Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Rasch stacking analysis: differences in student resilience in terms of gender Ifdil, Ifdil; Fadli, Rima Pratiwi; Syahputra, Yuda; Erwinda, Lira; Zola, Nilma; Afdal, Afdal
Konselor Vol 7, No 3 (2018): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.857 KB) | DOI: 10.24036/0201873101379-0-00

Abstract

West Sumatra as one of the zones in Sumatra that has high natural disasters. Improving self-resilience from natural disasters are needed, so it is necessary to describe the condition of student resilience after the disaster so far. This study aims to describe the differences in resilience between male and female students in high school in West Sumatra. The sample from this study was 802 students (406 men and 396 women) spread in secondary schools in West Sumatra. The analysis technique used is independent sample t-test combined with stacked rash models. The results of the analysis show that there are differences in resilience between male female students in high school in West. The female students higher than that of male, which is seen from the female to higher  than male in answering the TIRI instrument.
Rasch politomy analysis: measuring the level of student senior high school resilience after the disaster in West Sumatra Erwinda, Lira; Syahputra, Yuda; Fadli, Rima Pratiwi; Zola, Nilma
Konselor Vol 7, No 4 (2018): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.113 KB) | DOI: 10.24036/0201874101380-0-00

Abstract

The purpose of the study was to measure the level of resilience of high school students in West Sumatra. This study involved 378 students in atasse-West Sumatra secondary school, the data in this study were in the form of political data collected using the TIRI (Taufik & Ifdil Resilience Inventory) instrument developed from the theory of Reivich & Shatté, (2002) in the form of Likert’s model scale and analyzed data using the Rasch model approach. The results show that most students are at a high level of resilience. In addition, there are 38 students unsuitable in providing answers or outliers, showed there are traces of fraud, or answers the instrument by guessing. The quality of the TIRI instrument given to students is superb for identifying post-disaster resilience conditions, as seen from the reliability value of the item (.99).
Validasi skala penilaian instrumen perencanaan karier menggunakan Andrich Threshold Sandjaja, Stefanus Soejanto; Syahputra, Yuda; Erwinda, Lira
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 9 No 1 (2020): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/persona.v9i1.3310

Abstract

AbstractSuccess in a career is synonymous with the welfare of an individual's life, which needs further handling from the counselor. In determining and preparing for a future career, counselors should use a valid and reliable inventory. However, inventory that is considered valid and reliable by the counselor still raises problems in administration, namely students are confused in setting the response point in the inventory. The purpose of this study is to find a clear and unambiguous rating scale to make it easier for students to set a response point in their inventory. The research sample uses area random sampling consisting of six groups of test subjects, namely: 1, n = 75; 2, n = 61; 3, n = 47; 4, n = 146; 5, n = 85; and 6, n = 63. Data in this study were 5-point Likert scale political data collected using career planning inventory. The research data were analyzed using the Rasch model by testing the rating scale analysis through Threshold analysis between ratings. The results showed the rating scale in the Threshold analysis, the rating scale changed to a four-point Likert scale with a choice of very inappropriate, not appropriate, appropriate, and very appropriate.Keywords: Career Planning; Likert Scale; Ratting Scale; Threshold AbstrakSukses dalam karier identik dengan kesejahteraan hidup individu, yang perlu penanganan lebih lanjut dari konselor. Dalam menentukan dan mempersiapkan karier dimasa depan, konselor mestinya menggunakan inventori yang valid dan reliabel. Namun, inventori yang dianggap valid dan reliabel oleh konselor masih memunculkan permasalahan dalam pengadministrasian, yaitu siswa bingung dalam menetapkan rating scale pada inventori. Tujuan penelitian ini adalah menemukan skala penilaian yang jelas dan tidak ambigu untuk memudahkan siswa menetapkan rating scale pada inventori. Sampel penelitian menggunakan area random samplingyang terdiri dari enam kelompok subjek tes, yaitu: 1, n = 75; 2, n = 61; 3, n = 47; 4, n = 146; 5, n = 85; dan 6, n = 63. Data dalam penelitian ini berupa data politomi 5-point Likert scale yang dikumpulkan menggunakan career planning inventory. Data penelitian dianalisis menggunakan model Rasch dengan menguji rating scale analysis melalui analisis Threshold antar rating. Hasil penelitian menunjukkan rating scale pada analisis Threshold, rating scale berubah menjadi empat point Likert scale dengan pilihan sangat tidak sesuai, kurang sesuai, sesuai, dan sangat sesuai. Kata kunci: Perencanaan Karier; Ratting Scale; Skala Likert; Threshold
Konsep Adiksi Game Online dan Dampaknya terhadap Masalah Mental Emosional Remaja serta Peran Bimbingan dan Konseling Emria Fitri; Lira Erwinda; Ifdil Ifdil
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 6, No 3 (2018): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/127200

Abstract

Naskah ini bertujuan untuk memaparkan pembahasan tentang pengaruh adiksi game online terhadap masalah mental emosional remaja dan peran layanan bimbingan dan konseling dalam penanganannya. Adiksi game online adalah ketergantungan individu secara berlebihan terhadap game online dengan ingin melakukan secara terus-menerus yang pada akhirnya menimbulkan efek negatif pada fisik maupun psikologis individu. Individu yang memperlihatkan  gejala  kecanduan  game online  mengarah  pada  masalah  mental  emosional di antaranya adiksi game online dapat menyebabkan distorsi waktu, kurang perhatian, hiperaktif, tindakan kekerasan, emosi negatif, dan perilaku agresif. Peran bimbingan dan konseling diperlukan untuk mereduksi adiksi kecanduan game online pada remaja melalui pelayanan konseling di antaranya; konseling individual dengan menggunakan teknik rasional emotif terapi dan k.onseling kelompok dengan pendekatan Cognitif Behavior Teraphy (CBT). 
Analysis of sexual harassment instruments by Rasch Modeling to identify sexual harassers Lira Erwinda; Herman Nirwana; Afdal Afdal
COUNS-EDU: The International Journal of Counseling and Education Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Indonesian Counselor Association (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.362 KB) | DOI: 10.23916/0020190417540

Abstract

Sexual harassment is an issue that has attracted much attention in both children and adults. However, the victims often prefer to be silent on the matter for several reasons, even though it may have long term effects on them. Thevictims of sexual harassment need to be educated to increase awareness of the associated risks. To realize this goal, the perpetrators of this vile needs to be identified first, though this requires valid and reliable instruments. Thereis a sexual harassment instrument that facilitates the identification of the perpetrators. This instrument includes eight indicators with 32 items. Thehe results of testing the validity and reliability of the instrument with RASCH modeling shows that it meets the requirements and therefore it can be used to identify perpetrators of sexual harassment in Vocational High school.
URGENSI INTIMACY DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA PASANGAN DEWASA AWAL Lira Erwinda
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 2, No 2 (2016): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/120162101

Abstract

Intimacy sangat dibutuhkan oleh pasangan menikah terutama pasangan dewasa awal. Erikson memandang perkembangan hubungan yang intim sebagai tugas krusial bagi orang dewasa awal, hal ini dikarenakan pada usia ini menjadi awal kesiapan dan keinginan untuk menyatukan dua identitas, mendambakan hubungan yang intim-akrab, dan persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini meskipun mereka harus berkorban. Disisi lain pada tahapan ini bahaya isolasi menjadi tantangan tersendiri. Naskah ini mencoba memaparkan tentang urgensi intimacy dan kaitannya dengan happiness dan upaya professional untuk mengembangkan dan mengentaskan fenomena terkait melalui pelayanan konseling. 
USING RASCH MODEL TO UNDERSTAND PSYCHOMETRIC PROPERTIES OF JUNIOR STUDENTS AGGRESSIVE BEHAVIOR INVENTORY (J-SABI) Yuda Syahputra; Stefanus Soejanto Sandjaja; Alizamar Alizamar; Afdal Afdal; Lira Erwinda
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i2.6064

Abstract

The emergence of aggressiveness among students requires attention from various parties, especially schools. The direction of this research is to develop and examine the validity of the Junior Students Aggressive Behavior Inventory (J-SABI), to know the level of suitability and item’s difficulty level, also to know the variable maps of the person’s ability to answer an item’s ability to describe aggressive behavior. The sample of this study consist of 360 with the number of items was 47. The analytical technique that used was Rasch model to examine the reliability, instrument validity, item’s validity, the function of differential items, and the validity of the ranking scale. The result shows that overall inventory which developed was valid and reliable (person reliability consist of 0.89 and item reliability 0.98). The validity of the instrument respondents using variable maps show the Item P15 is a matter of the highest difficulty level (+0.69 logit), which means the probability of all the students to work on this matter right is small. As for the P52 is a matter that almost all students can work properly, logit value is low (-0.80 logit). The value of Andrich Threshold moving from option 1 (none), then to the second choice (logit -0.50), option 3 (-0.30 logit), selection 4 (-0.19), and the option 5 (+1.00 logit), indicates the five choices answer given are valid for respondents
Narcissism and social media addiction: gender, social demographics, and social media use Yuda Syahputra; Ifdil Ifdil; Merri Hafni; Solihatun Solihatun; Tri Windi Oktara; Lira Erwinda
COUNS-EDU: The International Journal of Counseling and Education Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Indonesian Counselor Association (IKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23916/0020220736310

Abstract

This study aims to describe differences in narcissism and social media addiction based on gender, social demographics, and use of social media. This research is a comparative student, the sample for this study amounted to 123 students in Vocational High School (SMK) in DKI Jakarta. There are two instruments used in this study, namely, the narcissistic instrument (22 items) and the social media addiction instrument (17 items). Data were analyzed using descriptive analysis and Multivariate One-Way Analysis of Variance Model (MANOVA). The findings for this study indicate that there are significant differences in narcissistic and social media addiction variables based on gender, number of social media accounts, and gender-daily internet access. In addition, there is a significant difference in social media addiction based on domicile. Gender and the order of children in the family are also significantly different on the variables of social media addiction. Based on the results of this study, it is hoped that further researchers will link other variables (for example: self-esteem, loneliness, subjective well-being, stress, etc.) to prevent narcissistic behavior and social media addiction in education.  
Pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM) dengan Menggunakan Komputer Bagi Konselor Ifdil Ifdil; Asmidir Ilyas; Elfi Churnia; Lira Erwinda; Nilma Zola; Rima Pratiwi Fadli; Alfina Sari; Refnadi Refnadi
Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.219 KB) | DOI: 10.24036/4.113

Abstract

Kehadiran teknologi informasi dewasa ini memberikan tantangan bagi para konselor untuk ikut berperan serta dan menguasainya. Sehingga tidak menutup kemungkinan penyelenggaraan konseling tidak hanya dilakukan secara face-face dalam satu ruang tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh. Konselor menggunakan media informasi sebagai alat bantu dalam menjalankan tugasnya, yang selanjutnya dikenal dengan istilah Pelayanan e-konseling. Wujud nyata aplikasi dari e-konseling adalah dengan bermunculannya pelayanan konseling secara online, melalui situs-situs penyedia layanan konseling online, atau yang lebih sederhana konseling yang dilakukan melalui telpon, hand phone dan/atau melalui email pribadi dan beberapa program aplikasi untuk chatting seperti skype, yahoo Mesegger dan sebagainya. Juga pemanfaatan program aplikasi lainnya yang mendukung penyelenggaraan tugas para konselor, seperti lahirnya program aplikasi pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM). Konselor sekolah selama ini melakukan pengadministrasian AUM dan melakukan pengolahan secara manual, sehingga memakan tenaga yang besar dan waktu yang tidak efisien. Untuk membantu para konselor akhirnya Tim Pengembang Instrumen atas izin tim pengusun instrument AUM berinisiatif untuk mengembangkan sebuah program aplikasi AUM dengan basis program Microsoft Acces, Teknologi e-konseling pada program ini memungkinkan menampilkan lebih banyak lagi informasi berkenaan dengan masalah-masalah responden, dalam hal ini terutama siswa yang nantinya dapat dijadikan alat bantu bagi konselor dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan serupa yang juga sudah dilakukan di kabupaten/kota lain di propinsi Sumatera Barat, dan dalam perencanaannya akan dilakukan pada semua kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat, sehingga pengetahuan dan penguasaan ketrampilan dapat ditingkatkan.
Efek Toxic Parenting terhadap Perilaku Sibling Rivalry Siswa Tri Windi Oktara; Miswanto Miswanto; Lira Erwinda
Psychocentrum Review Vol 5, No 1 (2023): Psychocentrum Review
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/pcr.511674

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengaruh toxic parenting  terhadap sibling rivalry. Sampel penelitian ini adalah 123 siswa yang dikumpulkan dengan teknik sampling insidental. Penelitian ini menggunakan dua kuesioner dalam pengumpulan data penelitian, yaitu toxic parenting Scale dan sibling rivalry Questionnaire, yang dianalisis secara deskriptif dan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan toxic parenting berpengaruh terhadap sibling rivalry. Disamping itu, toxic parenting berkontribusi terhadap sibling rivalry sebesar 27.7% dengan koefisien regresi bernilai positif, dapat dinyatakan bahwa pengaruh toxic parenting terhadap sibling rivalry adalah positif, yang memiliki makna kenaikan toxic parenting akan menyebabkan peningkatan sibling rivalry. Sehingga dapat dinyatakan untuk mengurangi pertengkaran sesama anggota keluarga bisa melalui pola asuh yang demokratis tanpa adanya pengasuhan toxic pada anak. Temuan lain menunjukkan laki-laki sedikit lebih merasakan pengasuhan toxic dibandingkan dengan perempuan dan berbanding terbalik dengan data sibling rivalry menunjukkan perempuan sedikit lebih sering melakukan perilaku sibling rivalry dibandingkan laki-laki, hal ini ditandai sebaran data perempuan lebih tinggi daripada perempuan. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, layanan konseling keluarga dan seminar tentang parenting untuk meningkatkan pola asuh demokratis pada keluarga millenial saat ini lebih sering diadakan pada saat rapat komite.