Claim Missing Document
Check
Articles

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOMEROOM UNTUK PENURUNAN PERILAKU AGRESIF SISWA Nafiah, Ainun; Handayani, Arri
EMPATI Vol 1, No 1/oktober (2014): EMPATI
Publisher : EMPATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abtrak: Siswa SMP merupakan masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Pada masa perkembangan siswa memiliki dampak negatif yaitu munculnya perilaku agresif pada siswa. Perilaku agresif pada siswa muncul dalam bentuk verbal dan non verbal serta mulai menimbulkan masalah pada pergaulan siswa dan perkembangan siswa selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom terhadap perilaku agresif siswa.Populasi dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas VIII SMP Salafiyah Pekalongan yang berjumlah 149 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 30 siswa Teknik pengambilan sampel, yaitu dengan purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku agresif. Metode penelitian yang digunakan dalam mencari dan menentukan validitas menggunakan rumus product moment. Berdasarkan hasil uji validitas skala perilaku agresif dari 48 butir pernyataan terdapat 35 butir yang valid.Sedangkan untuk menganalisa data dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus uji-t. Hasil analisa data diperoleh thitung > ttabel yaitu 14.848 > 2.045, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom yang diberikan kepada siswa dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dalam menurunkan perilaku agresif siswa.Simpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom terhadap penurunan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Salafiyah Pekalongan tahun pelajaran 2011/2012. Saran dalam penelitian ini bagi guru pembimbing hendaknya lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan layanan bimbingan konseling, misalnya lebih banyak mengembangkan layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu dan sebagainya.Kata Kunci : bimbingan kelompok, teknik homeroom, perilaku agresif
MODEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU RA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BCCT (Penelitian Tindakan pada Guru RA di Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang) Munawar, Muniroh; Handayani, Arri; Suharno, Agus; Fitriana, Siti
PAUDIA Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : PAUDIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di RA menggunakan pendekatan BCCT, serta untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengajar guru RA sebelum dan sesudah menerapkan pendekatan BCCT. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru RA se Kecamatan Ungaran Timur, Tahun 2010.   Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang menggunakan metodologi gabungan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan model Kemmis – Taggart dan penelitian kualitatif James Spradley. Data Penelitian terdiri dari dua jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitaif dianalisis dengan perbedaan mean (uji t) yang membandingkan hasil asesmen awal dan akhir. Dari perhitungan uji t, hasil nilai asesmen dengan tingkat signifikansi 5%  diperoleh t hitung 40,901, sedangkan dari tabel t dengan df 29  adalah 2,045. (t hitung > t tabel). Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Data kualitatif dianalisis dengan analisis domain, taksonomik, komponen, dan tema setelah data dikumpulkan dengan observasi dan rekaman. Dari analisis tema diperoleh temuan lapangan berupa cara: 1) menentukan ragam main yang sesuai dengan kebutuhan anak yaitu tiga tempat main setiap anak, 2) merumuskan konsep/kosakata sesuai tema untuk memperluas bahasa anak, 3) menentukan aturan dan harapan main dalam bahasa positif. Hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) perbedaan mean (uji t) antara asesmen awal dan asesmen akhir, 2) Perbedaan analisis tema antara siklus I dan siklus II. Kata Kunci: Model, Kemampuan Mengajar, BCCT, Action Reseach
PENINGKATAN KUALITAS POS PAUD MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM HOLISTIK INTEGRATIF (Penelitian Tindakan Pada Pos PAUD Se-Kalurahan Penggaron Kidul) Handayani, Arri; Munawar, Muniroh; Chandra D.S.,, Anita; Prasetiyawati D.H, Dwi
PAUDIA Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : PAUDIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan model peningkatan kualitas Pos PAUD melalui PAUD Holistik integratif, sehingga membantu memecahkan masalah dalam penyelenggaraan PAUD yang kurang profesional berupa keterbatasan dalam pengetahuan tentang anak usia dini, gizi dan parenting. Metode dalam penelitian ini menggunakan Action research yang meliputi 5 tahapan yang merupakan siklus, yaitu : a). Melakukan diagnosa (diagnosing) ,melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna menjadi dasar kelompok atau organisasi sehingga terjadi perubahan,cara yang ditempuh dengan mengadakan wawancara. b).Membuat rencana tindakan (action planning),Peneliti dan partisipan bersama-sama memahami pokok masalah yang ada kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada. c).Melakukan tindakan (action taking) ,Peneliti dan partisipan bersama-sama mengimplementasikan rencana tindakan dengan harapan dapat menyelesaikan masalah. d).Melakukan evaluasi (evaluating),Setelah masa implementasi (action taking) dianggap cukup kemudian peneliti bersama partisipan melaksanakan evaluasi hasil dari implementasi tadi,. e).Pembelajaran (learning),Tahap ini merupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan review tahap-pertahap yang telah berakhir kemudian penelitian ini dapat berakhir. Seluruh kriteria dalam prinsip pembelajaran harus dipelajari, perubahan dalam situasi organisasi dievaluasi oleh peneliti dan dikomunikasikan kepada klien, peneliti dan klien merefleksikan terhadap hasil proyek, yang nampak akan dilaporkan secara lengkap dan hasilnya secara eksplisit dipertimbangkan dalam hal implikasinya terhadap penerapan Canonical Action Reaserch (CAR). Berdasarkan temuan dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut ; (1) Terjadi peningkatan kualitas Pos PAUD melalui program holistik integratif  dari siklus I ke siklus II.(2)Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pendidik PAUD melalui pelatihan.(3) Terlihat pada output sig  =  0,000 = 0% < 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima  artinya bahwa rataan nilai postest dan nilai pretest keduanya berbeda.Dari output terlihat bahwa nilai means pretest = 9,48  lebih kecil dari nilai means postest= 14,86. Jadi  nilai postest lebih baik dari pada nilai pretest.Setelah dilakukan penelitian tindakan, dapat disimpulkan bahwa Pelatihan program PAUD holistik integratif  dapat meningkatkan kualitas Pos  PAUD.
MODEL PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN PADA ORANGTUA POS PAUD DI KOTA SEMARANG Handayani, Arri; Prasetyo, Agung; Munawar, Muniroh; Prasetiyawati D.H., Dwi; Wahyu Pusari, Ratna
PAUDIA Vol 2, No 1 mei (2013): PAUDIA
Publisher : PAUDIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pendidikan kependudukan pada orangtua (Pasangan Usia Subur) sehingga terbangun kesadaran tentang ber-KB. Populasi penelitian ini adalah orangtua pos PAUD yang merupakan pasangan usia subur yang memiliki anak lebih dari empat orang di kelurahan Tandang, Sendangguwo, Rejosari dan Muktiharjo. Pemilihan sampel dilakukan dengan pertimbangan wilayah tersebut ditetapkan oleh pemerintah kota Semarang sebagai Kelurahan Layak Anak dengan sebagaian besar orangtua merupakan pasangan usia subur (PUS).Rancangan penelitian ini dilakukan dengan memadukan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengetahui prosentasi peningkatan kesadaran ber-KB sebelum dan sesudah diberi pembelajaran dengan model kooperatif Think-Pair-share. Sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi meningkat/ menurunnya sikap untuk berKB dari para orang tua kelompok sasaran. Dengan demikian, penelitian ini menjadi sangat komprehensif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket skala Likers, wawancara dan dokumentasi.Hasil analisis dokumen pre-test bisa diketahui bahwa alasan masyarakat untuk mengikuti KB lebih ditekankan pada masalah sulitnya mendidik anak karena pada prinsipnya para orangtua ingin generasi penerusnya mendapatkan pendidikan lebih baik. Biaya ber-KB sekarang ini sudah ada solusi melalui program KB gratis atau Jamkesmas/Jampersal (Jaminan Persalinan). Sebagian besar masyarakat percaya kehamilan mengandung resiko, menyebabkan kesengsaraan/menyulitkan di kemudian hari bila tidak direncanakan seperti gizi anak kurang dan juga kurang bagus untuk kesehatan ibu.Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share dalam pendidikan kependudukan dengan pendekatan andragogi melalui diskusi dan wawancara bisa diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan terkait kesadaran ber-KB sekitar 6,6%; Pemahaman tentang kehamilan dan resikonya sekitar 1,8% dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan dan pengasuhan anak sekitar 1,2 %.Keyword: pendidikan kependudukan, KB
Work-Family Balanced and Quality of Parenting in Optimizing Children Development Handayani, Arri; Munawar, Muniroh
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 4 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v4i1.9447

Abstract

Stimulant, which is came from their environment especially their parent is needed to maximize child growth in their golden age. A working mother whose unable to balance family and work resulting in poor parenting. This condition will influence maximal child growth. The objective of this research is to describe any supporting and inhibiting factors for child growth in particular those related to the balance of work and quality of parenting. The samples of this research are 15 working mothers. The method of the research is qualitative approach referring to naturalistic paradigm, which source is phenomenological view. This research generated descriptive data in the form of words, which are taken from observation, interview, document content, recorder. The data is about the balance of family work and the quality of parenting to maximized child growth. This research shows that a) when the mother is capable in balancing her work and family and feel satisfy for her husband assistance, the child growth will be maximal. B) when the mother is able in balancing between work and family but to tired at the cause of her role, no parenting support or colaboration of husband and wife, then the child growth will be less maximal, c) the mother should be able to balance herwork and family, but ignorance of child parenting, which make the child growth to be not maximal. For recommendation: it is suggested that the working mothers maintain the quality time to play with their children, to conduct collaborative parenting with their husband for it will have positive influence on their growth.How to citeHandayani, A., & Munawar, M. (2015). Work-Family Balanced and Quality of Parenting in Optimizing Children Development. Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, 4(1), 11-18. doi:10.15294/ijeces.v4i1.9447
Validasi Modul Kesetaran Peran Laki-Laki dan Perempuan untuk Mencapai Keseimbangan Kerja-Keluarga Handayani, Arri; Yulianti, Padmi Dhyah; M., Primaningrum Dian
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 18 No. 2 (2019)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2019.1832.173-182

Abstract

Adanya kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan membuat perempuan merasa nyaman ketika bekerja di luar rumah, sehingga pada akhirnya mampu mencapai keseimbangan kerja-keluarga. Akan tetapi ketika terjadi pembagian kerja antara suami dan istri di wilayah domestik, timbul perasaan tidak nyaman pada istri ketika melihat suami melakukan tugas tersebut, Dengan demikian akhirnya istri mengambil alih tugas tersebut, dan seringkali perempuan posisi dirinya lebih rendah daripada laki-laki. Berdasarkan situasi tersebut, permasalahan yang muncul adalah apakah ibu mengalami dan merasakan kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan sehingga tercapai keseimbangan kerja-keluarga? Penelitian ini bertujuan untuk membuat modul dan melakukan uji validasi isi modul “Kesetaraan Peran Laki-laki dan Perempuan” sehingga ibu bekerja dapat memahami dan menerapkan kesetaraan peran laki-laki dan perempuan dan mencapai keseimbangan kerja-keluarga. Validasi isi dilakukan oleh 4 orang expert judgment di bidangnya, yaitu psikologi keluarga, psikologi industri, litbang himpaudi dan ahli media. Metode pelatihan dengan experiental learning. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif dari para expert judgement menunjukkan skor total rentangan 64-67 dalam kategori baik. Sedangkan hasil kuantitatif dari expert judgement di bidang media menunjukkan skor 55, juga dalam kategori baik. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa modul layak digunakan dengan beberapa perbaikan minor. Secara umum modul kesetaraan peran laki-laki dan perempuan dapat digunakan untuk tahap selanjutnya.[Gender role equality between men and women has made women no longer need to feel guilty to work out of home. This absence of guilty feeling makes women are able to achieve work-family balance. However, in reality, when there is task sharing, particularly about domestic chores between a husband and a wife, there is inconvenient feeling felt by the wife when she sees her husband does the chores. As a result, she will take over the task. It is common that women feel their position is lower than men. Regarding this issue, a question arises. Do mothers experience and feel the equal role between men and women in order to achieve work-family balance? This research aimed to create a module and conducting validity test for the content of the module, “Role Equality of Men and Women”. This module is expected to be able to give full comprehension for working mothers so that they can fully understand and perform equal role between men and women which help them to achieve work- family balance. Content validity was conducted by 4 expert judgment  in the field, namely family psychology, industrial psychology, Himpaudi’s research and development and media expert. The training method was experimental learning. The data were analyzed using descriptive qualitative analysis and quantitative analysis. The result of quantitative analysis from the expert judgment shows total score ranging from 64-67 in good category. Meanwhile, quantitative result from expert judgment in media field shows score 55, also in good category. The result of qualitative analysis shows that the module is viable with some minor revision and improvement. In general, this role equality module can be used for the further step.]
Work-Family Balanced and Quality of Parenting in Optimizing Children Development Handayani, Arri; Munawar, Muniroh
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 4 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v4i1.9447

Abstract

Stimulant, which is came from their environment especially their parent is needed to maximize child growth in their golden age. A working mother whose unable to balance family and work resulting in poor parenting. This condition will influence maximal child growth. The objective of this research is to describe any supporting and inhibiting factors for child growth in particular those related to the balance of work and quality of parenting. The samples of this research are 15 working mothers. The method of the research is qualitative approach referring to naturalistic paradigm, which source is phenomenological view. This research generated descriptive data in the form of words, which are taken from observation, interview, document content, recorder. The data is about the balance of family work and the quality of parenting to maximized child growth. This research shows that a) when the mother is capable in balancing her work and family and feel satisfy for her husband assistance, the child growth will be maximal. B) when the mother is able in balancing between work and family but to tired at the cause of her role, no parenting support or colaboration of husband and wife, then the child growth will be less maximal, c) the mother should be able to balance herwork and family, but ignorance of child parenting, which make the child growth to be not maximal. For recommendation: it is suggested that the working mothers maintain the quality time to play with their children, to conduct collaborative parenting with their husband for it will have positive influence on their growth.How to citeHandayani, A., & Munawar, M. (2015). Work-Family Balanced and Quality of Parenting in Optimizing Children Development. Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, 4(1), 11-18. doi:10.15294/ijeces.v4i1.9447
WORK FROM HOME, WORK FROM OFFICE, DAN KESEIMBANGAN KERJA-KELUARGA Handayani, Arri; Maulia, Desi; Dhyah Yulianti, Padmi; Ancella Primaningrum, Maria
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 11 No. 01 (2024): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.111.01

Abstract

Working from home policy in Covid 19 pandemic era has brought its own challenges particularly in the management of time and energy which then affects work and family balance. This study aims to analyze the differences between the effect of work from home/WFH and work from office/WFO on work-family balance. This study was conducted using cross-sectional study research design. Work-family balance was measured using work-family balance scale. Meanwhile, work place (either work from home/WFH) or work from office/WFO) was identified from respondents’ identity. The sampling technique applied in this study was purposive random sampling. The characteristics of the research subject were married with children and worked in an office either work from home or work from office setting. Data were collected online through Google form from 19th May to 31st May 2020. The data then analyzed using t-test. There were 189 respondents from 13 Provinces from all over Indonesia. The result of the research shows that both work from home and work from office have given no different effect on work-family balance
Komitmen Ibu Generasi Y Dengan Anak Usia Prasekolah Dalam Menjalankan Peran Ganda Handayani, Arri
PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 13, No 1 (2024): Juli 2024 : PAUDIA (Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v13i1.17616

Abstract

AbstractA career woman indirectly is committed to work and to taking responsibility for the family. This situation is not easy for career women with pre-school-aged children because children demand attention. This research describes the double-role commitment of Y-generation mothers with preschool-aged children in Semarang. This descriptive research took the population of career mothers with preschool-aged children. The researchers applied simple random sampling and found 87 respondents. The data collection  technique uses a scale. Then, the researchers analyzed the data univariately. The result showed that the double role commitments were high: both the commitment to the jobs and the child nurturing. From the aspects of the double role commitment, the researchers found the most observable commitment role was a strong belief toward the role commitment. Therefore, the targeted objectives would improve the career of mothers with preschool-aged children to be committed to the double roles. In particular, this reseach contributes to Y-generation mothers with preschool-aged children that to be able to commit to their double-roles, it is necessary to start with a goal to be achievedKeywords: Commitment; Y-generation; double role; preschool-aged childrenAbstrakKetika seorang perempuan bekerja, secara tidak langsung telah menentukan komitmen, bahwa selain bekerja juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keluarga. Kondisi ini tidak mudah bagi ibu bekerja yang mempunyai  anak usia prasekolah, karena adanya tuntutan perhatian yang besar terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komitmen ibu generasi Y dengan anak usia prasekolah di Kota Semarang dalam menjalankan peran gandanya.  Metode penelitian studi deskriptif dengan populasi penelitian ibu generasi Y dengan anak prasekolah. Teknik pengambilan sampel melalui simple random sampling  dengan sampel penelitian berjumlah 87 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan skala. Analisa data menggunakan analisa univariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen peran ganda responden termasuk kategori tinggi, baik komitmen terhadap pekerjaan maupun terhadap pengasuhan anak. Adapun jika dilihat dari aspek komitmen peran ganda, nampak bahwa aspek komitmen peran yang paling menonjol adalah kepercayaan yang kuat terhadap tujuan komitmen peran. Dengan demikian adanya tujuan yang akan dicapai akan menguatkan ibu bekerja dengan anak prasekolah untuk berkomitmen terhadap peran gandanya. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi kepada ibu bekerja generasi Y dengan anak usia prasekolah bahwa untuk mampu berkomitmen terhadap  peran gandanya, perlu diawali dengan adanya tujuan yang akan dicapai.Kata kunci: Komitmen; generasi Y; peran ganda; anak usia prasekolah
Mapping the susceptible areas from violence against women and children Handayani, Arri; Widodo, Suwarno; Maulia, Desi
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v8i2.13646

Abstract

This research aimed to (1) arrange the violence vulnerability indicator area and (2) map the potential areas from violence against children and women. This mix-method research used a sequential exploratory design. The researchers took the qualitative data by interviewing 32 Integrated Service Center officers in Semarang during a FGD. The quantitative research involved 648 people from 16 districts in Semarang taken randomly. The data collecting instruments included an interview guidance, gender-role orientation scale, and parenting scale. The obtained secondary data were from the Central Statistical Bureau in Semarang, the Marital Age data from the Ministry of Religion Semarang, and the data on violence against children and women from the Woman and Child Protection Agency, DP3A, Semarang. The results from the FGD were (1) poverty, incomplete family, low educational access, reported violence rate, patrilineal culture, number of children, and early marital as the factors of violence prevalence, and (2) The indicators of vulnerable areas from violence included poverty, population density, slum, unemployment, drug abuse, socio-economic gap, early marriage, patrilineal culture, and ignorant families. Then, in the second data phase, the researchers found 27.9% of traditional gender role orientation and 72.1% of non-traditional gender role orientation. For parenting patterns, a percentage of 6.5% population applied permissive parenting patterns, 14.8% applied authoritarian parenting patterns, and 78.7% applied democratic parenting patterns. The results found the potential areas with the highest violence were Pedurungan and Eastern Semarang districts. Then, the Southern Semarang and Tugu districts were the areas with the lowest violence prevalence rates. Keywords: Violence against women and children, mapping regions