Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN HUTAN ADAT OLEH MASYARAKAT SUKU SOUG DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN DECKY REINGGUP; ANTON SILAS SINERY; CHARLY BRAVO WANGGAI
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.200

Abstract

The purpose of this study was to identify the customary community forest of Soug tribe of Arfak in using customary forest resources surrounding Tobou forest. Through the study, how the forest assessed, local culture, forest preservation, transfer knowledge, accessibility, and infrastructure towards the existence of Tobou customary forest. The descriptive method was used to qualitative data. In order to obtain data, interview, and field observation was applied. In terms of customary forest use around Tobou, there were numbers of conserving land types such as garden opening, extracting both, timber and non-timber forest products, important value and trust, co-benefit interaction among social and biophysical co-benefit as a whole ecosystem component and customary role community. It turned out that social bonds among community strata were glaringly seen through customary roles as it has been indicated strongly in Arfak ethnic.
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SORONG DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI TAMAN WISATA ALAM KLAMONO, PROVINSI PAPUA BARAT Yohanes Yoseph Rahawarin; Reinardus Liborius Cabuy; Anton Silas Sinery
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 8, No 2 (2021): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/dak.v8i2.5385

Abstract

Kabupaten Sorong banyak menyimpan sumber daya alam yang mempunyai kelebihan untuk dijadikan suatu obyek wisata alam, seperti Taman Wisata Alam Klamono (TWAK). Namun dalam pembangunan wisata alam memunculkan berbagai tantangan dan kendala, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan wisata alam dengan serius dan strategi yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 strategi yang diterapkan pemerintah Kabupaten Sorong, yaitu meningkatkan sumber daya finansial, sarana dan prasasaran serta sumber daya manusia, meningkatkan peran para stakeholder untuk membangun kerjasama yang sinergis dan bermanfaat, serta meningkatkan kemampuan masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tarik wisata alam sesuai potensi TWAK. Beberapa faktor kendala yang mempengaruhi implementasi strategi dalam mengembangkan wisata alam di TWAK, yaitu ketersediaan anggaran daerah yang belum memadai, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang masih rendah, sarana dan prasarana wisata alam yang belum memadai, kondisi sosial masyarakat yang masih mempermasalahkan hak ulayat, serta kerjasama yang kurang maksimal antar para stakeholder.  
Tingkat Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Ekowisata di Kampung Saporkren Distrik Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat Ellen Tanati; Wahyudi Wahyudi; Anton Silas Sinery
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 4 No 2 (2020): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2020.Vol.4.No.2.118

Abstract

Saporkren village at Raja Ampat Islands is well-known for international and domestic icons for community based ecotourism in West Papua Province. This research is designed to investigate the levels of participation, functions and intensity of five groups of respondents (leader, interested group, family members, women, and teenager), influenced factors and benefits received from participation are also investigated. The results indicated that levels of participation of five groups of respondents are classified into extremely inactive (1-25) with an average for their index PEI of less than 25, and levels of participation for children are absent. Leaders had function in planning with intensity for total control and decision making. Other respondent of interested groups, family members and women had funstions in implementation, maintenance, and distribution with intensity for decision making, consultation, and information. However, five groups of respondents are absent in management function and initiation action of intensity involvement. Counseling from official government (70.8%), invitation from local officer (41.7%), and income generating (37.5%) are three main factors influenced the local community interested in ecotourism participation. Various direct and indirect benefits from ecotrourism management are confirmed such as famous ecotourism destination, local entrepreneur (homestay, handycraft, local cuisine), tour guides, local nature conservation guards, motorist, and the others. Three important issues for ecotourims based community in Saporkren village are management, initiation action, and absence of the teenagers in levels of participation.
Kajian Kelayakan Potensi Dan Strategi Pengembangan Ekowisata Di Taman Wisata Alam Klamono Philipus V Woersok; Jacob Manusawai; Anton Sinery
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 11 No. 3 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v11i3.632

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ODTWA pada kawasan TWA Klamono dapat dikembangkan sebagai ekowisata dan mengetahui nilai kelayakan potensi ODTWA serta merumuskan strategi pengelolaan ekowisata pada kawasan TWA Klamon berdasarkan potensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa potensi ODTWA pada kawasan TWA Klamono meliputi potensi ekosistem, potensi lingkungan terdiri dari birdwatcing, Jungle Tracking dan Fishing serta potensi keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna dan social ekonomi dan budaya masyarakat sekitar. Hasil evaluasi penilaian ODTWA di kawasan TWA Klamono diketahui bahwa kawasan tersebut layak untuk dikembangkan sebagai ekowisata dengan indeks kelayakan 78.25 %. Perumusan strategi pengembangan ekowisata di kawasan TWA Klamono berdasarkan potensi kawasan adalah sebagai berikut: ( a) adanyanya dukungan kebijakan pusat, provinsi dan kabupaten, adanya dukungan masyarakat untuk membuka kesempatan kerja dan berusaha, (b) mengupayakan terbentuknya Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) sehingga menjadi dasar pengelolaan program serta diperlukan upaya-upaya promosi dan pemasaran guna menarik potensi pasar, memperkecil kendala aksesibilitas melalui penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan wisata.
Fungsi Distribusi Diameter Puspa (Schima wallicii) Di Kebun Raya Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur Benteng H. Sihombing; Anton Silas Sinery
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v13i2.1371

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fungsi distribusi yang dapat menggambarkan penyebaran diameter vegetasi pada Plot Ukur Temporer (PUT) di Kebun Raya Universitas Mularawman (KRUS) Samarinda. Pengumpulan data berupa data diameter pohon posisi ukur 1.30 m (setinggi dada) melalui Plot Ukur Temporer (PUT) berukuran 100 m X 50 m. Data yang dikumpulkan berupa diameter yang masuk dalam kategori pohon berdiameter sama dengan atau lebih besar dari 5 cm. Diameter setinggi dada pohon sampel hasil pengukuran pada tipe hutan sekunder bekas kebakaran di KRUS, Lempake hanya menyebar mengikuti FD  Gamma. Fungsi distribusi Gamma yang terbentuk adalah:  f (x) =  (0.082.03)/ Г(2.03) * X 1.03 e -0.08x. Indikasi ini memperlihatkan bahwa dalam tegakan hutan yang dirisalah terdapat ketimpangan penyebaran tingkat pertumbuhan pohon di mana pohon berdimensi besar lebih sedikit dari pada pohon pada dimensi yang lebih kecil
Kontribusi Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) terhadap Peningkatan Sosial Ekonomi Masyarakat Hukum Adat Kabupaten Manokwari Kornelis Manwas; Obed Nedjo Lense; Anton S. Sinery
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss2.353

Abstract

Kewajiban IPHHK yang berada di Kabupaten Manokwari selama periode 2017-2021 telah menyumbangkan devisa bagi negara, namun disisi lain dengan keberadaannya apakah memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan sosial ekonomi masyarakat yang berada di dalam dan sekitar areal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran serta IPHHK terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat hukum adat (MHA) masih relatif rendah (48%). Hal ini diduga karena secara legal para pemegang IPHHK tidak punya kewajiban khusus untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Hal ini diperparah lagi dengan pola kemitraan yang diterapkan oleh hampir semua pemegang IPHHK dalam pemungutan dan pengelolaan hasil hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mitra terkesan tidak peduli apalagi berkontribusi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar areal dalam hal ini MHA. Hasil analisis lanjutan menunjukkan terdapat korelasi yang erat antara peran serta IPHHK dan kondisi sosial ekonomi MHA.
SNAKE AS FUNCTIONAL FOOD BY ARFAK TRIBE COMMUNITY IN MANOKWARI REGENCY PAPUA BARAT Taran, Denisa Melanesia Kreglika; Sirami, Elieser; Arobaya, Agustina; Sinery, Anton; Sawaki, Saremay Max Romario
MAKILA Vol 18 No 2 (2024): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v18i2.15519

Abstract

The Arfak tribe has utilized snakes as functional food for generations. This study aims to describe the pattern of the snake utilization as functional food. This research was conducted using Descriptive Method with semi-structured interview and observation. Data collection was performed in 27 villages in Manokwari Regency. Data analysis was carried out qualitatively and quantitatively. The results showed that the Arfak tribe has utilised five species of snakes as functional food, which are Leiophython albertisii, Apodora papuana, Morelia amethystine, Morelia viridis, and Micropechis ikaheka. The utilised parts are meat, fat and bile. The health benefits of snakes are grouped into four categories, namely curing diseases of the respiratory tract, skin diseases, chronic diseases and increasing body strength and vitality. Although snakes have been utilized and are believed to have health benefits, issues related to zoonosis and the absence of comprehensive studies showing the effectiveness of snakes as medicine have resulted in the utilization of snakes as functional food has been debatable.