Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengaruh Tepung Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus) sebagai Sumber Kitin dalam Ransum terhadap Kandungan Lemak Feses dan Efisiensi Pakan Tikus Putih (Rattus norvegiccus) Strain Wistar (The Effect of Crabs Shells (Portunus pelagicus) as A Source of Chi Muhamad Fatah Wiyatna; Irba U. Warsono; Aminuddin Parakkasi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v6i1.2263

Abstract

Cangkang rajungan mengandung kitin yang persentasenya paling besar berupa polisakarida. Kitin dan derivat-derivatnya telah banyak digunakan dalam berbagai keperluan terutama untuk kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung rajungan sebagai sumber kitin terhadap efisiensi pakan dan kandungan lemak feces tikus putih Rattus norvegicus) strain Wistar. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x5 dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis kelamin dan kedua level tepung rajungan yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. Hasilnya penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara jenis kelamin dengan kandungan teung rajungan dalam ransum. Kandungan lemak dalam feces tertinggi diperoleh dari perlakuan 10% yaitu 0.737%. Sedangkan efisiensi pakan tertinggi diperoleh dari penggunaan tepung rajungan 5% yaitu 13.1%. Penggunaan tepung rajungan dalam ransum mampu mningkatkan efisiensi pakan dan menurunkan kadar lemak tubuh tikus putih.Kata Kunci : Tepung rajungan, efisiensi pakan, lemak feces, tikus putih.
Perbandingan Indek Perdagingan Sapi-sapi Indonesia (Sapi Bali, Madura,PO) dengan Sapi Australian Commercial Cross (ACC) Muhamad Fatah Wiyatna
Jurnal Ilmu Ternak Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v7i1.2227

Abstract

Penelitian mengenai perbandingan indek perdagingan sapi-sapi Indonesia dengan sapi Austrlaia telah dilakukan di RPH Ciroyom Bandung. Penelitian ini menggunakan 75 ekor sapi lokal dan 25 ekor sapi ACC. Sapi mempunyai kondisi tubuh sedang dengan kisaran umur 2,5 sampai 3,5 tahun. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui nilai indek perdagingan sapi-sapi lokal dan sapi Australia. Metode Penelitian yang digunakan adalah Causal Comparatif. Peubah yang diukur adalah bobot hidup, bobot karkas, panjang karkas dan indek perdagingan. Data yang terhimpun dianalisis berdasarkan metode sidik ragam selanjutnya untuk mengetahui perbedaan diantara bangsa sapi digunakan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase karkas tertinggi diperoleh dari sapi Bali dengan rataan 54,00 persen, kemudian sapi ACC 51,00 persen, sapi Madura 47,00 persen dan sapi PO 44,00 persen. Pada perhitungan indek perdagingan sapi Australia nyata lebih tinggi yaitu 1,415, sedangkan sapi Bali 1,232 dan sapi PO bernilai 1,210. Sapi Bali mempunyai potensi yang baik seperti sapi ACC.Kata kunci : Sapi lokal, sapi ACC, indek perdagingan
PENGEMBANGAAN KELEMBAGAAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN BANTUL PROVINSI D. I. YOGYAKARTA Wijarwati; Muhamad Fatah Wiyatna; Mumun Munandar Sulaeman
JURNAL TRITON Vol 9 No 2 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir kabupaten Bantul Provinsi D. I. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi potensi kelembagaan peternakan sapi potong di wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan oktober 2018, dengan metode analisis deskriptif kualitatif berdasarkan fenomena di lapangan. Penelitian dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahab satu adalah mengidentifikasi potensi peternakan di wilayah pesisir, baik teknis maupun kelembagaan. Tahab dua adalah menganalisa bagaimana karakteristik masyarakat pesisir dan peran kelompok ternak dalam mendukung perkembangan peternakan sapi potong di wilayah pesisir.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak sudah mempunyai pengetahuan yang memadai dalam budidaya sapi potong.Kelompok ternak yang terbentuk di wilayah penelitian mempunyai sejarah dan latar belakang yang dinamis sampingan sebagai bentuk adaptasi masyarakat pesisir terhadap sumberdaya yang ada. Peternakan sapi potong di wilayah penelitian sangat potensial untuk dikembangan sebagai sentra peternakan sapi potong, hal ini didukung oleh tersedianya hijauan pakan ternak yang cukup banyak karena ditopang oleh daerah aliran sungai yang subur yaitu sungai Opak dan sungai Progo. Kelembagaan merupakan sarana penguat baik dari peternak maupun pemerintah. Pemerintah seharusnya bertindak sebagai regulator dalam mendukung perkembangan peternakan di wilayah pesisir dalam upaya meningkatkan populasi sapi dan kesejahteraan peternak kecil.
MODIFIKASI MESIN PRESSING LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUATAN PAKAN IKAN DI DESA TANJUNGSARI, SUMEDANG, JAWA BARAT Yuli Andriani; Irfan Zidni; Muhamad Fatah Wiyatna
Media Kontak Tani Ternak Vol 2, No 2 (2020): Mei
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v2i2.25371

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam memanfaatkan potensi limbah rumah tangga sebagai bahan baku pakan ikan dengan menggunakan alat pressing limbah rumah tangga. Program ini dilaksanakan selama 2 bulan sejak Juli hingga Agutus 2019. Metode yang dilakukan pada program ini meliputi : survei dan observasi lapangan, sosialisasi, penyuluhan, pembuatan mesin pressing limbah rumah tangga, pembuatan pakan ikan dan pedampingan. Melimpahnya limbah rumah tangga seperti nasi, limbah nabati, limbah hewani dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai solusi menumpuknya limbah rumah tangga. Akan tetapi bahan baku dari limbah rumah tangga ini mempunyai kandungan air yang tinggi, sehingga dibutuhkan alat pressing limbah rumah tangga. Inisiasi program pemanfaatan limbah menjadi sesuatu yang bernilai manfaat merupakan kegiatan yang berpotensi menghasilan keuntungan. Hasil survei dan observasi lapangan menunjukkan bahwa Desa Tanjungsari memiliki potensi limbah rumah tangga yang banyak sehingga dapat dioptimalisasikan untuk mendukung kegiatan perikanan. Selain itu Desa Tanjungsari memiliki sumber daya manusia yang baik untuk melakukan kegiatan perikanan dan kegiatan peternakan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah pembuatan pakan ikan dengan bahan baku limbah rumah tangga. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran adalah warga Desa Tanjungsari yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu rumah tangga. Tahap pertama masyarakat diberikan penyuluhan mengenai potensi pemanfaatan limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan atau ternak. Setelah dilakukan pemilihan bahan baku pakan selanjutnya dilakukan praktek pembuatan pakan ikan dengan tambahan tepung limbah rumah tangga. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat Desa Tanjungsari dapat memproduksi pakan ikan dengan memanfaatkan hasil limbah rumah tangga sebagai pakan mandiri dalam kegiatan perikanan dan peternakan.
Literature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality Yuli Andriani; Anggi Adrian Hutapea; Irfan Zidni; Walim Lili; Muhamad Fatah Wiyatna
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.732 KB) | DOI: 10.13170/depik.10.3.23163

Abstract

The high level of public consumption, balanced with the increasingly dense population globally, makes food waste more and more. Food waste is the second-largest contributor to waste in the world. Moreover, the lack of food waste management makes this condition even worse. This food waste can be found, one of which is in restaurants, school canteens, food courts, and others. Fermentation is the process of breaking down complex substances into simpler ones. A fermentation process can help process food waste into various products such as liquid organic fertilizer, compost, biogas, and raw material for fish feed. Through the fermentation process, food waste can be used as an alternative fish feed with high nutritional content to benefit fish cultivators. Fish need many nutrients for their bodies, with food waste that has been processed will meet the dietary needs of fish. The cultivators will benefit more from the cost of feed and the sale of fish that can meet consumer needs.Moreover, the demand for the fish market is increasing every year. Several factors play a role in the success of the food waste fermentation process and the quality of the resulting product to be converted into fish feed raw materials. These factors include incubation time, pH acidity, and microbial factors that can accelerate the spoilage of fish feed raw materials.Keywords:Fermentation,Restaurant wasteFish feedFactorsQuality of feed IngredientsLiterature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality
Literature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality Yuli Andriani; Anggi Adrian Hutapea; Irfan Zidni; Walim Lili; Muhamad Fatah Wiyatna
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.10.3.23163

Abstract

The high level of public consumption, balanced with the increasingly dense population globally, makes food waste more and more. Food waste is the second-largest contributor to waste in the world. Moreover, the lack of food waste management makes this condition even worse. This food waste can be found, one of which is in restaurants, school canteens, food courts, and others. Fermentation is the process of breaking down complex substances into simpler ones. A fermentation process can help process food waste into various products such as liquid organic fertilizer, compost, biogas, and raw material for fish feed. Through the fermentation process, food waste can be used as an alternative fish feed with high nutritional content to benefit fish cultivators. Fish need many nutrients for their bodies, with food waste that has been processed will meet the dietary needs of fish. The cultivators will benefit more from the cost of feed and the sale of fish that can meet consumer needs.Moreover, the demand for the fish market is increasing every year. Several factors play a role in the success of the food waste fermentation process and the quality of the resulting product to be converted into fish feed raw materials. These factors include incubation time, pH acidity, and microbial factors that can accelerate the spoilage of fish feed raw materials.Keywords:Fermentation,Restaurant wasteFish feedFactorsQuality of feed IngredientsLiterature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality
Literature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality Yuli Andriani; Anggi Adrian Hutapea; Irfan Zidni; Walim Lili; Muhamad Fatah Wiyatna
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.10.3.23163

Abstract

The high level of public consumption, balanced with the increasingly dense population globally, makes food waste more and more. Food waste is the second-largest contributor to waste in the world. Moreover, the lack of food waste management makes this condition even worse. This food waste can be found, one of which is in restaurants, school canteens, food courts, and others. Fermentation is the process of breaking down complex substances into simpler ones. A fermentation process can help process food waste into various products such as liquid organic fertilizer, compost, biogas, and raw material for fish feed. Through the fermentation process, food waste can be used as an alternative fish feed with high nutritional content to benefit fish cultivators. Fish need many nutrients for their bodies, with food waste that has been processed will meet the dietary needs of fish. The cultivators will benefit more from the cost of feed and the sale of fish that can meet consumer needs.Moreover, the demand for the fish market is increasing every year. Several factors play a role in the success of the food waste fermentation process and the quality of the resulting product to be converted into fish feed raw materials. These factors include incubation time, pH acidity, and microbial factors that can accelerate the spoilage of fish feed raw materials.Keywords:Fermentation,Restaurant wasteFish feedFactorsQuality of feed IngredientsLiterature review on fermentation factors of restaurant organic waste affecting feed quality
Effects of Fermentation on the Physico-Chemical Properties of Marine By-Products: A Review Shobihah, Hasna Nabila; Andriani, Yuli; Wiyatna, Muhamad Fatah; Iskandar, Iskandar; Zidni, Irfan; Rustama, Mia Miranti
Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 6 No. 1 (2025): January
Publisher : Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jocos.6.1.51-58

Abstract

Marine by-products hold significant potential to be utilized as raw materials with added value, particularly in producing high-quality and environmentally friendly fish feed. This study aims to review the impact of fermentation on the physical and chemical properties of marine by-products. The method employed is a narrative literature review, referencing scientific literature from databases such as ScienceDirect and Google Scholar. The literature analysis highlights changes in physical structure, such as alterations in color and odor, that contribute to improved feed digestibility. In addition, fermentation also increases nutrient content, including proteins and essential amino acids, and produces bioactive compounds that act as antimicrobials and antioxidants. This study identifies that fermentation reduces waste and enhances its economic value for various applications, such as fish feed and alternative raw materials. Thus, this review provides innovative solutions for marine by-product management while supporting sustainability and efficiency principles in the fisheries industry
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK MGR-Plus MELALUI AIR MINUM TERHADAP BOBOT AKHIR EFISIENSI RANSUM DAN INCOME OVER FEED COST BROILER: Effect of Probiotic Addition of MGR-Plus Trough Drinking Water on the Final Weight of Ransum Efficiency and Income Over Feed Cost of Broiler Pardede, Kelvin Jonathan; Tanwiriah, Wiwin; Wiyatna, Muhamad Fatah
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 3 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i3.1650

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan dan dosis terbaik probiotik MGR-Plus melalui air minum terhadap bobot akhir, efisiensi ransum dan income over feed cost ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Jumlah ayam yang digunakan yaitu 100 ekor DOC ayam broiler. Perlakuan yang diteliti di antaranya P0= air minum tanpa probiotik MGR-Plus; P1= 1 liter air minum + 0,5 ml probiotik MGR-Plus; P2= 1 liter air minum + 1 ml probiotik MGR-Plus; P3= 1 liter air minum + 1,5 ml probiotik MGR-Plus. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah bobot akhir, efisiensi ransum, dan IOFC. Data dianalisis statistik dengan sidik ragam dan Uji berjarak Duncan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penambahan probiotik MGR-Plus berpengaruh terhadap bobot akhir, efisiensi ransum, dan IOFC. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan 1 ml probiotik MGR-Plus untuk 1 liter air minum menghasilkan bobot akhir, efisiensi ransum, dan IOFC ayam broiler yang terbaik.   Kata kunci: Ayam Broiler, Bobot Akhir, Efisiensi Ransum, Income Over Feed Cost (IOFC), Probiotik MGR-Plus
The social and environmental responsibility communication of Pos Indonesia regional 3 Bakti, Iriana; Sjoraida, Diah Fatma; Wiyatna, Muhamad Fatah; Nugraha, Aat Ruchiat; Setianti, Yanti
PRofesi Humas Vol 9, No 2 (2025): February 2025
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/prh.v9i2.54238

Abstract

Background: Social and Environmental Responsibility (SER) represents the company’s commitment to supporting Sustainable Development Goals (SDGs). PT. Pos Indonesia Regional 3 West Java carried out social and environmental responsibilities under its policies. The SER program was established in collaboration with Universitas Padjadjaran through a farmer group empowerment program toward independent villages and food security in Cilembu Village, Pamulihan District, Sumedang Regency. Purpose: This research aimed to analyze SER communications by PT. Pos Indonesia Regional 3 West Java. Methods: It used a descriptive method. The data was collected through observation, interviews, and literature studies. Results: The results showed that the public relations department of PT. Pos Indonesia served as a communication facilitator in corporate social responsibility implementation through the farmer group empowerment program towards independent villages in Cilembu Pamulihan, Sumedang. Upon carrying out the SER activities, PT. Pos Indonesia held stages of situation recognition, collaboration, and collective action between stakeholders to produce an effective SER program. Conclusion: SER communication at PT. Pos Indonesia Regional 3 West Java consisted of internal communication, a report to company leaders and employees, and external communication for publicizing the company’s achievements. Implications: The success of social and environmental responsibility communication will depend on the role of public relations in a corporation.