Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN PENAMBAHAN PEMBERIAN MINYAK, SANTAN, IKAN, DAN KACANG KACANGAN UNTUK MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK Wirawanni, Yekti; Puruhita, Niken; Sukmaningtyas, Hermina
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.745 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKLatar belakang : Status gizi anak ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain makanan pendamping ASI(MPASI) yang mengandung kalori dan protein yang cukup dan diberikan mulai umur 4 bulan. MPASI inisering diberikan dalam jumlah dan kualitas yang kurang, karena ketidaktahuan ibu tentang MPASI yangbergizi.Tujuan : Untuk melihat adanya perbedaan kandungan energi dan protein MPASI serta status gizi bayisebelum dan sesudah penyuluhan. Penyuluhan diberikan kepada ibu-ibu balita untuk meningkatkan kaloridan protein. Makanan pendamping ASI dengan menambahkan minyak, santan, ikan dan kacang-kacanganpada Makanan Pendamping ASI yang diberikan untuk anak.Metode: Rancangan penelitian ini adalah pre- and post-test design dengan sampel sebanyak 20 orang ibukeluarga nelayan yang menpunyai  anak usia 0-2 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancaraberdasarkan kuesioner. Berat badan ditimbang dengan dacin, sedangkan panjang anak diukur denganmeteran pada saat posyandu. Status gizi anak dinilai dengan antropometri dengan menggunakan batasanz-score ? 2 SD dari buku WHO-NCHS. Uji statistik dengan Wilcoxon Signed rank test dengan batasankemaknaan 0,05.Hasil : Kandungan energi  MPASI rata-rata 312,8 kal/hari dan protein 9,69 gram/hari. Anak nelayan diRW I,II,III Kelurahan Bandarhardjo rata-rata berada dalam keadaan gizi yang baik dengan rerata z scoretinggi badan menurut umur, berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan lebih besardari -2SD.Simpulan : Terdapat peningkatan kandungan energi, protein, z score berat badan menurut tinggi badansebelum dan setelah penyuluhan, namun tidak bermakna. Sedangkan z score tinggi badan menurut umurada peningkatan bermakna (p=0,03)Kata kunci : Status gizi, Makanan Pendamping ASI, keluarga nelayan
GAMBARAN SISA MAKANAN DAN MUTU MAKANAN YANG DISEDIAKAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG PURUHITA, NIKEN; HAGNYONOWATI, HAGNYONOWATI; ADIANTO, SIGIT; MURBAWANI, ETISA ADI; ARDIARIA, MARTHA
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.896 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

Background: The therapeutic outcome strongly depends on the nutrition care. Nutrition department is responsible on in-patient?s nutrients fulfillment. A comprehensive nutrition care comprised of planning, providing the diet, food processing and serving must be conducted by this department. Previous study shows 50% in-patient did not complete the meal and 75% complained the meal served. This condition leads to nutrients inadequacy and hence the malnutrition in hospital. No similar study is being conducted in dr. Kariadi Hospital Semarang. Method: A cross sectional descriptive study were being conducted for 11 days. The responden size is 30 from several wards in Dr.Kariadi Hospital who received a normal meal. The datas collected was a primary data trough direct oservation and interview using a questionairre. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan selama 11 hari dengan pendekatan Result: Food residues ? 75% for animal-based was 9%, plant-based 3% dand vegetables 18% according to the Comstock method. From one single menu cycle, most of all considered to be good in taste and look. But there were still a few serves, animal-based (7 serves), plant-based 94 serves), and vegetables (6 serves) cosidered to be bad in taste and look for  ? 50% respondent. Conclusion: Most food residue derives from vegetables and animal-based so it needs a better and more variation in its processing. Key word:Food residue, Comstock
KETIDAKPUASAN CITRA TUBUH DAN PERILAKU DALAM MENURUNKAN BERAT BADAN PADA SISWI SMA DI SEMARANG DIENNY, FILLAH FITHRA; KARTASURYA, MARTHA IRENE; PURUHITA, NIKEN
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 1 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.2.1.2014.%p

Abstract

ABSTRACT Background : Adolescence is a period of growth spurt which result in the increase of nutritional needs. Physical and emotional changes often lead to body image dissatisfaction among adolescent girls.This study aimed to identify factors associated to body image and behaviors to reduce body weight among female students Methods : This survey study used a cross sectional design, with quantitative approach. This study was conducted on female students at SMAN 3 Semarang. The selection of 107 subjects was performed by stratified random sampling technique. Data on age, family characteristics, peer group influence, body image, motivation and behaviors to achieve ideal body shape collected by interviews using structured questionnaire. Weight, height and percent body fat were measured by Bio Impedance Analyzer (BIA) and microtoise. Data were analyzed by person Product Moment, Rank Spearman correlation tests and multiple liniar regression method. Results: Subjects aged 14-17 years old. One poin nine percents of subjects were obese, and 5.6% were overweight. Forty six point seven percents of the subjects were dissatisfied of their body image, eventhough 38 subjects of them were classified as normal and 7 subjects were underweight. Total of 68.2% of the subjects desired tall and slim body shape. Total of 50.4% subjects had made efforts to reach the ideal body shape in many ways, such as excessive diet (22.2%), consumption of drugs/ slimming tea (9.3%), excessive diet and exercise (37%). Percent body fat and peer group influence were the most affected factors on body image dissatisfaction. There was a possitive correlation between body image, motivation and the inappropriate behaviors to reach the ideal body shape among adolescence. Conclusions: Percent body fat and peers group influence affected body image dissatisfaction, which in turn increasing motivation in doing inappropriate behavior to attain the ideal body shape among female students. Keyword : body image dissatisfaction, behavior, body weight, adolescent ABSTRAK Latar Belakang    : Masa remaja merupakan periode percepatan petumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan gizi meningkat. Perubahan fisik dan emosi yang tidak stabil seringkali menimbulkan ketidakpuasan citra tubuh di kalangan remaja putri. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan citra tubuh dan perilaku dalam menurunkan berat badan pada remaja putri Metode : Penelitian survei ini dilakukan dengan desain cross sectional melalui pendekatan kuantitatif. Populasi adalah siswi SMAN 3 Semarang. Pemilihan 107 subjek dilakukan dengan rancangan stratifikasi sederhana. Data usia, karakteristik keluarga, pengaruh teman sebaya, citra tubuh, motivasi dan perilaku pencapaian bentuk tubuh ideal diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Berat badan, tinggi badan dan persen lemak tubuh diukur menggunakan Bio Impedance Analyzer dan microtoise. Data dianalisis dengan uji korelasi Product Moment dari Pearson, Rank Spearman dan regresi linier berganda. Hasil : Subjek berusia 14-17 tahun. Sebesar 1,9 % subjek mengalami obesitas, dan 5,6% kelebihan berat badan. Sebanyak 50 subjek (46,7%) mengalami ketidakpuasan citra tubuh, padahal 38 subjek diantaranya berstatus gizi normal dan 7 subjek tergolong kurang, 68,2% menginginkan bentuk tubuh tinggi langsing, dan 50,4% pernah melakukan upaya pencapaian bentuk tubuh ideal secara tidak tepat, antara lain diet yang salah (22,2%), konsumsi obat/teh pelangsing (9,3%), diet dan olahraga berlebih (37%). Persen lemak tubuh dan pengaruh teman sebaya merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap ketidakpuasan citra tubuh. Ada hubungan positif antara ketidakpuasan citra tubuh dan motivasi dengan perilaku tidak tepat dalam pencapaian bentuk tubuh idea remaja. Simpulan : Persen lemak tubuh dan pengaruh teman sebaya berpengaruh terhadap ketidakpuasan citra tubuh. Selanjutnya ketidakpuasan citra tubuh meningkatkan motivasi remaja putri untuk melakukan upaya pencapaian bentuk tubuh ideal secara tidak tepat.
HUBUNGAN JUMLAH FRAKSI RADIOTERAPI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUP DR KARIADI Nurjanah, Ayu; Noer, Etika Ratna; Puruhita, Niken; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 5, No 1 (2016): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.752 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i1.16347

Abstract

Latar belakang: Radioterapi pada pasien kanker serviks dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Malnutrisi pada pasien kanker dapat menurunkan respon dan toleransi terhadap pengobatan. Anemia berhubungan dengan parameter malnutrisi. Hipoksia tumor dan resisten terhadap radiasi pada pasien kanker disebabkan oleh anemia.Tujuan: Menganalisis hubungan antara jumlah fraksi radioterapi dengan kadar Hb pada pasien kanker serviks.Metode: Penelitian crossectional yang dilakukan pada 42 pasien kanker serviks yang menerima radioterapi di RSUP dr Kariadi. Data kadar Hb, jumlah fraksi, dan variabel perancu meliputi stadium kanker, kejadian perdarahan dan kejadian penyakit kronis lainnya didapatkan melaluui rekam medis. Asupan makanan subjek yang juga merupakan variabel perancu (protein, zat besi, seng, tembaga, vitamin B6, asam folat, vitamin B1, vitamin C dan Vitamin A) didapatkan dengan semi quantitative food frequency questioner.Hasil: Berdasarkan hasil uji Rank Spearman, tidak terdapat hubungan antara jumlah fraksi radioterapi, stadium kanker, kejadian penyakit kronis lainnya, asupan makanan (protein, besi, seng, tembaga, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, vitamin C, dan vitamin A) dengan kadar Hb (p>0.05). Namun, terdapat korelasi negatif dan signifikan antara kejadian perdarahan dengan kadar Hb (p<0.05).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah fraksi radioterapi dengan kadar Hb pada pasien kanker serviks dengan radioterapi.
PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL LDL PENDERITA DISLIPIDEMIA PADA PEMBERIAN TEMPE KEDELAI HITAM DAN TEMPE KEDELAI KUNING Priastiti, Della Ayuning; Puruhita, Niken
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.735 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2751

Abstract

Latar Belakang: Dislipidemia sebagai faktor utama terbentuknya aterosklerosis dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit sirkulasi darah. Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam plasma. Tempe mengandung  protein yang berpengaruh terhadap penurunan kolesterol LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian tempe kedelai hitam dan tempe kedelai kuning terhadap kolesterol LDL pada penderita dislipidemia.Metode : Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan  pre test - post test with control group design. Subjek penelitian adalah wanita menopause yang berdomisili di kawasan Puskesmas wilayah Kabupaten Cirebon yang diambil secara consecutive sampling, besar sampel adalah 34 orang yang dibagi secara acak dalam tiga kelompok. Kelompok kontrol tidak diberi tempe, kelompok perlakuan 1 diberikan tempe kedelai hitam dan kelompok perlakuan 2 diberikan tempe kedelai kuning selama 14 hari. Selama intervensi, asupan makan ketiga kelompok diperoleh dengan metode food record dan food recall. Kadar kolesterol LDL diukur sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Paired t-test, Wilcoxon, Kruskal Wallis serta uji korelasi Speearman pada derajat kemaknaan 5%.Hasil : Pada  pemberian tempe kedelai hitam terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 6.1±16.45mg/dl dan pada pemberian tempe kedelai kuning terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 4.9±9.91 mg/dl setelah diberikan intervensi selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 3.5±19.76 mg/dl. Namun penurunan maupun peningkatan yang terjadi tidak bermakna secara statistik (p<0.05)Simpulan: Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL pada pemberian tempe kedelai hitam dan kuning sebesar 150 gram selama 14 hari pada wanita menopause dengan dislipidemia tetapi hasil tersebut tidak bermakna secara statistik.Kata kunci: Tempe kedelai hitam; tempe kedelai kuning; dislipidemia; kolesterol LDL
STUDI KUALITATIF PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR DI RUANG RAWAT INAP RS ST. ELISABETH SEMARANG Wijayanti, Tania; Puruhita, Niken
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.32 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2114

Abstract

Latar Belakang: Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasien di rumah sakit sering tidak teratasi dengan baik. Menurut penelitian tahun 2002, terjadi penurunan status gizi pada pasien sebesar 28,2% selama dirawat di rumah sakit. Proses Asuhan Gizi Terstandar sebagai bentuk pelayanan gizi merupakan hal yang berperan dalam penyembuhan pasien sehingga diperlukan penelitian terhadap subjek penelitian. Metode: Penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview, observasi partisipasi dan data sekunder. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data, penguraian detail hasil penelitian, auditing dengan pembimbing, dan konfirmasi hasil penelitian pada subjek penelitian. Hasil: Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) belum dilakukan secara optimal. Dietisien mengharapkan PAGT dapat disederhanakan. Saat assessmen gizi, dietisien belum secara detail mengumpulkan data fisik pasien, penentuan diagnosis gizi belum tepat, di beberapa ruangan diagnosis gizi tidak dilakukan oleh dietisien, intervensi gizi dan monitoring-evaluasi sudah dilakukan dengan baik. Faktor internal yaitu pengetahuan PAGT dietisien baik tapi motivasi yang mereka miliki belum cukup mampu untuk menjadikan dietisien menerapkan matriks pada diagnosis gizi. Faktor eksternal yaitu kebijakan rumah sakit tentang penegakkan diagnosis gizi belum dicantumkan dan kolaborasi antar tenaga kesehatan sudah berjalan. Kesimpulan: Pelaksanaan PAGT harus didukung dari kebijakan rumah sakit atau lembaga berwenang lainnya, profesi kesehatan lain dan pemahaman dietisien tentang metode PAGT.
PENGARUH PEMBERIAN IKAN TERI (Engraulis encrasicolus) PADA MEMORI SPASIAL TIKUS SPRAGUE DAWLEY USIA SATU BULAN Septiana, Siska Indah; Puruhita, Niken
Journal of Nutrition College Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.331 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i1.8614

Abstract

Latar Belakang: Memori spasial merupakan bagian dari kognitif yang berperan penting dalam kehidupan. Ikan teri (Engraulis encrasicolus) merupakan salah satu jenis oily fish yang memiliki kandungan omega-3 dalam bentuk EPA dan DHA yang tinggi. Asam lemak omega-3 berperan pada tingkat aktivitas plastistas sinaptik yang mengatur fungsi hipokampus yang merupakan bagian otak pusat pengaturan memori dan proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ikan teri terhadap kemampuan spasial tikus usia satu bulan.Metoda: Penelitian eksperimental murni dengan post test only with control group design yang diterapkan pada 21 tikus Sprague dawley usia satu bulan dengan random allocation sampling dalam 3 kelompok yaitu kontrol, kelompok pemberian ikan teri dan kelompok pemberian minyak ikan. Subjek diberikan diet dengan ikan teri sebanyak 1,5 gram per 200 gram berat badan dan minyak ikan sebanyak 167 mg per 200 gram berat badan yang dicampurkan ke pakan selama 14 hari. Pengujian kemampuan spasial menggunakan uji Morris Water Maze yang akan mengukur tingkat kemampuan observasi spasial dan spasial bias subjek. Data dianalisis dengan nonparametik Wilcoxon dan Multivariate ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Terdapat perbedaan persen penurunan waktu pencarian landasan yang nyata pada kelompok pemberian ikan teri yaitu penurunan sebesar  67.89% dibandingkan dengan kelompok kontrol (21.53%) namun tidak berbeda nyata dengan kelompok minyak ikan. Terdapat perbedaan pada tingkat spasial bias antar kelompok namun tidak terbukti signifikan secara statistika.Kesimpulan: Pemberian diet dengan ikan teri (Engraulis encrasicolus) meningkatkan kemampuan observasi spasial namun tidak menurunkan tingkat spasial bias pada anak tikus sehat.
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT ( LYCOPERSICUM COMMUNE ) TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE LAKI – LAKI HIPERTENSIF USIA 40 – 45 TAHUN Paramita R, Sukma; Puruhita, Niken
Journal of Nutrition College Vol 4, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.624 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i2.10053

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi adalah suatu keadaan sesorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Buah tomat (Lycopersicum commune) mengandung kalium yang mempunyai efek menurunkan tekanan darah.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah tomat (Lycopersium commune ) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pria hipertensif usia 40-45 tahunMetode: Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen dengan rancangan pre-post control design. Jumlah subyek  34 orang dengan tekanan darah sistolik mempunyai tekanan darah sistolik  > 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90-119 mmHg dan meminum obat antihipertensi. Jus tomat sebanyak 200 ml diberikan 1 kali sehari selama 14 hari terbuat dari 150 gram buah tomat, 2,5g gula diet dan 100 ml air.Hasil:Pemberian jus tomat 200ml  1x sehari selama 14 hari secara klinis tidak menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik, tetapi menurut hasil penelitian  pemberian 200ml  jus tomat dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4,4mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 3,1 mmHg pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1,4 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 1,4mmHg  dan tekanan darah diastolik setelah dikontrol dengan IMT dan asupan kalium.Simpulan:Pemberian jus tomat dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada laki-laki usia 40-45 tahun
HUBUNGAN FRAKSI RADIOTERAPI DAN INDEKS KOMPOSISI TUBUH PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Novitasari, Anggi; Puruhita, Niken; Noer, Etika Ratna; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 5, No 1 (2016): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.369 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i1.16356

Abstract

Latar belakang: Pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi berisiko mengalami efek samping radioterapi. Efek samping radioterapi berhubungan dengan jumlah fraksi radioterapi, dan dapat berpengaruh pada status gizi. Status gizi pasien dapat diukur dengan nilai indeks komposisi tubuh, yakni fat mass index (FMI) dan fat-free mass index (FFMI). Tujuan: Menganalisis hubungan jumlah fraksi radioterapi dengan FMI dan FFMI pasien kanker serviks di RSUP dr. Kariadi (RSDK) Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional yang dilakukan di unit radioterapi dan ginekologi RSDK Semarang pada bulan Oktober-November 2015. Sampel penelitian berjumlah 38 yang diambil secara consecutive random sampling. Hasil: Sejumlah 19 subjek dikategorikan normal, 4 fat defisit, 12 excess fat, dan 3 obese I berdasarkan FMI. Nilai FMI dan FFMI mengindikasikan 2 subjek mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan 1 pasien mengalami penurunan massa otot (muscle wasting). Subjek dengan fraksi radioterapi I (n=13) memiliki nilai rerata FMI dan FFMI tertinggi (9,53 kg/m; 16,37 kg/m2), sedangkan subjek dengan fraksi radioterapi IV (n=9) memiliki nilai rerata FMI dan FFMI terendah (7,47 kg/m; 14,8 kg/m2). Tidak ada hubungan signifikan antara fraksi radioterapi dengan FMI dan FFMI berdasarkan uji Rank Spearman dan ANCOVA (p=>0,05)Simpulan: Tidak ada hubungan fraksi radioterapi dengan FMI maupun FFMI pasien kanker serviks,  namun terdapat perbedaan nilai FMI dan FFMI pada setiap kategori fraksi.
PENGARUH PEMBERIAN IKAN TERI (Engraulis encrasicolus) TERHADAP KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) TIKUS SPRAGUE DAWLEY USIA SATU BULAN Savitri, Nadia; Puruhita, Niken
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.473 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6918

Abstract

Latar Belakang: C-reactive protein (CRP), adalah marker inflamasi yang merupakan prediktor kuat kejadian penyakit kardiovaskuler (PKV). Peningkatan kadar CRP berkaitan dengan peningkatan risiko PKV. Asam lemak omega-3 diketahui memiliki sifat-sifat anti inflamasi sehingga asam lemak omega-3 dipercaya memiliki efek protektif terhadap PKV. CRP juga berkaitan dengan indeks omega-3 sebagai prediktor asupan omega-3. Kadar indeks omega-3 yang rendah diketahui meningkatkan risiko PKV. Ikan teri (Engraulis encrasicolus) mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi yang dimungkinkan dapat menurunkan kadar CRP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ikan teri kadar CRP tikus.Metode: Penelitian eksperimental murni dengan post test only with control group design yang diterapkan pada 14 tikus Sprague dawley usia 1 bulan yang dikelompokkan menggunakan sistem acak sederhana menjadi 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok intervensi. Subjek diberikan pakan modifikasi dengan penambahan ikan teri sebanyak 1.5 gr per 10 gr pakan selama 19 hari. Sampel darah diambil dari plexus retro orbitalis dan pengukuran kadar CRP dari serum ditentukan menggunakan metode CRP kuantitatif. Data dianalisis dengan analisa data deskriptif. Hasil: Kadar CRP pada kedua kelompok, kontrol dan perlakuan adalah sama yaitu dalam batas < 5 mg/L yang termasuk dalam kategori normal. Kesimpulan: Data yang diperoleh pada penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme protektif PKV dari diet tinggi asam lemak omega-3 yang berasal dari ikan teri terhadap kadar CRP tikus sehat