Kegiatan pembelajaran di sekolah inklusif faktanya belum terlaksana secara optimal di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pembelajaran siswa disleksia dikurikulum merdeka dan sebagai sumber belajar bagi guru di Indonesia dalam mengembangkan pembelajaran kurikulum merdeka pada siswa disleksia di Sekolah Dasar untuk mengoptimalkan pendidikan inklusif. Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif, terdapat teknik pengambilan data dengan berbagai langkah seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi agar memperkuat pengambilan data, penelitian tersebut dilakukan dengan salah satu guru dan siswa yang ada di sekolah untuk memberikan data yang valid. Pada anak dengan gangguan disleksia jenis Double Visit Dyslexia, dengan gangguan tidak bisa mengingat kata-kata, lambat dalam merespon secara lisan, kesulitan dalam menulis, keterlambatan dalam menyebutkan nama benda, angka, huruf dan warna. Guru menjadi faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa. Dalam proses pembelajaran pada siswa disleksia, guru memberikan dukungan berupa sarana prasarana, jam tambahan belajar, bimbingan khusus dan juga komunikasi dengan orang tua, faktor penghambat berasal dari orang tua, dan kurangnya fasilitas sekolah. Penelitian ini menyoroti peran penting guru dan hambatan dari dukungan orang tua serta fasilitas sekolah dalam mengoptimalkan pembelajaran inklusif bagi siswa disleksia di Indonesia.