Febria Gita Maharani
Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN KOTA PARIAMAN DALAM PENGEMBANGAN DAERAH WISATA HUTAN MANGROVE DI DESA APAR KOTA PARIAMAN Febria Gita Maharani; Hasbullah Malau
SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, dan Pendidikan Vol. 1 No. 11 (2022): October
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/sibatik.v1i11.384

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena keterbatasan sarana dan prasana penunjang pariwisata, kurangnya pemeliharaan yang ada, partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam pengelolaan yang diakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman dan kurangnya pengetuan masyarakat mengenai manfaat dari pengembangan pariwisata hutan mangrovetu. Tujuan penelitian untuk mengetahui Peran Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Pariaman sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator dalam Pengembangan Kawasan Wisata Hutan Mangrove di Desa Apar Kota Pariaman. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data didapatkan dengan teknik wawancara, observasi serta studi dokumentasi. Keabsahan dilakukan dengan uji triangulasi. Sedangkan teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Penelitian menunjukkan bahwa Peran Fasilitator pada Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Pariaman dalam pengembangan kawasan wisata Hutan Mangrove di Desa Apar Kota Pariaman kurang optimal karena sarana dan prasarananya yang ada masih belum lengkap. Peran Dinamisator masih belum optimal karena kurangnya kerjasama yang dijalin dengan organisasi pemerintah lainnya, pihak swasta dan masyarakat. Peran Motivator juga kurang optimal karena dalam memberikan motivasi kepada investor dan masyarakat kawasan wisata Hutan Mangrove masih agresif. Kendala yang pertama dari sisi anggaran, karena anggaran merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan kawasam wisata. Kendala kedua dari SDM (sumber daya manusia) masih terganjal dengan mindset masyarakat yang belum memiliki kesadaran tentang pariwisata, kurangnya kesadaran masyarakat akan peran dan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah pariwisata.