Articles
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Perineum terhadap Kesembuhan Luka Episiotomi Klien Post Partum di BKIA Aisyiyah, Karangkajen, DIY
Sari, Novita Kurnia
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Infection incidental rate which is caused by episiotomy is still high. Based on preface study, the high level of infection is caused by lack of treatment. Lack of treatment is further triggered by lack of knowledge about episiotomy care. One of interventions which can be done is by giving health education on perineum care. This is an experimental research with the static group comparison design. The design uses 30 respondents of post partum client at BKIA Aisyiyah, Karangkajen, DIY, analyzed by Chi-Square statistical analytic. The result of this research shows that episiotomy wound healing is not influenced by providing health education on perineum care, with the value of significant level: 0.05. This study concludes that giving health education on perineum care does not give significant influence on episiotomy wound care.Angka kejadian infeksi akibat tindakan episiotomi masih tinggi. Berdasarkan studi pendahuluan, angka infeksi masih tinggi dikarenakan kurangnya perawatan. Kurangnya perawatan dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan tentang cara merawat luka episiotomi. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan tentang perawatan perineum. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain perbandingan kelompok statis. Penelitian ini menggunakan 30 responden klien post partum di BKIA Aisyiyah, Karangkajen, DIY, dianalisis dengan menggunakan Chi-Square. Secara deskriptif hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang perawatan perineum tidak berpengaruh terhadap kesembuhan luka episiotomi, dengan tingkat signifikansi 0,05.
PENGEMBANGAN BUNDLE DALAM MENURUNKAN URINARY TRACT INFECTION (UTI) DI RSUD SEJIRAN SETASON MUNTOK
Syafriati, Ani;
Rosa, Elsye Maria;
Sari, Novita Kurnia
Media Ilmu Kesehatan Vol 7 No 2: MIK Agustus 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FKes Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30989/mik.v7i2.283
Background: Development of CAUTI bundle is very important to evaluate the nurse in implementing nursing practice related to urinary catheter which is one of prevention efforts and risk control of CAUTI.
Objective: The purpose of this study is to develop CAUTI bundle that is adjusted to hospital condition in Sejiran Setason Muntok Hospital.
Methods: In this study used qualitative method by conducting indepth interview and focus group discussion (FGD). It conducted for 3 weeks in Sejiran Setason Muntok Hospital, the total sample are 22 participants. The result produced the themes that used as the material for the development of the bundle or the observation sheet of CAUTI.
Results: There are 10 themes which become material for the development of CAUTI bundle. The CAUTI Bundle consists of bundle components such as indication of urinary catheter insertion, urinary catheter installation must comply with SOP, monitoring of urine output by regularly, emptying urine bag regularly, performing hand hygiene before and after procedure, using masks and handscoons, patients and families must be aware of their role in minimizing the risk of CAUTI.
Conclusion: Development of the bundle is very important as one of prevention of CAUTI incident in hospital.
Keyword : Bundle, CAUTI, Development.
STATUS GIZI, PENYAKIT KRONIS, DAN KONSUMSI OBAT TERHADAP KUALITAS HIDUP DIMENSI KESEHATAN FISIK LANSIA
Sari, Novita Kurnia;
Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (204.264 KB)
|
DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4535
Latar Belakang : Persentase penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan selama 30 tahun terakhir. Peningkatan kuantitas lansia tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup khususnya dimensi kesehatan fisik diduga dipengaruhi oleh status gizi. Kejadian penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan juga diketahui menurunkan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik. Tujuan : Mengetahui hubungan status gizi, kejadian penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik pada lanjut usia.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi adalah lansia di Kecamatan Cilacap Utara. Subjek adalah 58 orang lansia berumur 65-75 tahun yang mampu berkomunikasi dengan baik dan aktif datang ke posyandu. Subjek dipilih secara consecutive sampling. Kualitas hidup dimensi kesehatan fisik diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner WHOQoL-BREF. Penentuan status gizi menggunakan IMT. Tinggi badan yang digunakan adalah tinggi badan prediksi yang diperoleh dari konversi panjang rentang tangan.Hasil : Sebanyak 17,2% lansia mengalami gizi kurang, 46,6% gizi normal, dan 36,2% gizi lebih. Sebanyak 87,9% subjek memiliki kualitas hidup dimensi kesehatan fisik baik. Kejadian penyakit kronis (r= -0,449; p=0,000) dan konsumsi obat-obatan (r= -0,299; p=0,023) berhubungan dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik tetapi status gizi tidak (r=0,090; p=0,501).Simpulan : Penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan menurunkan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara I.
Pengembangan Instrumen Dukungan Keluarga pada Pengkajian Luka untuk Pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Kitamura Pontianak
Putra, Gusti Jhoni;
Rosa, Elsye Maria;
Sari, Novita Kurnia
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 2: July 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/mm.170204
Peningkatan kualitas hidup pasien Luka Kaki Diabetik (LKD) merupakan tujuan dari asuhan keperawatan. Dukungan keluarga merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan pada pasien LKD, hal ini dikarenakan aktifitas dukungan keluarga sangat berpengaruh pada fisiologis tubuh dan kualitas hidup. Belum tersedianya instrumen pengkajian keluarga merupakan perhatian khusus untuk menentukan diagnosis dan intervensi yang sesuai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengkajian dukungan keluarga pada pasien LKD. Jenis penelitian ini adalah mixed method dengan desain sequential exploratory. Tahap kualitatif melibatkan 4 partisipan dan tahap kuantitatif melibatkan 73 responden, dengan kriteria inklusi pasien rawat jalan atau rawat inap dan mengalami LKD pada fase proliferasi, sedangkan kriteria ekslusi pasien LKD fase proliferasi membaik dan berhenti melakukan perawatan sebelum minimal waktu penelitian. Uji validitas dengan pendekatan test-retest menggunakan pearson product moment, uji reliabilitas dengan cronbach’s alpha dan Aiken’s V digunakan untuk uji pakar pada 2 orang ahli. Hasil kualitatif didapatkan 4 tema untuk dukungan keluarga. 14 item alat ukur didapatkan hasil yang valid (0,372-0,843 0,235) dan reliabel (Cronbach alpha 0,959 dan 0,976). Hasil indeks validitas konten 0,67-0,83. Disimpulkan bahwa terdapat 4 tema aspek dukungan keluarga dan pengembangan instrumen dukungan keluarga pada pengkajian luka yang terdiri dari 13 item, dinyatakan valid dan reliabel.
Implementasi Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (Kie) Pada Perawat Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Temanggung
Rosa, Elsye Maria;
Sari, Novita Kurnia
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 6, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/bdr.6249
Komunikasi merupakan komponen penting dalam pelayanan Rumah Sakit, dengan mendengarakan keluhan atau pertanyaan pasien dan menjelaskan prosedur tindakan adalah contoh-contoh komunikasi yang harus dilakukan selama melakukan pelayanan. Komunikasi juga merupakan proses yang dilakukan petugas dalam menjalin kerjasama yang baik dengan pasien atau dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah pasien. Masalah yang ditemukan adalah kurang responnya pemberi pelayanan ketika pasien atau keluarganya mengemukakan keluhan yang berkaitan dengan pengobatan dan perawatannya. “Pelatihan dan Workshop Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)â€. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah Agar petugas keseahatan khususnya perawat di RS. PKU Temanggung mampu memahami konsep Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), melakukan atau mengkomunikasikan perkataan, perbuatan atau ekspresi yang memfasilitasi proses pelayanan sebagai sarana untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Keywords : KIE, Patient safety, Promosi Kesehatan
Penghitungan Ketenagaan Dengan Metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Rosa, Elsye Maria;
Sari, Novita Kurnia
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 4, No 2 (2016): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/bdr.4212
Penyusunan pola ketenagaan ini merupakan hal krusial dalam kegiatan perencanaan sumber daya manusia di rumah sakit. Banyaknya keluhan dari kepala unit tentang tingginya beban kerja dan kurangnya jumlah tenaga menyebabkan pelayanan kepada pasien kurang optimal. Pelaksanaan pelatihan penghitungan ketenagaan keperawatan dan non medis ini merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya beban kerja lebih dan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatnya kemampuan kepala unit dalam menyusun pola ketenagaan dan analisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja di unit masing masing. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, simulasi, dan praktik. Hasil pelatihan yang telah dilakukan, semua peserta mampu melakukan simulasi penghitungan ketenagaan keperawatan dan non medis. Untuk unit kamar bedah, sudah didapatkan hasil akhir penghitungan jumlah tenaga. Beberapa faktor pendukung keberhasilan pelatihan ini antara lain manajemen RS memberikan dukungan yang sangat tinggi, memberikan fasilitas pelatihan yang sangat baik, peserta memiliki kemauan dan sangat antusias selama pelatihan. Beberapa kendala yang dihadapi selama pelatihan yaitu tidak semua peserta pelatihan membawa laptop sehingga saat simulasi dan praktik para peserta harus bergantian dengan kelompok lain dan arena sebagian besar peserta adalah kepala unit di RS sehingga beberapa diantaranya beberapa kali harus meninggalkan ruang pelatihan karena ada hal penting yang harus diselesaikan di ruangan.Kata Kunci : WISN, ketenagaan, penghitungan tenaga, perencanaan SDM, pelatihan.
Pemanfaatan Limbah Kertas Rontgen untuk Pelindung Mata Bayi Dengan Fototerapi di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Sari, Novita Kurnia;
Suharsih, Tulus;
Pranoto, Agung;
Riyanto, M.
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 4, No 2 (2016): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/bdr.4210
Fototerapi sering digunakan untuk bayi yang mengalami peningkatan bilirubin. Fototerapi adalah terapi untuk mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan menggunakan sinar biru berenergi tinggi yang mendekati kemampuan maksimal untuk menyerap bilirubin. Pada bayi yang menjalani fototerapi akan diberikan pelindung mata untuk melindungi efek buruk dari sinar biru tersebut. RS PKU Muhammadiyah Temanggung menyediakan pelayanan fototerapi. Selama fototerapi bayi diberikan pelindung mata dengan menggunakan kertas karbon yang dibungkus dengan kasa dan direkatkan menggunakan plester. Kendalanya mata bayi terkadang menjadi iritasi karena posisi pelindung mata yang mudah bergeser sehingga perawat harus berulangkali memperbaiki posisi pelindung mata bayi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan membuat pelindung mata menggunakan limbah kertas rontgen, dilapisi kain flannel, dibentuk seperti kacamata dan diberikan perekat agar ukuran dapat disesuaikan dengan ukuran kepala bayi. Hasilnya pelindung mata ini tidak menimbulkan iritasi pada mata dan kulit bayi dan tidak mudah lepas meskipun bayi banyak bergerak. Selain itu pelinduung mata ini juga bisa dicuci dan digunakan berulang kali. Harga yang dibutuhkan untuk membuat pelita ini juga terjangkau dibandingkan dengan harga pelindung mata yang dijual di pasar. Perawat juga merasakan bahwa pelindung ini lebih efektif dan efisien. Dari sisi waktu perawat tidak perlu lagi berulangkali memperbaiki pelindung mata bayi dan membuat pelindung mata tiap kali ada bayi yang akan melakukan sesi fototerapi.Kata Kunci : pelindung mata, fototerapi, kertas rontgen.
Pemanfaatan Limbah Kertas Rontgen untuk Pelindung Mata Bayi Dengan Fototerapi di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Sari, Novita Kurnia;
Suharsih, Tulus;
Pranoto, Agung;
Riyanto, M.
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 4, No 2 (2016): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/bdr.4210
Fototerapi sering digunakan untuk bayi yang mengalami peningkatan bilirubin. Fototerapi adalah terapi untuk mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan menggunakan sinar biru berenergi tinggi yang mendekati kemampuan maksimal untuk menyerap bilirubin. Pada bayi yang menjalani fototerapi akan diberikan pelindung mata untuk melindungi efek buruk dari sinar biru tersebut. RS PKU Muhammadiyah Temanggung menyediakan pelayanan fototerapi. Selama fototerapi bayi diberikan pelindung mata dengan menggunakan kertas karbon yang dibungkus dengan kasa dan direkatkan menggunakan plester. Kendalanya mata bayi terkadang menjadi iritasi karena posisi pelindung mata yang mudah bergeser sehingga perawat harus berulangkali memperbaiki posisi pelindung mata bayi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan membuat pelindung mata menggunakan limbah kertas rontgen, dilapisi kain flannel, dibentuk seperti kacamata dan diberikan perekat agar ukuran dapat disesuaikan dengan ukuran kepala bayi. Hasilnya pelindung mata ini tidak menimbulkan iritasi pada mata dan kulit bayi dan tidak mudah lepas meskipun bayi banyak bergerak. Selain itu pelinduung mata ini juga bisa dicuci dan digunakan berulang kali. Harga yang dibutuhkan untuk membuat pelita ini juga terjangkau dibandingkan dengan harga pelindung mata yang dijual di pasar. Perawat juga merasakan bahwa pelindung ini lebih efektif dan efisien. Dari sisi waktu perawat tidak perlu lagi berulangkali memperbaiki pelindung mata bayi dan membuat pelindung mata tiap kali ada bayi yang akan melakukan sesi fototerapi.Kata Kunci : pelindung mata, fototerapi, kertas rontgen.
EDUKASI UNTUK PASIEN DIABETES MELLITUS MELALUI PEMANFAATAN E-DISCHARGE PLANNING DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Sari, Novita Kurnia;
Syahruramdhani, Syahruramdhani;
Hernani, Eny
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 9 No 1 (2022): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32699/ppkm.v9i1.1923
Pasien diabetes mellitus yang tergabung dalam komunitas Persadia RS PKU Muhammadiyah Gamping tidak dapat melakukan pemantauan kesehatan dan edukasi secara rutin selama pandemic Covid-19. Hal ini terjadi karena pasien mengikuti anjuran untuk tidak keluar rumah dan mengurangi interaksi dengan orang lain. Pasien khawatir jika terpapar Covid-19 perbaikan penyakitnya akan lebih lama. Mengingat berdasarkan penelitian, pasien diabetes mellitus yang terpapar Covid-19 tingkat kematian, tingkat keparahan, dan kejadian sindrom pernafasan akut lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengalami diabetes mellitus. Fokus kegiatan pengabdian masyarakat kali ini adalah pada pembuatan video edukasi yang diintegrasikan ke dalam aplikasi e-discharge planning yang telah dimiliki oleh RS PKU Muhammadiyah Gamping. Tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah identifikasi masalah, pembuatan draft panduan edukasi, pembuatan video, integrasi video kedalam sistem e-discharge planning, dan uji coba sistem. Hasil kegiatan ini adalah telah dibuat 2 video edukasi tentang lima pilar diabetes melitus dan senam kaki diabetes mellitus. Kedua video ini telah diintegrasikan kedalam sistem e-discharge planning RS PKU Muhammadiyah Gamping dan secara resmi telah digunakan..
Reflective Practice on Nursing Students: A Qualitative Study
Azizah Khoiriyati;
Novita Kurnia Sari
INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC) Vol 6, No 2 (2021): INJEC
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (215.842 KB)
|
DOI: 10.24990/injec.v6i2.391
Introduction: The gap between theory and practice in clinical education settings is still common. Reflective practice in students of a profession program emphasizes the theoretical knowledge that has been acquired and the clinical experience. The purpose of this research was to explore the experience of reflective practice among the students of the Nursing Profession Program. Methods: A qualitative study design was undertaken. Focus group discussions were conducted with 16 participants divided into two groups using Zoom virtual meeting application. Instrument used semi-structured interview guidelines and data analysis used thematic analysis. Results: This research resulted in four themes, namely the gap between theory and practice; the benefits of reflective learning; experiences and expectations; and some barriers and challenges to reflective practice. Conclusion: Based on the existing results, it can be concluded that, although there are still some barriers in its implementation, the implication of this study can facilitate students of profession programs in overcoming the gaps between theories and practical experience during professional education.