Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Format dan Tata Cara Pengeluaran Surat Keterangan Kematian pada Rumah Sakit di Kota Padang Abdullah Arief Syahputra; Rika Susanti; Henny Mulyani Mulyani
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.452

Abstract

AbstrakKematian adalah siklus kehidupan yang pasti dilalui oleh setiap manusia. Kematian pada manusia berakibat hilangnya berbagai hak dan kewajiban sosial serta hukum yang tadinya dimiliki oleh yang bersangkutan semasa hidupnya. Perlu adanya surat keterangan kematian untuk digunakan oleh keluarga yang ditinggalkan dan untuk kepentingan data epidemiologi. Surat keterangan kematian sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan dalam hal format dan tata cara pengeluarannya, namun dalam pelaksanaanya masih banyak rumah sakit yang tidak menaati peraturan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan format dan tata cara pengeluaran surat keterangan kematian antara rumah sakit di Kota Padang dan Peraturan Kementerian Kesehatan. Ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengambil data dari semua rumah sakit umum yang berada di Kota Padang. Jumlah sampel untuk penelitian ini berjumlah 12 rumah sakit. Hasil penelitian didapatkan rata-rata persentase kesesuaian format surat keterangan kematian di rumah sakit Kota Padang adalah 38%. Tata cara pengeluaran surat keterangan kematian di rumah sakit di Kota Padang sebagian besar belum mengikuti standar dari Kementerian Kesehatan. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar rumah sakit umum di Kota Padang belum mengikuti standar dari Kementerian Kesehatan.Kata kunci: surat keterangan kematian, kementerian kesehatan AbstractDeath is the definite life cycles that must be passed through by  human being. Result from death in humans is loss of various rights and social and legal obligations that had been owned by the respective lives. It needs a death certificate to the bereaved family and  the benefit of epidemiological data. The certificate of death is regulated by the Ministry of Health in terms of the format and procedures for expenditure, but  the implementation are still many hospitals that do not comply with these regulations. The objective of this study was to compare the formats and procedures for the issuance of a death certificate between hospital in Padang and the Ministry of Health regulations. This is a descriptive study that got data from all public hospitals in the city of Padang. The samples for this study were 12 hospitals. The results showed the average percentage of conformity certificate format in hospital mortality was 38%. The procedures for the issue of a death certificate in the hospital in Padang largely have not followed the standards from the Ministry of Health. The conclusion of this study is the most common hospital in Padang have not followed the standards of the Ministry of Health. Keywords: death certificate, ministry of health
Gambaran Golongan Sekretor dan Nonsekretor yang Diperiksa Melalui Saliva Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Alqadri Alqadri; Zelly Dia Rofinda; Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.433

Abstract

Abstrak             Kasus kriminal di Indonesia setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Salah satu identifikasi yang dilakukan untuk membantu mengetahui pelaku kriminal adalah dengan memeriksa golongan darah. Golongan darah dapat diperiksa langsung bila di tempat kejadian perkara (TKP) terdapat noda atau bercak darah, tetapi dalam beberapa kasus kriminal biasanya cairan yang ditemukan adalah air ludah (saliva) dalam bentuk basah ataupun kering. Pemeriksaan golongan darah melalui saliva bisa dilakukan apabila orang tersebut termasuk golongan sekretor tetapi tidak bisa diperiksa apabila termasuk golongan nonsekretor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase golongan sekretor dan nonsekretor mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Ini merupakan penelitian deskriptif observasi dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebanyak 54 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling. Data mengenai golongan sekretor dan nonsekretor didapatkan melalui pemeriksaan saliva dengan metode absorpsi inhibisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 42 orang (78%) termasuk golongan sekretor dan 12 orang (22%) termasuk golongan nonsekretor. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa distribusi golongan sekretor lebih besar daripada golongan nonsekretor pada mahasiswa pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Kata kunci: nonsekretor, saliva, sekretor Abstract             Criminal cases in Indonesia tends to increase each year. One of the identification is being to help find criminal is by checking the blood type. Blood type can be checked directly on the scene when there are stains or spots of blood, but in some cases the criminal is usually found saliva in wet or dry form. Blood type through saliva can be done if the person have secretor but can not be checked if including non-secretor. The objective of this study was to determine the percentage of secretors and non-secretor class on the student Medical Faculty of Andalas University. This study was an observational descriptive study with cross-sectional design. The population were 54 students Medical Faculty of Andalas University which choosen by simple random sampling. Data on group secretor and non-secretor saliva obtained through examination of the absorption inhibition method.The results showed that 42 people (78%) that are secretor and 12 people (22%) including non-secretors. Based on these results it can be concluded that the distribution of secretor groups larger than non-secretors in the student of Medical Faculty Andalas University.Keywords: non-secretor, saliva, secretor
Peran Dokter sebagai Saksi Ahli Di Persidangan Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.133

Abstract

AbstrakPemanfaatan ilmu kedokteran forensik dalam penegakan hukum serta keadilan membutuhkan dokter sebagai saksi ahli medis di persidangan. Saksi ahli pada dasarnya adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan keahlian khusus sebagai dasar dalam memberikan keterangan ahli suatu perkara pidana. Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli diatur dalam Kitab Undang-undang Acara Pidana dan dalam etika kedokteran. Kehadiran dokter sebagai saksi ahli dapat diminta oleh jaksa penuntut ataupun penasehat hukum tersangka atas persetujuan hakim. Dokter dapat menjadi saksi fakta (dokter yang merawat) atau saksi pendapat (ahli independen) tergantung keterangan yang dibutuhkan pengadilan. Dalam memberikan keterangan ahli, dokter harus mengikuti ketentuan yang berlaku di persidangan Indonesia, sehingga penting bagi dokter untuk mengetahui tata cara dan sikap dokter sebagai saksi ahli dan mengikuti pedoman menjadi saksi ahli kedokteran.Kata kunci: Dokter sebagai aksi ahli, dasar hukum, persidangan, pedoman saksi ahliAbstractThe utilization of forensic medical science in law enforcement and justice requires a medical doctor as an expert medical witness in court. An expert witness is basically a person who has knowledge, experience and special skill as a basis in providing expertise which is caused a criminal. The obligation of the doctor to make expert explanation is arranged in the book of the law in the crime and in medical ethics.The presence of the doctor as an expert witness can be requested by the prosecutor or the lawyer of the suspect upon approval the judge. Doctors can be as a witness of fact (the treating doctor) or as a witness of opinion (the independent expert witness), depending on the information needed at the court. In providing expert information, the doctor should follow the applicable provisions in Council of Indonesia, so it is important for the doctor to know the ordinances and the attitude of doctors acting as medical witnesses.Keywords: Doctors as medical expert witnesses,legal basis, court, guidelines for expert witness.
Gambaran Pola Dermatoglifi pada Ujung Jari Tangan Penderita Penyakit Hipertensi Esensial di Kota Padang Tahun 2014 Ando Amadino; Rika Susanti; Rudi Afriant
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.652

Abstract

Faktor genetik telah dibuktikan di dalam berbagai penelitian, merupakan penyebab penyakit hipertensi esensial dan diyakini dengan melihat dermatoglifinya dapat diperkirakan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini. Beberapa penelitian telah mendapatkan hasil signifikan untuk pola loop dan whorl sebagai pola penanda kemungkinan hipertensi esensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif terhadap 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengoleskan tinta berwarna gelap pada ujung jari tangan dan dicetakkan di atas kertas dengan cara digulingkan. Subjek penelitian ini telah didiagnosis hipertensi esensial oleh dokter. Hasil penelitian didapatkan bahwa penderita hipertensi esensial terbanyak pada kelompok umur 51-60 tahun. Frekuensi pola tertinggi adalah pola loop (50,2%). Frekuensi tertinggi total sulur rata-rata terdapat lebih dari 20 sulur (31%). Jumlah triradius normal dan berfungsi sebagai patokan dalam menghitung jumlah sulur. Penelitian ini memperlihatkan bahwa frekuensi tertinggi didapat adalah pola loop, tingginya jumlah sulur rata-rata dan jumlah triradius normal pada penderita hipertensi esensial.
Perbedaan Perlukaan Genitalia Perempuan Berdasarkan Posisi Persetubuhan Diluar Perkawinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010-2012 Ami Tri Nursasmi; Rika Susanti; Hafni Bachtiar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.37

Abstract

AbstrakPersetubuhan diluar perkawinan menjadi suatu masalah di pengadilan karena banyaknya perbedaan pendapat mengenai perlukaan selaput dara. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan perbedaan perlukaan selaput dara tersebut yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang, mencakup karakteristik korban, perlukaan selaput dara, perlukaan dibagian tubuh lain, dan hubungan perlukaan berdasarkan posisi persetubuhan. Penelitian ini bersifat analitik. Sampel sebanyak 81 responden yang telah mengalami persetubuhan diluar perkawinan. Data diambil dari Bagian Forensik RSUP Dr. M. Djamil Padang periode bulan Juli 2010 sampai dengan Juli 2012. Data diolah dengan menggunakan program komputer dan dianalisis melalui uji chi square. Dari 81 subjek penelitian ditemukan hasil tertinggi berupa usia korban adalah 12-18 tahun (62%), pekerjaan sebagai pelajar (56%), alamat berada di Kecamatan Koto Tangah (20%), hubungan korban dengan pelaku sebagai pacar (48%), perlukaan selaput dara pada arah jarum jam selain 5 dan 7 (47%), tidak tampaknya tanda-tanda kekerasan dibagian tubuh lain (81%). Dari uji chi square didapatkan nilai p = 0,585 dengan demikian Ha penelitian ditolak (p>0,05). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara perlukaan selaput dara dengan posisi persetubuhan diluar perkawinan.Kata kunci: Persetubuhan, selaput dara, perlukaanAbstractNon marital sexual activity has been being a big issues on the court because there are contradictions argument about wounded hymen. This research is conducted to prove the difference of that wound occurs in public hospital of dr.M.Djamil Padang, including the victim’s character, hymen’s injury, another injury in other parts body, and the connection of each injuries based on intercourse position. This research having an analitical nature. 81 respondents of sample who done non marital sexual activity. The data taken from Forensics division of RSUP dr.M.Djamil Padang for period of July 2010 to July 2012. The data be treated with computer program and analyzed by chi square test. From 81 subjects of research found the highest result are the age of victim in range 12-18 years old (62%), the occupation as a student (56%), the address in Koto Tangah sub district (20%), the relation of victim and executants as a boyfriend (48%), wounded hymen injured in except area 5 and 7 (47%), no other visible injuries due to violation in other parts of the victim’s bodies (81%). From chi square test, the vale of p=0,585 as the result and the conclusion this research of Ha rejected (p>0,05)]. The conclusion of this research, there is no significant relationship between wounded hymen injured with non marital sexual activity.Keywords:sexual intercourse, hymen, injury
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dokter dengan Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di Rumah Sakit Wilayah Sumatera Barat Periode Januari 2011 sampai Desember 2012 Muhammad Ridho Azhari; Rika Susanti; Noza Hilbertina
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.349

Abstract

Abstrak Visum et Repertum (VeR) perlukaan ialah salah satu bentuk VeR untuk korban hidup yang berguna sebagai alat bukti pengganti tubuh korban yang dibuat oleh seorang dokter sesuai permintaan tertulis dari penyidik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas VeR perlukaan salah satu nya tingkat pengetahuan dokter. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki hubungan antara tingkat pengetahuan dokter dengan kualitas VeR perlukaan. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional study di delapan rumah sakit di wilayah Sumatera Barat yangmemenuhi kriteri inklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan sendiri dan teknik skoring kualitas VeR dari FKUI. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa rerata tingkat pengetahuan dokter sebesar 57.05% (cukup) dan rerata kualitas VeR perlukaan sebesar 19.67% (buruk). Hasil analisis bivariat denganmenggunakan uji korelasi produk moment diperoleh hasil tidak ditemukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dokter dengan kualitas VeR perlukaan p = 0.485 (p > 0,05). Tidak terdapatnya hubungan dikarenakan setiap rumah sakit memiliki suatu format untuk membuat VeR perlukaan. Penelitian yang akan datang dapat menganalisis faktor lain yang mempengaruhi kualitas VeR dan instansi terkait diharapkan dapat memperbaiki pengarsipan, meningkatkan pengetahuan dokter terkait VeR dan menyediakan buku pedoman penulisan VeR. Kata kunci: tingkat pengetahuan, kualitas VeR, VeR perlukaanAbstract Visum et Repertum (VeR) of injury is a form of VeR for living victim used as the evidence to represent the victim’s body which is made by a doctor according to the written request from investigating officer. There are several factors influencing the quality of Ver of injury, one of which is the doctor’s knowledge level. The objective of this study was to investigate the relation between doctor’s knowledge level and the quality of VeR of injury by using Cross Sectional Study method. This study was conducted at eight hospitals in West Sumatera region that met the inclusion criteria. The research instruments used were the questionnaire developed by the reseacher and the quality scoring technique from Faculty of Medicine University of Indonesia. The results of this research showed that the average of doctor’s knowledge level was 57.05% (fair) and the average of VeR of injury quality was 19.67% (bad). The result of bivariat analysis by using product moment correlation test showed that there is no any relation between doctor’s knowledge level and the quality of VeR of injury p = 0.485 (p> 0,05). The relation was absent because every hospital has its own form in making the VeR of injury. It is recommended for the future study to analyse other factors influencing the quality of VeR of injury dan hopefully this study can be useful for improve archiving, increase doctor’s knowledge level and provide VeR manuals book. Keywords: knowledge level, quality of VeR, VeR of injury
Transportasi Jenazah dan Aspek Medikolegal Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.307

Abstract

AbstrakPada kematian seseorang, kadangkala diperlukan transportasi jenazah untuk membawa jenazah ke tempat yang diinginkan oleh ahli waris. Transportasi jenazah bisa melalui darat, laut maupun udara. Persyaratan transportasi jenazah berbeda dengan trasportasi barang lainya. Persyaratan transportasi jenazah meliputi persyaratan administrasi dan tata laksana terhadap jenazah. Administrasi yang diperlukan antara lain adalah surat keterangan kematian, sertifikat pengawetan jenazah. Tatalaksana yang diperlukan seperti pengawetan terhadap jenazah, pemetian dan lain sebagainya.Persyaratan pada masing- masing negara pada umumnya adalah sama. Jadi jika ingin melakukan transportasi jenazah, maka ahli waris haruslah mengikuti peraturan yang diterbitkan oleh tempat pemberangkatan dan tempat yang akan menerima.Kata kunci: transportasi jenazah-persyaratan administrasi-tatalaksana jenazah AbstractOn the death of a person, sometimes necessary transport the bodies to bring the bodies to the desired place by the heirs. Transport bodies can by land, sea or air. Corpse transport requirements different from other goods transportation. Terms of transport bodies include the administrative requirements and procedures for the corpse. Administration required include a death certificate, certificate wiring bodies. Procedures are needed such as preservation of the bodies, and others.Requirements in each country in general is the same. So if you want to transport the corpse, then heirs must follow the regulations published by the place of departure and the place that will accept.Keywords: transport the corpse-administrative requirements-management of bodies
Hubungan Riwayat Pola Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Anak PraSekolah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Nurul Aini; Eva Chundrayetti; Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i2.694

Abstract

Pemberian  ASI  ekslusif  sebagai  makanan  terbaik  untuk  bayi  di  enam  bulan pertama  kehidupan belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini d sebabkan berbagai factor baik internal maupun eksternal. Hal ini di tunjukkan dengan cakupan ASI eksklusif yang belum mencapai target. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan riwayat pola pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan anak prasekolah. Metode penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional, dilaksanakan dari Februari 2016 sampai Januari 2017 di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, sehingga didapatkan 110 anak prasekolah berusia 4-6 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner ASI dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hasil penelitian menunjukkan dari 110 sampel didapatkan 43 anak prasekolah yang mendapatkan ASI eksklusif, diperoleh perkembangan yang sesuai usia sejumlah 37 anak (86,0%) sedangkan 5 anak (11,6%) meragukan dan penyimpangan sebesar 1 anak (2,3%). Dari 67 anak prasekolah yang tidak ASI eksklusif, ada sebanyak 40 anak (59,7%) anak dengan perkembangan sesuai usianya , 23 anak (34,3%) meragukan dan 4 anak (6%) mengalami penyimpangan. Hasil uji analisis chisquare diperoleh nilai p=0.013 (p<0.05), Simpulan studi ini adalah ada hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan anak prasekolah.
Gambaran Pola Gangguan Jiwa pada Pelaku Tindak Pidana Kekerasan yang Dimintakan Visum et Repertum Psikiatri ke RSJ Prof. HB. Saanin Padang Periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2012 Bikrulmal Bikrulmal; Adnil Edwin Nurdin; Rika Susanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.294

Abstract

AbstrakBeberapa jenis gangguan jiwa seperti disebutkan dalam berbagai literatur yang disokong oleh hasil penelitian, memiliki resiko untuk melakukan tindakan kekerasan. Hal ini merupakan masalah yang harus segera diatasi, mengingat besarnya kemungkinan bahwa peningkatan angka tindak kekerasan yang semakin bertambah dari hari ke hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola gangguan jiwa pada pelaku tindak pidana kekerasan yang dimintakan Visum et Repertum Psikiatri ke RSJ Prof. HB. Saanin Padang selama periode tahun 2008 – 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dan data yang diperoleh diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 41 pelaku tindak pidana kekerasan yang dimintakan Visum et Repertum Psikiatri ke RSJ Prof. HB. Saanin Padang dengan jumlah bervariasi setiap tahunnya antara 4 sampai dengan 12 kasus. Sebagian besar pelaku dinilai menderita gangguan jiwa (75,6%) dengan diagnosis gangguan jiwa paling banyak ditemukan adalah skizofrenia (34,15%) khususnya skizofrenia paranoid (24,39%). Sebanyak 49% pelaku dinilai tidak mampu menyadari tujuan dari perbuatan dan mengarahkan kemauan, terutama pada penderita skizofrenia (29,27%).Kata kunci: pola gangguan jiwa, tindak pidana kekerasan, visum et repertum psikiatri. AbstractSome specific types of mental disorders announced in the literature that supported by research data, show a risk to commit violent acts. This is a problem that must be overcome because the numbers of violence increase from day to day. The objective of this study was to describe the pattern of mental disorders in the violence criminal with Visum et Repertum Psychiatry requested to RSJ Prof. HB. Saanin Padang during the period 2008 - 2012. The research method used was a descriptive retrospective and the data obtained were processed manually and presented in the form of frequency distribution table. The results showed that during the period 2008 - 2012 there were 41 violent offenders who requested Visum et Repertum Psychiatry to RSJ Prof. HB. Saanin Padang with varying amounts each year between 4 to 12 cases. Most of the offenders assessed mental disorder (75.6%) with a diagnosis of mental disorder most commonly found is schizophrenia (34.15%), especially paranoid schizophrenia (24.39%). 49% of offenders were considered not able to realize the objectives of the action and directing the will, especially in patients with schizophrenia (29.27%).Keywords: patterns of mental disorders, violence criminal, visum et repertum psychiatry
Profil Kasus Kekerasan Seksual di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang Periode 2012 - 2016 Taufik Hidayat; Rika Susanti; Citra Manela; Noverika Winda Sari; Abdullah Arief Syahputra
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences (IJLFS) Vol 9 No 1 (2019): Indonesian Journal Of Legal And Forensic Sciences
Publisher : Penerbit, sejak 2012 : Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia dan UPT Lab. Forensik Sain dan Kriminilogi - Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/IJLFS.2019.v09.i01.p04

Abstract

Latar belakang Ilmu kedokteran forensik sangat berperan dalam upaya pembuktian hukum adanya tindak pidana kekerasan seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kasus, korban dan pelaku kekerasan seksual yang diperiksa di Rumah Sakit Umum Pusat dr. M. Djamil Padang. Metode Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif. Data diperoleh dari rekam medik kasus kekerasan seksual yang diperiksa di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang dari tahun 2012 sampai 2016. Hasil Kejadian kekerasan seksual terbanyak tahun 2015 dan yang paling sedikit adalah pada tahun 2013. Jenis kekerasan seksual terbanyak yang ditemukan adalah perkosaan (39,3%). Anak-anak merupakan korban tersering (76,4%). Korban terbanyak adalah pelajar SMP (22,9%). Hampir sebagian besarnya tidak mengakibatkan kehamilan (92,1%). Didapatkan selaput dara utuh (17,1%), robekan lama (54,3%), robekan baru (10%) dan yang membutuhkan perawatan medis sejumlah 1 kasus (0.7%). Pemeriksaaan anus pada 6 kasus dan ditemukan 1 korban dengan kemerahan. Pada 9 korban (6.4%) ditemukan adanya sperma. Hasil pemeriksaan genitalia luar didapatkan kemerahan (15%), luka robek (5%), tidak terdapat luka (70,7%) dan luka lecet sebanyak (9,3%). Didapatkan 9 kasus yang dilakukan pemeriksaan tanda kekerasan dan ditemukan adanya luka memar pada 5 korban (3.6%), luka lecet pada 2 korban (1.4%), dan luka terbuka pada 1 korban (0.7%). Usia pelaku terbanyak pada penelitian ini adalah dewasa (59,3%). Pacar adalah pelaku kekerasan seksual terbanyak (27.1%). Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan bahwa kasus kekerasan seksual terbanyak adalah perkosaan dan korban sebagian besar adalah anak-anak. Ditemukan tanda-tanda kekerasan pada sebagian besar kasus dan pelaku terbanyak adalah pacar. Kata kunci: kekerasan seksual, perkosaan, forensik
Co-Authors Abdullah Arief Syahputra Abdullah Arief Syahputra Adnil Edwin Nurdin Adrial Adrial Afifa Humaira Afriandi Putra Afriwardi Afriwardi Ahsan Putra Hafiz Alqadri Alqadri Amelya Permata Sari Ami Tri Nursasmi Ando Amadino Anggi Rahmi Rusadi Arina Widya Murni Arni Amir Arsa Arsa Bikrulmal Bikrulmal Candra Candra Citra Manela Dea Rika Putri Purba Dedi Afandi Dian Milvita Eldi Sauma Eva Chundrayetti Fadhilati Sabrina Fikri Alhafizd Marwin Fithria, Rahmi Fitratul Annisa Fortuna, Fory Hafni Bachtiar Haliza ulfa Hardis man Hasmiwati Hendra Permana Henny Mulyani Mulyani Hillbertina, Noza Khairul Fahmi Khanh, Varhanno Khallifhatul Kri Yudi Pati Sandy Laila Rahmi M Fadil Maria Nurlita Marryo Borry WD Mega Miftahul Rizka Mohammad Reza Mohammad Tegar Indrayana Muhammad Farhan Khadaffi Muhammad Imam Arrasyid Muhammad Irfan Pratama Muhammad Ridho Azhari Muhammad Tsani Mudzakir Nadira Ismanel Tamura Noverial Noverial Noverial Noverial Noverika Winda Sari Noverika Windasari Noza Hilbertina Nur Afrainin Syah Nurul Aini Nuzulia Irawati Ovella April Rieza Popy Puspita Sari Putra, Fariz Ananda Putri, Biomechy Oktomalio Rahmadiyani Rahmadiyani Rauffi Hayatul Putri Restu Susanti Riswan Efendi Rohana Roni Eka Sahputra Rony Rustam Rosa Murwindra, Rosa Roza Mulyana Rudi Afriant Rustini Rustini Salsabila, Mahira Samantha Samantha Siti Dzakiyyah Masyar Sopiatun Nahwiyah Sutoyo Sutoyo Syahputra, Roni Eka Taufik Hidayat Taufik Hidayat Taufik Saputra Tuti Lestari Utami Yuliandini Vici Novia Vendlan Yantri Maputra Yanwirasti Yanwirasti Yuliarni Syafrita Yulizawati . Zelly Dia Rofinda Zhafira Ferin Zhuhra, Rahma Tsania