Mega Laksmini Syamsudin
Universitas Padjadjaran

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Variabilitas Temporal Eddy di Perairan Makassar – Laut Flores Firdaus Nuzula; Lintang Permata Sari Yuliadi; Mega Laksmini Syamsudin
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi eddy secara temporal dari Perairan Makassar (PM) sampai Laut Flores (LF), serta hubungannya dengan upwelling dan downwelling dan konsentrasi klorofil-a. Daerah penelitian berada pada koordinat 115o – 125o BT dan 2.5o – 8o LS. Data yang digunakan adalah dataset bulanan arus geostrofik, tinggi paras laut, suhu permukaan laut, angin permukaan, dan klorofil-a tahun 2008 – 2012. Hasil pengolahan data menunjukkan eddy ditemukan di Selat Makassar dengan diameter dan kecepatan geostrofik tertinggi 255.3 km dan 21.4 cm/s, di Perairan Selatan Makassar (PSM) 266.4 km dan 15.6 cm/s, dan di  Laut Flores berada di sekitar 182.04 km dan11.4 cm/s. Dari total 51 eddy yang ditemukan, mayoritas kejadian tersebut merupakan eddy tipe anticyclonic. Di Selat Makassar dan Laut Flores eddy dapat terbentuk sepanjang musim, sedangkan di Perairan Selatan Makassar tidak terbentuk eddy pada musim barat. Nilai konsentrasi klorofil-a pada daerah yang selalu terbentuk eddy lebih tinggi daripada daerah yang tidak pernah terbentuk eddy, akan tetapi hubungan langsung antara eddy dengan fenomena upwelling/downwelling tidak terlihat berdasarkan nilai SPL.
Pengaruh Musim Terhadap Kondisi Oseanografi Dalam Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Di Perairan Selatan Jawa Barat Muhamad Ali Rahman; Mega Laksmini Syamsudin; Mochamad Untung Kurnia Agung; Sunarto . .
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.201 KB)

Abstract

Perairan Selatan Jawa Barat merupakan daerah potensial dalam bidang perikanan, salah satu hasil perikanan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan cakalang. Suhu permukaan laut dan klorofil dapat mempengaruhi daur hidup ikan cakalang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola musim penangkapan ikan cakalang di Perairan Selatan Jawa Barat selama periode 2014-2016 dan menganalisis pengaruh musim terhadap kondisi oseanografi khususnya suhu permukaan laut dan klorofil-a dalam penentuan daerah tangkapan ikan cakalang di Perairan Selatan Jawa Barat. Data yang digunakan berupa data sekunder yang didapatkan dari satelit Aqua MODIS periode tahun 2014-2016, dan data hasil tangkapan ikan cakalang yang diperoleh dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu, Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis spasial. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tangkapan ikan cakalang berfluktuatif tiap musimnya. Hasil tangkapan ikan cakalang tertinggi terdapat pada musim pada musim timur tahun 2015 yaitu sebesar 325,77 ton dengan nilai suhu optimum sebesar 28-28,3 °C dan nilai klorofil-a optimum sebesar 0,2-0,25 mg/m3.  Sedangkan tangkapan terendah pada musim barat tahun 2016 yaitu sebesar 15,81 ton dengan nilai suhu optimum sebesar 27-29 °C akan tetapi nilai klorofil-a yang tidak optimum sebesar 0-0,2 mg/m3.
POLA ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN PADA KASUS PEMBENTUKAN TANAH TIMBUL PULAU PUTERI KABUPATEN KARAWANG Andi W. Dwinanto; Noir Primadona Purba; Syawaludin Alisyahbana Harahap; Mega Laksmini Syamsudin
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.946 KB)

Abstract

         Tanah timbul adalah salah satu fenomena yang diakibatkan oleh pengendapan sedimen. Keberadaan tanah timbul akan menyebabkan perubahan pola sirkulasi arus dimana akan menyebabkan perubahan kecepatan arus dan gelombang, sedimentasi maupun kedalaman. Perubahan sirkulasi arus menyebabkan efek yang berantai terhadap suatu ekosistem. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pasang surut, karakteristik pola arus, dan transpor sedimen sebelum dan sesudah Pulau Puetri terbentuk. Hasil penelitian karakteristik pola arus perairan Pulau Puteri sebelum terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar antara 0,266 hingga 0,293 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah timur dan arah barat menuju utara pantai Cikiong. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,32 hingga 0,346 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah barat menuju timur pantai Cikiong. Karakteristik pola arus perairan Pulau Puteri setelah terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar di atas 0,373 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan menuju utara Pulau Puteri. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,346 hingga 0,373 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan dan barat bergerak menuju arah timur Pulau Puteri. Pengendapan sedimen tertinggi pada saat sebelum Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar area muara sungai, sedangkan pengendapan sedimen tertinggi pada saat setelah Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar selatan Pulau Puteri.
Variabilitas Lapisan Termoklin Terhadap Kenaikan Mixed Layer Depth (MLD) di Selat Makassar Maria F Hutabarat; Noir Primadona Purba; Sri Astuty; Mega Laksmini Syamsudin; Anastasia R.T.D Kuswardani
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol. IX No. 1 /Juni 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1535.601 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi suhu, MLD, variabilitas ENSO, dan arus yang mempengaruhi lapisan termoklin di Selat Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis temporal dan spasial serta deskriptif komparatif sehingga menghasilkan output berupa profil suhu vertikal. Suhu rata-rata pada kedalaman 0-500 m mencapai 25,8 dengan kisaran suhu 6,64-33,81. Pada tahun 2015 lapisan termoklin terbentuk pada kedalaman 50-400 m dengan kisaran suhu 9-28. Pada tahun 2016 lapisan termoklin mulai terbentuk pada kedalaman 50-300 m dengan kisaran suhu 9-27. Kedalaman MLD pada daerah tenggara Selat Makassar lebih tinggi. Kekuatan arus terkuat terjadi selama musim Barat dengan kecepatan rata-rata 0,06 m/s kearah selatan dan barat. El Nino terjadi pada November 2014 sampai Mei 2016 dengan El Nino terkuat pada 2015 menyebabkan nilai MLD kecil yaitu sebesar 50,30 m. Pada Agustus sampai Desember 2016 terjadi La Nina yang menyebabkan nilai MLD meningkat.
Distribusi Spasial Hiu Paus (Rhincodon typus) Di Kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua Barat Maulida - Ranintyari; Sunarto - -; Mega Laksmini Syamsudin; Sri - Astuty
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.462 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial hiu paus, serta menganalisis faktor oseanografi yang berpengaruh terhadap distribusi hiu paus di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskripsi. Data yang digunakan merupakan data hasil pemantauan hiu paus di TNTC yang diambil oleh WWF-Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hiu paus secara konsisten muncul di wilayah 4 atau SPTN Wilayah I Kwatisore. Hasil analisis