Sri Wahyuni
Prodi Televisi dan Film Universitas Potensi Utama Medan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PROSES KREATIF PRODUKSI FILM PADA KOMUNITAS FISABILILLAH PRODUCTION (FISPRO) KOTA MEDAN Sri Wahyuni; Triadi Sya'dian
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 6, No 1 (2020): PROPORSI November 2020
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.6.1.2020.67-78

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan serta mendeskripsikan strategi kreatif produksi film pada komunitas Fisabilillah Production (Fispro). Fisabilillah Production merupakan komunitas film yang berada di Kota Medan merupakan sebuah komunitas perfilman yang berdomisili di Medan yang berdiri sejak tahun 2015. Komunitas perfilman  ini bergerak di bidang dakwah yang bertujuan menciptakan karya dalam bentuk film yang dapat menginspirasi masyarakat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian proses kreatif yang digunakan pada Komunitas Fispro yaitu pertama berdasarkan rancangan proses pra-produksi melalui ide / tema skenario, casting, reading dan rehearsal. Proses kreatif yang digunakan pada saat produksi dengan menekankan kepada mise-en-scene yaitu : 1) gambar/adegan  ;  2)  pergerakan  pemain  dan  kamera  ;  3)  sinematografi  ;  4)  penataan cahaya  ;  5)  seting  dan  properti  ;  6)  penataan  suara  ;  dan  7)  editing.  Sedangkan pada saat pasca produksi sendiri sutradara tidak menggunakan strategi-strategi khusus.
KONSEP BUDAYA BATAK DALAM FILM MURSALA SUTRADARA VIVA WESTI (ANALISIS SEMIOTIKA) Sri Wahyuni
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 5, No 2 (2020): PROPORSI Mei 2020
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.5.2.2020.172-183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep budaya batak pada masyarakat dalam film Mursala serta mengungkap pandangan masyarakat khususnya masyarakat batak terhadap film Mursala karya Viva Westi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif. Kerangka teoritis dibangun berdasarkan data yang di dapat dari lapangan kemudian disesuaikan dengan objek penelitian yaitu film Mursala. Untuk melihat kesesuaian antara realitas yang ada pada masyarakat maka digunakan teori Semiotika Roland Barthes yang mengungkap berdasarkan penanda, petanda dan mitos serta teori resepsi Hans Robert Jauss dam Wolfgang Iser untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap film Mursala. Hasil yang diperoleh dalam penelitian bahwa terdapat mitos-mitos pada masyarakat Batak sehingga membuat masyarakat tersebut mengikuti tradisinya. Konsep budaya dimunculkan dalam film Mursala melalui penanda dan petanda dan membentuk mitos yang bermakna pewarisan tradisi. Tradisi tersebut menggambarkan sistem kekerabatan pada masyarakat Batak yaitu Dalihan Na Tolu. Kekerabatan tersebut seperti larangan menikah semarga pada masyarakat Batak dan telah diwariskan secara turun temurun.
KAJIAN STRUKTUR DRAMATIK PADA FILM MURSALA KARYA VIVA WESTI Sri Wahyuni; Rosta Minawati; Febri Yulika
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 4, No 2 (2019): PROPORSI Mei 2019
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.4.2.2019.126-135

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah mengungkap struktur dramatik pada film Mursala. Film Mursala memuat unsur naratif yang membentuk susunan peristiwa dan saling memiliki  hubungan satu dengan yang lainnya serta adanya keterikatan dalam logika sebab akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Untuk mengungkap struktur dramatik film Mursala, maka digunakan pendekatan struktural dengan metode analisis deskriptif.Film Mursala bercerita mengenai larangan pernikahan se-marga pada masyarakat Batak. Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat dan nilai kekeluargaan (kekerabatan). Suku Batak juga memiliki aturan-aturan tertentu yang harus ditaati, termasuk tentang pemilihan pasangan hidup, siapa yang dapat dinikahi dan tidak dapat dinikahi. Pertentangan terhadap adat dalam isi cerita film Mursala menyebabkan adanya konflik dari awal hingga bagian klimaks dari cerita. Maka pendekatan strukturalisme (exposition, complication, climax, reversal dan denoument) digunakan untuk mengetahui kronologi cerita, tokoh/penokohan hingga klimaks yang dituangkan dalam permasalahan serta tahap akhir cerita yang merupakan kesimpulan untuk menjelaskan alur dramatik.
Penciptaan Skenario Film Fiksi “Aku Ingin” Menggunakan Struktur 3 Babak Sri Wahyuni; Suryanto Suryanto; Gilang Dwi Prayoga
PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif Vol 8, No 2 (2023): PROPORSI Mei 2023
Publisher : Universitas Potensi Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22303/proporsi.8.2.2023.%p

Abstract

Tulisan ini menjelaskan mengenai penciptaan skenario film fiksi “Aku Ingin” menggunakan struktur 3 babak. Skenario merupakan susunan adegan yang memiliki unsur naratif dengan visualisasi sebuah film. Sedangkan Struktur 3 babak yaitu rangkaian plot cerita yang terdiri dari tiga tahapan babak 1, babak 2 dan babak 3. Film fiksi “Aku Ingin” menggunakan struktur 3 babak yang berfungsi untuk membuat runtutan cerita secara berurut sehingga dapat mudah di pahami oleh penonton. Selain itu, penciptaan skenario “Aku Ingin” dapat lebih menarik karena dapat mengatur ketegangan sesuai dengan pembabakannya. Skenario “Aku Ingin” bercerita mengenai pelecehan yang terjadi terhadap seorang wanita melalui media social. Akibat postingan foto yang diunggah ke dalam salah satu media social menjadikan wanita tersebut mendapatkan pelecehan hingga ke kehidupan nyata. Dalam proses penciptaan skenario ini penulis menggunakan grafik Elizabeth Lutters untuk menentukan dramatik dalam cerita dan membaginya ke dalam 3 babak. Hasil dalam penulisan skenario ini yaitu babak pertama merupakan pengenalan mengenai karakter beserta dengan latar masalah yang terdapat pada scene 1-6. Kemudian pada babak kedua menceritakan terkait munculnya konflik yang ada pada scene 7-15. Sedangkan pada babak ketiga merupakan problem yang dihadapi oleh protagonist akan terjawab serta mampu mengatasi masalahnya gagal atau berhasil yang terdapat pada scene 16 dan 18.Tulisan ini menjelaskan mengenai penciptaan skenario film fiksi “Aku Ingin” menggunakan struktur 3 babak. Skenario merupakan susunan adegan yang memiliki unsur naratif dengan visualisasi sebuah film. Sedangkan Struktur 3 babak yaitu rangkaian plot cerita yang terdiri dari tiga tahapan babak 1, babak 2 dan babak 3. Film fiksi “Aku Ingin” menggunakan struktur 3 babak yang berfungsi untuk membuat runtutan cerita secara berurut sehingga dapat mudah di pahami oleh penonton. Selain itu, penciptaan skenario “Aku Ingin” dapat lebih menarik karena dapat mengatur ketegangan sesuai dengan pembabakannya. Skenario “Aku Ingin” bercerita mengenai pelecehan yang terjadi terhadap seorang wanita melalui media social. Akibat postingan foto yang diunggah ke dalam salah satu media social menjadikan wanita tersebut mendapatkan pelecehan hingga ke kehidupan nyata. Dalam proses penciptaan skenario ini penulis menggunakan grafik Elizabeth Lutters untuk menentukan dramatik dalam cerita dan membaginya ke dalam 3 babak. Hasil dalam penulisan skenario ini yaitu babak pertama merupakan pengenalan mengenai karakter beserta dengan latar masalah yang terdapat pada scene 1-6. Kemudian pada babak kedua menceritakan terkait munculnya konflik yang ada pada scene 7-15. Sedangkan pada babak ketiga merupakan problem yang dihadapi oleh protagonist akan terjawab serta mampu mengatasi masalahnya gagal atau berhasil yang terdapat pada scene 16 dan 18. Kata Kunci : Aku Ingin, Skenario, Struktur Tiga Babak