Patung Putri Mandalika adalah patung di Pantai Seger di desa Kute di daerah Mandalika Lombok Tengah yang menggambarkan seorang putri yang ingin membebaskan dirinya dari laki-laki. Arca-arca ini menunjukkan sepenggal legenda yang memiliki cerita cukup unik sehingga arca-arca tersebut tidak lepas dari tradisi Bau Nyale yang sering dirayakan pada bulan Februari setiap tahunnya, Fazalani, 2018 dalam Nursaptini et al. (2020). Semakin menarik daerah tersebut dan semakin besar kemungkinan akan dipilih sebagai tujuan wisata potensial, Muhammad Nastabiq &; Harry Soesanto (2021). Kemandirian pariwisata harus memenuhi unsur-unsur dasar : daya tarik, aksesibilitas, amenity dan ancilliary, Cooper dkk (1995: 81). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, menggunakan purposive sampling, wawancara mendalam dengan kepala desa untuk pengumpulan data, observasi, dokumen, triangulasi dan model Miles and Huberman untuk analisis data . Permasalahan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai kemandirian meningkatkan pengembangan sektor pariwisata dalam studi kasus PATUNG PUTRI MANDALIKA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan nilai ekonomi yang tinggi pada objek wisata patung Putri Mandalika jika diperlukan Revitalisasi Pengembangan Pariwisata. Saran perlu renovasi dan pemeliharaan Patung Putri Mandalika, jembatan harus diperbaiki, fasilitas tempat sampah sudah 'diberlakukan, toilet harus renovasi dengan layak pakai, parkir juga harus renovasi agar nyaman bagi pengunjung, melatih penjual dengan baik, menyediakan papan pengumuman Patung Putri Mandalika dengan sejarah dan desain kearifan lokalnya.