Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KOREKSI UKURAN MATA PANCING RAWAI TEGAK UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN SELAT SEMAU Ricky Winrison Fuah; Diniah Diniah; Gondo Puspito
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.7580

Abstract

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil di perairan Selat Semau yaitu rawai tegak. Operasi penangkapanikan menggunakan ukuran mata pancing nomor 18, 16 dan 15. Tujuan penelitian yaitu untuk menentukan ukuran mata pancing yang tepat dalam menangkap ikan pelagis kecil yang layak tangkap. Metode penelitian yang digunakan adalah experimentalfishing, dengan metode analisis data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney. Jumlah responden 12 orang. Hasil penelitian diperoleh presentase ukuran ikan tidak layak tangkap 65%-72% dan layak tangkap 28%-34% (nomor 18), tidak layak tangkap 26%-33% dan layak tangkap 67%-74% (nomor 16), tidak layak tangkap 23%-36% dan 64%-74% layak tangkap (nomor 15). Kesimpulannya adalah ukuran mata pancing nomor 16 dan 15 lebih tepat untuk menangkap ikan pelagis kecil layak tangkap. Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan penelitian tentang pengamatan gonad ikan sehingga dapat membuktikan mata pancing nomor 16 dan 15 menangkap ikan layak tangkap.
PENGARUH JENIS DAN WARNA UMPAN BUATAN RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL Ricky Winrison Fuah; Diniah .; Gondo Puspito
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.919 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.25-34

Abstract

Salah satu faktor penentuan keberhasilan dalam penangkapan menggunakan rawai tegak adalah umpan, baik umpan buatan maupun alami. Umpan berfungsi untuk menarik perhatian ikan sasaran sehingga ikan tersebut tertarik untuk memakan atau mengigitnya. Umpan yang digunakan dalam uji coba adalah karet pentil dan kain kaca warna merah dan kuning. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan jenis dan warna umpan yang tepat untuk menangkap ikan pelagis kecil terbanyak. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing, dengan metode analisis data uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji Mann-Whitney. Jumlah responden 12 orang. Hasil penelitian diperoleh penggunaan karet pentil menangkap 4 spesies terbanyak yaitu Selar crumenophthalmus 1.813 ekor, Decapterus russelli 991 ekor, Decapterus tabl 973 ekor, Selaroides leptolepis 1.311 ekor, sedangkan menggunakan kain kaca menangkap 1 spesies terbanyak yaitu Rastrelliger faughni 1.295 ekor. Kesimpulannya yaitu karet pentil lebih baik untuk menangkap famili Carangidae sedangkan kain kaca lebih tepat untuk menangkap famili Scombridae.    Kata Kunci : Carangidae, kain kaca, karet pentil, scombridae, umpan buatan
Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Jaring Salam (Jaring Insang) Nelayan Tapanuli Tengah: Different To Floating Net Cages Composition Of Catch Result Using Gill Net Fishing Gear By Central Tapanuli Fishermen Ricky Winrison Fuah; Rosi Rahayu
Jurnal Rosenberg Teknologi Penangkapan Ikan Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Politeknik Perikanan Negeri Tual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebutan jaring insang oleh nelayan Tapanuli Tengah yaitu jaring salam merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil dengan ikan dominan tertangkap yaitu ikan kembung. Walaupun demikian, jenis-jenis ikan lainnya kadang tertangkap terkadang tidak, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait komposisi hasil tangkapan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kontruksi dan komposisi hasil tangkapan jaring salam nelayan Tapanuli Tengah. Pengumpulan data secara metode survei, dan analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu konstruksi jaring salam umumnya sama dengan jaring insang lainnya yaitu terdiri dari badan jaring, pelampung dan pemberat, tali ris atas dan bawah, tali pemberat dan tali pelampung, serta pelampung tanda. Jenis ikan yang tertangkap adalah ikan kembung, ikan belanak, ikan gulamah, ikan deman, udang mantis, dan rajungan dengan kembung merupakan ikan yang dominan tertangkap.
Community Empowerment in Manufacturing Environmentally Friendly Types to Support the Spring of Batak Fish (Neolissochilus thienemanni) Artificially Spawning in Central Tapanuli: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembuatan Alat Tangkap Bubu Yang Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Pemijahan Ikan Batak (Neolissochilus thienemanni) Secara Artificial Spawning di Tapanuli Tengah Anne Rumondang; Ricky Winrinson Fuah; Mhd. Aidil Huda J.
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/454RI.mattawang2096

Abstract

Tapanuli Tengah terletak pada kawasan Pantai Barat Sumatera Utara yang kaya akan potensi kelautan dan Perikanan darat. Penduduk Tapanuli Tengah sebagian memiliki mata pencarian sebagai nelayan dan petani ikan. Salah satu ikan endemik air tawar di sungai Tapanuli Tengah yang menjanjikan adalah ikan Batak (Neolissochilus thienemanni). Ikan Batak termasuk jenis ikan langka dengan kategori Red List Status. Tujuan PkM ini adalah melatih masyarakat tentang bagaimana cara membuat alat tangkap bubu yang ramah lingkungan untuk mendukung memijahkan ikan batak secara buatan dan memberi keterampilan kepada masyarakat tentang desain alat tangkap bubu tersebut. Adapun tujuan prioritas pengabdian untuk meningkatkan keterampilan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang sudah dilakukan berupa sosialisasi pelatihan dan pendampingan memberikan dampak yang positif dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dibidang pembuatan alat tangkap yang ramah lingkungan dalam mendukung persiapan pemijahan ikan batak secara artificial spawning.
Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Keberhasilan Operasi Penangkapan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Mutiara Alkayakni Harahap; Ricky Winrison Fuah; Anne Rumondang; Zakyatul Muna
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 4, No 1 (2023): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 4 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v4i1.8093

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga tempat bersandar nya kapal-kapal perikanan untuk mengurus surat izin berlayar maupun membongkar hasil tangkapan ikan. Secara umum faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap hasil produksi yaitu ukuran kapal (GT), kekuatan mesin (PK), bahan bakar minyak (L), panjang jaring (M), lebar jaring (M), jumlah ABK (orang), air tawar (L), perbekalan, jumlah lampu (Unit) dan lama trip penangkapan (H). Tujuan penelitian adalah menentukan berapa besar pengaruh antara faktor produksi dan menentukan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan purse seine di PPN Sibolga. Analisis data meliputi faktor-faktor produksi purse seine dengan menggunakan uji normalitas, uji multokolinieritas, uji regresi berganda, uji determinasi, uji f dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi mempengaruhi sebesar 83 % terhadap produksi purse seine. Koefisien korelasi (0.990) yang berarti kuat. Variabel bebasnya bisa menjelaskan variabel terikat sedangkan sisanya 17 % dijelaskan oleh variabel lainnya. Faktor–faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap hasil pangkapan purse seine adalah ukuran kapal (X1), BBM (X6) dan lampu (7) sedangkan faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata adalah kekuatan mesin kapal (X2), panjang jaring (X3), lebar jaring (X4), jumlah ABK (X5), dan lama trip (X8)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EKSTRAK HIPOFISA KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) TERHADAP FEKUNDITAS DAN HATCHING RATE IKAN MAS (Cyprinus carpio) Anne Rumondang; Ricky Winrison Fuah; Mutiara Alkayakni Harahap; Ria Retno Dewi Sartika Manik
Jurnal Riset Akuakultur Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.18.4.2023.251-258

Abstract

Proses pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) dapat dilakukan secara alami atau tradisional. Akan tetapi fekunditas dan fertillisasi dari pemijahan tersebut masih cukup rendah. Untuk itu perlu dilakukan pemijahan secara buatan melalui aplikasi hormonal dengan menggunakan teknik hipofisasi untuk merangsang dan mempercepat ovulasi serta pemijahan induk ikan dan mampu meningkatkan fekunditas, hatching rate,dan kuantitas benih ikan. Kelenjar hipofisa katak sawah (Fejervarya cancrivora) memiliki beberapa kelenjar endokrin yang bertugas menghasilkan hormon untuk mengatur dan mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, dan mengaktifkan jaringan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dosis penggunaan kelenjar hipofisa katak sawah yang paling efektif untuk meningkatkan fekunditas dan hatching rate ikan mas. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen terdiri dari empat perlakuan dosis kelenjar hipofisa katak sawah, yaitu P1 (0 mL kg-1), P2 (0,3 mL kg-1), P3 (0,5 mL kg-1), dan P4 (0,7 mL kg-1) dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis yang paling efektif untuk meningkatkan fekunditas danhatching rate ikan mas adalah 0,5 mL kg-1. Fekunditas tertinggi sebesar 85.516,51 ± 2.110,94 butir dengan hatching ratesebesar 76,87 ± 1,33%.Penggunaan dosis yang rendah mengakibatkan hormon tidak mencapai konsentrasi yang cukup untuk merangsang respons reproduksi yang diinginkan. Sebaliknya, dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya overstimulasi sistem reproduksi ikan, yang pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan hormonal akibat toksisitas.The spawning process of carp (Cyprinus carpio) can be done naturally or artificially. However, fecundity and fertilization from spawning are still quite low. For this reason, it is necessary to carry out artificial spawning through hormonal applications using pituitary techniques to stimulate and accelerate ovulation and spawning of parent fish and is able to increase fecundity, hatching rate and quantity of fish fry. The pituitary gland of crab-eating frog (Fejervarya cancrivora) has several endocrine glands whose job is to produce hormones to regulate and control body tasks, stimulate, and activate reproductive tissue. This study aimed to test the most effective dose of crab-eating frog's pituitary gland to increase the fecundity and hatching rate of carp. The method used was the experimental method consisting of four treatments of crab-eating frog’s pituitary gland doses, namely P1 (0 mL kg-1), P2 (0.3 mL kg-1), P3 (0.5 mL kg-1), and P4 (0.7 mL kg-1) with three replications. The data obtained were analyzed statistically using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the most effective dose for increasing fecundity and hatching rate of carp was 0.5 mL kg-1. The highest fecundity was 85,516.51 ± 2,110.94 eggs with a hatching rate of 76.87 ± 1.33%. The use of low doses resulted in the hormone not reaching sufficient concentrations to stimulate the desired reproductive response. On the other hand, doses that are too high can cause overstimulation of the fish's reproductive system, which in turn can disrupt the hormonal balance due to toxicity. 
Analysis of the Economic Potential of Tuna By-Products: A Case Study of Morotai Island, North Maluku Wulandari, Tri Laela; Fatmawati, Riska; Kodiran, Taryono; Nurhijayat, Akhmad; Fuah, Ricky Winrison; Darsan, Ismi Musdalifah; Sugiharsono, Sugiharsono; Aziz, Muh Aksa
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 17 No. 1 (2024): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v17i1.2084

Abstract

The tuna industry in Pulau Morotai holds significant economic potential. However, its utilization has primarily focused on tuna loin, while byproducts (waste) remain largely underutilized. This study aims to identify and analyze the economic potential of tuna byproducts in Pulau Morotai Regency. Data was collected from PT Harta Samudera during 2020-2022, encompassing tuna production, byproduct types, and volumes. The findings reveal that tuna waste accounts for 40.90% of the total tuna body weight. This waste comprises heads (15.45%), bones (10.45%), viscera (6.82%), and skin (3.64%). The estimated potential for processing tuna waste into fishmeal reaches 61,282.5 kg per year, with an economic value of Rp 1,225,650,000. Processing this waste can enhance the income of fishermen and fish processing industries, reduce environmental pollution, and support food security.
ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN BAGAN TANCAP DI TAPANULI TENGAH, SUMATERA UTARA Muna, Zakyatul; Fuah, Ricky Winrison; Khobir, Muhammad Latiful; Purwangka, Fis; Marbun, Ahmad Sadiqi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 3 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.3.359-369

Abstract

Alat tangkap bagan tancap merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Tapanuli Tengah dikarenakan potensi ikan pelagis yang cukup menjanjikan. Aktivitas alat tangkap bagan memiliki beberapa dampak, dibalik potensi yang positif tentunya terdapat dampak yang dipengaruhi oleh aktivitas bagan tancap seperti dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya pembangunan di wilayah pesisir menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut. Sementara pengaruh pada sosial ialah berpotensi timbulnya konflik antar nelayan kecil, karena membuat ruang atau daerah penangkapan nelayan lain menjadi sempit akibat keberadaan bagan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian guna memperoleh informasi akurat dan dampak yang dirasakan oleh nelayan dari segi aspek ekonomi dan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di daerah Tapanuli Tengah dengan beberapa titik lokasi yaitu Kelurahan Hajoran, Kelurahan Muara Nibong, Kelurahan Lubuk Tukko, dan Desa Mela I. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik survei. Analisis data menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis ekonomi. Hasil yang diperoleh kisaran umur nelayan bagan tancap dari umur 20-60 tahun, dengan tingkat pendidikan rata-rata rendah yaitu tamatan SD, tingkat kesehatan tergolong rendah dengan kondisi lingkungan tempat tinggal buruk. Rata-rata keluarga nelayan memiliki anak lebih dari 2 orang, karena tingkat kelahiran yang tinggi. Sementara ekonomi nelayan bagan dapat dikatakan cukup, karena penghasilan dalam satu tahunnya, dapat menutupi modal yang dikeluarkan dengan rata-rata Rp100.000.000,00. Kata kunci: bagan tancap, ekonomi, konflik, sosial
Analisis Indeks Keanekaragaman, Dominansi Dan Dampak Komposisi Hasil Tangkapan Bubu Di Pulau Putri, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Rahayu, Rosi; Fuah, Ricky Winrison; Rahmawati, Rahmawati; Lisdayanti, Eka
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 3 Nomor 2
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jupiter.v3i2.7056

Abstract

Upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan dengan jenis alat tangkap bubu masih berlangsung hingga sekarang dimana usaha ini dapat dijadikan sebagai suatu sumber pendapatan. Informasi ilmiah tentang keanekaragaman, dominansi dan komposisi hasil tangkapan bubu di Pulau Putri masih kurang tersedia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian komposisi hasil tangkapan dengan membandingkan komposisi jumlah dan bobot hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi umum bubu dan  menganalisis komposisi hasil tangkapan. Penelitian komposisi hasil tangkapan bubu di Pulau Putri, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dilaksanakan pada bulan Desember 2020. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif, data dianalisis dengan analisis komposisi jenis dan komposisi bobot dan mengolah data yang didapat di lapangan dan membandingkannya dengan studi pustaka yang relevan. Hasil menunjukkan bahwa spesies yang didapatkan adalah 10 pada bubu I dan 9 spesies pada bubu II. Tingkat keanekaragaman bubu I dan II adalah 1,56 dan 1,16 (sedang). Sedangkan tingkat dominansinya  adalah 0,3 dan 0,5 (tinggi)
DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG YANG DI DARATKAN DI SIBOLGA Fuah, Ricky Winrison; Rahayu, Rosi; Muna, Zakyatul; Mardhatillah, Indah; Nurhayati, Nurhayati; Vicana Pandang, Ivonda
Jurnal Marshela (Marine and Fisheries Tropical Applied Journal) Vol 2 No 2 (2024): November
Publisher : Program Studi Perikanan Tangkap Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/marshela.v2i2.3670

Abstract

Perairan pantai barat Sumatera memiliki potensi perikanan yang besar dan berbagai jenis sumber daya termasuk sumber daya ikan pelagis, ikan damersal dan lain-lain. Ikan layang merupakan sumber daya ikan pelagis kecil yang paling dominan yang diibaratkan sebagai pelabuhan perikanan nusantara di Sibolga. Permintaan pasar yang besar menyebabkan kegiatan penangkapan ikan cenderung tidak terkendali dan rata-rata berfluktuasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis hasil tangkapan ikan laying untuk mengendalikan tingkat eksploitasi dan pengawasan alat tangkap yang tidak selektif agar pemanfaatan sumberdaya ikan layang dapat berjalan optimal dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek dinamika populasi ikan layang di PPN Sibolga. Berdasarkan informasi ekologi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2023. Pengumpulan data meliputi data primer yaitu panjang dan berat ikan, serta data sekunder yaitu publikasi ilmiah dan data statistik perikanan tangkap dari PPN Sibolga. Terdapat 200 sampel ikan yang diperoleh selama penelitian dengan kisaran panjang 17,8-322 cm. Estimasi pertumbuhan menggunakan metode Von Bertalanffy. Berdasarkan analisis hubungan panjang-berat, ikan layang yang ditemukan di PPN Sibolga memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif. Laju mortalitas M = 3.398E-152.