Guru dan Orang tua memiliki peran yang kuat dalam perkembangan serta pertumbuhan anak. Perkembangan belajar anak dapat dilihat di sekolah, sedangkan perkembangan perilaku anak tidak hanya dapat dilihat di sekolahnya, namun juga keseluruhan perilakunya dirumah. Proses belajar peserta didik tidak selalu mudah, banyak ditemukan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi, salah satunya perilaku Anak Hipraktif (ADHD). Ditemukan kasus anak Hiperaktif di SD Negeri Cipondoh 1 yang tergolong cukup berat karena telah mengganggu proses belajar dan lingkungan belajarnya, langkah awal yang dapat dilakukan bagi pihak sekolah dan orang tua adalah bimbingan dan konseling, kemudian dari komunikasi antara guru dengan anak dan guru dengan orang tua dapat ditentukan untuk upaya penanganan berikutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penanganan kasus A dan teori konseling yang diterapkan untuk dapat menjadi pelajaran dan ilmu bagi yang mengalami kasus serupa, juga untuk mengungkap keberhasilan kerjasama orang tua, guru, juga terapis dalam penanganan kasus anak hiperaktif dengan teori behavoristik. Penelitian ini menggunakan pendekatan case study atau studi kasus di sekolah. Penelitian ini menyimpulkan dalam kasus A, orang tua A memilih jalan untuk ke terapis professional kemudian diterapkan Pendekatan Behavoristik. Hasil dan pembahasan penelitian ini meunjukan bahwa Terapi ini tidak akan berjalan mulus jika tidak ada sinergi kuat antara guru dan orang tua, karena untuk dapat melihat perubahan perilaku A dibutuhkan pembiasaan dalam kesehariannya, baik di rumah atau di sekolah.