AbstrakIkan bandeng telah menjadi produk ciri khas dan identitas tersendiri bagi Kota Semarang. Ikan bandeng dapat diolah menjadi berbagai macam diversifikasi produk yang ada dengan tingkat nutisi tinggi, utamanya kandungan Omega 3. Suatu model pendekatan yang humanis berbasis kuliner tersebut dikenal dengan gastrodiplomasi. Model gastrodiplomasi ini sangatlah cocok sebagai upaya penguatan sektor UMKM Kota Semarang di pasar global salah satunya pada sentra bandeng di Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari. Mitra pengabdian ini adalah Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) Global Milkfish. Adapun permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah pada aspek pemasaran dan aspek produksi. Pada aspek pemasaran, mitra terkendala terbatasnya cakupan area pemasaran, perizinan usaha, desain kemasan kurang diminati konsumen dan belum ada legalitas usaha yang lengkap. Pada aspek produksi, permasalahannya adalah mitra belum menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang optimal. Disamping itu, diversifikasi produk bandeng yang masih terbatas dan minim. Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mampu meningkatkan nilai tambah, nilai ekonomis dan keunggulan kompetitif dari potensi daerah yaitu ikan bandeng di Kota Semarang sehingga mampu memberikan multiplier effect optimal bagi semua pihak. Metode pengabdian adalah sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Hasil pelaksanaan pengabdian adalah dengan diberikannya TTG berupa alat panci presto kapasitas 50kg, redesign paket kemasan produk, pelatihan diversifikasi produk dan pelatihan digital marketing. Kata kunci: diversifikasi produk; gastrodiplomasi; ikan bandeng; teknologi tepat guna; UMKM. AbstractMilkfish has become a signature product and identity for the city of Semarang. Milkfish can be processed into various diversified products with high nutritional content, especially Omega 3 content. A humanistic approach model based on culinary is known as gastrodiplomacy. This gastrodiplomacy model is very suitable as an effort to strengthen the MSME sector of Semarang City in the global market, one of which is in the milkfish center in Tambakrejo Village, Gayamsari. The partner for this service is the Global Milkfish Processing and Marketing Group (POKLAHSAR). The main problems faced by partners are in the marketing and production aspects. In the marketing aspect, partners are constrained by the limited scope of the marketing area, business licensing, packaging design is less popular with consumers and there is no complete business legality. In the production aspect, the problem is that partners have not used optimal Appropriate Technology (TTG). In addition, the diversification of milkfish products is still limited and minimal. The purpose of implementing this community service activity is to be able to increase the added value, economic value and competitive advantage of regional potential, namely milkfish in Semarang City so that it can provide an optimal multiplier effect for all parties. The community service method is socialization, training, application of technology, mentoring and evaluation and program sustainability. The results of the community service implementation are the provision of TTG in the form of a 50kg pressure cooker, redesign of product packaging packages, product diversification training and digital marketing training. Keywords: product diversification; gastrodiplomacy; milkfish; appropriate technology; MSMEs.