Zulkarnain
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB, Bogor, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGGUNAAN WARNA LAMPU BAWAH AIR YANG BERBEDA PADA BUBU LIPAT MODIFIKASI SATU PINTU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp) Khairil Ibaad; Zulkarnain; Sulaeman Martasuganda; Tri Nanda Citra Bangun
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.271-282

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal nelayan sebagai alat tangkap yang biasa dioperasikan pada dasar perairan menggunakan sistem rawai serta memiliki karakteristik pasif, selektif, dan ramah lingkungan. Lampu bawah air untuk alat tangkap bubu belum pernah dipraktekkan oleh nelayan khususnya pada pengoperasian bubu lipat rajungan. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi hasil tangkapan dan pengaruh penggunaan lampu bawah air yang berbeda pada bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan serta menghitung produktivitas bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan dan persentase kelayakan hasil tangkapan bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental fishing dengan total bubu yang digunakan adalah 30 buah (masing-masing 10 unit bubu setiap perlakuan) dan dilakukan sebanyak 20 kali ulangan (trip). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, uji T dan uji Wilcoxon. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh pada bubu kontrol (bubu nelayan) 9 jenis dengan total 248 ekor seberat 23,39 kg, bubu modifikasi lampu putih mendapatkan 10 jenis dengan total 224 ekor seberat 25,94 kg, bubu modifikasi lampu biru juga mendapatkan 10 jenis hasil tangkapan dengan total 167 ekor seberat 17,42 kg. Penggunaan lampu LED berwarna putih dinyatakan berpengaruh nyata dalam hasil tangkapan bernilai ekonomis baik dilihat dari jumlah (ekor) dan berat (kg) apabila dibandingkan dengan bubu kontrol dan bubu modifikasi lampu biru. Kata kunci: bubu lipat, lampu LED, rajungan, warna lampu
POLA MUSIM IKAN TERI (Stolephorus sp) DAN UPAYA PENANGKAPAN PAYANG DI KECAMATAN PASONGSONGAN SUMENEP, MADURA Miftahol Arifin; Zulkarnain; Wazir Mawardi; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.159-168

Abstract

Sumberdaya ikan teri di Kabupaten Sumenep salah satunya adalah ikan teri nasi (Stolephorus sp.) yang umumnya ditangkap menggunakan alat tangkap payang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pendugaan pola musim penangkapan teri pada alat tangkap payang teri di Pasongsongan. Pola musim penangkapan teri diambil menggunakan data sekunder dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, sedangkan keragaan alat tangkap payang teri menggunakan data primer yang diambil secara langsung dari nelayan setempat. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari dengan menggunakan metode purposive sampling untuk mendeskripsikan keragaan alat tangkap payang teri. Sampel yang diambil sebanyak 8 perahu payang teri yang beroperasi di Kecamatan Pasongsongan. Pola musim penangkapan dihitung menggunakan metode rata-rata bergerak (moving average), sedangkan keragaan payang teri di analisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menujukkan bahwa musim penangkapan ikan teri yang baik dilakukan pada bulan Januari, Februari, Maret, Oktober, November, dan Desember ditunjukkan oleh IMP lebih dari 100%. Kata kunci: ikan teri, musim ikan teri, Pasongsongan, payang, Sumenep
PENGARUH CUACA TERHADAP POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG Mella Sari; Eko Sri Wiyono; Zulkarnain
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 3 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.3.277-289

Abstract

Kelimpahan ikan pelagis untuk beberapa spesies cenderung sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jenis-jenis ikan pelagis tersebut merupakan jenis ikan ekonomis penting. Namun saat ini, musim penangkapan ikan tidak menentu, sulit diprediksi, dan mempengaruhi pendapatan nelayan. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan hasil tangkapan dominan beserta alat tangkapnya di PPP Lempasing, menganalisis pola musim penangkapan ikan pelagis tangkapan dominan yang berbasis di PPP Lempasing, dan mengidentifikasi hubungan cuaca terhadap hasil tangkapan yang memengaruhi produktivitas penangkapan di PPP Lempasing. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis indeks musim penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan persentase total nilai produksi, hasil tangkapan dominan adalah menggunakan alat tangkap mini purse seine yaitu ikan pelagis (tongkol, kembung, dan cumi-cumi). Pola musim penangkapan ikan pelagis yang dominan berfluktuasi selama 5 tahun dari tahun 2016-2020. Musim penangkapan tongkol terjadi pada bulan Mei-Agustus dengan musim puncak pada bulan Juni, musim penangkapan kembung dari bulan Maret-September dengan musim puncak pada bulan Agustus, dan musim penangkapan cumi-cumi dari bulan Maret dan Mei-September dengan musim puncak pada bulan Juni. Pengaruh cuaca terhadap musim ikan pelagis menunjukkan variabel kecepatan angin berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan tongkol, variabel jumlah hari hujan dan jumlah curah hujan yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan kembung serta variabel kecepatan angin yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi. Kata kunci: cuaca, ikan pelagis, kapal mini purse seine, pola musim penangkapan, PPP Lempasing
MUSIM PENANGKAPAN DAN KELAYAKAN HASIL TANGKAPAN LAYUR (Trichiurus spp) YANG BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Zulkarnain; Wazir Mawardi; Ajeng Agia Pratiwi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.091-101

Abstract

Ikan layur (Trichiurus spp) merupakan ikan demersal ekonomis penting dan salah satu komoditas ekspor yang potensial di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Ikan layur di Teluk Palabuhanatu dominan ditangkap menggunakan alat tangkap pancing layur. Informasi mengenai musim penangkapan dianggap sebagai faktor penting agar kegiatan penangkapan ikan efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola musim penangkapan ikan layur, CPUE, ukuran ikan yang layak tangkap, dan korelasi ukuran panjang mulut dan bukaan mulut layur. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif. Analisis data menggunakan metode rata-rata bergerak, analisis CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola musim ikan layur terdapat pada bulan April, Juni, Agustus, September, Oktober, dan November berdasarkan nilai indeks musim penangkapan. CPUE tertinggi dari pancing layur tahun 2015-2019 terjadi pada tahun 2019 dan nilai CPUE bulanan tertinggi pada bulan Oktober. Ukuran rata-rata ikan layur lebih besar dari kali pertama matang gonad dan masuk ke dalam kategori layak tangkap. Korelasi antara panjang total dan panjang mulut serta lebar bukaan mulut dapat dijadikan acuan dalam menentukan panjang dan lebar mata pancing yang digunakan dalam alat tangkap pancing layur. Kata kunci: CPUE, layak tangkap, musim ikan, pancing layur
PENGGUNAAN BOOSTER RUMPON (FAD) UNTUK PEMIKAT DAN PENGUMPUL IKAN YANG EFEKTIF PADA ALAT TANGKAP BAGAN APUNG Zulkarnain; Ronny Irawan Wahju; Fis Purwangka; Indah Ainun Firdaus; M Syarif Budiman
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 1 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.1.001-013

Abstract

Pengoperasian alat tangkap bagan apung selalu mengandalkan cahaya lampu, baik dari penggunaan jenis lampu maupun daya lampu yang digunakan. Sifat pasif dalam pengoperasian bagan apung adalah menunggu berkumpulnya ikan di bawah sumber cahaya dalam waktu menunggu yang cukup lama. Pada Kondisi tersebut, jumlah pengangkatan jaring (hauling) menjadi sedikit dan akan mempengaruhi jumlah tangkapan ikan yang diperoleh. Ketepatan solusi dengan inovasi teknologi alat bantu pengumpul ikan yang akan dilakukan adalah menyempurnakan solusi yang pernah diimplementasikan, yaitu peningkatan penggunaan alat bantu pemikat dan pengumpul ikan dari penggunaan atraktor rumpon atau atraktor umpan pada pengoperasian bagan menjadi penggunaan booster rumpon (FAD) yang merupakan kombinasi penggunaan atraktor rumpon dan atraktor umpan vertikal. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan komposisi hasil tangkapan, menentukan pengaruh penggunaan booster rumpon (perlakuan) terhadap jumlah hasil tangkapan dan jumlah hauling, serta menentukan pendapatan bagan perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan atraktor rumpon dan umpan vertikal pada bagan apung perlakuan memberikan hasil tangkapan dan jumlah jenis ikan yang lebih banyak dibandingkan dengan bagan apung kontrol. Penggunaan booster rumpon berpengaruh secara signifikan baik terhadap peningkatan jumlah tangkapan maupun jumlah hauling bagan apung. Persentase produksi bagan apung yang menggunakan booster rumpon terhadap bagan kontrol meningkat hingga 165,1 % dengan pendapatan bersih sebesar Rp13.883.414.0 dan rata-rata pendapatan bersih adalah Rp694.170,7/trip. Kata kunci: bagan apung, booster rumpon berumpan, pemikat ikan
KERAGAAN TEKNIS DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN UMPAN PADA BUBU NAGA DI PERAIRAN BONDET CIREBON JAWA BARAT Melianti; Mohammad Imron; Zulkarnain
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 2 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.2.243-260

Abstract

Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan sedikit menyebabkan pendapatan nelayan tidak dapat menutupi kebutuhan sehari-hari, sehingga diperlukan cara untuk meningkatkan produktivitas bubu naga, salah satu caranya dengan penggunaan umpan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan bubu naga, menghitung komposisi hasil tangkapan yang menggunakan umpan dan tidak menggunakan umpan pada bubu naga, dan menghitung pendapatan usaha perikanan bubu naga. Penelitian dilakukan di Perairan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bondet pada bulan Maret hingga April 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah experimental fishing dengan menggunakan umpan ikan rucah yaitu ikan tembang dan ikan pepetek dalam 20 kali ulangan (trip) di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 bubu naga yang digunakan dalam penelitian memiliki dimensi (50 cm  37 cm  35 cm) dengan panjang bubu yaitu 10 m. Total hasil tangkapan bubu naga kontrol (tanpa umpan) yaitu 82,53 kg (672 ekor) dari 11 jenis ikan dan total hasil tangkapan bubu naga perlakuan atau dengan menggunakan umpan 131,721 kg (904 ekor) dari 11 jenis ikan. Berdasarkan analisis keuntungan yang telah dihitung bahwa usaha perikanan bubu naga layak untuk dilanjutkan. Umpan ikan rucah dapat dijadikan sebagai implementasi teknologi tepat guna untuk alat tangkap bubu naga karena hasil tangkapan bubu naga yang menggunakan umpan lebih banyak jika dibandingkan dengan bubu naga yang tidak menggunakan umpan. Kata kunci: Bondet, bubu naga, ikan rucah, umpan