Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Sapi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Keong Bakau (Telescopium telescopium) yang Dipelihara pada Substrat Lumpur Asban Asban; Agus Kurnia; Ruslaini Ruslaini
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 3 (2020): Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.957 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i3.15646

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kotoran sapi yang berbeda terhadap pertumbuhan keong bakau (Telescopium telescopium) yang dipelihara pada substrat lumpur. Tiga dosis pupuk kotoran sapi ditambahkan kedalam subtrat lumpur sebanyak 500 g/m2, 1000 g/m2 ,1500 g/m2 dan kontrol.  Masing-masing 20 ekor keong bakau (rata-rata bobot awal rata-rata 7,63±0,19 g) dimasukkan kedalam 12 wadah baskom dan dipelihara selama 56 hari.  Variabel yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang cangkang dan kelangsungan hidup keong bakau. Hasil penelitian menunjukan pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, pertumbuhan panjang cangkan, laju pertumbuhan spesifik dan kelangsungan hidup keong bakau. Pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis 500 g/m2, 1000 g/m2 dan 1500 g/m2 memberikan pertumbuhan mutlak rata-rata masing-masing sebesar 0,30 g, 0,56 g dan 0,41 g, secara berturut-turut. Laju pertumbuhan spesifik berkisar 0,10-0,35% pada hari ke-14, 0,08-0,22% pada hari ke-28, 0,06-0,16% pada hari ke-42 dan 0,06-0,13% pada hari ke-56. Pertumbuhan mutlak panjang cangkang keong bakau pada tiga perlakuan dosis pupuk masing-masing sebesar 0,09 cm pada dosis 500 g/m2, 0,12 cm pada dosis 1000 g/m2 dan 0,05 cm pada dosis 1500 g/m2. Kelangsungan hidup keong berkisar antara 98,3-100%.  Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian pupuk kotoran sapi dapat meningkatkan pertumbuhan keong bakau.Kata kunci: pupuk, kotoran sapi, pertumbuhan keong bakau, Telescopium telescopium
Substitusi Tepung Kedelai (Glycine max) dengan Tepung Ampas Minyak Biji Kapuk (Ceiba petandra) terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Putri Didyawati; Wellem H. Muskita; Wa Iba; Muhaimin Hamzah; Agus Kurnia
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.702 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i3.9749

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vanname yang diberi pakan buatan substitusi tepung kedelai dengan tepung ampas minyak biji kapuk. Keempat jenis pakan ini memiliki dosis tepung ampas minyak biji kapuk (TAMBK) berbeda. Penelitian ini didesain dengan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan A: 100% TK dan 0% TAMBK, Perlakuan B: 75% TK dan 25% TAMBK, Perlakuan C: 50% TKdan 50% TAMBK, Perlakuan D: 25% TK dan 75% TAMBK, diberikan pada juvenile udang vanname selama 45 hari pemeliharaan. Sebanyak 120 ekor juvenile udang vanname dengan berat 6 ± 1g dipelihara dalam 12 akuarium (10 ekor/akuarium) dan diberi pakan dua kali sehari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak,laju pertumbuhanspesifik, konsumsi pakan, rasio konversi pakan, efisiensi pakan, retensi protein dan tingkat kelangsungan hidup juvenil udang vaname. Pertumbuhan mutlak yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 0,52-1,01 g, laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,36-2,66 g, konsumsi pakan berkisar antara 190,35-270,24 g, rasio konvesi pakan berkisar antara 24,48-47,12, efisiensi pakan berkisar antara 2,39-4,34%, retensi protein berkisar antara 10,07-15,37% dan tingkatkelangsungan hidup berkisar antara 90-96,67%. Substitusi tepung kedelai dengan tepung ampas minyak biji kapuk tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, rasio konversi pakan, efisiensi pakan dan tingkat kelangsungan hidup, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik dan konsumsi pakan juvenil udang vaname (L. vannamei). Substitusi tepung kedelai dengan tepung ampas minyak biji kapuk yang bagus untuk pakan juvenil udang vaname dengan dosis 50%TK dan 50%TAMBK.Kata kunci : TAMBK, pertumbuhan, kelangsungan hidup, udang vanname
Akumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) serta Tingkat Serangan Parasit pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Desa Tunas Baru Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara Hasni Hasni; Indriyani Nur; Muhammad Idris; Agus Kurnia
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.795 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i1.12243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi logam berat merkuri serta tingkat serangan parasit pada kepiting bakau (S. serrata) dari hasil tangkapan alam di Desa Tunas Baru Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana. Pengambilan dan pemeriksaan sampel kepiting dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada musim hujan (April) dan musim kemarau (Agustus) pada tahun 2018. Parameter yang diamati adalah jenis parasit dan tingkat serangannya serta akumulasi logam berat Merkuri (Hg) pada kepiting bakau pada musim berbeda. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu kegiatan lapangan yaitu pengambilan sampel dan kegiatan laboratorium yaitu pemeriksaan parasit. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis parasit yang ditemukan yaitu Nematoda dan Octolasmis sp. Akumulasi logam berat Hg tertinggi berada pada musimkemarau (0,014 mg/kg) dan terendah pada musim hujan (0,007 mg/kg). Prevalensi parasit (jenis Nematoda dan Octolasmis sp.) tertinggi berada pada musim hujan (100%) dan terendah pada musim kemarau (Nematoda 86% dan Octolasmis sp. 93%). Intensitas parasit tertinggi berada pada musim hujan (Nematoda 95 ind/ekor dan Octolasmis sp. 57 ind/ekor) dan terendah pada musim kemarau (Nematoda 6 ind/ekor dan Octolasmis sp. 20 ind/ekor). Kata Kunci: akumulasi logam berat Hg, prevalensi dan intensitas, Nematoda, Octolasmis, S. serrata
Pengaruh Laju Pergantian Air Terhadap Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerang Mutiara (Pinctada maxima) pada Skala Laboratorium Azuka B. Yuukanna; Abdul Rahman; Abdul M. Balubi; Agus Kurnia
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.9 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i1.12294

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pergantian air yang optimal pada sistem sirkulasi air terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima) yang dipelihara pada skala laboratorium. Penelitian didesain dengan metode rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu : K (kontrol), A (200 ml/menit), B (400 ml/menit), dan C (600 ml/menit). Hewan uji larva P. maxima stadia D-veliger ukuran 90 µm×70 µm, yang dipelihara selama 45 hari dengan kepadatan 2000 larva per wadah pemeliharaan. Parameter yang diukur antara lain: tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, kecepatan metamorfosis stadia, dan parameter kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan 600 ml/menit yaitu 11,83%±0,20. Pertumbuhan mutlak AP dan DV tertinggi pada perlakuan 600 ml/menit dengan perolehan masing-masing hasil yaitu 1565µm±23,35 dan 1199µm±28,10. Hasil laju pertumbuhan spesifik AP dan DV tertinggi diperoleh perlakuan 600 ml/menit yaitu 6,93%±0,03 dan 6,90%±0,05. Kecepatan perkembangan stadia dari stadia D-veliger – Pediveliger tercepat, diperoleh perlakuan 200 ml/menit, dengan perolehan waktu metamorfosis 24 hari 21 jam. Hasil ANOVA menunjukan bahwa tidak ada pengaruh nyata untuk setiap parameter yang diukur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa laju pergantian air sebesar 200-600 ml/menit dapat meningkatkan perkembangan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima) yang dipelihara pada skala laboratorium.Kata Kunci : perkembangan larva kerang mutiara, laju pergantian air, P. maxima
PEMANFAATAN LIMBAH RAJUANGAN SEBAGAI PAKAN IKAN UNTUK MASYARAKAT PESISIR DI DESA TANJUNG BUNGA KABUPATEN KONAWE UTARA Agista Handayani; Ulfy Damayanti; Isna Maharani; Sinar Arya Saputri; Dian Pratiwi; Muhammad Abid Mujetahid; Adi Imam Wahyudi; Agus Kurnia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21781

Abstract

Potensi dari sektor perikanan di Desa Tanjung Bunga sangat memadai, sumber daya perikanannya yang melimpah, salah satu sumber daya tersebut adalah kepiting rajungan (Portunus pelagicus). Cangkang rajungan memiliki protein, kalsium dan kandungan fosfat sehingga masih dapat dimanfaatkan. Namun, kurangnya pengetahuan dan minat masyarakat terhadap pengelolaannya sehingga menyebabkan penumpukan limbah cangkang kepiting rajungan. Tujuan pengabdian ini untuk pemberdayaan masyarakat, pembentukan kelompok masyarakat nelayan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan limbah cangkang kepiting rajungan. Metode yang digunakan agar mencapai tujuan pengabdian yaitu 1) Identifikasi masalah, potensi dan kebutuhan masyarakat, 2) Merancang program bersama masyarakat setempat. 3). pembentukan kelompok masyarakat, 4) Pendampingan pembuatan pakan ikan, packaging dan pemasaran produk pakan ikan 5) Menentukan jejaring kemitraan dengan mitra sasaran untuk pemasaran produk. Tujuan dalam pelaksanaan pengabdian adalah terbentuknya kelompok usaha masyarakat, terciptanya produk pakan ikan yang berasal dari limbah cangkang rajungan yang siap dipasarkan, dan terjalinnya kerjasama dengan beberapa mitra perusahaan dan pemasaran. Pakan ikan yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Tanjung Bunga dapat dijadikan sebagai produk unggulan masyarakat. Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) yang dilaksanakan di Desa Tanjung Bunga merupakan bentuk implementasi Tridharma perguruan tinggi dalam pengabdian untuk membantu Masyarakat pesisir dalam meningkatkan ekonomi dan sebeagai bentuk implementasi blue economy.
STUDI EFISIENSI ASIMILASI DAN KECERNAAN LIMBAH ORGANIK PADAT TAMBAK UDANG SEBAGAI PAKAN TERIPANG PASIR Kadir Sabilu; Agus Kurnia; Yusnaini Yusnaini; Rahmad Sofyan Patadjai; Muhammad Idris; Abdul Muis Balubi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.18.1.2023.15-26

Abstract

Laju pertumbuhan teripang pasir yang relatif lambat dan kurangnya informasi mengenai pakan yang baik menyebabkan intensifikasi budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) kurang berkembang. Berkaitan dengan pemanfaatan limbah organik padat tambak udang sebagai pakan teripang pasir, uji efisiensi asimilasi dan kecernaan penting dilakukan untuk memastikan kemanfaatan riil material organik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi asimilasi dan kecernaan limbah sedimen tambak udang sebagai sumber nutrisi teripang pasir. Pemanfaatan limbah organik padat tambak udang sebagai pakan teripang pasir dilakukan dengan cara dicampurkan ke dalam pasir dengan komposisi 40% dari total substrat. Penelitian menggunakan delapan unit akuarium berukuran 40 x 30 x 40 cm3, yaitu empat unit untuk uji efisiensi asimilasi dan empat unit lainnya digunakan untuk uji kecernaan. Hasil penelitian ini menunjukkan teripang pasir dapat memperoleh nutrisi dan energi dari sedimen tambak udang, dimana kemampuan tersebut ditunjukkan dengan nilai efisiensi asimilasi (AE) bahan organik sebesar 53,20 ± 13,23%, efisiensi asimilasi bakteri total sebesar 41,76 ± 1,69%, kecernaan total sebesar 46,63 ± 17,57%, kecernaan protein sebesar 71,52 ± 17,11%, dan kecernaan fosfor 73,32 ± 13,83%. Kemampuan tersebut mengofirmasi teripang pasir sebagai salah satu spesies ekstraktif yang dapat mengonsumsi limbah organik padat tambak udang. Teripang pasir berpotensi besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai spesies Budidaya Multi-Tropik Terpadu, khususnya dalam pemanfaatan nutrisi limbah organik padat tambak udang.The relatively slow growth rate of sea cucumber (Holothuria scabra) and limited numbers of alternative feed have prevented the development and intensification of sea cucumber aquaculture. Anecdotal evidences suggested that solid organic waste from shrimp ponds could be used as feed for sea cucumbers. However, the efficiency of assimilation and digestibility of the waste have to be tested scientifically to ensure its real potential and benefits to farmed sea cucumber. This study aimed to determine the efficiency of assimilation and digestibility of solid organic waste sourced from shrimp ponds to be used as a feed for sea cucumber. The solid organic waste was treated by mixing it with a sand substrate at 40% of the total substrate. This study used eight aquarium units measuring 40 x 30 x 40 cm3, from which, four units for assimilation efficiency tests, and the remaining four for digestibility tests. The results of this study indicate that sea cucumbers were able to make use of nutrients and energy from the shrimp solid waste-based feed, where this ability was indicated by the assimilation efficiency (AE) of organic matter of 53.20 ± 13.23%, the assimilation efficiency of total bacteria of 41.76 ± 1.69 %, total digestibility of 46.63 ± 17.57%, protein digestibility of 71.52 ± 17.11%, and phosphorus digestibility of 73.32 ± 13.83%. The findings from this research confirms that sea cucumber can use the solid organic waste nutrients from shrimp ponds as feed and has a great potential as Integrated Multi-Trophic Aquaculture species to utilize solid organic waste nutrients from shrimp ponds.