Claim Missing Document
Check
Articles

KENDALA-KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KONTROVERSIAL DI SMA NEGERI KOTA SEMARANG Suryadi, Andy; Ahmad, Tsabit Azinar; Sodiq, Ibnu
Paramita: Historical Studies Journal Vol 24, No 2 (2014): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v24i2.3128

Abstract

This research identifies teacher constraints in controversial history learning in Semarang’s senior high school and analyzes teachers’ efforts in controversial history learning. Qualitative approach was used in this research to observe senior high school in Semarang Municipality. This research used interactive model of analysis. This research results three main factors that support controversial history learning i.e. school aspects, teachers’ independency, and students’ ability. There were several constraints in controversial history learning i.e. constraints in learning design, learning practices, and supporting factors. Commonly, it caused by two factors: (1) internal factors, there were historiographical change in Indonesia; (2) external factor, there were learning practices aspects. Teachers’ effort to reduce learning constraints divided became two, learning design and learning practice’s effort.Keywords: learning history, controversial history, learning constraints. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemui guru dalam  menganalisis upaya-upaya yang dilakukan guru dalam pembelajaran sejarah kontroversial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil penelitian di SMA-SMA Negeri di Kota Semarang. Analisis yang dilakukan menggunakan model analisis model interaktif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada tiga hal yang mendorong pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial, yakni sekolah, kemandirian guru dan kemampuan peserta didik. Kendala-kendala yang ditemui, yakni kendala pada saat perencanaan, kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran dan pendukung. Kendala tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni (1) faktor intern berupa perubahan corak historiografi Indonesa dan (2) faktor ekstern, yakni dari lam praksis pembelajaran. Upaya untuk mengatasi kendala-kendala terbagi menjadi dua, yakni upaya pada aspek perencanaan dan upaya pada aspek pelaksanaan pembelajaran.Kata kunci: pembelajaran sejarah, sejarah kontroversial, kendala-kendala pembelajaran  
HISTORIOPRENEURSHIP: OPTIMALISASI INDUSTRI KREATIF BERTEMA SEJARAH DI SEKITAR KAMPUS Sodiq, Ibnu; Suharso, R.
Jurnal Abdimas Vol 21, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Historiopreneurship merupakan upaya untuk mengoptimalkan bidangbidang kewirausahaan yang berorientasi pada tema-tema kesejarahan. Di sekitar kampus Universitas Negeri Semarang ada upaya kewirausahaan di bidang sejarah (Historiopreneurship) yang muncul misalnya saja usaha produksi Kaos dengan desain kesejarahan sejarah dan nasionalisme dengan nama Djoeang Cloth yang dibuat oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan 2010 dan 2011, serta usaha pembuatan komik dan karikatur yang dilakukan secara kolaboratif oleh mahasiswa Jurusan Sejarah dan Alumnus Jurusan Seni Rupa dengan nama Baben Outlet. Akan tetapi karena beberapa keterbatasan, upaya yang telah dirintis sejak tahun 2013 tersebut hingga saat ini masih belum dapat berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk pemberdayaan bagi wirausahawan yang bergerak dalam bidang kesejarahan yang ada di sekitar kampus. Secara khusus, program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan rendahnya tingkat pemesanan dan penjualan produk; (2) mendampingi dan melakukan optimalisasi strategi promosi; (3) mendampingi upaya legalisasi usaha; (4) mendampingi penataan administrasi dan keuangan; (5) mendampingi upaya pengembangan diversivikasi usaha. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam menerapkan program ini, yakni: (1) Membantu sosialisasi dan promosi serta membantu order terutama yang terkait dengan kebutuhan kampus misalnya pemesanan kaos dosen dan karyawan serta mahasiswa. Juga pemesanan karikatur untuk kenangkenangan dan komik pembelajaran untuk kebutuhan guru dan mahasiswa; (2) Memberikan sitimulus dan bimbingan untuk membuat situs web yang baik, membantu menghubungkan akun jejaring sosial (Facebook, Twitter dan lainnya) dengan komunitas-komunitas terkait yang masuk dalam jaringan dosen; (3) Memberikan pelatihan dan pendampingan untuk diversifikasi usaha misalnya tidak hanya kaos kesejarahan namun juga kaos umum atau juga memproduksi syal, pin, stiker dan lain sebagainya; (6) Pemberian bantuan alat kepada mitra. Dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan mitra merasa terbantu dengan program yang dirancang dan telah mengalami peningkatan dalam aspek desain, kualitas, dan kuantitas produk.
Sejarah Undang-Undang Perkawinan Atas Pendapat Hingga Pertentangan dari Masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Tahun 1973-1974 Rifai, Ahmad; Sodiq, Ibnu; Muntholib, Abdul
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses terbentuknya UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 berawal dari inisiatif pemerintah sendiri untuk membahasnya dilingkup DPR setelah sekian lama berbagai masukan silih berganti dari organisasi wanita untuk secepatnya dibuat UU perkawinan yang baru, proses tersebut memakan waktu hingga 7 bulan yaitu dari pemerintah menyerahkan hasil RUU perkawinan yang dibuat oleh DPRGR hingga sampai semua fraksi menyetujui pasal demi pasal yaitu dari 77 pasal menjadi 66 pasal. Namun banyak pertentangan antar fraksi yang terjadi saat akan disahkanya RUU perkawinan tersebut, dari fraksi Persatuan berpandangan bahwa RUU tersebut banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan ini juga didukung oleh sebagian masyarakat dan organisasi Islam untuk merevisi pasal-pasal tersebut. Fraksi lainya justru berpandangan lain seperti dari fraksi Karya yang menggangap RUU tersebut sudah pas untuk dijadikan UU Perkawinan karena sudah banyak menyoroti kaum perempuan untuk urusan berumah tangga, hal ini juga didukung oleh pemerintah dan fraksi ABRI, sedangkan fraksi PDI bersikap netral dan hanya menyoroti masalah poligami dan monogaminya saja. Setelah disahkan pada 2 Januari 1974 oleh pemerintah dampak yang terjadi adalah wanita memiliki hak dalam urusan berumah tangga terutama dalam hal poligami, perceraian dan poligami pun menjadi berkurang serta biaya untuk membayar pensiunan PNS yang poligami menjadi dapat ditekan, namun dari hal itu dampak lain juga bermunculan seperti banyaknya perkawinan sirri serta semakin banyaknya masalah sosial akibat dari susahnya poligami.
Peranan Muslimat dalam Pemberdayaan Perempuan di Bidang Sosial Keagamaan di Batang Tahun 1998-2010 Qorina, Dzurotul; Pramono, Suwito Eko; Sodiq, Ibnu
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muslimat merupakan organisasi sosial keagamaan bagian dari NU yang telah melaksanakan perannya dalam membangun perempuan. Muslimat merupakan organisasi sosial kemasyarakatan Muslimat dalam meningkatkan status perempuan yaitu dengan melaksanakan program pemberdayaan di bidang sosial, lingkungan hidup, koperasi, organisasi, budaya, dakwah dan penerangan serta ekonomi. Program-program yang terlaksana yaitu membangun klinik, program KB yang bekerjasama dengan PKK dan BKKBN, mendata majlis ta’lim, mendata khafidhoh menyelenggarakan hari besar Islam, siraman rohani, lomba-lomba MTQ dan da’wah, membangun panti asuhan PSAA, bakti sosial, dan membangun klinik Siti Rohmah. Muslimat telah berperan penting di Batang seperti mendirikan panti asuhan, pendidikan, kesehatan, dan juga dalam hal agama. Muslimat di Batang telah memperhatikan anggotanya yang tercermin melalui gerakan yang dilakukan Muslimat selama ini, dibuktikan dengan adanya klinik dibawah YKM NU dari sinilah nantinya digalakan KB, sosialisasi mengenai kesehatan yang berpengaruh kepada kesehatan masyarakat Batang. Mendirikan panti asuhan yang dilandasi dengan tujuan kesejahteraan sosial bagi anak-anak terlantar.
Perkeretaapian di Wonosobo Tahun 1917-1942 Novita, Fitrianis; Sodiq, Ibnu; Purnomo, Arif
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pemerintah Hindia Belanda menerapkan politik pintu terbuka (Opendeur Politiek) pada tahun 1870 membuat sistem kapitalisme mulai masuk ke Indonesia dan industri perkebunan berkembang. Kebutuhan sarana pengangkutan bagi industri perkebunan melatarbelakangi dibukanya jalur kereta api, termasuk di Wonosobo. Latar belakang dibukanya jalur kereta api di Wonosobo adalah karena permintaan pabrik gula yang mengeluhkan kesulitan dalam pendistribusian hasil bumi ataupun hasil industri. Adanya kereta api ini telah mengakibatkan mobilitas barang dan penumpang naik setiap tahun. Awal pembukaan jalur merupakan masa keemasa bagi kereta api di Wonosobo. Depresi ekonomi dan pendudukan Jepang merupakan masa suram bagi kereta api di Wonosobo. Pada tahun 1917-1942 banyak dampak yang telah ditimbulkan oleh transportasi kereta api, seperti dampak politik, sosial budaya, dan ekonomi.
Sejarah Perjalanan PPP Pasca Orde Baru: Dinamika Politik dalam Mengatasi Konflik Internal Partai Giatama, Kahfi Ananda; Sodiq, Ibnu
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partai Persatuan Pembangunan merupakan salah satu partai bentukan Orde Baru disamping Golongan Karya (Golkar) dan PDI. Partai Persatuan Pembangunan ini dibentuk karena peraturan Presiden Soeharto tentang penyederhanaan partai berdasarkan tiga ideologi besar yaitu Golkar, Agama dan Nasionalisme. Partai Persatuan Pembangunan merupakan hasil fusi dari empat partai Islam kecil yaitu Nahdlatul Ulama, Partai Syarekat Islam Indonesia, Partai Muslimin Indonesia dan Perti. Dalam perkembangannya, PPP setelah rezim Orde Baru tumbang karena terdapat ledakan partisipasi politik yang disalurkan melalui pembentukan partai baru. Akibat dari fenomena itu PPP sebagai partai Islam semakin bertambah saingan dalam Pemilu 1999 yang multipartai. Setelah pemilu tersebut, PPP kemudian dirundung oleh konflik internal perihal jadwal pelaksnaan Muktamar V yang dibalut konflik antar elit partai. Strategi khusus PPP dalam Pemilu 1999 adalah perubahan asas dan lambang partai menjadi Islam dan Kabah, serta penunjukkan Hamzah Haz sebagai ketua umum. Konflik internal dengan PBR diakibatkan pelaksanaan Muktamar V yang molor dan perebutan kekuasaan antara Hamzah Haz dan KH Zainuddin MZ.
Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman pada Masa Revolusi Fisik Tahun 1945-1950 Ayuningtyas, Dika Restu; Suharso, R.; Sodiq, Ibnu
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenderal Sudirman adalah pejuang kemerdekaan di masa revolusi fisik. Beliau adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Jenderal Sudirman mendapat pendidikan modern yang dimulai dari HIS (Holands Inlanderschce School) dan MULO (Meer Uitgebreid Leger Onderwijs). Didalam pengalaman militer Soedirman berawal menjadi anggota LBD (Lucht Besherming Dienst) dan menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air).
Konflik Cina-Jawa di Kota Pekalongan Tahun 1995 Rahayu, Ribut Tulus; Jayusman, Jayusman; Sodiq, Ibnu
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik sosial sering terjadi di Indonesia dan mengalami peningkatan secara pesat menjelang berakhirnya Orde Baru. Salah satunya terjadi di Kota Pekalongan pada tahun 1995. Konflik ini melibatkan etnis Tionghoa (Cina) dan pribumi (etnis Jawa). Kondisi masyarakat Pekalongan mayoritas beragama Islam dengan tingkat religiusnya tinggi. Saat seorang Tionghoa dikabarkan telah menyobek Al Qur’an, hal tersebut kemudian memicu kerusuhan yang terjadi selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik sosial di Kota Pekalongan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu, faktor politik, faktor ekonomi, dan faktor sosial yang menimbulkan konflik laten di masyarakat Kota Pekalongan. Hal tersebut kemudian menyebabkan kerusuhan pada 22-24 November 1995. Dipicu oleh seorang Cina ppenderita gangguan jiwa yang menyobek Al Qur’an. Konflik tersebut telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi di masyarakat Pekalongan. Upaya penanganan konflik dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan bersama aparat keamanan, dan tokoh masyarakat.
Konflik Rasial Antara Etnis Tionghoa Dengan Pribumi Jawa di Surakarta Tahun 1972-1998 Sodiq, Ibnu; Putro, Yahya Ariyanto; Atmaja, Hamdan Tri
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surakarta merupakan wilayah sebagai tujuan migrasi orang-orang Tionghoa dimasa lalu, orang-orang Tionghoa datang ke Surakarta dengan tujuan untuk berdagang. Salah satu akibatnya adalah meningkatnya potensi ketegangan hubungan antar etnis di Surakarta. Konflik rasial di eks-Karesidenan Surakarta ini sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda. Pada masa Orde Baru saja sudah terjadi tiga kali kerusuhan berskala besar yang terjadi pada tahun 1972-1998. Peristiwa rasial anti Tionghoa di Kota Surakarta ini memiliki faktor pemicu kerusuhan berskala kecil yang menjadi karakteristik unik yang mampu menyebabkan kekacauan sangat besar dan sangat serius. Faktor pemicu konflik di Surakarta pada tahun 1972-1998 yaitu terbentuknya mobilisasi massa, konflik individual serta aksi mahasiswa. Di bawah pemerintahan Orde Baru, ketegangan antara orang Cina dengan penduduk pribumi terus tumbuh sebagai akibat dari melebarnya jarak antara yang kaya dan yang miskin serta upah rendah yang diberikan kepada pejabat birokrasi, militer dan polisi.
Pengembangan Media Ajar Wayang Karton Pada Materi Serangan Umum 1 Maret 1949 di SMA Negeri 1 Bukateja Purbalingga Tahun Ajaran 2016/2017 Haifani, Ayun; Utomo, Cahyo Budi; Sodiq, Ibnu
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 1 (2017): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah pengembangan wayang menjadi media pembelajaran yang kreatif. Tujuannya  untuk mengurangi permasalahan yang selama ini melingkupi kondisi pembelajaran sejarah utamanya di SMA N 1 Bukateja. Penggunaan Media dengan wayang karton diharapkan mampu membuat siswa menjadi lebih tertarik dan utamanya dapat membantu siswa untuk memahami materi sejarah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan desain eksperimen. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bukateja. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan menggunakan analisis lapangan (field research) yaitu observasi dan wawancara. Pengembangan produk yang berupa media ajar wayang karton terlebih dahulu telah melalui proses validasi selama dua kali sebelum diterapkan dalam pembelajaran. Validasi dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dengan tingkat kelayakan sangat baik digunakan tanpa revisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan media ajar wayang karton pada materi serangan umum 1 maret 1949 terbukti efektif dan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas eksperimen memiliki rata-rata skor sebesar 88, lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya memperoleh skor sebesar 77. Kesimpulannya media ajar ini merupakan media kreatif dan merupakan media baru dalam dunia pendidikan yang memanfaatkan wayang. Selain itu secara tidak langsung media ini mengenalkan kembali budaya asli indonesia ke generasi muda jaman sekarang.