Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Optimalisasi Potensi Pariwisata dan Lingkungan Melalui Program Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Okid Parama Astirin; Setya Nugraha; Rahning Utomowati
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v9i1.42309

Abstract

Buku Limau village is located at Belitung Timur district. This village is one out of 18 remoted villages which located in one region of Bangka Belitung Province. Buku Limau village is also one out of three villages which are populated by the people. One of the greatest potential of this village is tourism, which have a very lovey beaches all along the coast line. However, it seems that they do not have an adequate number of human resources. The purpose of this students community service programme is to increase the awereness of Buku Limau people in several important aspects, namely: education, tourism, well-being based on local wisdom. In order to increase those several aspects, the students will held several comunnity job, namely: first aid training, training and education for tourism human resources. These several community service will helped the people of Buku Limau to increase their wealth and boost the tourism programme.
Shoreline Changes due to Abrasion in Pekalongan Utara Sub District Year 2003-2018 Ndaru Diatama; Chatarina Muryani; Rahning Utomowati
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series Vol 3, No 1 (2020): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.051 KB) | DOI: 10.20961/shes.v3i1.45017

Abstract

The purpose of this research are:  1) analyze the shoreline change in the coastal areas of North Pekalongan Sub-district from 2003 to 2018; 2) Analyze the  land use change in the coastal areas of North Pekalongan from 2003 to 2018; This type of research is a qualitative descriptive with a spatial  approach. Data   obtained from interpretation of  IKONOS image from Google Earth in 2003, year 2013, and year 2018. The research steps were: (1) interpretation  of Google Earth IKONOS image year 2003-2018, (2) Overlay of  shoreline map of year 2003 and year 2018, (3) overlay of land use maps of year 2003- year 2018. The results of the study were: (1) The shoreline of North Pekalongan Sub-district was retreat 7.261 meters up to 94.383 meters. (2) The largest land use changes in North Pekalongan sub district was  the change of land to a flooded land of 624.379 ha or 52.556% of land in the area.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PEMASARAN KOPI KELOMPOK TANI BUMI MAKMUR, DESA TEMBORO, KABUPATEN WONOGIRI Okid Parama Astirin; Suryanto Suryanto; Rahning Utomowati; Candra Purnawan; Bambang Sigit Amanto
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.309 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1425

Abstract

Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Wonogiri merupakan daerah penghasil kopi dengan kualitas rasa yang khas. Kopi asal Desa Temboro disediakan dalam bentuk green bean dan cherry, kemudian diolah menjadi produk kopi khas. Survei rantai niaga kopi yang terjadi di Desa Temboro sebagian besar petani hanya memiliki pilihan untuk menjual hasil panennya kepada tengkulak dan selanjutnya dijual kepada pengepul besar. Mitra UD Bumi Makmur tinggal di desa Temboro, beranggota 14 rumah tangga yang masing-masing memiliki kebun kopi. Kelompok tani melakukan pengupasan buah dan kulit ari kopi menjadi kopi gabah menggunakan peralatan tradisional. Dari sisi aspek penghasilan petani, rantai niaga seperti ini mengakibatkan tidak maksimalnya pendapatan yang dapat diterima oleh pihak petani. Buah kopi yang telah dipanen dikupas menjadi kopi gabah (kopi dengan kulit tanduk). Kopi gabah kemudian dikeringkan dan dikupas untuk menghasilkan biji kopi beras (green bean). Biji kopi selanjutnya disangrai dan digiling untuk menghasilkan kopi bubuk siap konsumsi. Tahun 2019, harga kopi gabah dijual dengan harga minimum Rp25.000,-, namun tahun 2020 di awal masa pandemi, panenan kopi penawaran harga turun berada pada angka Rp15.000,-. Proses pengolahan biji kopi dilakukan di Rumah Produksi UD Bumi Makmur, sedangkan pemasarannya dilakukan di kawasan wisata hutan pinus Kemantren Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Wonogiri.
Predictions of Food Security Based on Land Requirements in Sukoharjo Regency in 2032 Rita Noviani; Rahning Utomowati; Aditya Eka Saputra; Istiyanti Nur Marfu’ah
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 5, No 4 (2022): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.524 KB) | DOI: 10.20961/shes.v5i4.68980

Abstract

Urbanisasi memberikan banyak dampak pada suatu wilayah salah satunya adalah terjadinya fenomena urban Sprawl yang berdampak pada wilayah pinggiran kota. Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Wilayah Peri Urban (WPU) yang terdampak dari perkembangan Kota Surakarta mengalami peningkatan jumlah penduduk dan diproyeksikan akan terus meningkat sampai tahun 2032. Hal ini menyebabkan semakin sempitnya lahan pertanian yang akan berdampak pada tingkat ketahanan pangan di wilayah tersebut. Melalui proyeksi penduduk dan pemodelan penggunaan lahan tahun 2032 berbasis cellular automata dilakukan perhitungan kebutuhan lahan setara beras sebagai upaya untuk memprediksi tingkat ketahanan pangan Kabupaten Sukoharjo di tahun 2032 mendatang. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat ketahanan pangan Kabupaten Sukoharjo tahun 2032 diprediksi akan mengalami defisit pangan diseluruh Kecamatan, kondisi ini tentunya memerlukan perhatian khusus dari pemerintah sebagai upaya prefentif agar ketahanan pangan di Kabupaten Sukoharjo tetap terjaga dan dapat mencapai tingkat swasembada pangan.