Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA SELULOLITIK SEBAGAI BIODEGRADATOR SERAT KASAR DALAM BAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERTANIAN Yuli Andriani; Sukaya Sastrawibawa; Ratu Safitri; Abun Abun
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 2, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.372 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v2i3.2742

Abstract

Upaya peningkatan kualitas gizi bahan pakan, terutama yang berkaitan dengan serat kasar yang tinggi dan terdapatnya zatantinutrisi seperti asam sianida (HCN) dalam kulit singkong dapat dilakukan dengan melakukan proses degradasi mengguna-kan agen biologis (biodegradasi). Agen biologis yang mampu bersifat selulolitik dan sekaligus mampu meningkatkan kualitas nilai gizi bahan pakan, salah satunya adalah mikroorganisme dalam cairan rumen sapi. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1) Tahap isolasi dan pemilihan bakteri yang memiliki indeks selulolitik terbaik dan 2)Tahap pengujian kemampuan degradasi pada kulitumbi singkong. Penelitian tahap 1 dilakukan menggunakan metode pengenceran berseri dan cawan tuang, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif, sedangkan tahap 2 dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 3 (tiga) perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Analisis data dilakukan dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan bila terjadi pengaruh perlakuan. Parameter yang diamati pada tahap 1 adalah indeks selulolitik terbesar pada isolat bakteri, sementara pada tahap 2 adalah kandungan serat kasar, pada produk biodegradasi menggunakan bakteri. Hasil penelitian tahap 1 diperoleh 13 isolat bakteri selulolitik. Bakteri cairan rumen sapi aerob yang memiliki kemampuan selulolitik tertinggi adalah Bacillus megaterium, Bacillus mycoides. Berdasarkan uji iodium didapatkan dua kandidat yang memiliki kemampuan selulolitik terbesar, yaitu CM2 dan CM5, dengan indeks selulolitik masing-masing 3 dan 3,5. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan terjadi penurunan serat kasar setelah proses fermentasi. Perlakuan B. megaterium dosis 1% menghasilkanpenurunan kandungan serat kasar kulit umbi singkong tertinggi yaitu sebesar 30,14%, dimana nilai kandungan serat kasar pada produknya adalah sebesar 9,11% .
Characterization of Bacillus and Lactobacillus Encapsulated in Various Carrier Materials for Vannamei Probiotics (Litopenaeus vannamei Boone, 1931) Yuli Andriani; Aufa Aulia Kanza; Mia Miranti Rustama; Ratu Safitri
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v7i2.2684

Abstract

Bacillus and Lactobacillus are bacteria that can be used in dry-stock probiotics in vannamei shrimp feed. In this study, it was performed to encapsulate Bacillus and Lactobacillus probiotic bacteria in several carrier materials, including rice flour, talc, and maltodextrin. The purpose of this study was to determine the type of carrier material that can provide the best probiotic character in the encapsulation process which will then be used in vannamei shrimp feed. The method used in this study is experimental method. The study was conducted with the preparation stage and the initial probiotic characterization test. Furthermore, Bacillus and Lactobacillus probiotic encapsulation process used spray drying method to produce powder inoculum, as well as advanced characterization test of bacteria that have been encapsulated. The parameters observed were the viability, resistance to temperature, pH and bile salts. Data were analyzed using ANAVA and Duncan Multiple Range Test. The results showed that all types of carrier materials used maintained the probiotic character of Bacillus and Lactobacillus after the encapsulation process. This can be seen from the character of probiotics that are in good category and deserve to be used as a probiotic agent after encapsulation process in the material of rice flour, maltodextrin, and talc.