Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Pertanian Konservasi Pada Skala Usaha Tani di Lahan Tegalan Lombok Tengah Padusung Padusung; Mahrup Mahrup; IGM Kusnarta; I Nym Soemeinaboedhy; Fahrudin Fahrudin
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA Vol. 4 No. 2 (2018): JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik pertanian konservasi yang diterapkan di Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah bertujuan meningkatkan hasil pertanian pada skala usaha tani dengan meminimalisasi biaya pengolahan tetapi memaksimalkan produksi, disamping itu juga sebagai dasar menuju pertanian lestari, berkelanjutan dan memperbaiki mata pencaharian. Ada tiga prinsip dasar pertanian konservasi yakni: 1) Mengolah tanah seringan-ringannnya hingga tidak diolah sama sekali; 2) Menutup permukaan tanah serapat-rapatnya secara terus-menerus sepanjang tahun; 3) Tumpang sari dan rotasi tanaman. Penerapan teknik konservasi merupakan kolaborasi kegiatan budidaya tanaman serta melakukan pembenahan tanah yang rusak/kritis, mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapainya produksi tinggi dalam waktu yang tidak terbatas, dan meningkatkan produktivitas lahan usahatani. Untuk dapat mewujudkan ketiga hal tersebut makan dilakukan beberapa metode penerapan teknik konservasi pada lahan tegalan, yakni: 1) Teknik Konservasi Vegetatif; 2) Teknik Konservasi Mekanik; dan 3) Tanpa Pengolahan Tanah. Ketiga teknik konservasi yang diterapkan pada lahan tegalan ini mampu menjaga permukaan tanah dari erosi dan aliran permukaan (run off) yang tinggi karena adanya mulsa atau vegetasi penutup tanah (cover crop), selain itu teknik konservasi ini juga dapat memelihara bahkan menstabilkan kesuburan pada tanah tegalan seperti yang ada di Desa Rembitan dalam mewujudkan produksi yang maksimal pada skala usaha tani.
Pendampingan Budidaya Tanaman Anggur di Daerah Kering pada Kelompok Tani “Patuh Bersama” di Desa Penyangga Sukadana, KEK Mandalika, Lombok Tengah Dori Kusuma Jaya; Lolita Susilowati; Fahrudin Fahrudin; Zuhdiyah Iemaaniah; Siska Selvia
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i3.1480

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi dan memberikan pengalaman kepada masyarakat tani di daerah Montong Tekot, Desa Sukadana dalam membudidayakan tanaman anggur di lahan kering yang tak produktif. Rangkaian kegiatan pendampingan ini meliputi koordinasi dengan mitra, persiapan dan pengolahan media tanam, persiapan bibit, penanaman, pemupukan, perawatan, dan evaluasi kegiatan. Metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan 10 anggota kelompok tani “Patuh Bersama”. Sebanyak 9 dari 10 sangat antusias dan berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pendampingan dan menerima kunjungan dari tim pengabdian masyarakat Universitas Mataram. Melalui observasi dan evaluasi, sekitar 90% peserta tergolong puas dengan pengalaman pendampingan budidaya tanaman anggur yang diberikan. Sangat penting pula diketahui bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman anggur tumbuh dengan baik yang ditandai dengan bertambah tingginya tanaman dengan rata-rata lebih dari 50 cm dan berkembangnya sulur tanaman dalam waktu sekitar 1 bulan. Diharapkan program budidaya tanaman anggur ini menjadi salah satu program strategis jangka panjang berkelanjutan karena sangat potensial dikembangkan di daerah beriklim kering yang mendukung kebutuhan kawasan pariwisata KEK Mandalika. Coaching of Grape Cultivation in Semi-Arid Areas to the Farmer Group “Patuh Bersama” in Desa Penyangga Sukadana, Mandalika Special Economic Zone, Central Lombok  This community service aims to assist and provide experience to the farmer community in the Montong Tekot area, Sukadana Village in cultivating grapes on dry, unproductive land. This series of coaching activities includes coordination with partners, preparation and processing of planting media, seed preparation, planting, fertilizing, maintenance and evaluation of activities. The method used was Participatory Rural Appraisal (PRA) which involved 10 members of the "Patuh Bersama" farmer group. As many as 9 out of 10 were very enthusiastic and played an active role in participating in coaching activities and receiving visits from the Mataram University community service team. Through observation and evaluation, around 90% of participants were satisfied with the grape cultivation assistance experience provided. It is also very important to know that the vegetative growth of grape plants is growing well, which is indicated by the increase in plant height by an average of more than 50 cm and the development of plant tendrils in about 1 month. It is hoped that this grape cultivation program will become one of the long-term sustainable strategic programs because it has great potential to be developed in dry climate areas that support the needs of the Mandalika SEZ tourism area.  
MODEL PENGEMBANGAN PETERNAKAN RAKYAT TERINTEGRASI YANG RAMAH LINGKUNGAN MENUJU PETERNAKAN BERKELANJUTAN DI NUSA TENGGARA BARAT (KAJIAN EPISTEMOLOGI DENGAN PENDEKATAN SISTEM) Alimuddin Alimuddin; M Sarjan; Hery Heryanto; Anton Anton; Alis Mukhlis; Murad Murad; Zainal Arifin; Fahrudin Fahrudin; Sirajudin H. Abdullah; Asih Priyati; Amudin Amudin; Muhamad Ali
JAS (Jurnal Agri Sains) Vol 8, No 2: Desember 2024
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jas.v8i2.1646

Abstract

Pertanian berkelanjutan merupakan tujuan dan fokus sistem pembangunan pertanian dewasa ini. Maraknya pembangunan di segala bidang menyisakan permasalahan besar terkait keberlanjutannya. Intervensi model pembangunan pertanian yang ramah lingkungan menjadi urgent untuk dilakukan shingga dapat membantu mewujudkan pembangunan yang yang berkelanjutan. Sektor peternakan memiliki peran penting dalam menyediakan pangan dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat permintaan produk-produk peternakan seperti telur, daging dan susu yang terus meningkat etiap tahun sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Keseimbangan faktor peningkatan produksi dan penanganan limbah adalah suatu keharusan untuk keberlangsungan usaha peternakan. Sistem pembangunan pertanian yang masih mengandalkan bahan kimia sebagai salah satu komponen input usaha pertanian telah turut memberikan kontribusi dalam menurunkan produktivitas lahan dan kualitas kesuburan lahan, begitu juga dengan industri peternakan tanpa disertai pengolahan limbah yang memadai sehingga meninggalkan pencemaran lingkungan. Di sisi lain, alih fungsi lahan yang tinggi menyebabkan daya dukung lahan untuk pertanian dan peternakan menjadi rendah. Kondisi ini membuat semua pihak brada pada titik “khawatir” akan kecukupan pangan untuk penduduk dunia pada tahun 2050. Manurut United Nation (2023), jumlah penduduk dunia pada tahun 2050 sebesar 9.6 milyar, maka dunia harus menyediakan pangan 60% lebih banyak dari jumlah sekarang. Konsep integrasi peternakan-pertanian yang berkelanjutan menjadi yang bisa menjawab tuntutan ini sehingga menjadi sangat penting dalam setiap pelaksanaan pembangunan di semua bidang termasuk bidang peternakan. Peternakan yang berkelanjutan  harus memiliki 3 (tiga) pilar utama yakni ekonomi, sosial dan lingkungan. Integrasi sistem pertanian yang mengutamakan ke-3 pilar tersebut membantu arah pengelolaan peternakan rakyat menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tulisan ini berisi tentang kajian epistemology model integrasi usaha peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah di NTB.