Meskipun lebih fleksibel daripada K13, implementasi Kurikulum Merdeka di SMKN 1 Dua Koto menghadapi tantangan terutama dalam kesiapan guru dan pemahaman siswa. Penelitian ini menggunakan CIPP Evaluation Model untuk mengevaluasi dampak Kurikulum Merdeka terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Evaluasi menunjukkan dampak positif, namun beberapa area perlu perbaikan, seperti penggunaan perangkat ajar, pelatihan guru, dan kurikulum operasional. Saran untuk meningkatkan program mencakup peningkatan penggunaan perangkat ajar, optimalisasi kurikulum operasional, perbaikan fasilitas dan sarana, pemahaman guru tentang konsep P5, pengembangan buku ajar relevan, dan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Semua ini diharapkan membantu SMKN 1 Dua Koto mengatasi kendala dan terus meningkatkan kualitas pendidikan. Despite being more flexible than K13, the implementation of the Independent Curriculum at SMKN 1 Dua Koto faces challenges, particularly in teacher readiness and student comprehension. This research utilizes the CIPP Evaluation Model to assess the impact of the Independent Curriculum on the enhancement of education quality in the school. The evaluation indicates a positive impact, but some areas require improvement, such as the use of teaching aids, teacher training, and operational curriculum. Suggestions to enhance the program include improving the use of teaching aids, optimizing operational curriculum, upgrading facilities and infrastructure, enhancing teachers' understanding of the P5 concept, developing relevant teaching materials, and improving students' critical thinking abilities. All of these are expected to help SMKN 1 Dua Koto overcome challenges and continue to enhance education quality.