Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Total dan Diferensial Leukosit Babi Crosbreed Periode Nursery Setelah Suplementasi Enzim dan Tepung Kunyit Melalui Pakan Putra, Putu Adi Guna Purwaka; Merdana, I Made; Sudira, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.083 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kombinasi enzim pencernaan yang mengandung xilanase, amylase dan protease dengan tepung kunyit (Curcuma domestica) pada pakan terhadap total leukosit dan diferensial leukosit. Menggunakan rancangan acak lengkap, sebanyak 32 ekor anak babi crossbreed jantan umur empat minggu dengan bobot tujuh sampai sembilan kilogram dibagi menjadi empat kelompok (P0, P1, P2 dan P3) dengan delapan ulangan. Perlakuan berupa penambahan enzim pencernaan dan tepung kunyit melalui pakan selama lima minggu. Pada P0 sebagai kontrol diberikan pakan tanpa perlakuan, P1 diberikan kombinasi enzim dosis 0,1% campuran pakan, P2 diberikan tepung kunyit dosis 1% campuran pakan dan P3 diberikan kombinasi enzim dan tepung kunyit dengan dosis 0,1% dan 1% campuran pakan.Hasil penelitian diperoleh rerata total leukosit sebagai berikut P0= 15,37 ± 1,30; P1= 15,18 ± 0,96; P2= 14,92 ± 0,68 dan P3= 14,86 ± 1,08 kg. Analisis statistik menunjukkan penambahan enzim dan tepung kunyit melalui pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap total leukosit anak babi.
Efisiensi Pemberian Infusa Daun Dadap (Erythrina subumbrans) Terhadap Susut Bobot Badan Ayam Broiler Akibat Stress Transportasi Hartati, Ruth Dwi; Merdana, I Made; Sudira, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.67 KB)

Abstract

Proses transportasi pascapanen ayam broiler menyebabkan ayam mengalami stress yang dan merupakan salah satu penyebab penyusutan bobot badan. Susut bobot badan di luar batas norrmal dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak dan pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian infusa daun dadap (Erythrina Subumbrans) terhadap penyusutan bobot badan ayam broiler yang mengalami stress transportasi. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima perlakuan (P0, P1, P2, P3 dan P4) dan lima ulangan. Ayam broiler jantan fase grower-finisher umur 25 hari diberikan infusa daun dadap 10% selama tujuh hari sebelum dipanen. Perlakuan melalui air minum sebagai berikut; P0 diberikan aquadest sebagai kontrol, P1 diberikan vitamin C dosis 2 g/L sebagai kontrol positif, dan pemberian infusa daun dadap 10% pada P2, P3, dan P4 secara berurutan dengan dosis 1.000 ppm, 2.000 ppm, dan 3.000 ppm. Stress transportasi dilakukan dengan cara pengangkutan ayam broiler selama empat jam, dengan mobil pickup pada kondisi lalu lintas yang padat dan cuaca panas (suhu 33o-35oC). Hasil diperoleh rerata susut bobot badan pada P0 sebesar 7,50%, pada P1 sebesar 8,60%, pada P2 sebesar 6,15%, P3 sebesar 7,93% dan pada P4 sebesar 10,05%. Analisis statistik menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot badan. Analisis ekonomi menunjukkan terdapat efisiensi dengan penggunaan infusa daun dadap dosis 1000 ppm terhadap penyusutan bobot badan ayam akibat stress transportasi.
Terapi Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Penyembuhan Diare pada Sapi Bali Ujan, Katarina Kewa; Sudira, I Wayan; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.393 KB)

Abstract

Sapi bali merupakan plasma nutfah asli Bali, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Sapi bali merupakan hewan ruminansia yang mempunyai ciri khas tersendiri, dalam kenyataannya, sapi bali sering mangalami diare dikarenakan sistem pemeliharaan peternak Indonesia terutama peternak Bali masih menggunakan sistem tradisional. Tanaman daun jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu tanaman obat atau obat tradisional yang digunakan untuk mengobati diare atau mencret, disentri, dan kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi ekstrak daun jambu biji terhadap penyembuhan diare pada sapi bali. Penelitian ini menggunakan enam ekor sapi bali yang diberi perlakuan berupa pemberian ekstrak daun jambu biji dalam bentuk kapsul selama tiga hari berturut-turut dan data akan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapsul dengan dosis 300 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB tidak menunjukkan perubahan konsistensi dan warna feses sedangkan dosis 500 mg/kg BB sedikit menunjukkan perubahan pada konsistensi feses, pada dosis 400 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB mengalami penurunan intensitas diare. Kesimpulan penelitian ini adalah dosis 500 mg/kg BB sedikit menunjukkan perubahan konsistensi feses sedangkan dosis 300 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB tidak menunjukkan adanya perubahan, sedangkan untuk intensitas diare mengalami penurunan pada dosis 400 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB.
Gambaran Histopatologi Usus Halus Tikus Putih Pascapemberian Sarang Semut dan Parasetamol Dosis Toksik Darmawan, I Wayan Eka; Adi, Anak Agung Ayu Mirah; Sudira, I Wayan; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.699 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.466

Abstract

Sarang semut mengandung zat antioksidan yang mampu meminimalisir zat radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian sarang semut terhadap gambaran histopatologi usus halus tikus putih yang diberikan parasetamol dosis toksik. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan dengan berat 200-300 gram yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan diberi pakan dan minum standar. Tikus pada perlakuan P0 diberikan pakan dan minum standar, P1 diberikan parasetamol 250 mg/kg BB per oral, P2 diberikan parasetamol 250 mg/kg BB dan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB per oral, dan P3 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB selama tujuh hari setelah itu diberikan parasetamol 250 mg/kgBB dan ekstrak sarang semut 250 mg/kg BB selama 10 hari per oral. Tikus pada semua kelompok dieuthanasia pada hari ke-18, dengan mengunakan ether. Sampel usus halus diambil untuk diproses menjadi preparat histopatologi dengan pewarnaan rutin Hematoxylin Eosin (HE) dan diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 100-400 kali. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa perubahan yang dominan pada usus halus adalah pendarahan dan nekrosis pada kelompok perlakuan P1, P2 dan P3. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada rerata pendarahan dan nekrosis. Pada lesi pendarahan terdapat perbedaan yang sangat signifikan (P<0,01) antara kelompok kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3. Pada lesi nekrosis terdapat perbedaan yang sangat signifikan (P<0,01) antara kelompok kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sarang semut dapat memperbaiki kerusakan mukosa usus halus akibat pemberian parasetamol dosis toksik pada hewan coba tikus putih.
Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Secara Topikal pada Kulit Anjing Lokal Br Ginting, Febrina Cicilia; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.999 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat beracun disebut dengan rotenon yang dapat membunuh kutu pada anjing maupun kucing. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak akar tuba terhadap alergi pada kulit dan toksisitas ekstrak akar tuba yang digunakan sebagai antiektoparasit secara topikal. Penelitian ini menggunakan hewan coba sebanyak 10 ekor anjing lokal yang terdiri dari lima ekor jantan dan lima ekor betina, umur 1,5-2 tahun. Untuk perlakuan digunakan aquades sebagai kontrol negatif dan larutan ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3%. Pengamatan dilakukan setelah 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan setelah 24 jam terhadap terjadinya dermatitis pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3% yang diberikan secara topikal tidak menimbulkan dermatitis pada anjing. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar dapat digunakan sebagai antiektoparasit pada anjing lokal.
Ekstrak Daun Mimba Efektif terhadap Microsporum gypseum Yang Diisolasi dari Dermatitis pada Anjing Putri, Ayu Chitra Adhitya; Suartha, I Nyoman; Merdana, I Made; Sudimartini, Luh Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.762 KB)

Abstract

Dermatitis merupakan suatu penyakit peradangan pada kulit yang disebabkan oleh dua atau lebih agen penyebab. Salah satu agen penyebab dermatitis adalah jamur Microsporum gypseum. Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan antifungal sintetis cenderung memiliki efek samping yang dapat merugikan penderita. Penggunaan obat tradisional sebagai pilihan alternatif semakin populer. Daun mimba (Azadirachta indica) digunakan sebagai obat tardisional, memiliki aktivitas antifungal karena mengandung sulfur, flavonoid dan juga tannin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak daun mimba secara invitro dengan berbagai konsenstrasi yaitu 0%, 5%, 10% dan 25% terhadap Microsporum gypseum yang diisolasi dari dermatitis pada anjing. Metode yang digunakan untuk uji efektivitas ekstrak daun mimba adalah modifikasi metode difusi lempeng agar (Kirby Bauer) dengan teknik sumuran (agar well diffusion) pada media sabaraud dextrose agar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun mimba mampu menghambat pertumbuhan jamur M. gypseum yang ditunjukkan dengan zona hambat pada lubang atau sumuran. Ekstrak daun Nimba dengan konsentrasi 25% dapat menghambat pertumbuhan jamur paling besar dengan lebar zona 3.50mm. Kemampuan menghambat pertumbuhan jamur belum optimal sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat pertumbuhan jamur secara optimal.
Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Efektif Membunuh Pinjal (Siphonaptera) Kucing Secara In Vitro Setiawan, Pradipta Hendra; WANTO, SIS; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (5) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.592 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba mengandung racun alami yang disebut rotenon yang dapat dipakai sebagai antiektoparasit. Penggunaan akar tuba sebagai antiektoparasit belum banyak dilaporkan, oleh karena itu dilakukan uji in vitro efektifitas akar tuba. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan efektifitas ekstrak akar tuba kadar terhadap pinjal (Siphonaptera) kucing. Sebanyak 40 pinjal (ukuran yang sama) dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok berisikan 10 pinjal kemudian ditaruh dalam cawan petri yang dialasi kapas. Masing-masing kelompok disemprot dengan menggunakan 0% (aquadest), 1%, 2%, dan 3% ekstrak akar tuba. Pengamatan dilakukan pada menit ke-5, 10, 15, 20, 25, dan 30 terhadap jumlah pinjal yang mati.     Hasil menunjukan bahwa  kadar 1% angka mortalitas 10% pada pinjal pada menit ke-5, 30% pada menit ke-15, 70% di menit ke-20, 80% menit ke-25, 100% pada menit ke-30. Perlakuan konsentrasi 2% menunjukkan angka mortalitas 20%  pada menit ke-5, 30% di menit 10, 70%  di menit ke-15 dan 100% di menit ke-30 sedangkan pada perlakuan konsentrasi 3% angka mortalitas sebanyak 50% di menit ke-5, 80% di menit ke-10, 90% di menit 15 serta 100% di menit ke-20. Dari hasil penelitian dapat  disimpulkan bahwa ekstrak akar tuba efektif membunuh pinjal kucing.
Penggunaan Serbuk Biji Kelor untuk Penanganan Limbah Peternakan Sapi Ditinjau dari Total Coliform dan Total Suspended Solid Gea, Octo Berkat; Suada, I Ketut; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.625 KB)

Abstract

Pencemaran limbah peternakan sapi sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat termasuk masyarakat veteriner. Pemakaian bahan alami yang dapat digunakan untuk mengolah air limbah sangat diperlukan, salah satunya yaitu biji kelor (Moringa oleifera). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari serbuk biji kelor terhadap penurunan TSS (Total Suspended Solid) dan total coliform limbah peternakan sapi. Limbah peternakan sapi diperoleh dari kandang anggota kelompok tani Walung Mekar, Gianyar. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Perlakuan konsentrasi biji kelor (0 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L dan 150 mg/L)/500 ml limbah sapi dilakukan pengadukan cepat (200 rpm) dan pengadukan lambat (60 rpm) dengan lama pengendapan (0 menit, 20 menit, 40 menit dan 60 menit). Analisis uji sidik ragam konsentrasi biji kelor dan lama pengendapan berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan total coliform dan TSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan yang dilakukan pada parameter total coliform dan TSS, konsentrasi serbuk biji kelor optimum terbaik hingga 150 mg/L dan lama pengendapan optimum 60 menit mampu menurunkan total bakteri coliform dan TSS. Namun pada penurunan TSS efesien pada lama pengendapan 20 menit.
Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba secara Topikal pada Kucing Lokal Rambu Anawenju, Adri Yana; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.101 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat rotenon/tubotoxin yang telah di ujisecara in vitro dapat membunuh kutu pada anjing maupun kucing. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui daya toksik ekstrak akar tuba bagi kulit kucing lokal secara topikal. Hewan coba yangdigunakan berjumlah 10 ekor kucing lokal berumur satu sampai satu setengah tahun, terdiri dari limaekor kucing jantan dan lima ekor kucing betina. Perlakuan meliputi kontrol negatif (aquadest) danlarutan ekstrak akar tuba konsentrasi 1%, 2% dan 3%. Pengamatan dilakukan setelah 1 jam, 2 jam, 3jam, 4 jam dan dilanjutkan setelah 24 jam pasca penetesan ekstrak akar tuba untuk melihat apakahterjadi toksisitas pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar tuba tidakmenimbulkan dermatitis pada kucing lokal. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akartuba dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3% tidak menimbulkan toksisitas pada kulit kucing lokal.
Uji Efektivitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Terhadap Caplak Anjing Secara In Vitro Hutasoit, Ika Hartini; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.176 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat kimia yang disebut rotenon yang dapat membasmi serangga, larva, nyamuk, rayap tanah dan lain sebagainya. Belum adanya penelitian tentang pengaruh extrak akar tuba terhadap caplak anjing, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak akar tuba sebagai anti ektoparasit terhadap caplak anjing. Sampel yang digunakan adalah caplak sebanyak 40 ekor yang dibagi dalam empat kelompok, masing-masing sepuluh ekor ditaruh dalam cawan petridis yang dialasi kapas. Kemudian dilakukan penyemprotan 0% aquades (kontrol), 1%, 2%, dan 3% ekstrak akar tuba. Pengamatan dilakukan terhadap caplak yang sudah mati. Pada konsentrasi 1% menunjukkan kematian caplak tiga ekor pada menit ke-20, lima ekor pada menit ke-30, dan kematian 100% pada menit ke-64. Pada konsentrasi 2% menunjukkan kematian dua ekor pada menit 10,tujuh ekor pada menit ke-30 dan kematian 100% pada menit ke-55. Dan pada konsentrasi 3% menunjukkan kematian pada tujuh ekor caplak pada menit ke-10, sembilan ekor pada menit ke-20 dan kematian 100% pada menit ke-30. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 3% lebih efektif daripada 1% dan 2%. Ini dibuktikan dengan jumlah dan kecepatan kematian pada caplak. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar tuba kadar 1%, 2%, dan 3% sangat efektif digunakan sebagai anti ektoparasit anjing.
Co-Authors Adri Yana Rambu Anawenju Afrizal Choirul Umam Agustina, I Putu Sudana Ali, Ahmad Muhammad Alviana Rizqiyah Utami Anak Agung Ayu Mirah Adi Anak Agung Gde Arjana Anak Agung Gde Arjana Anak Agung Gde Oka Dharmayudha Anak Agung Sagung Kendran Anastasia Bhala Arinata, I Ketut Teguh Ayu Prawitasari Citra Pratama Bina Ichsantya Darmawan, I Wayan Eka Dini Hilary Manullang Diyasa, I Gede Susrama Mas Domingas Pereira DWI SURYANTO Elsa Hidayati Elti Febilani Febrina Cicilia Br Ginting, Febrina Cicilia Firdaus, Ihsanul Franky Samuel Milenyano Chandra Fuady Muslih Gde Jasmara Muda Gea, Octo Berkat Gede Iwan Setiabudi Gede Yuda Darmadi Putra Genta Dhamara Adam Putranto Gusti Agung Rama Wiratama Putra Hariyadi, Hariyadi Hartati, Ruth Dwi Hendrawan, I Wayan Dika Wahyu I Dewa Made Nurja Sadhi I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Ayu Sri Darmayani I Gusti Ketut Suarjana I Gusti Ngurah Sudisma I Gusti Putu Tovan Mahottama I GustiKetut Suarjana I Kadek Ariyuda Prasetya I Kadek Parnayasa I Ketut Berata I Ketut Berata I Ketut Suada I Ketut Suada I Komang Ari Mogi I Komang Ari Mogi I Made Damriyasa I Made Dira Swantara I Made Dodi Gunawan I Made Dwinata I Made Kardena I Made Oka Riawan I Made Robi I NYOMAN ADI SURATMA I Nyoman Sarsana I Nyoman Suartha I Nyoman Sulabda I Nyoman Sulabda I Putu Agus Hendra Wibawa I Putu Agus Santika Putra I Putu Dwi Komala Putra I Putu Mangku Mariasa I Wayan Sudira I Wayan Wirata Ida Ayu Pasti Apsari Ida Bagus Komang Ardana Ida Bagus Made Oka Ida Bagus Oka Winaya Ika Hartini Hutasoit, Ika Hartini Iwan Harjono Utama Jihadulhaq, Jihadulhaq Kadek Febriana Marta Putra Kadek Teguh Wirasastra Ketut Budiasa Kusuma, Putu Winatha Luh Ani Luh Gde Sri Surya Heryani Luh Made Sudimartini Luh Seri Ani Made Gede Adi Surya Saputra Mahardika, I Gusti Bagus Mahmud, Fathmah Monica Lewinsky Ngudiyono Ngudiyono Ni Kadek Eka Widiadnyani Ni Luh Eka Setiasih Ni Luh Watiniasih Ni Nyoman Kencanawati Ni Wayan Arya Utami, Ni Wayan Arya Ningsih, Adriati NYOMAN DITA PAHANG PUTRA, NYOMAN Nyoman Sumiati Pradipta Hendra Setiawan, Pradipta Hendra Putera, I Gusti Ngurah Dwipayana Putra, I Dewa Agung Made Wihanjana Putra, I Made Arya Udyana Putra, Putu Adi Guna Purwaka Putri, Ayu Chitra Adhitya Putu Devi Jayanti Putu Henrywaesa Sudipa Putu Suastika Rama Adi Putra, Rama Adi Sampurno, Ilham Ade Widya Samsuri , Samsuri Samsuri Samsuri Samsuri Samsuri Samsuri Samsuri Samsuri Saputra, I Dewa Ketut Ari Setyawati, Luh Gede Sewoyo, Palagan Senopati Sis wanto Siswanto, Riefqy Tepu ST Kholifah Nor Azizati Suci Nur Qurani Teja, Putu Tessa Hariys Septianda Theresia Ene Ujan, Katarina Kewa Yoga Eka Prasetyo Yoga Pratama Mambela Sarungallo