Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Analisis Kadar Glukosa Darahpada MahasiswaObesitas Sebelumdan Sesudah MengonsumsiProbiotikdi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2018 FEBRIYANTO, TEDY; RS, Sunita; Rizky, Cheilvi Fortuna
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.296

Abstract

Obesitas apabila menetap selama periode tertentu dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan metabolik seperti meningkatnya kadar glukosa, Selain meningkatkan kesehatan usus, probiotik juga telah banyak dimanfaatkan untuk apat memelihara biota usus yang dapat memberikan efektifitas yang baik dalam memelihara sensitifitas insulin.Metode : Menggunakan desain survey deskriptif dengan sampel responden 20 orang mahasiswa obesitas. Tes kadar glukosa darah dianalisis dengan glukometer sebelum dan sesudah mengkonsumsi probiotik selama 16 hari.Hasil : kadar glukosa darah sebelum mengkonumsi probiotik sebesar 94.25 mg/dL (10.920)  dan nilai rata-rata sesudah mengkonsumsi probiotik sebesar 91.20 mg/dL (SD=11.560). uji T dependen menunjukan hasil adanya perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi probiotik dengan nilai p value sebesar 0,019 (p 0,05).Kesimpulan :  Pada hasil penelitian menunjukan sebanyak 14 responden mengalami penurunan, 4 responden mengalami kenaikan dan 2 responden tidak mengalami perubahan kadar gula darah.
IDENTIFIKASI KETONURIA PADA MAHASISWA OBESITAS DI POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PADA TAHUN 2018 Febriyanto, Tedy
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.027 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.794

Abstract

Latar belakang: Obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sampai kadar tertentu sehingga dapat merusak kesehatan. Tingginya kadar asam lemak yang menyebabkan adanya keton dalam urin (Ketonuria) cenderung dialami oleh masyarakat yang obesitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran ketonuria pada mahasiswa obesitas di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan desain descriptip yaitu suatu penelitian Untuk menganalisa Ketonuria pada Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu pada tahun 2018. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 orang. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan responden seluruh mahasiswa Obesitas di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Hasil penelitian: hasil penelitian menunjukan ketonuria pada mahasiswa obesitas di poltekkes Kemenkes bengkulu sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar (2,33%), sedangkan 42 mahasiswa lainnya negatif. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa obesitas di Poltekkes Kemenkes Bengkulu pada tahun 2018, hendaknya mahasiswa mengatur pola hidup yang sehat dan dapat mengontrol diri agar terhindar dari ketonuria.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Tedy Febriyanto; Resva Meinisasti; Jon Farizal; Diajeng Dea Resya Mawardi
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.851 KB) | DOI: 10.35910/jbkm.v3i1.176

Abstract

ABSTRACT Background: Infection is one of the biggest health problems in the world. According to WHO 2015 based on YLL (Years Of Life Lost) data in developing countries infectious diseases are still the main cause of death. Staphylococcus is the main cause of purulent infections in humans found in the nasal cavity and skin of most human populations. One skin disease caused by the bacterium Staphylococcus aureus is a boil. Staphylococcus aureus has experienced antibiotic resistance. So from that the alternative that can be done is by using natural or traditional ingredients, namely by utilizing rosella flower petals (Hibiscus Sabdariffa L.). The purpose of this study was to determine the inhibitory power of rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) flower extract on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Method: This study is a descriptive study with four treatments with 70%, 75%, 80% and 85% concentration variations using Univariate statistical test data analysis. Results: Diameter of inhibition zone formed at 70% concentration of 14.4 mm, concentration of 75% 15.7 mm, 80% concentration of 16.4 mm, 85% concentration of 19.6 mm. Conclusion: Ethanol extract of rosella flower petals (Hibiscus Sabdariffa L.) has antimicrobial substances which can inhibit the growth of staphylococcus aureus bacteria at a concentration of 85% with a mean inhibitory zone 19.6 mm and categorized as strong.
Analisis Kadar Glukosa Darahpada MahasiswaObesitas Sebelumdan Sesudah MengonsumsiProbiotikdi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2018 TEDY FEBRIYANTO; Sunita RS; Cheilvi Fortuna Rizky
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.296

Abstract

Obesitas apabila menetap selama periode tertentu dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan metabolik seperti meningkatnya kadar glukosa, Selain meningkatkan kesehatan usus, probiotik juga telah banyak dimanfaatkan untuk apat memelihara biota usus yang dapat memberikan efektifitas yang baik dalam memelihara sensitifitas insulin.Metode : Menggunakan desain survey deskriptif dengan sampel responden 20 orang mahasiswa obesitas. Tes kadar glukosa darah dianalisis dengan glukometer sebelum dan sesudah mengkonsumsi probiotik selama 16 hari.Hasil : kadar glukosa darah sebelum mengkonumsi probiotik sebesar 94.25 mg/dL (10.920)  dan nilai rata-rata sesudah mengkonsumsi probiotik sebesar 91.20 mg/dL (SD=11.560). uji T dependen menunjukan hasil adanya perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi probiotik dengan nilai p value sebesar 0,019 (p< 0,05).Kesimpulan :  Pada hasil penelitian menunjukan sebanyak 14 responden mengalami penurunan, 4 responden mengalami kenaikan dan 2 responden tidak mengalami perubahan kadar gula darah.
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN GAMBARAN MOTILITAS SPERMA PADA PEROKOK AKTIF DI KOTA BENGKULU TEDY FEBRIYANTO; RADEN SUNITA; JON FARIZAL
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v10i1.2382

Abstract

Pendahuluan: Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lain. Bentuk sintetis yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sebatang rokok tembakau mengandung lebih dari 4000 bahan kimia berbahaya di dalamnya. Dari ribuan kandungan zat pada rokok itu, tiga kandungan yang paling berbahaya adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 sampai 3 kali seminggu dalam 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas antara lain usia, stres, lingkungan, dan juga aktivitas seksual (frekuensi, posisi, waktu, dan lain-lain). Faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah alkohol, ganja dan juga rokok. Pengujian motilitas sperma bertujuan untuk mengetahui persentase sperma yang bergerak dengan bebas setelah sampel mengalami liquefasi, untuk melakukan pengujian motilitas sperma, diteteskan 10-50µl yang kemudian ditutup dengan cover glass berukuran 20x20 mm dan diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran mulai 10x objektif untuk melihat penyebaran sperma yang merata pada preparat, kemudian dilanjutkan dengan pembesaran 40x objektif untuk menilai motilitas sperma. Metode: Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012) . Data yang telah dimasukkan akan diedit dan dikelompokkan berdasarkan normal atau tidak normal motilitas sperma dan dilakukan analisis Uji Chi-square untuk melihat hubungan motilitas sperma dengan perokok aktif di Kota Bengkulu. Hasil dan Pembahasan: Frekuensi lama merokok responden yang paling banyak adalah lebih dari 5 tahun yaitu sebesar 53,3 persen dengan persentase jumlah rokok perhari dari 30 responden adalah 66,7 persen. Hubungan kebiasaan perokok aktif berdasarkan lama merokok dan jumlah batang rokok dengan gambaran motilitas sperma adalah H0 ditolak dan Hipotesis adanya hubungan antara kualitas sperma perokok dengan kebiasaan lama merokok dan jumlah batang rokok. Kesimpulan: Dari hasil dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan kebiasaan merokok dengan gambaran motilitas sperma pada perokok aktif dengan frekuensi lama merokok 5-10 tahun berdasarkan jumlah rokok perhari dari 30 responden.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dengan Senam Oce-Dm (Orang Care Diabetes Melitus) Di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu Sunita R S; Halimatussa Diah; Tedy Febriyanto; Desri Suryani; Evi Fitriani; Guntur Baruara
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i3.6147

Abstract

ABSTRAK Diabetes Melitus (DM) ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Peningkatan DM didasarkan oleh gaya hidup yang tidak sehat,  banyak mengkonsumsi makanan berlemak, kurangnya aktivitas fisik sehingga tidak terkontrolnya kadar glukosa darah. Senam diabetes merupakan aerobic low impact dan ritmic, bermanfaat menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan serta menekan terjadinya komplikasi. Untuk menggerakan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif melakukan pencegahan DM melalui aktivitas senam OceDM, di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Propinsi Bengkulu. Metode kegiatan berupa ceramah, praktek, diskusi dan partisipastif. Hasil kegiatan menunjukkan terbentuknya tim senam OceDM pada setiap 6 desa, senam selalu dilaksanakan penderita DM walaupun kegiatan sudah selesai. Terjadi penurunan nilai glukosa darah sebelum dan sesudah melakukan senam OceDM dan terbentuknya kader senam OceDM yang dapat menjadi promotor hidup sehat bersama diabetes militus. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Senam OceDM, Glukosa Darah ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is characterized by high blood glucose levels accompanied by impaired carbohydrate, lipid, and protein metabolism as a result of insulin function insufficiency. The increase in DM is based on an unhealthy lifestyle, consuming lots of fatty foods, lack of physical activity, so blood glucose levels are not controlled. Diabetes gymnastics is a low impact and rhythmic aerobic, useful for lowering blood glucose levels and preventing obesity, and suppressing complications. To mobilize people to live healthily and actively prevent DM through OceDM exercise activities in Pondok Kelapa District, Central Bengkulu Regency, Bengkulu Province. The method of activity is lecture, practice, discussion, and participatory. The results of the activity showed the formation of an OceDM gymnastics team in every six villages, and gymnastics was always carried out by DM patients even though the activities had been completed. There was a decrease in blood glucose values before and after doing OceDM exercise and the formation of OceDM gymnastics cadres who could be promoters of healthy living with diabetes mellitus. Keywords: Diabetes Mellitus, OceDM Gymnastics, Blood Glucose
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PEMANFAATAN LENGKUAS MERAH (AlpiniapurpurataK.schum) SEBAGAI ANTI KETOMBE DI DESA PEKIK NYARING KABUPATEN BENGKULU TENGAH Tedy Febriyanto; Sahidan Sahidan; Jon Farizal; Leni Marlina; Evi Fitriyani
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 12: Desember 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan yang terjadi pada kulit kepala adalah Ketombe,penyakit yang bersifat universal dan dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah tropis yang bertemperatur tinggi. Raymond Sabouraud mengidentifikasi Pityrosporumovale sebagai agent penyebab ketombe, jenis fungi tersebut mengubah minyak pada kulit kepala menjadi Oleicacid, yang sensitif dirasakan oleh beberapa orang dan dapat memicu iritasi serta rasa gatal. Salah satu tanaman herbal yang dapat di jadikan sebagai obat adalah Lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum)merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan sebagai produk fitofarmakadan termasuk ke dalam daftar 68 jenis tanaman obat yang dapat ditemukan di kota Bengkulu. Pengabdian masyarakat ini bertujuan menggerakan masyarakat untuk hidup sehat dan aktif melakukan pencegahan ketombe dengan pemanfaatan tanaman lengkuas merah melalui pemberdayaan kader kesehatan di Desa Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2022. Metode Pelaksanaan : Terdapat tiga langkah dalam pengabdian masyarakat ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring. Luaran dan Target Capaian : Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan lengkuas merah, dan menggerakan masyarakat untuk hidup sehat dengan memanfaatkan lengkuas merah. Sehingga target dari program pengabmas untuk memberikan edukasi dan informasi mengenai kegunaan lengkuas merah. Selain itu di lingkungan juga akan dipasang poster - poster tentangk egunaan lengkuas merah.
PROGRAM PEMERIKSAAN STUNTING PADA ANAK SD IT AL-AUFA KOTA BENGKULU Putri Widelia; Halimatussa'diah Halimatussa'diah; Tedy Febriyanto
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4181

Abstract

Pelaksanaan program kemitraan masyarakat (PKM) merupakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak terkait. Salah satu topik yang banyak dialami di Indonesia adalah stunting.Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari – 2 Standart Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organization. Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar (catch up growth), defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya penyakit infeksi. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya  kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting pada anak di Kota Bengkulu. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang diakses lewat mediaindonesia.com pada tahun 2020 terdata 4,7 % pada tahun 2019 masih jauh dibawah standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan yakni 20% dalam angka normal. Belum adanya program kontrol awal tentang pemeriksaan penunjang seperti berat badan , tinggi badan, kadar Hb maupun rangkaian tes IMT bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah dan remaja yang mempunyai riwayat keluarga stunting. Sehingga sangat perlu diadakannya sosialisasi serta pemeriksaan lebih lanjut bagi siswa SD di Kota Bengkulu. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan berat baadan, tinggi badan, dan pemeriksaan hemoglobin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya stunting pada murid di  Sd IT Al-Aufa.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN ESRD (END STAGE RENAL DISEASE) PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RSHD KOTA BENGKULU; CASE CONTROL STUDY HERU LAKSONO; TEDY FEBRIYANTO; LISMA NINGSIH
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v11i1.4116

Abstract

Latar Belakang : ESRD didefinisikan sebagai kondisi kronis yang memunculkan dua atau lebih penyakit, dengan salah satu penyakit tidak selalu lebih sentral daripada yang lain. ESRD dapat mempengaruhi kualitas hidup, kemampuan untuk bekerja, kecacatan dan kematian. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi ESRD pada penderitanya, bahkan kematian penyandang diabetes melitus tidak jarang disebabkan oleh ESRD. Salah satu ESRD yang menyebabkan kematian pada penderita diabetes melitus di Indonesia adalah penyakit gagal ginjal kronik stadium lima. Sepuluh persen penduduk di dunia mengalami Penyakit Ginjal Kronis dan jutaan meninggal setiap tahun karena tidak mempunyai akses untuk pengobatan. Laporan IRR 2018 menyebutkan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit penyerta penderita ESRD terbanyak kedua setelah hipertensi. Terjadi peningkatan ESRD ESRD-DM pada tahun 2018 yaitu Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian ESRD pada penderita Diabetes melitus di RSHD Kota Bengkulu tahu 2022 Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah case control study. Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh penderita DM dengan ESRD di ruangan Hemodialisa RSHD Kota Bengkulu sebagai kelompok kasus yaitu sebanyak 25 orang dan sebagai kelompok kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang (1:3). di Poli Penyakit Dalam RSHD Kota Bengkulu Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling yaitu sampel merupakan penderita yang ditemukan pada saat dilaksanakan penelitian. Hasil dan Pembahasan: Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara variabel lama sakit (OR=2,770; 95% CI=1,300- 5,904), diit (OR=2,770; 95% CI=1,300-5,904) dan keteraturan minum obat (OR=2,770; 95% CI=1,300-5,904) dengan kejadian ESRD pada penderita DM. Kesimpulan: hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang memiliki hubungan erat dengan kebiaasaan diit, lama sakit, dan keteraturan minum obat.
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DENGAN ANALISA MORFOLOGI SPERMA PADA CAIRAN SEMEN PEROKOK AKTIF DI KOTA BENGKULU TEDY FEBRIYANTO; JON FARIZAL; HERU LAKSONO
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v11i1.4146

Abstract

Latar belakang: Persentase penduduk dunia yang menkonsumsi rokok didapatkan sebanyak 57% pada penduduk Asia dan Australia, dan ASEAN merupakan sebuah kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia (Alamsyah, 2017). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan jumlah perokok di Indonesia yang berumur ≥ 15 sebanyak 33,8%. Bengkulu merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi perokok terbanyak di Indonesia. Proporsi perokok di Provinsi Bengkulu pada penduduk umur ≥ 10 tahun yaitu 53,52% (Riskesdas, 2018). Fakta bahwa asap rokok mengandung lebih dari 4000 bahan berbahaya yang dapat mengganggu sistem reproduksi. Gangguan yang terjadi berupa penurunan kualitas sperma yaitu menyebabkan terbentuknya sperma yang memiliki bentuk tidak sempurna (Apriora et al., 2015). Peneliti lain menemukan bahwa konsentrasi sperma pria perokok aktif turun sebanyak 23%, sperma bergerak 13 % lebih lambat, dan bentuk sperma yang abnormal lebih tinggi jumlahnya. Penurunan kualitas ini menyebabkan sperma sulit untuk membuahi sel telur (Kovac et al., 2018). Metode: Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012).Kemudian dilakukananalisis Uji Chi-square untuk melihat pengaruh atau hubungan merokok aktif dengan morfologi sperma di Kota Bengkulu. Hasil: Analisa morfologi sperma responden yang Abnormal 32,3% dan Normal 67,7% . Kebiasaan merokok responden <10 batang 35,5% dan ≥10 batang 64,5%. Lamanya responden merokok <7 tahun 45,2% dan ≥7 tahun 54,8%. Pengaruh kebiasaan merokok berdasarkan jumlah batang dan lama merokok dengan analisa morfologi sperma adalah H0 ditolak berarti adanya pengaruh atau hubungan antara kebiasaan jumlah batang dan lama merokok dengan morfologi sperma. Kesimpulan: Dari hasil dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh atau hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan analisa morfologi sperma pada cairan semen perokok aktif.