Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Penerapan Konsep Arsitektur Islam pada Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo Gowa Budiyarti, Hazmitah; Sulfia, Sulfia; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 1 No. 1 (2019): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v1i1a2

Abstract

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam, dimana dalam pembangunannya harus memerhatikan aturan aturan dan kaidah kaidah sesuai dengan ajaran islam. Penyebaran agama Islam yang semakin meluas ikut mempengaruhi bentuk arsitektur masjid, sehingga menyebabkan arsitektur masjid semakin beragam, dimana gaya arsitektur lokal selalu tertuang dalam masjid ditempat bangunan tersebut terbangun. Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo yang terletak di jalan Tun Abdul Razak, Gowa, dijadikan tempat penelitian dalam penelitian ini  dikarenakan bentuknya yang unik dengan bentuk arsitekturnya yang bergaya khas Tionghoa. Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo, memberikan gambaran lain dari arsitektur masjid yang biasanya bergaya khas Timur Tengah, disertai kubah berbentuk setengah lingkaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk  (1) mengkaji keselarasan dan keterkaitan bentuk arsitektur dan ruang dalam yang ada pada Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo dengan konsep Islam, Digunakan analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam menjelaskan penerapan arsitektur Islami pada masjid tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep arsitektru Islam pada Masjid Haji Muhammad Cheng Hoo diterapkan secara baik. rancangan masjid yang bergaya khas Tionghoa, bentuk dan desain fasade merupakan hasil inovasi yang berakar dari  konsep Islam. Kata Kunci : Konsep Arsitektur Islam.
Filosofi Penerapan Arsitektur Islam pada Masjid Agung Syekh Yusuf Gowa Rifqah, Andi; Zamzamniah, Andi Nur; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 1 No. 1 (2019): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v1i1a8

Abstract

Abstrak_ Pada saat ini telah banyak ditemukannya konsep-konsep dalam dunia arsitektur. Berbagai macam konsep dilahirkan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan desain yang lebih inovatif. Salah satu nya adalah konsep arsitektur Islam. Masjid merupakan salah satu dari penerapan bentuk arsitektur Islam. Dimana Arsitektur Islam adalah arsitektur yang di dalamnya nilai Islam diterapkan. Penelitian  ini  mengambil   Masjid  Agung Syekh Yusuf sebagai objek penelitian yang terletak di Jl. Masjid Raya, Sungguminasa, kecamatan Somba Opu, kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep filosofi penerapan arsitektur Islam pada Masjid Agung Syekh Yusuf Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dengan menggambarkan suatu kondisi yang sebenarnya secara dekskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey dan studi dokumen. Hasil penelian menunjukkan bahwa penerapan Islam pada Masjid Agung Syekh Yusuf di terapkan dengan baik. rancangan masjid dengan bentuk kubah, desain fasad merupakan hasil inovasi dari konsep Islam.Kata kunci : Filosofi; Konsep bentuk; Arsitektur Islam Masjid Agung Syekh Yusuf Abstrak_ At this time many concepts have been found in the world of architecture. Various concepts are born from time to time to realize more innovative designs. The mosque is one of the applications of Islamic architectural forms. Where Islamic architecture is an architecture in which the value of Islam is applied. This study took the Great Mosque of Syekh Yusuf as an object of research located on Jl. Masjid Raya, Sungguminasa, Kec. Somba Opu, district. Gowa, South Sulawesi. The study aimed to find out the philosophical concept of applying Islamic architecture at the Great Mosque of Sheikh Yusuf Gowa. The research method used is a qualitative analysis method by descriptively describing an actual condition. The data collection technique used in this research is a survey and document studi. The results of the study show that the application of Islam to the Supreme Court of Sheikh Yusuf was well implemented. mosque design with a dome shape, facade design is the result of innovation from the Islamic concept.Keywords: Philosophy; Conceptofform; Islamic architecture.   
Ragam Hias Rumah Soraja di Desa Binaga Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Saha, Riska; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 1 (2020): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a6

Abstract

Abstrak_Rumah orang Bugis dapat dibedakan berdasarkan status sosial orang yang menempatinya. Daerah Pinrang dikenal istilah saoraja (istana) dan bola (rumah). Berbagai macam motif rumah adat  soraja yaitu  symbol-simbol ragam dan makna tertentu yang bersifat simbolik sebagai representasi perasaan, pikiran, atau juga paradigma hidup masyarakat Bugis, seperti motif  tumbuh-tumbuhan (flora), yaitu motif hias bunga parenreng (sulur suluran), motif hias bunga daun, motif belo-belo tellongeng (jendela), motif hias belo-belo renring (dinding), motif hias belo-belo cappa pattolo (ujung balok), motif hias belo-belo sudu’ (hiasan sudut), motif  hias rapang daung kolu (sawi). Motif binatang (fauna) seperti motif hias kepala kerbau, ayam (manuk), dan ular naga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengenali dan memahami  bentuk  bentk arsitektural dan makna yang terdapat pada Rumah Adat Saoraja di Desa Binanga Karaeng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Kata kunci: Bugis; Pinrang; Soraja; Ragam Hias; Simbol Ragam; Motif. Abstract_ Bugis houses can be distinguished based on the social status of the people who occupy them. Pinrang area known as Saoraja (palace) and bola (home). Various kinds of traditional Soraja house motifs are symbolic variants and specific symbolic meanings as a representation of feelings, thoughts, or also the paradigms of the Bugis community life, such as plant motifs (flora), namely decorating themes of parenting flowers (sulursuluran), decorative motifs of flowers leaves, tellongeng belo-belo motif (window), renring being (wall) ornamental motif, cappa pattolo belo-ornament motif (beam end), belo-belo sudu 'decorative motif (corner decoration), ornamental motifs of rapang daung kolu (mustard greens). Animal motif (fauna) such as buffalo head ornamental motifs, chickens (manuk), and nag snakes. This study uses quantitative methods to recognize and understand the architectural forms and meanings found in the Saoraja Traditional House in Binanga Karaeng Village, Lembang District, Pinrang Regency.Keywords :  Bugis; Pinrang; Soraja; Ornamental Variety; Symbol Variety; Motifs.Bugis houses can be distinguished based on the social status of the people who occupy them. Pinrang area known as Saoraja (palace) and bola (home). Various kinds of traditional Soraja house motifs are symbolic variants and specific symbolic meanings as a representation of feelings, thoughts, or also the paradigms of the Bugis community life, such as plant motifs (flora), namely decorating themes of parenting flowers (sulursuluran), decorative motifs of flowers leaves, tellongeng belo-belo motif (window), renring being (wall) ornamental motif, cappa pattolo belo-ornament motif (beam end), belo-belo sudu 'decorative motif (corner decoration), ornamental motifs of rapang daung kolu (mustard greens). Animal motif (fauna) such as buffalo head ornamental motifs, chickens (manuk), and nag snakes. This study uses quantitative methods to recognize and understand the architectural forms and meanings found in the Saoraja Traditional House in Binanga Karaeng Village, Lembang District, Pinrang Regency. Keywords :  Bugis; Pinrang; Soraja; Ornamental Variety; Symbol Variety; Motifs.
Kearifan Lokal Rumah Tradisional Bugis Baranti di Kabupaten Sidrap Al-Faaruuq, Aryun Muhammad; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 1 (2020): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a8

Abstract

Abstrak_ Rumah panggung adalah rumah adat suku bugis yang berbentuk persegi panjang, dan pada atap nya berbentuk prisma. Rumah adat suku bugis ini memiliki banyak makna dan nilai kearifan suku bugis ini yang tergambarkan pada bagian-bagian rumah tersebut, mulai dari atap dan bagian-bagian nya yang memiliki makna tersendiri hingga pijakan nya yang memiliki makna tersendiri. Rumah adat bugis adalah perwujudan dari perasaan, pemikiran, dan juga paradigm/ andangan hidup dari masyarakat suku bugis ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna dari nilai-nilai yang terdapat pada setiap bagian dari rumah adat suku bugis yaitu rumah panggung dan menjelaskan makna dari symbol konstruksi rumah adat nugis itu sendiri. Penelitian ini menggukan metode deskriktif dimana akan di jelaskan makna serta nilai-nilai kearifan dari rumah adat suku bugis yaitu rumah panggung.Kata kunci: Rumah Adat, Rumah Panggung, Nilai Kearifan, Suku Bugsi. Abstract_ Stage houses are traditional houses of the Bugis tribe, which are rectangular in shape, and on the roof are in the form of prisms. This Bugis tribe traditional house has many meanings and values. The wisdom of this Bugis tribe is illustrated in the parts of the house, starting from the roof and parts that have their meanings until their footing has its purpose. Bugis' traditional home is the embodiment of feelings, thoughts, and also the paradigm/view of the life of this bugis tribal community. This study aims to explain the meaning of the values contained in each part of the Bugis tribe's traditional house, the stage house, and to explain the purpose of the symbol of the construction of the conventional house bugis itself. This research uses a descriptive method which will explain the meaning and wisdom values of the Bugis tribal traditional house, the stilt house.Keywords: Traditional Houses, Houses on Stilts, Wisdom Values, Bugsi Tribes.
Karakteristik dan Keunikan Bola Kaju Sappu’ di Desa Malalin, Kabupaten Enrekang Akbar R, Muhammad; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 2 (2020): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i2a2

Abstract

Abstrak_ Desain rumah tradisional bukanlah sekedar karakteristik pembeda atau ciri khas semata.  Melainkan ada fungsi fungsi yang di sediakan olehnya serta ada pula kebutuhan akan kecocokan dengan  tipe aktivitas masyarakat setempat itu sendiri. Beberapa suku bangsa Indonesia memiliki karakteristik dan  keunikan rumah tradisional masing masing, dan salah satu rumah tradisional di Indonesia adalah rumah  panggung kayu, atau dalam bahasa bugis dikenal dengan nama “ Bola Kaju Sappu’” .Penelitian ini  didasari oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai tradisi serta sejarah asal muasal  keberadaan rumah panggung bugis di tengah tengah lingkungan masyarakat, khususnya di Desa Malalin,  kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejarah, karakteristik serta  nilai nilai arsite ing masing, dan salah satu rumah tradisional di Indonesia adalah rumah  panggung kayu, atau dalam bahasa bugis dikenal dengan nama “ Bola Kaju Sappu’” .Penelitian ini  didasari oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai tradisi serta sejarah asal muasal  keberadaan rumah panggung bugis di tengah tengah lingkungan masyarakat, khususnya di Desa Malalin,  kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejarah, karakteristik serta  nilai nilai arsitektur pada Bola Kaju Sappu’. Lokasi penelitian berada di Desa Malalin, Kecamatan  Cendana, Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan melakukan observasi dan pengamatan langsung di lapangan , sebagai teknik pengumpulan data.  Dari hasil penelitian menunjukan bahwa “ Bola Kaju Sappu’” terdiri atas tiga bagian yaitu yaitu bagian  bawah disebut Passiring atau sullung bola, bagian tengah disebut Kale bola, dan bagian atas disebut  Para Bola.Kata kunci: Bola Kaju Sappu’; Rumah Bugis; Malalin Abstract _ Traditional home design is not just a distinguishing characteristic or mere characteristic. But there are functions provided by him and there is also a need for compatibility with the type of local community activity itself. Some Indonesian ethnic groups have the characteristics and uniqueness of their respective traditional houses, and one of the traditional houses in Indonesia is a wooden stilt house, or in Bugis language known as “ Bola Kaju Sappu’” This research is based on my lack of knowledge about wooden houses on stilts the Bugis tribe is incidentally where I have lived for many years. Therefore, here  I will review the philosophy of the houses on stilts which have been our homes for many years. This study uses a qualitative method by observing and observing directly in the field, as a data collection technique.  From the results of the study showed that “ Bola Kaju Sappu’” consists of three parts, namely the bottom is called Siring or Sullung Bola, the middle is called Kale Bola, and the top is called Para Bola.Keywords: Bola Kaju Sappu’; Bugis House; Malalin ktur pada Bola Kaju Sappu’. Lokasi penelitian berada di Desa Malalin, Kecamatan  Cendana, Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif  dengan melakukan observasi dan pengamatan langsung di lapangan , sebagai teknik pengumpulan data.  Dari hasil penelitian menunjukan bahwa “ Bola Kaju Sappu’” terdiri atas tiga bagian yaitu yaitu bagian  bawah disebut Passiring atau sullung bola, bagian tengah disebut Kale bola, dan bagian atas disebut  Para Bola.Kata kunci: Bola Kaju Sappu’; Rumah Bugis; Malalin Abstract _ Traditional home design is not just a distinguishing characteristic or mere characteristic. But there are functions provided by him and there is also a need for compatibility with the type of local community activity itself. Some Indonesian ethnic groups have the characteristics and uniqueness of their respective traditional houses, and one of the traditional houses in Indonesia is a wooden stilt house, or in Bugis language known as “ Bola Kaju Sappu’” This research is based on my lack of knowledge about wooden houses on stilts the Bugis tribe is incidentally where I have lived for many years. Therefore, here  I will review the philosophy of the houses on stilts which have been our homes for many years. This study uses a qualitative method by observing and observing directly in the field, as a data collection technique.  From the results of the study showed that “ Bola Kaju Sappu’” consists of three parts, namely the bottom is called Siring or Sullung Bola, the middle is called Kale Bola, and the top is called Para Bola.Keywords: Bola Kaju Sappu’; Bugis House; Malalin 
Konsep Penghawaan Alami pada Desain Perpustakaan Umum di Bulukumba Syam, Nuramin; Marwati, Marwati; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a8

Abstract

Abstrak_ Perpustakaan Umum sangatlah penting keberadaannya bagi pelajar dan masyarakat, perancangan Perpustakaan Umum di Bulukumba untuk menyediakan sarana pembelajaran bagi seluruh kalangan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa maupun lansia. Kajian bertujuan untuk membuat desain Perpustakaan Umum dengan mempertimbangkan aspek lokasinya, kebutuhan dan kegiatan serta kenyamanan bagi calon penghuninya. Metode perancangan yang akan digunakan adalah ekslporasi desain yang menggunakan konsep Kenneth Yeang pada  penerapan penghawaan alami/ventilasi alam. Konsep ini akan menjadi tolak ukur perancangan perpustakaan berlantai, agar perpustakaan ini direncanakan dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya dengan menerapkan sistem penghawaan alami pada bangunan. Perancangan perpustakaan ini di desain dengan menerapkan konsep penghawaan alami dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dan lingkungannya dalam mempertimbangkan iklim di daerah tersebut. Hasil desain berupa visual tata ruang, tampak dan persepktif bangunan perpustakaan.Kata kunci: Perancangan; Perpustakaan; Umum; Penghawaan Alami. Abstract - Public Libraries are vital for students and society, the design of public libraries in Bulukumba is to provide learning facilities for all people, from children to adults or the elderly. The study aims to create a shared library design by considering aspects of its location, needs and activities as well as comfort for potential users. The design method that will be used is an exploration design that uses the Kenneth Yeang concept on the application of natural ventilation / natural ventilation. This concept will be a benchmark for the creation of a floor library, so that this library is planned to provide comfort for its users by applying natural ventilation to buildings. The design of this library is designed by using the concept of natural ventilation by taking into account the relationship between architectural forms and the environment in considering the climate in the area. The design results are in the form of visual spatial layout, looks and perspectives of the library building.Keywords : Design; Library; Public; Natural Enforcement. 
Pusat Diagnostik dan Terapi Jiwa dengan Pendekatan Arsitektur Healing Environment Muslimah, Nurul; Wasilah, Wasilah; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v4i1a1

Abstract

Abstract_ Mental health disorders are still a significant health problem in South Sulawesi example of them is in Gowa Regency. 13,7% of people with mental health disorders in the Gowa Regency. The number of people with mental disorders hospitalized at the Dadi Hospital in Makassar City as of December 31, 2018, was 665. Some are from Makassar City and spread over 23 regencies/cities. One of them is in Gowa Regency. The fact is that in Gowa Regency in 2016, cases of mental disorders reached 551 people. Still, in Gowa Regency, there were no exceptional hospitals to treat patients with mental health disorders, especially in treatment and recovery. Designing a Diagnostic and Mental Therapy Center for these problems is necessary. The method used is descriptive through literature studies, field studies, comparative studies, or precedent studies to compare buildings with the same function. The concept chosen is the Healing Environment Architectural Approach Concept which is a concept that can create an environment or space atmosphere that can support the healing process through design elements such as colors, materials, and natural factors. Keywords: Mental Health Disorders, Healing Environment Architecture, Gowa Regency.
Desain Wisata Danau Balang Tonjong Berbasis Kearifan Lokal Jusmiati, Jusmiati; Burhanuddin, Burhanuddin; AS, Zulkarnain
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a7

Abstract

Abstrak_Desain Wisata Danau Balang Tonjong ini selain untuk pemenuhan kebutuhan dan dapat meningkatkan perekonomian di sekitarnya dan sebagai daerah wisata di Makassar. Danau Balang Tonjong sendiri terletak di Jl. Perumnas Antang. Kelurahan Antang. Kecamatan Manggala. Potensi yang menjadi daya tariknya adalah kawasan tepi air danau, tempat pemancingan dan tempat wisata pusat kuliner yang sering dikunjungi setiap harinya baik oleh penduduk asli maupun para pendatang sebagai daerah yang memiliki kearifan lokal tersendiri. Masyarakat penduduk asli setempat sangat menjunjung tinggi dan menjaga keutuhan kearifan lokal yang ada misal dengan menggunakan bentuk-bentuk rumah adat dan pilihan material-material bangunan. Lokasi pengamatan merupakan wilayah tepian air danau. Aktivitas tambak ikan dan pemancingan yang kurang tertata dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Upaya meminimalisir kerusakan lingkungan yang terjadi salah satunya dengan mendesain Kawasan wisata danau yang berbasis kearifan lokal. Untuk itu konsep kearifan lokal merupakan pendekatan yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata danau Balang Tonjong. Konsep kearifan lokal yang diaplikasikan fokus pada bentuk bangunan dan material yang digunakan pada bangunan serta pada pencahayaan dan penghawaan pada bangunan yang ada. Pengaplikasiannya meliputi: bentuk bangunan neo-vernakular, dengan material kebanyakan menggunakan kayu, bukaan dan pencahayaan di peroleh dari sela-sela dinding kayu.Kata kunci: Wisata Danau; Kearifan Lokal; Danau Balang Tonjong. Abstract_ This Balang Tonjong Lake Tourism Design is not only for meeting needs but also for increasing the surrounding economy and as a tourist area in Makassar. Balang Tonjong Lake is located on Jl. Perumnas Antang, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, the potential that is the attraction is the lake waterfront area, fishing grounds and culinary center tourist attractions which are often visited every day by both natives and immigrants as an area that is very popular. have their own local wisdom, the local indigenous community highly respects and maintains the integrity of existing local wisdom, for example by using traditional house forms and the choice of building materials. The observation location is the area of the lake's waterfront. The activities of fish ponds and fishing that is not organized can cause environmental damage. One of the efforts to minimize environmental damage is by designing a lake tourism area based on local wisdom. For this reason, the concept of local wisdom is an approach used in the design of the Balang Tonjong Lake tourist area. The concept of local wisdom that is applied focuses on the shape of the building and the materials used in the building as well as on the lighting and ventilation of the existing building. Its applications include neo-vernacular building forms, with mostly wood materials, openings, and lighting obtained from between wooden walls.Keywords:  Fish Auction Center; Neo Vernacular Architecture; North Galesong Takalar.
Desain Wisata Edukasi Pembuatan Kapal Pinisi Berbasis Kearifan Lokal Nurman, Rosdiana; AS, Zulkarnain; Burhanuddin, Burhanuddin
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 4 No. 1 (2022): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v4i1a3

Abstract

Abstrak_Desain wisata edukasi pembuatan kapal pinisi ini selain untuk menopang kehidupan perekonomian masyarakat sekitar dan sebagai daerah wisata edukasi di Bulukumba. Lokasi desain wisata edukasi pembuatan kapal pinisi terletak di Pantai Mandala Ria, Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Potensi yang menjadi daya tariknya adalah sentra pembuatan kapal pinisi, memiliki akses yang baik dan luasan tapak yang cukup serta untuk mengembangkan daerah wisata Pantai Mandala Ria. Pinisi menjadi lambang dari teknik perkapalan tradisional negara kepulauan. Kabupaten Bulukumba sebagai produsen perahu pinisi masih tetap mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu yang kokoh dan megah hanya berdasarkan pada pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari nenek moyang mereka tanpa menggunakan gambar atau kepustakaan tertulis. Untuk tetap menjaga dan melestarikan bakat para pengrajin kepada generasi berikutnya salah satunya dengan mendesain kawasan wisata edukasi pembuatan kapal pinisi yang berbasis kearifan lokal. Konsep kearifan lokal yang diaplikasikan fokus pada bentuk bangunan dan material yang digunakan pada bangunan. Pengaplikasiannya meliputi: bentuk bangunan neo-vernakular, dengan material modern kebanyakan menggunakan kaca dan lapisan PVC motif kayu pada fasad bangunan. Kata kunci : Wisata Edukasi; Kearifan Lokal; Pembuatan Kapal Pinisi. Abstract_ The design of this phinisi shipbuilding educational tour is to support the economic life of the surrounding community and as an educational tourism area in Bulukumba. The educational tourism design for making phinisi boats is located on the Mandala Ria beach, Ara Village, Bontobahari District, Bulukumba Regency. The potential of the attraction is the phinisi shipbuilding centre, which has good access and sufficient footprint area and develops the Mandala Ria beach tourism area. The phinisi has become a symbol of the traditional shipping techniques of the archipelagic country. Bulukumba Regency as a producer of phinisi boats, still maintains the tradition of making sturdy and magnificent boats based solely on experience and knowledge gained from their ancestors without using pictures or written literature. One of them is to maintain and preserve the craftsmen’s talents to the next generation by designing an educational tourism area for making phinisi boats based on local wisdom. The concept of local wisdom that is applied focuses on the shape of the building and the materials used in the building. Its applications include: neo-vernacular building forms, with modern materials mainly using glass and wood motif PVC coating on the building façade. Keywords : Educational Tour; Local Wisdom; Phinisi Shipbuilding.
Perencanaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Di Pelabuhan Majene Dengan Menerapkan Konsep Biophilic Design Tajuddin, Irham; AS, Zulkarnain; Alfiah, Alfiah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 4 No. 2 (2022): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v4i2a11

Abstract

The development of the fishing industry in Majene Regency, such as the increasing number of fishermen, the increasing number of Rumah Tangga Perikanan (RTP) catch, and the increase in fishery production are not proportional to the condition of the existing port facilities. The facilities at Majene Port are not utilized due to the damaged condition of the facilities and the poor arrangement of the area. This study aims to plan and design a Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) in Majene Port by applying the concept of Biophilic Design. The research method used is primary data collection by means of field surveys/observations and interviews, secondary data collection is carried out by collecting data on literature studies, journals or scientific works related to titles, books, reading materials related to titles, and other literature. Rxploratory data collection in the form of the results of primary data analysis and secondary data. The planning of the Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) at Majene Port is expected to empower fishermen and fishmonger, from providing more adequate fish landing base facilities and good area arrangement by using the biophilic concept to remove the community's bad perspective about the unpleasant odor at the fish landing base.