Angka kejadian kelahiran dengan bedah sesar meningkat setiap tahunnya, sehingga kebanyakan pasien bedah sesar diberikan antibiotik profilaksis untuk mencegah kejadian infeksi luka operasi (ILO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Samarinda. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan rekam medik pasien. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Adapun kriteria inklusi pasien yang digunakan adalah pasien yang melahirkan secara bedah sesar dan pasien yang memiliki data rekam medik yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pasien bedah sesar berdasarkan usia tertinggi pada usia 20-35 tahun sebanyak 78,14% (118 pasien), sebanyak 35,09% (53 pasien) berdasarkan frekuensi kehamilan tertinggi pada kehamilan kedua, serta berdasarkan indikasi medis tertinggi pada bedah sesar berulang sebanyak 33,77% (51 pasien). Gambaran penggunaan antibiotik yang digunakan tertinggi adalah sefotaksim sebanyak 73,50% (111 pasien), 15,23% (23 pasien) mendapatkan seftriakson, 0,66% (1 pasien) mendapatkan amoksisilin, 0,66% (1 pasien) mendapatkan sefoperazon dan 9,93% pasien (15 pasien) tidak mendapatkan antibiotik. Pola penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Samarinda tertinggi adalah sefotaksim (73,50%).