Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KEKAMBUHAN MALARIA PADA MASYARAKAT DI KAMPUNG SEREH PAPUA Elen Purba; Frengky Apay; Korinus Suweni; Ester Rumaseb; Suriyani Suriyani
ASMAT: Jurnal Pengabmas Vol. 2 No. 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/ajp.v2i1.46

Abstract

Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura berdekatan langsung dengan wilayah Kabupaten Keroom yang menjadi salah satu wilayah tertinggi kasus malaria. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Tahun 2019 menunjukan bahwa angka kesakitan malaria mencapai 22.140 kasus, sehingga diperlukan keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan yaitu memandirikan masyarakat secara individu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan malaria melalui pemberantasan sarang nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan dan perlunya mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pencegahan malaria. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan mengenai kekambuhan malaria kepada masyarakat atau kelompok sehingga dapat membentuk dan mempersiapkan masyarakat terhadap pencegahan primer penyakit malaria. Pelaksanaan kegiatan dilakukan metode sosialisasi yaitu penyuluhan tentang upaya pencegahan malaria serta melakukan pemeriksaan kesehatan kepada masayarakat. Kegiatan diikuti oleh 36 orang yang berada di posyandu Kampung Sereh dan dilakukan pengukuran pretest dan postest untuk mengetahui efektivitas kegiatan. Hasil pengukuran pengetahuan kekambuhan malaria menujukan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta tentang kekambuhan malaria sebelum dan setelah kegiatan sosialisasi.
PELATIHAN PENCEGAHAN MALARIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH KOLAYENUK KOYA-KOSSO Yunita Kristina; Korinus Suweni
ASMAT: Jurnal Pengabmas Vol. 2 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/ajp.v2i2.53

Abstract

Latar belakang: Pada tahun 2016 terdapat 25.078 jiwa positif malaria (DinKes Kota Jayapura, 2018). Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jemaat Kolayenuk dengan topografi tanah berawa memungkinkan terjadinya peningkatan populasi vektor nyamuk Anopheles, dapat mengakibatkan transmisi malaria meningkat cepat. Kondisi perumahan penduduk masih banyak tipe rumah semi permanen (rumah panggung) dengan dinding dan lantai terbuat dari papan yang terdapat di sekitar rawa, dimana hal ini membuat kondisi rumah tidak rapat, sehingga memungkinkan adanya kontak vektor malaria dengan penghuni rumah. Tujuan: masyarakat dapat mengerti dan memahami cara melakukan Pencegahan Malaria dengan menggunakan kearifan lokal. Metode: Sasaran kegiatan adalah seluruh jemaat gereja. Adapun bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dimulai dengan pendekatan pre-post test. Kegiatan pelatihan diawali dengan pengukuran pengetahuan pencegahan malaria, dilanjutkan dengan pemberian materi baik ceramah dan simulasi. Demo melakukan penanaman pohon lavender oleh peserta pelatihan, Post test. Lembar evaluasi menggunakan kuisioner dan observasi. Hasil terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan malaria berbasis kearifan. Diskusi hasil dari pre-test dan post-test dianalisa untuk mengetahui tingkat kemajuan pengetahuan peserta pelatihan. Ada kemajuan pengetahuaan peserta setelah mengikuti pelatihan disebut gain. N gain > 76 Efektif yang berarti penggunaan suatu metode atau treatment pelatihan pencegahan malaria berbasis kearifan lokal sangat efektif di lakukan. Kesimpulan Ada perbedaan pengetahuan peserta pelatihan pencegahan malaria berbasis kearifan lokal dengan metode “penanaman pohon Lavender” sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Perbedaan tersebut dalam bentuk peningkatan pengetahuan peserta. 3. Ada kemajuan pengetahuaan peserta setelah mengikuti pelatihan disebut gain. N gain > 76 Efektif yang berarti penggunaan suatu metode atau treatment pelatihan pencegahan malaria berbasis kearifan lokal sangat efektif di lakukan.  
Progressive Muscle Relaxation Therapy as an Alternative for Managing Stress During the COVID-19 Pandemic in Yapen Islands Regency Yohanis F. Tipawael; Korinus Suweni; Ardhanari Hendra
Proceeding of The International Conference of Inovation, Science, Technology, Education, Children, and Health Vol. 1 No. 1 (2021): Proceeding of The International Conference of Inovation, Science, Technology, E
Publisher : Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

COVID-19 was first detected in Wuhan, Hubei Province, China. The virus spread rapidly, prompting the World Health Organization (WHO) to classify COVID-19 as a global pandemic. In Indonesia, the virus spread at a fast pace. According to WHO data, there have been 6,535,354 COVID-19 cases globally, with 387,155 deaths. A total of 216 countries, including Indonesia, have been affected by this virus. In Indonesia, there have been 29,521 confirmed cases with 1,770 deaths, while in West Nusa Tenggara (NTB), 798 cases and 22 deaths have been reported. The high number of cases has placed significant stress on the public, both mentally and physically, due to the pressures brought on by the pandemic. This study employed a Quasi-Experimental design with a sample size of 50 respondents, selected using the purposive sampling technique. The study aimed to assess the impact of progressive muscle relaxation techniques on reducing stress levels in the community of Kepulauan Yapen Regency. Based on statistical tests, the average stress score before the intervention was 16.80, which decreased to 11.58 after the intervention with progressive muscle relaxation techniques. There was an average reduction of 5.16 in stress scores, with a p-value of 0.000 <α= 0.05. Conclusion: This study concluded that progressive muscle relaxation therapy has a significant effect on reducing stress levels in the community during the COVID-19 pandemic in Kepulauan Yapen Regency.