Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERSENTASE LIMBAH PADA INDUSTRI SAWMILL PT. BERAU KARYA INDAH DI KABUPATEN TELUK BINTUNI YAYA; RUSDI ANGRIANTO; YOHANES Y. RAHAWARIN
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.196

Abstract

The goal of this study was to understand the types of wood waste and its percentage emanating from sawmill industry. The study situated in sawmill industry of PT. Berau Karya Indah, district of Teluk Bintuni. Data were performed in tabulation and exhibited in tables and images. The results indicated that wood waste obtained from wood processing was about 49.73% that consisted of wood sawdust around 20.69%, slash waste was about 29.03%. In detail, presentation of each detailed unit machine was elaborated such as breakdown saw produced about 4.20 %, ponny produced wood sawdust approximately 11.50 %, resaw indicated sawdust roughly 27 %, while from crosscut, the process produced sawdust approximately 7.02%. Another reuse wood waste was noticed for packing from the slash waste, but the overall wood waste has not been used proportionally due to lack of community engagement.
Potensi Flindersia pimenteliana F Muel Di Kabupaten Manokwari Selatan Falen Baransano; Rima Herlina Siburian; Rusdi Angrianto
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.424 KB) | DOI: 10.33506/md.v11i1.457

Abstract

Flindersia pimelentiana merupakan salah satu jenis endemik Papua yang saat ini telah masuk dalam status konservasi Endangered (terancam punah) berdasarkan data IUCN. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai potensi tanaman ini di alam, sehingga langkah penyelamatan jenis inipun dapat direncanakan. Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  menggunakan  metode deskriptif dengan teknik survey serta observasi lapang dengan menganalisis vegetasi pada lokasi penelitian untuk mengetahui jumlah individu F. pimentilliana serta nilai kerapatan, frekuensi, dominansi dan INP (Indeks Nilai Penting).Hasil penelitian  menunjukkan bahwa vegetasi berkayu yang tumbuh bersama F. pimentilliana di hutan Bembab Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan mulai dari fase semai sampai fase pohon ditemukan 223 jenis (spesies) yang merupakan bagian dari 45 famili. Namun potensi Flindersia pimelentiana yang ditemukan sangat sedikit, dimana untuk tingkat semai hanya ditemukan 5 individu, Pancang 2 individu, tiang 1 individu dan pohon 3 individu. Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dan pengayaan jenis ini agar tidak punah.
Ketelitian Pengukuran Kayu Bulat pada IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni Ade Fachrianto Raipatty Tuharea; Hans F.Z. Peday; Rusdi Angrianto
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) pada IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan bawa terdapat 100 jumlah sampel kayu bulat yang dilakukan pengukuran dari jenis meranti, dimana terdapat 15 batang kayu bulat yang hasilnya mengalami selisih dan yang dilakukan pengukuran diameter, terdapat 82 batang kayu bulat yang mengalami selisih. Pengukuran panjang dan diameter masing-masing mempunyai rata-rata selisih yaitu pengukuran panjang sebesar 0,11 cm dan pengukuran diameter sebesar 2,12 cm. Hasil pengukuran panjang kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) dan peneliti dari 100 batang sampel kayu bulat terjadi ketidak sesuaian sebesar 15% dan yang sesuai sebesar 85%. Sedangkan pengukuran diameter terjadi ketidaksesuaian sebesar 82% dan yang sesuai sebesar 12%. Selisih pengukuran diameter kayu bulat paling banyak berada dalam kisaran kelas diameter 50-59 cm yaitu sebanyak 21 batang atau sebesar 20%.
Analisis Perubahan Fungsi Kawasan Hutan di Kabupaten Manokwari Yohanes Yoseph Rahawarin; Hans Fence Zakeus Peday; Rudy Michael Yom; Jonni Marwa; Wolfram Yahya Mofu; Alexander Rumatora; Rusdy Angrianto; Christian Imburi
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 10, No 1 (2022): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v10i1.4945

Abstract

This study aims to analyze changes in the area and function of forest areas in Manokwari Regency from 1999 to 2014 using a Geographic Information System (GIS). This study uses a descriptive method with overlay techniques and maps analysis and secondary data, which consists of several stages including the preparation stage, the initial data processing, and processing stage, the ground checking stage, and the data analysis stage. The results showed that the change in the function of forest areas in Manokwari Regency based on the Decree of the Minister of Forestry Number: 891/Menhut-II/1999 to the Decree of the Minister of Forestry Number: 783/Menhut-II/2014, for a period of 15 (fifteen years), there has been a change in the function of the forest area which has an impact on reducing the area and changing the function of the forest area by 16,402,506 ha. This is mainly due to the release of forest areas from Convertible Production Forests (HPK) into Other Use Areas (APL) for development purposes. Factors that greatly influence the occurrence of changes in the area and function of forest areas are the release of forest areas in the context of plantation development, settlements, construction of office facilities and infrastructure, and construction of transportation support facilities.
POTENSI TUMBUHAN BERKAYU GETAH MERAH PADA KAWASAN HUTAN BEMBAB KABUPATEN MANOKWARI SELATAN Fransisca Patoding; Rusdi Angrianto; Hans F. Z. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.78

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi dan keragaman jenis tumbuhan bergetah merah di kawasan hutan Bembab Kabupaten Manokwari Selatan dengan menggunakan metode deskriptif dengan kegiatan survey dan pengambilan data lapangan sesuai desain plot pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis dari 7 genus dan 3 famili tumbuhan penghasil getah merah di kawasan hutan Bembab. Total kerapatan tumbuhan getah merah untuk semua fase pertumbuhan mencapai 5.038 individu per hektarnya dengan rata-rata kerapatan individu per hektarnya sebesar 336. Secara rinci, kerapatan jenis tumbuhan penghasil getah merah berkisar dari tingkat kerapatan tinggi hingga rendah sebagai berikut: Pometia coreace dengan 3117 individu, Intsia bijuga dengan 744 individu, Intsia palembanica dengan 385 individu, Pometia pinnata dengan 276 individu, Incarpus fagifer dengan 151 individu, Myristica fatua dengan 107 individu, Myristica subumbrans dengan 98 individu, Pterocarpus indicus dengan 72 individu, Gymnacranthera farquhariana dengan 28 individu, Horsfildia sylvestris dengan 25 individu, Myristica subargantea dengan 17 individu, Horsfieldia iryana and Horsfieldia parviflora dengan 4 individu, dan juga Horsfieldia irya dengan hanya 1 individu.
PERSENTASE LIMBAH PADA INDUSTRI SAWMILL PT. BERAU KARYA INDAH DI KABUPATEN TELUK BINTUNI YAYA; RUSDI ANGRIANTO; YOHANES Y. RAHAWARIN
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.196

Abstract

The goal of this study was to understand the types of wood waste and its percentage emanating from sawmill industry. The study situated in sawmill industry of PT. Berau Karya Indah, district of Teluk Bintuni. Data were performed in tabulation and exhibited in tables and images. The results indicated that wood waste obtained from wood processing was about 49.73% that consisted of wood sawdust around 20.69%, slash waste was about 29.03%. In detail, presentation of each detailed unit machine was elaborated such as breakdown saw produced about 4.20 %, ponny produced wood sawdust approximately 11.50 %, resaw indicated sawdust roughly 27 %, while from crosscut, the process produced sawdust approximately 7.02%. Another reuse wood waste was noticed for packing from the slash waste, but the overall wood waste has not been used proportionally due to lack of community engagement.
Keberhasilan Tumbuh Tanaman Rehabilitasi Di IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni Sunardi; Hans F.Z. Peday; Rusdi Angrianto
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss2.251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tumbuh tanaman rehabilitasi di IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang. Teknik pengukuran dilakukan secara sensus dengan menelusuri semua jalan utama pada areal rencana kerja tahunan 2011 dengan melihat semua jenis tanaman yang ditanam disetiap lokasi rehabilitasi. Hasil penelitian memperlihatkan jenis bibit yang ditanam antara lain: Pometia sp., Merbau, dan Eucalyptus sp. dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 861 bibit yang terdiri atas 669 bibit dengan jarak tanam 3 × 3 m dan 192 bibit dengan jarak tanam 2 × 2 m. Persentase tumbuh tanaman rehabilitasi yang ditemukan mencapi 60,6% yang terdiri atas: persentase tanaman tumbuh baik sebanyak 28,6% dan persentase tanaman merana sebanyak 26%. Faktor-faktor penyebab terjadinya kegagalan dalam penanaman antara lain: kurangnya pengetahuan silvikultur, rendahnya pengawasan, waktu penanaman yang kurang tepat, tidak memberi perlakuan khusus terhadap tanaman saat ditanam, dan pemilihan jenis tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi tempat tumbuh.
Biogeografi Flindersia pimentelliana F. v. Muell. PADA KAWASAN HUTAN BEMBAB KABUPATEN MANOKWARI SELATAN Rusdi Angrianto; Zainal Zainal; Rima H S Siburian
Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Hutan Tropis Volume 7 No 1 Edisi Maret 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v7i1.7289

Abstract

Forests in Papua have a high diversity of tree species, with diverse topography. Biogeography is thought to have an impact on the presence of a species. Therefore, research on biogeography of Flindersia pimelentianna F. v. Muel will be an important information in the development of this type. The method used in this study is biogeographic factor survey and analysis. The results indicated that the physiographic factors that influence the location for the plant growth is the slope level, the altitude, as well as temperature, inertia and topography. Whereas the growing site of this plant is commonly found in calcareous and alluvial soils with karts and rocky conditions. This type is generally associated with Euphorbiaceae with the demographic aspect in  B strata.
Peran Hutan Mangrove dalam Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir Indonesia Imburi, Christian Soleman; Angrianto, Rusdi; Tanur, Evelin Anggelina; Widodo, Imam; Sitompul, Gabriel Amadeus
Jurnal Geosains West Science Vol 2 No 03 (2024): Jurnal Geosains West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jgws.v2i03.1678

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang secara signifikan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, perlindungan pesisir, dan konservasi keanekaragaman hayati. Kajian literatur ini menganalisis peran hutan mangrove di Indonesia, dengan fokus pada kemampuan penyerapan karbon, jasa ekosistem, dan ancaman dari aktivitas manusia. Temuan menunjukkan bahwa mangrove menyerap karbon hingga lima kali lebih banyak dibandingkan hutan terestrial, dan berperan sebagai penyerap karbon yang sangat penting. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pantai dengan menstabilkan garis pantai, mengurangi erosi, dan melindungi masyarakat dari badai. Terlepas dari manfaat tersebut, hutan bakau di Indonesia mengalami degradasi yang signifikan akibat budidaya perikanan, pembangunan perkotaan, dan pembalakan liar. Upaya konservasi, termasuk kebijakan nasional dan inisiatif berbasis masyarakat, menunjukkan hasil yang menjanjikan tetapi membutuhkan penegakan hukum yang lebih kuat, pendanaan yang konsisten, dan keterlibatan masyarakat secara aktif. Studi ini menggarisbawahi perlunya pendekatan terpadu dari berbagai pemangku kepentingan untuk melestarikan hutan bakau sebagai aset penting dalam strategi ketahanan iklim Indonesia.
Efektivitas Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk Mengurangi Risiko Bencana Alam di Indonesia May, Nunang Lamaek; Sutiharni, Sutiharni; Angrianto, Rusdi; Imburi, Christian Soleman; Tanur, Evelin Anggelina
Jurnal Geosains West Science Vol 2 No 03 (2024): Jurnal Geosains West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jgws.v2i03.1680

Abstract

Kerentanan Indonesia terhadap bencana alam diperparah oleh degradasi lingkungan, sehingga mendorong pelaksanaan program rehabilitasi lahan dan hutan untuk mengurangi risiko bencana. Studi ini mengevaluasi efektivitas program-program tersebut dalam memitigasi bencana di berbagai wilayah dengan menggunakan pendekatan analisis komparatif. Data dari laporan program, wawancara, dan metrik lingkungan dikumpulkan dari beberapa inisiatif rehabilitasi terpilih di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat, diversifikasi pendanaan, strategi teknis yang sesuai dengan konteks, dan kolaborasi antarlembaga secara signifikan meningkatkan hasil program, yang mengarah pada pengurangan frekuensi dan tingkat keparahan bencana yang terukur. Namun, tantangan seperti keterbatasan pendanaan dan kendala pemeliharaan menghambat keberlanjutan program. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan adaptif yang berpusat pada masyarakat di daerah rawan bencana dan memberikan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat ketahanan bencana di Indonesia melalui restorasi ekologi.