Harun Mallisa
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, 94118.

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Karakteristik Dinamik Bola Baja Sebagai Material Isolasi Seismik Bontong, Benyamin; Mallisa, Harun; Sollu, Tan Suryani
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.235 KB)

Abstract

Abstrak. Sistem isolasi seismik yang tersedia dewasa ini menggunakan teknologi canggih dan umumnya digunakan pada bangunan berlantai banyak. Penelitian ini mengkaji karakteristik isolasi bola baja yang sederhana tetapi diharapkan handal untuk bangunan rumah. Beban bangunan dimodelkan sebagai massa tunggal dan meja getar memodelkan tumpuan dasar (base). Isolasi bola dipasang di antara massa dengan meja getar. Rumah bola dibuat dua macam yaitu berbentuk tabung belah dan ½ bola. Beban siklis diaplikasikan pada meja getar dengan amplitudo 5, 10 dan 20 mm, frekuensi 151 dan 240 cpm. Friksi dalam sistem isolasi diukur. Respons massa dalam gerakan satu arah direkam pada kertas skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi percepatan meja getar am, semakin besar persentase redaman percepatan yang dirambatkan ke massa. Dalam rentang parameter input yang diaplikasikan, untuk rumah bola berbentuk tabung belah, redaman percepatan mencapai 92% sampai dengan 99 %, sedangkan untuk rumah bola berbentuk ½ bola mencapai 35% sampai dengan 92 %. Rumah bola berbentuk tabung belah jauh lebih efektif meredam percepatan dibandingkan dengan rumah bola berbentuk ½ bola, dengan angka perbandingan respons percepatan massa 1:7 sampai 1:8. Abstract. Seismic isolation systems being available recently are sophisticated technology and commonly used to reduce multi-storey building response from seismic ground motions. The simple steel ball isolation was conducted to predict the reliability of housing structures in response of seismic ground motion due to earthquake. To develop a model, the building loads are assumed as a single mass system and a vibration table as a supporting base. The steel ball isolation was installed between the mass and the table. Two houses shapes are made, that is, a split cylinder and an half ball. Sinusoidal forces were applied on vibrating table with the amplitudes of 5, 10 and 20 and the frequencies of 151 and 240 cpm. Frictions in the isolation system were measured, while movements of mass responses based on one direction displacement were recorded on scaling papers. This research reveals that the higher the vibrating table acceleration (am), the higher the percentage of  damping spreads through the mass. In the range of the application of input parameters, the accelerations are reduced from 92% to 99 % for split cylinder ball’s house, and from 35% to 92 % for half-ball ball’s house. The split cylinder-ball house is much more effective to reduce acceleration than the half-ball house. Those ratios of mass acceleration responses are from one eighth to one seventh.
Kinerja Isolator Bola-Pegas pada Model Struktur Fleksibel Skala Kecil Bontong, Benyamin; Mallisa, Harun; Sollu, Tan Suryani
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 3 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.957 KB)

Abstract

Abstrak. Keruntuhan gedung akibat gempa masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan. Penelitian ini mempelajari kinerja isolator seismik bola-pegas pada model struktur fleksibel satu lantai skala kecil. Massa model pada level atas dan bawah masing-masing 30 kg. Bola isolator dipasang di antara model struktur dan landasan getar. Pegas dengan konstanta 500N/m dipasang untuk memulihkan model ke posisi semula pasca getaran. Satu ujung pegas diikat pada setiap sudut bawah model dan ujung lainnya diikat pada landasan getar. Kolom dari model dengan konstanta pegas 22117 N/m, dijepit pada ujung atas dan bawah. Getaran sinusoidal diaplikasikan pada landasan getar dengan frekuensi 10.6, 15.35 dan 20.44 rad/s serta amplitudo 5, 10, 15 dan 20mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons percepatan model as, meningkat secara linier terhadap peningkatan percepatan landasan am, sedangkan rasio respons percepatan model terhadap percepatan landasan (as/am) berkurang seiring dengan peningkatan percepatan landasan. Isolator bola-pegas sangat efektif mereduksi percepatan terutama pada percepatan landasan yang relatif tinggi. Pada percepatan landasan rendah (0.05g),rasio reduksi percepatan (am-as)/am, mencapai 39% pada level atas dan 45% pada level bawah, sedangkan pada percepatan landasan lebih dari 0.2g, rasio reduksi percepatan tersebut mencapai lebih dari 80% pada kedua level.Abstract. The collapse of buildings due to the earthquake is still an issue that needs to be solved. This research studied the performance of the ball-spring seismic isolator on a reduced scale, single-story, flexible structure model. Model’s mass on each top and bottom level is 30 kgs. Ball isolator is mounted between the structure model and vibrating base. A spring constant support of 500N/m is installed to restore the model to its original position after the vibration. One end of the spring is tied to each bottom corner of the model and the other end is tied to the vibrating base. The column of the model with the spring constant of 22,117 N/m, are clamped at the lower and upper ends. Sinusoidal vibrations were applied on vibrating base with the frequencies of 10.6, 15.35 and 20.44 rad/s and the amplitudes of 5, 10, 15 and 20 mm. The results show that the model acceleration response rates (as) increase linearly to increasing the base acceleration rates (am), while the ratio of the acceleration responses model to the base acceleration (as/am) decreases with an increasing the base accelerations. Ball-spring isolators very effectively reduces acceleration especially at the level of high rates of the base acceleration. At the level of the lower base acceleration (0.05g), acceleration reduction ratios, (am - as)/am, reach 39% at the top level and 45% at the bottom level, while the base acceleration of more than 0.2g the acceleration reduction ratios reach more than 80% at the both level.
Pengaruh Batu Pecah Terhadap Kuat Tekan Paving Block Mallisa, Harun
SMARTek Vol 4, No 3 (2006)
Publisher : SMARTek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.63 KB)

Abstract

Paving block (SK-SNI  T-4-1990-F) dapat diklasifikasikan  sebagai  beton pracetak tanpa tulangan  yang merupakan salah satu bahan lapis perkerasan  jalan. Paving block terbuat dari campuran bahan semen, pasir, dan air yang di cetak menurut ukuran pola tertentu. Pada penelitian ini, digunakan proporsi yang telah biasa digunakan di lapangan sebagai pembanding utama yaitu dengan perbandingan  1 semen: 8 pasir. Variasi campuran dilakukan terhapap komposisi pasir dan batu pecah. Variasi campuran semen, pasir dan batu pecah tersebut yaitu kombinasi 1 semen :(4,6,8) pasir:(4,6,8) batu pecah. Benda uji yang dibuat hanya dalam bentuk paving block ukuran standar 20x10x5 cm3.  Sedangkan cara pencetakan benda uji dilakukan secara manual seperti pada pembuatan di lapangan. Masing-masing benda uji dilakukan uji kuat tekan. Kedua jenis pengujian tersebut dilakukan dengan mesin manual dan digerakkan secara manual. Artikel ini menunjukkan pengaruh penambahan batu pecah pada kekuatan bahan paving block
Pengaruh Lamanya Pengadukan Terhadap Nilai Slump dan Kandungan Udara Campuran Beton Mallisa, Harun
SMARTek Vol 6, No 2 (2008)
Publisher : SMARTek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.6 KB)

Abstract

Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengadukan pada beton segar terhadap kuat tekan beton. Lama pengadukan divariasi sebanyak tujuh waktu berbeda yakni 2, 7, 12, 22, 27 dan 32 menit yang mana dari setiap variasi waktu tersebut dilakukan pengujian slump dan kuat tekan beton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lama pengadukan berpengaruh pada nilai slum dan kuat tekan beton. Pada lama pengadukan 2 menit dengan slump 125 mm namun bila diperpanjang hingga 32 menit nilai slump menurun sampai 45 mm atau turun sebesar 64 % dan kandungan udara dalam beton meningkat dari 1,8 % ke 3,14 %.
MIKROZONASI SEISMIC DAN ANALISIS RESPON SITE SPEC IFIC KOTA PALU Mallisa, Harun; Turu’allo, Gidion; Mallisa, Zet
SMARTek Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : SMARTek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.043 KB)

Abstract

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian dan membuat Peta Gempa Indonesia denganversi masing – masing, penelitian ini menyajikan penelitian untuk mendapatkan Peak GroundAcceleration (PGA) untuk beberapa tempat di Kota Palu berdasarkan metoda yang lebihlengkap, sistematis dan berusaha mengurangi faktor ketidak pastian dalam setiap langkahperhitungan yang dilakukan.Penelitian ini akan meliputi pengumpulan dan pengolahan data gempa, studi seismotektonikdan analisis resiko gempa. Data-data gempa dikumpulkan dari tahun 1904 – 2006. Data gempakemudian diolah sehingga didapat data gempa utama dan kelengkapannya.Untukmemperhitungkan faktor ketidak pastian dari masing - masing tahapan perhitungan dipakaimetoda logic tree.Analisis dilakukan dengan bantuan program Equevalent Linear Earthquake Respons Analysis(EERA). Properties dinamik tanah dievaluasi dari data-data hasil penyelidikan tanah yangdikumpulkan dibeberapa tempat di Kota Palu. Hasil dari analisis respon site denganmenggunakan program EERA, dapat digunakan sebagai data masukan untuk pembuatanrespon spectra
KINERJA AGREGAT ALAM UNTUK BETON MUTU TINGGI Mallisa, Harun
MEKTEK Vol 11, No 2 (2009)
Publisher : MEKTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.381 KB)

Abstract

Nowadays, concrete construction even it small, medium and large scale; normally use natural sand (sand river) as fine aggregate and artificial aggregate from crushed stone as coarse aggregate; and it is rarely found concrete mix which consist of both natural fine and coarse aggregates because bond capacity between natural coarse aggregate and cement paste lower than between artificial coarse aggregate and cement paste.This research aims to know the performance of natural coarse aggregate, which was used for high performance concrete (HPC) with use admixture. Tests were carried out by using specimens of concrete cube with size of 15 cm x 15 cm x 15 cm and vary of water cement ratio and percentage of admixture CONPLAST SP – 420 using both natural and artificial coarse aggregate.The results of this research show that although natural coarse aggregate replaced by 50 % with artificial coarse aggregate; the resulted concrete compression strength not too significant compare to concrete mix use natural coarse aggregate; furthermore, replace 50 % artificial coarse aggregate with natural aggregate can reduce the cost of concrete production
PENGARUH LAMA PENGADUKAN TERHADAP FAKTOR KEPADATAN ADUKAN BETON Mallisa, Harun
MEDIA LITBANG SULTENG Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : MEDIA LITBANG SULTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.524 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lamanya pengadukan campuran beton terhadap sifat adukan beton segar. Variabel lama pengadukan terdiri atas tujuh perilaku yaitu 2 menit 7, 12, 17, 22, 27, dan 32 menit dan hasil pengadukan selanjutnya diuji faktor kepadatan adukan beton menurut periode umur perawatan benda uji. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh lama pengadukan terhadap faktor kepadatan adukan beton turun dari 0,961 menjadi 0,876 atau turun sebesar 8,84 %. Jadi semakin lama beton diaduk, adukan beton segar akan menjadi lebih kental/kaku, kandungan udara semakin bertambah dan sifat workabilitasnya semakin rendah.
STUDI KELAYAKAN KUALITAS BATAKO HASIL PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KOTA PALU Mallisa, Harun
MEDIA LITBANG SULTENG Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : MEDIA LITBANG SULTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.484 KB)

Abstract

Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, salah satunya adalah pembuatan batako. Batako tersebut secara kasat mata menunjukkan kualitas yang cukup baik dengan permukaan yang mulus akan tetapi sebenarnya belum memenuhi standar batako yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kualitas batako hasil produksi industri kecil di Kota Palu, untuk mengoptimalkan campuran batako dan untuk mengetahui nilai kuat tekan batako pada umur 28 hari. Dalam melaksanakan penelitian ini rancangan komposisi campuran batako dibuat berdasarkan campuran batako pada industri kecil di Kota Palu juga dengan metode mix design sebagai dasar untuk menentukan variasi campuran batako dengan cara coba – coba. Hasil Penelitian pada industri kecil diperoleh nilai kuat tekan terbesar yaitu pada komposisi campuran 1:16 sebesar 5,259 MPa dan menghasilkan 91 buah dibandingkan dengan hasil penelitian di laboratorium untuk campuran 1:16 dengan proporsi agregat kasar 40% dari keseluruhan agregat diperoleh nilai kuat tekan sebesar 7,778 MPa dan menghasilkan 91 buah. Dengan demikian bahwa disamping jumlah semen, banyaknya agregat kasar dalam campuran batako sangat mempengaruhi nilai kuat tekannya.  
Karakteristik Dinamik Bola Baja Sebagai Material Isolasi Seismik Benyamin Bontong; Harun Mallisa; Tan Suryani Sollu
Jurnal Teknik Sipil Vol 17 No 1 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2010.17.1.4

Abstract

Abstrak. Sistem isolasi seismik yang tersedia dewasa ini menggunakan teknologi canggih dan umumnya digunakan pada bangunan berlantai banyak. Penelitian ini mengkaji karakteristik isolasi bola baja yang sederhana tetapi diharapkan handal untuk bangunan rumah. Beban bangunan dimodelkan sebagai massa tunggal dan meja getar memodelkan tumpuan dasar (base). Isolasi bola dipasang di antara massa dengan meja getar. Rumah bola dibuat dua macam yaitu berbentuk tabung belah dan ½ bola. Beban siklis diaplikasikan pada meja getar dengan amplitudo 5, 10 dan 20 mm, frekuensi 151 dan 240 cpm. Friksi dalam sistem isolasi diukur. Respons massa dalam gerakan satu arah direkam pada kertas skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi percepatan meja getar am, semakin besar persentase redaman percepatan yang dirambatkan ke massa. Dalam rentang parameter input yang diaplikasikan, untuk rumah bola berbentuk tabung belah, redaman percepatan mencapai 92% sampai dengan 99 %, sedangkan untuk rumah bola berbentuk ½ bola mencapai 35% sampai dengan 92 %. Rumah bola berbentuk tabung belah jauh lebih efektif meredam percepatan dibandingkan dengan rumah bola berbentuk ½ bola, dengan angka perbandingan respons percepatan massa 1:7 sampai 1:8. Abstract. Seismic isolation systems being available recently are sophisticated technology and commonly used to reduce multi-storey building response from seismic ground motions. The simple steel ball isolation was conducted to predict the reliability of housing structures in response of seismic ground motion due to earthquake. To develop a model, the building loads are assumed as a single mass system and a vibration table as a supporting base. The steel ball isolation was installed between the mass and the table. Two houses shapes are made, that is, a split cylinder and an half ball. Sinusoidal forces were applied on vibrating table with the amplitudes of 5, 10 and 20 and the frequencies of 151 and 240 cpm. Frictions in the isolation system were measured, while movements of mass responses based on one direction displacement were recorded on scaling papers. This research reveals that the higher the vibrating table acceleration (am), the higher the percentage of  damping spreads through the mass. In the range of the application of input parameters, the accelerations are reduced from 92% to 99 % for split cylinder ball's house, and from 35% to 92 % for half-ball ball's house. The split cylinder-ball house is much more effective to reduce acceleration than the half-ball house. Those ratios of mass acceleration responses are from one eighth to one seventh.
Kinerja Isolator Bola-Pegas pada Model Struktur Fleksibel Skala Kecil Benyamin Bontong; Harun Mallisa; Tan Suryani Sollu
Jurnal Teknik Sipil Vol 19 No 3 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2012.19.3.5

Abstract

Abstrak. Keruntuhan gedung akibat gempa masih menjadi masalah yang perlu dipecahkan. Penelitian ini mempelajari kinerja isolator seismik bola-pegas pada model struktur fleksibel satu lantai skala kecil. Massa model pada level atas dan bawah masing-masing 30 kg. Bola isolator dipasang di antara model struktur dan landasan getar. Pegas dengan konstanta 500N/m dipasang untuk memulihkan model ke posisi semula pasca getaran. Satu ujung pegas diikat pada setiap sudut bawah model dan ujung lainnya diikat pada landasan getar. Kolom dari model dengan konstanta pegas 22117 N/m, dijepit pada ujung atas dan bawah. Getaran sinusoidal diaplikasikan pada landasan getar dengan frekuensi 10.6, 15.35 dan 20.44 rad/s serta amplitudo 5, 10, 15 dan 20mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons percepatan model as, meningkat secara linier terhadap peningkatan percepatan landasan am, sedangkan rasio respons percepatan model terhadap percepatan landasan (as/am) berkurang seiring dengan peningkatan percepatan landasan. Isolator bola-pegas sangat efektif mereduksi percepatan terutama pada percepatan landasan yang relatif tinggi. Pada percepatan landasan rendah (0.05g),rasio reduksi percepatan (am-as)/am, mencapai 39% pada level atas dan 45% pada level bawah, sedangkan pada percepatan landasan lebih dari 0.2g, rasio reduksi percepatan tersebut mencapai lebih dari 80% pada kedua level.Abstract. The collapse of buildings due to the earthquake is still an issue that needs to be solved. This research studied the performance of the ball-spring seismic isolator on a reduced scale, single-story, flexible structure model. Model's mass on each top and bottom level is 30 kgs. Ball isolator is mounted between the structure model and vibrating base. A spring constant support of 500N/m is installed to restore the model to its original position after the vibration. One end of the spring is tied to each bottom corner of the model and the other end is tied to the vibrating base. The column of the model with the spring constant of 22,117 N/m, are clamped at the lower and upper ends. Sinusoidal vibrations were applied on vibrating base with the frequencies of 10.6, 15.35 and 20.44 rad/s and the amplitudes of 5, 10, 15 and 20 mm. The results show that the model acceleration response rates (as) increase linearly to increasing the base acceleration rates (am), while the ratio of the acceleration responses model to the base acceleration (as/am) decreases with an increasing the base accelerations. Ball-spring isolators very effectively reduces acceleration especially at the level of high rates of the base acceleration. At the level of the lower base acceleration (0.05g), acceleration reduction ratios, (am - as)/am, reach 39% at the top level and 45% at the bottom level, while the base acceleration of more than 0.2g the acceleration reduction ratios reach more than 80% at the both level.