UMKM Baitul Qurro adalah usaha lokal yang bergerak dan focus di bidang kerajinan anyaman bambu dan berfungsi sebagai sarana pemberdayaan sosial bagi anak yatim dan dhuafa. Meskipun memiliki misi sosial yang sangat kuat, usaha ini menghadapi berbagai kendala manajerial, seperti pembagian beberapa tugas yang tidak jelas, pencatatan keuangan yang masih kurang terorganisir, promosi digital yang sangat terbatas, dan efisiensi produksi yang masih sangat rendah. Untuk dapat mengatasi permasalahan ini, tim pengabdian masyarakat mencoba untuk melakukan pendampingan selama lima minggu (18 Januari - 15 Februari 2025) menggunakan metode observasi, wawancara, dan keterlibatan langsung dengan pengelola usaha. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi yang ada dan menilai efektivitas perbaikan yang dilakukan. Hasil kegiatan pendampingan menunjukkan bahwa pembentukan struktur organisasi yang lebih jelas, penerapan aplikasi digital untuk pencatatan keuangan, serta pemanfaatan media sosial untuk promosi telah berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing usaha. Selain itu, langkah-langkah ini juga membantu memperbaiki koordinasi antar anggota tim dan memperluas jangkauan pasar. Temuan ini menegaskan pentingnya manajemen organisasi yang baik dalam mendukung keberlanjutan UMKM, terutama dalam menghadapi tantangan digitalisasi dan persaingan pasar. Sebagai tindak lanjut, tim pengabdian masyarakat menyusun model manajerial sederhana yang dapat diterapkan pada UMKM sejenis, guna meningkatkan efektivitas dan kinerja usaha secara berkelanjutan.