Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Isolasi Jamur Pengurai Pati Dari Tanah Limbah Sagu Juwita, Dian Ayu; Suharti, Netty; Rasyid, Roslinda
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Farmasi Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Screening of glucoamylase enzyme producing fungi obtained from sago dregs soil at Tapakis district of Padang Pariaman have been done. The screening was conducted by incubating of sample on Potato Dextrose Agar media previously added with starch 1% as an inducer. Incubation was performed during 120 hours at temperature of 20-250C. The existence of glucoamylase enzyme producing fungi were indicated with the disappearance of lugol indicator solution colour around the colonies. It was found that there were 2 isolates of fungi which produced glucoamylase. Following identification, it could be concluded that isolates were Aspergillus sp. and Penicillium sp.
PERBANDINGAN EFEK ANTIPIRETIK ANTARA IBUPROFEN DENGAN CAMPURAN IBUPROFEN DAN KAFEIN Juwita, Dian Ayu; Noviza, Deni; Erizal, .
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 7, No 4 (2015)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ibuprofen merupakan kelompok obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai efek antiinflamasi, analgetik dan antipiretik. Penggunaannya sebagai antipiretik semakin meningkat di masyarakat. Pada sediaan farmasi, obat-obat antipiretik sering dikombinasikan penggunaannya bersama kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek antipiretik dari ibuprofen murni dengan campuran ibuprofen dan kafein. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus putih jantan berumur 2-3 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok uji. Kelompok I diberi Na-CMC 1% dan larutan pepton 5%. Kelompok II diberi Ibuprofen murni dosis 5,4 mg/ 200 gram BB dan larutan pepton 5%. Kelompok III diberi Campuran Ibuprofen : Kafein ; 0,4 : 0,6 dosis 5,4 mg/ 200 gram BB dan larutan pepton 5%. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pemberian larutan pepton, 3 jam setelah pemberian larutan pepton, dan tiap 30 menit setelah perlakuan hingga menit ke 150 menggunakan termometer digital. Data penurunan suhu dianalisa secara statistik menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut duncan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna (p < 0,05) pada penurunan suhu antara ibuprofen murni dengan campuran ibuprofen dan kafein, ini artinya efek antipiretik campuran ibuprofen dan kafein lebih tinggi dibandingkan dengan ibuprofen murni.   Kata kunci : Efek antipiretik, Ibuprofen, Kafein   ABSTRACT   Ibuprofen is a group of non-steroid anti-inflammatory drugs which have anti-inflammatory, analgesic and antipyretic effect. The using of Antipyretic is increase in society. In pharmaceutical product, antipyretic drugs often combined with caffeine. This research is done to find out the comparation of antipyretic effect between ibuprofen and combination of ibuprofen with caffeine. This research used 15 male white rats which aged between 2-3 months and divided into three groups. Group I received Na-CMC 1 % and peptone solution 5 %. Group II received Ibuprofen with dose 5.4 mg/200 g BW and peptone solution 5 %. Group III received combination of Ibuprofen : Caffeine ; 0.4 : 0.6 with dose 5.4 mg/ 200 g BW and peptone solution 5 %. Temperature measurement was conducted before and 3 hours after giving peptone solution, and every 30 minutes post treatment until 150 minutes using a digital thermometer. The data was analyzed by statistical ANOVA and further duncan test. The results showed significant differences (p< 0.05) in the temperature drop between ibuprofen and combination of ibuprofen with caffeine, it means that the antipyretic effect on the combination of ibuprofen and caffeinn is higher than ibuprofen only.
PERBANDINGAN EFEK ANTIPIRETIK ANTARA IBUPROFEN DENGAN CAMPURAN IBUPROFEN DAN KAFEIN Juwita, Dian Ayu; Noviza, Deni; Erizal, .
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 7, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.937 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v7i4.185

Abstract

ABSTRAK Ibuprofen merupakan kelompok obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai efek antiinflamasi, analgetik dan antipiretik. Penggunaannya sebagai antipiretik semakin meningkat di masyarakat. Pada sediaan farmasi, obat-obat antipiretik sering dikombinasikan penggunaannya bersama kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek antipiretik dari ibuprofen murni dengan campuran ibuprofen dan kafein. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus putih jantan berumur 2-3 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok uji. Kelompok I diberi Na-CMC 1% dan larutan pepton 5%. Kelompok II diberi Ibuprofen murni dosis 5,4 mg/ 200 gram BB dan larutan pepton 5%. Kelompok III diberi Campuran Ibuprofen : Kafein ; 0,4 : 0,6 dosis 5,4 mg/ 200 gram BB dan larutan pepton 5%. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pemberian larutan pepton, 3 jam setelah pemberian larutan pepton, dan tiap 30 menit setelah perlakuan hingga menit ke 150 menggunakan termometer digital. Data penurunan suhu dianalisa secara statistik menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut duncan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna (p < 0,05) pada penurunan suhu antara ibuprofen murni dengan campuran ibuprofen dan kafein, ini artinya efek antipiretik campuran ibuprofen dan kafein lebih tinggi dibandingkan dengan ibuprofen murni.   Kata kunci : Efek antipiretik, Ibuprofen, Kafein   ABSTRACT   Ibuprofen is a group of non-steroid anti-inflammatory drugs which have anti-inflammatory, analgesic and antipyretic effect. The using of Antipyretic is increase in society. In pharmaceutical product, antipyretic drugs often combined with caffeine. This research is done to find out the comparation of antipyretic effect between ibuprofen and combination of ibuprofen with caffeine. This research used 15 male white rats which aged between 2-3 months and divided into three groups. Group I received Na-CMC 1 % and peptone solution 5 %. Group II received Ibuprofen with dose 5.4 mg/200 g BW and peptone solution 5 %. Group III received combination of Ibuprofen : Caffeine ; 0.4 : 0.6 with dose 5.4 mg/ 200 g BW and peptone solution 5 %. Temperature measurement was conducted before and 3 hours after giving peptone solution, and every 30 minutes post treatment until 150 minutes using a digital thermometer. The data was analyzed by statistical ANOVA and further duncan test. The results showed significant differences (p< 0.05) in the temperature drop between ibuprofen and combination of ibuprofen with caffeine, it means that the antipyretic effect on the combination of ibuprofen and caffeinn is higher than ibuprofen only.
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Neuroprotektif pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Dita Permatasari; Dian Ayu Juwita; Rahmi Yosmar; Julio Fajar Rahmat Illahi
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i22021.162-167

Abstract

Pendahuluan: Stroke iskemik disebabkan oleh pembentukan trombus lokal atau emboli yang terjadi pada arteri serebral. Hal tersebut menyebabkan kurangnya aliran darah sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan otak juga berkurang. Angka kejadian stroke iskemik mencapai 87% yang merupakan angka tertinggi dari seluruh kasus stroke lainnya. Obat neuroprotektif termasuk salah satu terapi yang ditujukan untuk mengurangi kerusakan saraf yang disebabkan oleh serangan stroke iskemik. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik demografi pasien stroke iskemik, pola penggunaan obat dan rasionalitas obat neuroprotektif pada pasien stroke iskemik. Metode: Metode penelitian ini adalah observasional yang diambil dari data rekam medik instalasi rawat inap (n = 280) tahun 2019 secara retrospektif. Data yang diperolah akan dibandingkan terhadap standar pengobatan yang telah ditetapkan. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien stroke iskemik terbanyak yaitu laki-laki sebesar 63,2% dengan rentang usia 55 - 64 tahun sebesar 39%. Persentase tertinggi dari status pendidikan terakhir yaitu SLTA mencapai 47,1%. diikuti dengan status pekerjaan terbanyak yaitu IRT sebesar 28,2%. Penggunaan obat neuroprotektif paling banyak digunakan adalah sitikolin sebesar 53,2% dengan rute pemberian secara intravena mencapai 51,8%. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat neuroprotektif pada rumah sakit tersebut antara lain, tepat indikasi 100%, tepat pasien 99,3%, tepat obat 100%, tepat dosis 97,9%, dan tepat frekuensi pemberian obat 99,3%. Kesimpulan: Kejadian terapi tidak rasional masih ditemukan pada 8 orang pasien tersebar pada indikator tepat pasien, tepat dosis dan tepat frekuensi pemberian obat.
Penilaian Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pasien Kanker Payudara di RSUP dr. M. Djamil Padang, Indonesia Dian Ayu Juwita; Almahdy Almahdy; Rizka Afdila
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 17 No 1 (2019): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.774 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v17i1.682

Abstract

Health related quality of life is a feeling of comfort and patient satisfaction with the function of controlling diseases including psychological, social, and physical health. Measurement of quality of life needs to be done because therapeutic interventions such as drugs potentialy to increase or decrease the quality of life. The purpose of this study to determine the effect of chemotherapy on the quality of life of breast cancer patients in Dr. M. Djamil Hospital Padang. Assessment of the quality of life of breast cancer patients was performed using an EORTC QLC-30 questionnaire. The sample of the study was breast cancer patients in surgical polyclinic of Dr. M. Djamil Hospital Padang during the period of March to May 2018 meeting the inclusion criteria. The data is rated in the range 0-100 using a linear transformation formula, then presented as a mean value. The quality of life of breast cancer patients based on the functional scale group of cognitive function domain (71,09 ± 21,05), role function (66,65 ± 26,52), physical function (61,97 ± 22,22), emotional function 60,91 ± 18,24), and social function (51,47 ± 15,24), whereas in symptom scale group from diarrhea domain (24,41 ± 23,69), constipation (26,38 ± 29,36) , dyspnea (31.35 ± 31.80), insomnia (42.24 ± 34.26), financial difficulties (48.03 ± 22.24), decreased appetite (53.00 ± 26.28), pain ( 55,41 ± 20,11), fatigue (58,59 ± 17,58), and nausea and vomiting (68,00 ± 28,82), last for general health status / QoL obtained 65,03 ± 14,83.
Kajian Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Rawat Jalan RSUP DR. M. Djamil Padang Dian Ayu Juwita; Helmi Arifin; Jaka Perdana
Jurnal Farmasi Higea Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.422 KB) | DOI: 10.52689/higea.v11i1.209

Abstract

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Terjadinya perubahan paradigma dari drug oriented menjadipatient oriented menuntut petugas kefarmasian untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar kebutuhan, keinginan, harapan dan kepuasan dari masyarakat dapat dipenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di apotek rawat jalan RSUP DR. M. Djamil Padang, hubungan  karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) dengan kepuasan dan komponen dominan yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode cross-sectionalmenggunakan intrumen Larson. Uji non-parametrikMann-Whitney digunakan untuk mengetahui hubungan  jenis kelamin pasien dengan kepuasan pasien, sedangkan uji non-parametrikKruskal Wallis digunakan untuk mengetahui hubungan umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan pasien dengan kepuasan pasien. Sebanyak 381 pasien di apotek rawat jalan RSUP DR. M. Djamil Padang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara umum tingkat kepuasan pasien adalah cukup puas, dengan rata-rata kepuasan 3,16. Terdapat perbedaan bermakna antara kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian dengan pendidikan dan pekerjaan (p < 0,05), sedangkan hubungan jenis kelamin, umur dan pendapatan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian tidak ada perbedaan makna (p > 0,05). Dimensi yang dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah dimensi Friendly Explanation di bandingkan Managing Teraphy.
Pengaruh Karakteristik Pasien Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP Dr.M. Djamil Padang, Indonesia Dian Ayu Juwita; Almahdy Almahdy; Rizka Afdhila
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 2 (2018): J Sains Farm Klin 5(2), Agustus 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.22 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.2.126-133.2018

Abstract

Kualitas hidup merupakan suatu bagian penting dalam penilaian hasil terapi terutama pada penyakit kronis. Faktor karakteristik individu pada pasien kanker dapat mempengaruhi persepsi kesehatan general dan kualitas hidup keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografis (umur, tingkat pendidikan, lama terdiagnosa, jenis kemoterapi) dan karakteristik klinis (siklus kemoterapi, setting kemoterapi) pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner EORTC QLQ-C30. Sampel diambil dengan memilih semua pasien kanker payudara di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang memenuhi kriteria inklusi selama bulan Maret – Mei 2018. Data yang diperoleh dari pengisian kuwsoner kemudian ditaransformasikan nilainya ke dalam rentang 0-100 menggunakan rumus transformasi linear, kemudian dilakukan analisa statistik menggunakan uji Mann-whitney dan Kruskall-wallis. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik demografi tidak berpengaruh terhadap terhadap nilai kualitas hidup pasien kanker payudara (p>0,05). Sedangkan karakteristik klinis mempunyai pengaruh bermakna terhadap nilai kualitas hidup pasien kanker payudara (p<0,05). Kata kunci: karakteristik pasien;kualitas hidup;kanker payudara;karakteristik demografi;karakteristik klinis;kuesioner EORTC QLQ-C30
Kajian Efek Analgetik dan Toksisitas Subakut Dari Ekstrak Etanol Daun Kitolod (Isotoma longiflora L.) Pada Mencit Putih Jantan Helmi Arifin; Tesa Inmerka Alwi; Octy Aisyahharma; Dian Ayu Juwita
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 2 (2018): J Sains Farm Klin 5(2), Agustus 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.175 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.2.112-118.2018

Abstract

Penelitian tentang pengaruh ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L. Presl.) terhadap aktivitas analgetik dan uji toksisitas pada mencit putih jantan telah dilakukan.. Hewan percobaan terdiri dari 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, pembanding (Asam mefenamat 65 mg/kg BB), dan ekstrak etanol daun kitolod dengan dosis 1; 2 dan 4 g/kg BB. Asam mefenamat dan ekstrak etanol daun kitolod diberikan secara oral selama 15 hari. Aktivitas stimulansia diuji pada hari ke-1, ke-5, ke-10, dan ke-15. Parameter yang diamati yaitu jumlah geliat hewan dengan metode writhing test. Pada pengujian aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum, hewan percobaan dibagi menjadi 4 kelompok (15 ekor/kelompok) yaitu kelompok kontrol yang diberikan Na CMC dan kelompok ekstrak etanol daun kitolod dengan dosis 1, 2, 4 g/Kg BB. Sediaan diberikan selama 15 hari secara oral. Aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum diukur dari serum pada hari ke-5, ke-10, dan ke-15 dengan menggunakan spektrofotometer microplate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kitolod dosis 1; 2; 4 g/kgBB dan lama pemberian mempengaruhi aktivitas analgetik (Sig < 0,05), dimana aktivitas terbesar ditunjukkan oleh ekstrak etanol daun kitolod dosis 4 g/kg BB. Ekstrak etanol daun kitolod terbukti tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum. Hal ini dilihat dari tidak adanya perbedaan yang signifikan aktivitas SGPT dan kadar kreatinin serum kelompok uji dibandingkan dengan kelompok control (Sig > 0,05).
Kajian Deskriptif Retrospektif Regimen Dosis Antibiotik Pasien Pneumonia Anak di RSUP. Dr. M. Djamil Padang Dian Ayu Juwita; Helmi Arifin; Nelfa Yulianti
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 3, No 2 (2017): J Sains Farm Klin 3(2), Mei 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.909 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2017.3.2.115

Abstract

Pneumonia is one of acute respiratory tract infection which a major causes mortality in children and infant. The role of antibiotics in reducing morbidity and mortality this infectious disease is still dominant. Improper use of antibiotics can lead to the development of bacteria resistant to antibiotics and the occurrence of toxicity/side effects of drugs. The objective of this study was to determine the appropriateness of dosage regimen of antibiotics in children with pneumonia compared to standard literature. The study was conducted by retrospective descriptive analysis, using medical records of children with pneumonia during 2013. The results showed inappropriateness in several dosage regimen of antibiotics, such as chloramphenicol (5%), meropenem (50%), erythromycin (100%), azithromycin (100%), ceftazidime (100%), clindamycin (100%), ampicillin (100%) and gentamicin (100%). The inappropriateness of frequency of administration (administration interval) was also found in ampicillin (50%), gentamicin (20%), and cefotaxime (100%). The inappropriateness of dosage duration was found in amoxicillin (44.45%), chloramphenicol (45%), gentamicin (70%), meropenem (33.34%), ceftriaxone (66.67%), ampicillin (50%), cefotaxime (100%). While the route of administration of antibiotics was 100% appropriate.
Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia Dian Ayu Juwita; Suhatri Suhatri; Risa Hestia
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 5, No 1 (2018): J Sains Farm Klin 5(1), April 2018
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.326 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.5.1.49-54.2018

Abstract

Hyperthyroidism is the second largest hormonal disease in Indonesia after diabetes mellitus. The most common cause of hyperthyroidism is Graves’ disease. Untreated in hyperthyroid patients will causes decreased patient quality of life, atrial fibrillation and osteoporosis. Therefore need a therapy to control thyroid hormone levels in the normal range, one of them with antithyroid drugs. This study aims to determine the patterns of antithyroid use and evaluate the appropriateness use of antithyroid drugs in patients hyperthyroidism include precise indications, precise medications, precise patients and appropriate doses. This study is a descriptive study that retrospective data collection using patient medical records during the period January-December 2015 in Polyclinic Dr. M. Djamil hospital Padang. The number of patients who fulfills  the inclusion criteria are 175 patients. Antithyroid drugs used in patients with hyperthyroidism are PTU (82,75%) and thyrozol (17,25%). The results showed that inappropriate indication and inappropriate drug was not found, while there were 13 patients (7,43%) with an inappropriate dosage regimen and 1 patients (0,57 %) with inappropriate patient.