukan kesalahan dalam belajar merupakan hal yang tabu bagi siswa sehingga harus diberi sanksi
Deauthorization of Hadith Studies on The Internet: Shift of Religious Authority in The Digital Age Nafisah, Lailiyatun; Alwi, Rahman; Rahman, Rahman; Sukiyat; Yuliar, Saifuddin
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10633

Abstract

The development of the internet has brought about changes in various aspects of life, including in the field of hadith studies. One of the highlights of this article is the concept of the authority of the actor who conveys the content of the hadith. In addition, people have come to rely on the internet as a place to find information, including about religion, in order to solve a problem. This study aims to find out how the phenomenon of deauthorization of hadith found on the internet by looking at the concept of authorization of hadith in the Islamic tradition. Deauthorization is a shift characterized by the birth of a new authority outside the established traditional authority. The approach of this study is a literature review using the method of data analysis in descriptive form. The results of this study show that digital technology has changed the transmission, access, and interpretation of hadith, indicating a shift from traditional authority to a participatory model and highlighting epistemological changes that broaden hadith studies while encouraging more adaptive hadith learning strategies in the digital age.   Abstrak Perkembangan internet telah melahirkan berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kajian hadis. Salah satu yang menjadi sorotan dalam artikel ini adalah konsep otoritas pelaku yang menyampaikan kandungan hadis. Selain itu, masyarakat telah mengandalkan internet sebagai tempat untuk mencari informasi, termasuk tentang agama, dalam rangka menyelesaikan suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena deauthorisasi hadis yang terdapat di internet dengan melihat konsep otorisasi hadis dalam tradisi Islam. Deauthorisasi adalah pergeseran yang ditandai dengan lahirnya otoritas baru di luar otoritas tradisional yang sudah mapan. Pendekatan penelitian ini adalah tinjauan literatur dengan menggunakan metode analisis data dalam bentuk deskriptif. hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknologi digital telah mengubah transmisi, akses, dan interpretasi hadis, yang mengindikasikan adanya pergeseran dari otoritas tradisional ke model partisipatoris dan menyoroti perubahan epistemologis yang memperluas studi hadis sekaligus mendorong strategi pembelajaran hadis yang lebih adaptif di era digital. Keywords: Deauthorization; Hadith; Religious Authority; Digital Age
Deauthorization of Hadith Studies on The Internet: Shift of Religious Authority in The Digital Age Nafisah, Lailiyatun; Alwi, Rahman; Rahman, Rahman; Sukiyat; Yuliar, Saifuddin
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10633

Abstract

The development of the internet has brought about changes in various aspects of life, including in the field of hadith studies. One of the highlights of this article is the concept of the authority of the actor who conveys the content of the hadith. In addition, people have come to rely on the internet as a place to find information, including about religion, in order to solve a problem. This study aims to find out how the phenomenon of deauthorization of hadith found on the internet by looking at the concept of authorization of hadith in the Islamic tradition. Deauthorization is a shift characterized by the birth of a new authority outside the established traditional authority. The approach of this study is a literature review using the method of data analysis in descriptive form. The results of this study show that digital technology has changed the transmission, access, and interpretation of hadith, indicating a shift from traditional authority to a participatory model and highlighting epistemological changes that broaden hadith studies while encouraging more adaptive hadith learning strategies in the digital age.   Abstrak Perkembangan internet telah melahirkan berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kajian hadis. Salah satu yang menjadi sorotan dalam artikel ini adalah konsep otoritas pelaku yang menyampaikan kandungan hadis. Selain itu, masyarakat telah mengandalkan internet sebagai tempat untuk mencari informasi, termasuk tentang agama, dalam rangka menyelesaikan suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena deauthorisasi hadis yang terdapat di internet dengan melihat konsep otorisasi hadis dalam tradisi Islam. Deauthorisasi adalah pergeseran yang ditandai dengan lahirnya otoritas baru di luar otoritas tradisional yang sudah mapan. Pendekatan penelitian ini adalah tinjauan literatur dengan menggunakan metode analisis data dalam bentuk deskriptif. hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknologi digital telah mengubah transmisi, akses, dan interpretasi hadis, yang mengindikasikan adanya pergeseran dari otoritas tradisional ke model partisipatoris dan menyoroti perubahan epistemologis yang memperluas studi hadis sekaligus mendorong strategi pembelajaran hadis yang lebih adaptif di era digital. Keywords: Deauthorization; Hadith; Religious Authority; Digital Age