Kristi Liani Purwanti
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PADA DISCOVERY LEARNING PENDEKATAN RME BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS V Kristi Liani Purwanti; Zuanita Adriyani
Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol 5 No 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Department of Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Alauddin Makass

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/auladuna.v5i2a7.2018

Abstract

AbstrakPembelajaran matematika perlu dirancang untuk mendorong siswa memiliki kemahiran matematis, seperti kemampuan pemahaman, komunikasi, koneksi, penalaran dan pemecahan masalah matematis. Kemampuan itu diperlukan supaya siswa dapat menerapkan dan memanfaatkan informasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sejalan dengan literasi matematika. Literasi matematika menurut OECD (2016), didefinisikan sebagai kapasitas untuk mengenal dan memahami peran matematika di dunia, memecahkan masalah matematika dalam berbagai konteks, menafsirkan pernyataan matematika, dan menerapkan matematika secara rasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa ditinjau dari gaya belajar Kolb siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah dengan pembelajaran discovery learning pendekatan RME. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif deskriptif. Adapun hasil dari penelitian adalah dilihat dari 7 indikator dalam literasi matematika bahwa gaya belajar siswa tipe accommodator lebih baik dibandingkan gaya belajar lainnya. Gaya belajar assimilator dan diverger kemampuan literasi matematika siswa hampir sama tetapi gaya belajar converger paling rendah dibandingkan dari assimilator dan diverger.AbstractMathematics learning needs to be designed to encourage students to have mathematical skills, such as the ability to understand, communicate, connect, reason and solve mathematical problems. Capability is needed so students can apply and utilize mathematical information in their daily lives. This is in line with mathematical literacy. Mathematical literacy according to the OECD (2016), is defined as the capacity to recognize and understand the role of mathematics in the world, solve mathematical problems in various contexts, interpret mathematical statements, and apply mathematics rationally. The purpose of this study was to determine the students' mathematical literacy skills in terms of Kolb's learning style of class V Ibtidaiyah Madrasas with discovery learning learning the RME approach. The research method used is descriptive qualitative. The results of the study are seen from 7 indicators in mathematical literacy that the accommodator type of student learning style is better than other learning styles. The assimilator learning style and the students' mathematical literacy abilities combined were similar but the lowest converger learning style was compared to the assimilator and diverger.
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERHITUNG PERKALIAN DENGAN METODE JARIMAJIG kristi liani purwanti
Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA Vol 4, No 1 (2014): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : Faculty of Science and Technology, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/phen.2014.4.1.128

Abstract

 Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman be- lajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran, yang sesuai dengan (1) topik yang se- dang dibicarakan, (2)   tingkat perkembangan intelektual siswa, (3) prin- sip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif siswa, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman pe- nalaran matematis. Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vi- tal pada manusia. Otak kanan adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisi anatomis (frontal). Berhitung perkalian dengan otak kanan salah satunya adalah metode jarimagic dimana perantara untuk menghi- tung perkalian menggunakan jari-jari tangan. Kemampuan mengingat, menalar, dan merasakan perbedaan sikap atau perlakuan orang lain juga berkembang dengan pesat. Anak lebih sensitif, cerdas, dan aktif secara fisik mupun psikologis. Belajar matematika dengan otak kanan lebih menarik, sebab yang selalu digunakan selama ini dengan otak kiri saja. Jika ada ke- seimbangan antara otak kanan dan otak kiri pembelajaran menjadi luar biasa.
PENERAPAN LITERASI LINTAS KURIKULUM MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN KELAS TINGGI DI MIT NURUL ISLAM NGALIYAN SEMARANG TAHUN 2016 Kristi Liani Purwanti
Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA Vol 7, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : Faculty of Science and Technology, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/phen.2017.7.1.1497

Abstract

Pembelajaran di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah merupakan pembelajaran yang sangat penting, sebab sebagai dasar dari pembelajaran seterusnya sampai jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran yang diajarkan tidak boleh asal-asalan. Pembelajaran aktif  kreatif efektif dan menyenangkan merupakan pembelajaran harus diterapkan. Salah satu ketrampilan yang ada dalam kurikulum 2013 yaitu kketrampilan literasi. Literasi merupakan  keterampilan yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam proses belajarnya. Sebagai alat komunikasi dan alat belajar (means of communications dan learning tools), literasi perlu dikembangkan secara konsisten agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Penelitian dilakukan di kelas 4 dan 5 MIT Nurul Islam. Penerapan literasi lintas kurikulum matematika dalam pembelajaran kelas 4 hanya pada materi tertentu, misalnya mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Penerapan literasi lintas kurikulum matematika dalam pembelajaran kelas 5 hanya pada materi tertentu, misalnya mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, pengukuran skala.
PERBEDAAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG MATEMATIKA MENGGUNAKAN OTAK KANAN PADA SISWA KELAS I Kristi Liani Purwanti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.953 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.668

Abstract

Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada manusia. Otak kanan adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisi anatomis (frontal). Berhitung penjumlahan dan pengurangan dengan otak kanan salah satunya dengan metode “jari­magic” dimana perantara untuk menghitung penjumlahan dan pengurangan menggunakan jari-jari tangan. Kemampuan meng­ingat, menalar, dan merasakan perbedaan sikap atau  per­­laku­an orang lain juga berkembang dengan pesat. Anak lebih sensitif, cerdas, dan aktif secara fisik maupun psikologis. Tulisan “Perbandingan Gender dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia” menyebutkan bahwa siswa perempuan men­dapat­kan kenaikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki de­ngan perbedaan nilai sebesar 16 poin untuk siswa per­­empuan dan 11 poin untuk siswa laki-laki. Terlihat per­bedaan ke­mampu­an anak laki-laki dan perempuan saat pem­belajaran berlangsung. Kemampuan anak-anak laki-laki lebih tinggi di­banding­kan anak perempuan terlihat dari ke­mahiran meng­gunakan jari jemari dan kemampuan anak dalam menye­lesai­kan soal yang berhubungan dengan operasi pen­jumlahan dan pengurangan sampai 99 tanpa penyimpanan.
PEMBELAJARAN PERKALIAN PECAHAN BIASA BERBANTU MEDIA BENDA KONKRET: Studi Kasus Perbedaan Gender terhadap Kemampuan Matematika Siswa Kelas V SDN Sambiroto 3 Semarang Kristi Liani Purwanti
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.438 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i2.1431

Abstract

AbstrakPembelajaran operasi kali dua pecahan di sekolah dasar masih menggunakan cara instan. Pembelajaran dengan cara tidak menggenal konsep dasar matematika, teringatnya tidak akan lama dibandingan menggunakan media pembelajaran. Didalam pembelajaran juga berdasarkan teori belajarnya Bruner yang bisa digunakan dalam pembelajaran perkalian pecahan. Anak diajak menemukan secara langsung konsep perkaliannya. Media yang digunakan hanya se­lembar kertas HVS, ini merupakan tahap enaktif dari teori belajaran Bruner. Setelah anak mulai mengerti bagaimana membuat perkalian pecahan dengan kertas HVS, dilanjutkan dengan menggambar pada kertas berpetak, ini merupakan tahap ikonik di dalam teori belajar Bruner. Terakhir tahap simbolik anak menggunakan simbol secara langsung tentang perkalian pecahan. Pembelajaran ini diterapkan pada anak kelas 5 di SDN Sambiroto Tembalang Semarang dapat meningkatkan hasil pemahaman anak perempuan dan anak laki-laki terhadap perkalian pecahan. Kemampuan anak laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Hasil evaluasi sama, saat proses berbeda ada kecenderungan anak perempuan lebih cepat menguasi dibandingkan anak laki-laki
Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Fisika-Kimia Berbasis Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Calon Guru MI/SD Zuanita Adriyani; Kristi Liani Purwanti
THABIEA : JOURNAL OF NATURAL SCIENCE TEACHING Vol 1, No 2 (2018): THABIEA : JOURNAL OF NATURAL SCIENCE TEACHING
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thabiea.v1i2.4073

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia berbasis learning cycle 5E yang valid dan implementasi petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan Proses Sains Calon guru. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadopsi berbasis pengembangan Cennamo dan Kalk dengan langkah - langkah (1) fase pendefinisian yang meliputi studi pustaka, observasi awal; (2) fase perencanaan petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia dan instrumen penelitian; (3) fase peragaan atau uji coba skala kecil; (4) fase pengembangan petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia; dan (5)  fase penyajian pada skala luas. Desain penelitian yang digunakan adalah “one group pretest posttest design”. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Populasi sample yang terpilih adalah mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah (PGMI) UIN Walisongo Semarang semester IV angkatan 2016/2017. Hasil simpulan bahwa Petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat valid. Petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains calon guru MI/SD dengan nilai N-gain sebesar 0,51 dengan kategori sedang. Respon mahasiswa terhadap petunjuk praktikum IPA Fisika-Kimia yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rerata skor 26,6.
ANALISIS PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS KETERAMPILAN ABAD 21 PADA GURU MI DI KOTA SEMARANG Kristi Liani Purwanti; Zuanita Adriyani; Ega Fatmawati
Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah Vol 8, No 1 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Fakultas Studi Islam UNISKA MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/muallimuna.v8i1.5906

Abstract

This study aims to analyze the implementation of 21st century skills-based active learning at partner MI of UIN Walisongo Semarang after obtaining training and mentoring since 2018. This study is a qualitative field research with fourth grade teachers at partner MI of UIN Walisongo Semarang as the subjects. The partner MI of UIN Walisongo are MI Nashrul Fajar, MI Taufiqiyah, MI Tarbiyatul Khairat, MI Al Khoirriyah 02 and MI Al Hikmah. Data collection techniques were carried out through an observation of the learning process, the documentation of reviewing the lesson plan and worksheets as well as interviews. Data analysis in this study consists of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The conclusion shows that critical thinking indicators are not distinguishable in the lesson plan as the teacher has not given students the opportunity to explain their mind in their own language. The indicators of collaboration and communication have not been implemented optimally in the learning process. This is because it is not possible to have discussions or close interactions during the pandemic, students were keeping their distance from each other while paying attention to health protocols. In addition, the majority of communication indicators that are implemented tend to be the results of individual work, not the results of discussions. The submission of the learning conclusions is more likely to be delivered by the teacher at the end of the learning process, not delivered by students directly. Indicators of creativity and critical thinking have not been appeared optimally in the worksheets. In the worksheets, the teacher has not given the freedom for students to determine how to complete the task and has not provided the assignments that require students' creativity. Questions given by teachers mostly only require students to repeat the ideas or material from the teacher rather than producing students' own ideas.
The Enhancing Student Mathematical Understanding through Differentiated Learning: A Study of Fifth Graders at Madrasah Ibtidaiyah Kristi Liani Purwanti; Mustofa Mustofa; Alvina Ayu Failani; Muh Syauqi Malik
ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal Vol 11, No 1 (2023): ELEMENTARY
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/elementary.v11i1.19538

Abstract

Investigating the Impact of Differentiated Learning with Experience, Interaction, Communication, and Reflection Approach on Student Mathematical Understanding. The ability to comprehend mathematical concepts involves students' capacity to apply and utilize concepts in innovative ways based on their understanding. This research aims to measure and analyze the level of student understanding in mathematics, specifically focusing on the implementation of differentiation learning using the experience, interaction, communication, and reflection approach within the fifth-grade setting at Madrasah Ibtidaiyah. Differentiated learning, a well-known educational method, aims to accommodate diverse student needs, ensuring comprehensive understanding. To conduct this study, researchers divided students into three groups: the Lowest Common Multiple (LCM) group, the Butterfly group, and the Origami group, based on initial ability diagnoses. Subsequently, the learning process employed experience, interaction, communication, and reflection strategies. A mixed research method was utilized for data collection and analysis. The study's results, assessed through five indicators of student mathematical understanding, demonstrated a notable improvement in students' conceptual comprehension. The average gain test value of 0.451442 indicated a medium-level increase, with a significance level value of 0.05. Consequently, students receiving differentiated learning with the experience, interaction, communication, and reflection approach exhibited superior mathematical understanding compared to those receiving conventional instruction. Overall, this research provides empirical evidence supporting the effectiveness of differentiated learning, emphasizing the significance of incorporating experiential, interactive, communicative, and reflective methods to enhance students' mathematical comprehension.