Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The Effect of Potassium Diformate as Feed Additive on Immune Performances of Nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) Under Infection of Aeromonas hydrophila Ibnu Bangkit Bioshina Suryadi; Desty Nurul Ulfa; Ayi Yustiati; Rosidah Rosidah
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 1 (2020): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.1.734

Abstract

This research aims to determine the most effective dosage of potassium diformate additives in feed to increase the body resistance of nilem carp (Osteochilus hasselti). This research used Complete Random Design (CRD) experimental method with 4 treatments and 4 replications. The treatment used was the addition of potassium diformate on feed (0 %, 0.1 %, 0.3 % and 0.5 %). After 28 days of treatment, nilem fingerlings were challenged with Aeromonas hydrophila bacteria with a density of 108 cfu ml-1. Parameters observed were the number of leukocytes, erythrocytes, survival rate, clinical symptoms and water quality. The result showed that leukocytes and erythrocytes number were significantly different in each treatment. Meanwhile, leukocytes and erythrocytes number of nilem fingerlings in challenged test were increased and decreased due to the addition of potassium diformate and A. hydrophila infection. Clinical symptoms after challenged test were relatively similar such as haemorhagic, ulceration, exopthalmia, dropsy and abnormal swimming movements. Therefore, survival rate of nilem fingerlings with 0.3 % of potassiun diformate was the highest compared to other treatments, namely 81.67 %.
PENGARUH PERBEDAAN WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) Banu Sulistyo Utomo; Ayi Yustiati; Indah Riyantini; Iskandar -
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.825 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari warna cahaya lampu yang optimal terhadap laju pertumbuhan ikan nilem (Osteochilus hasselti). Penelitian ini dilaksanakan selama 45 hari  pada bulan Februari 2017 hingga bulan April 2017 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perlakuan A tanpa pemberian cahaya, perlakuan B dengan warna cahaya putih, perlakuan C dengan warna cahaya biru, perlakuan D dengan warna cahaya merah, dan perlakuan E dengan warna cahaya kuning. Padat tebar sebanyak 40 ekor/akuarium dengan pemberian pakan sebesar 5% dari biomassa ikan nilem. Parameter yang diamati yaitu derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa warna cahaya biru menghasilkan derajat kelangsungan hidup tertinggi sebesar 19,17% diikuti warna cahaya putih sebesar 11,67%, warna merah sebesar 10%, warna kuning 10%, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 3,33% . Warna cahaya putih dan biru menghasilkan laju pertumbuhan harian yang lebih tinggi dari perlakuan lain yakni sebesar 1,89% diikuti warna kuning sebesar 1,80%, warna merah sebesar 1,74%, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 0,63%.  Warna cahaya kuning memberikan nilai konversi pakan terendah sebesar 0,64 diikuti warna cahaya biru sebesar 0,81, warna cahaya putih sebesar 0,83, warna cahaya merah sebesar 0,86, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 0,99.
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Turi Hasil Fermentasi pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Rambo -; Ayi Yustiati; Yayat Dhahiyat; Rita Rostika
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol. IX No. 1 /Juni 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.466 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2017 di Hachery Gedung Perikanan dan Ilmu Kelautan  Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan dosis penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial yang terdiri dari perlakuan tanpa penambahan tepung biji turi (0%) , 1%, 2%, 3% dan perlakuan 4% sebagai pakan uji yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung biji turi hasil fermentasi pada pakan komersial berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan nila. Penambahan tepung biji turi hasil fermentasi dengan dosis sebanyak 3% menghasilkan rata-rata laju pertumbuhan harian ikan nila tertinggi yaitu 3,51% selama 40 hari.  
TINGKAT KEBERHASILAN PEMIJAHAN IKAN KORIDORAS ALBINO (Corydoras aeneus) DENGAN SUBSTRAT YANG BERBEDA PADA KOLAM SEMEN Jamil Amjad; Ayi Yustiati; Asep Agus Handaka Suryana; Rosidah -; Irfan Zidni
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.326 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan derajat pemijahan tertinggi menggunakan substrat yang berbeda pada kolam semen. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Basah dan Kolam Percobaan, Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2017 sampai Mei 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut adalah A (Substrat Paralon), B (Substrat Fiber) C (Substrat Kaca), D (Substrat Keramik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substrat terbaik untuk pemijahan ikan koridoras albino pada kolam semen adalah substrat paralon dengan jumlah telur 2.303 butir, jumlah telur terbuahi terbanyak 484 butir, jumlah telur menetas 376 larva, dan kelangsungan hidup tertinggi 248 ekor.
EMBRIOGENESIS DAN KARAKTERISTIK LARVA PERSILANGAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus) JANTAN DENGAN IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) BETINA Ardhardiansyah -; Ujang Subhan; Ayi Yustiati
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.181 KB)

Abstract

Penelitian dilaksanakan di kolam percobaan Ciparanje dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, mulai dari bulan Desember 2016 hingga Februari 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan embriogenesis dan karakteristik perkembangan larva persilangan ikan patin siam jantan dengan ikan baung betina. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu eksperimetal dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan menganalisis tingkat keberhasilan hibridisasi. Derajat pembuahan pada ikan patin siam, ikan hibrid dan juga ikan baung masing-masing 92,57%, 91,47% dan 46,20%. Proses embriogenesis sampai dengan penetasan larva pada ikan patin siam lebih cepat dibandingkan dengan ikan hibrid dan juga ikan baung yaitu dengan waktu berturut turut yaitu 19 jam 40 menit, 21 jam 10 menit, dan 23 jam 30 menit. Derajat penetasan telur pada ikan patin, ikan hibrid dan juga ikan baung masing-masing 86,12%, 80,93% dan 56,16%. Derajat kelulushidupan ikan patin siam, ikan hibrid, dan juga ikan baung masing-masing 76,30%, 24,69% dan 51,61%. Karakteristik morfologi larva hibrid meliputi bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk sirip ekor dan sirip adipose cenderung intermediate yang merupakan perpaduan dari kedua indukan, sedangkan bentuk sirip anal, sirip dada, sirip punggung lebih mengarah kepada ikan baung. Abnormalitas pada larva ikan hibrid terjadi pada bagian tubuh dengan persentase larva yang abnormal sebesar 34,75%.
Polyculture and Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) in Indonesia: A Review Muhamad Dwi Cahya; Ayi Yustiati; Yuli Andriani
Torani Journal of Fisheries and Marine Science VOLUME 4 NOMOR 2, JUNI 2021
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/torani.v4i2.13668

Abstract

Polyculture is an aquaculture system that culture more than one species of fish in a single culture pond. The application of the concept of polyculture continues to develop rapidly and at its peak in the late 20th century, the application of integration in aquaculture activities resulted in a new polyculture system based on the integration of species with different trophic levels and having mutualistic relationships or better known as Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA ). Utilization of aquaculture waste from mainly species culture by secondary species is able to create an ecologically balanced aquaculture system, improve water quality, eliminate biological traces and provide better economic benefits compared to monoculture cultivation systems. Knowledge of trophic levels, feeding habits, placement of living space are things that must be mastered so that there is no competition between species that can cause failure in polyculture and IMTA activities. As developing science and public awareness of environmental quality generate demand for aquaculture activities can be more environmentally friendly and pay attention to aspects of sustainability of aquaculture activity. The Polyculture and IMTA systems are aquaculture systems that have the potential to be applied because they fulfill these two aspects.
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN KETING [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] DI HILIR SUNGAI CIMANUK PROVINSI JAWA BARAT Titin Herawati; Muthia Nada Safitri; Junianto Junianto; Herman Hamdani; Ayi Yustiati; Atikah Nurhayati
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4057

Abstract

Ikan keting [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis di beberapa daerah. Secara morfologi, termasuk dalam kelompok ikan bersungut (catfish) dari Ordo Siluriformes dan Famili Bagridae. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ciri morfometrik, pola pertumbuhan, dan faktor kondisi ikan keting yang berada di hilir Sungai Cimanuk. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling di tiga stasiun riset, yaitu Desa Ujungjaya Kabupaten Sumedang (St.1), Desa Palasari Kabupaten Majalengka (St.2), dan Desa Jatibarang Kabupaten Indramayu (St.3). Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2020. Hasil penelitian menunjukkan ikan keting yang tertangkap pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 memiliki karakteristik morfometrik yang sama, pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif (b<3) dengan nilai b di Stasiun 1 adalah 2,958 dan di Stasiun 2 adalah 1,966 yang artinya pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan bobot. Faktor kondisi (K) di Stasiun 1 relatif lebih tinggi daripada di Stasiun 2, yaitu antara 0,99 – 1,16 dengan rata-rata sebesar 1,08; sedangkan di Stasiun 2 antara 0,98 – 1,06 dengan nilai rata-rata K sebesar 1,03. Ikan dari Stasiun 3 tidak dilakukan analisis lanjutan karena tidak memenuhi persyaratan statistik.
Penggunaan Larutan Teh Hitam untuk Menurunkan Daya Rekat Telur Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Ayi Yustiati; Fauziah Arini Shaqina; Sunarto Sunarto; Rosidah Rosidah; Ucu Cahyadi; Tatang Supriatna
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.29334

Abstract

Kendala dalam produksi benih ikan lele adalah derajat penetasan yang rendah karena sifat adhesif yang dimiliki oleh telur. Telur yang saling melekat menghambat masuknya oksigen pada telur sehingga dapat menghambat perkembangan telur dan akan berdampak terhadap daya tetas telur yang rendah. Salah satu cara untuk mengurangi daya rekat telur adalah dengan mencampurkan tanin kedalam telur ikan, salah satu bahan yang mengandung tanin adalah teh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan teh yang efektif untuk menurunkan daya rekat telur dan pengaruhnya terhadap daya tetas telur ikan lele. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 hingga 27 April 2020 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Kota Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah empat perlakuan konsentrasi larutan teh (0 g/L, 8 g/L, 10 g/L dan 12 g/L) dengan lama perendaman empat menit. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Wadah penelitian yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 40 x 60 x 40 cm3 sebanyak 12 buah dan menggunakan saringan yang diisi telur, pengamatan daya rekat dilakukan selama satu hari dan dilanjutkan dengan pengamatan derajat pembuahan dan derajat penetasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan larutan teh dengan konsentrasi 10 g/L selama empat menit efektif menurunkan daya rekat telur ikan lele dengan nilai 12% dan menghasilkan nilai daya tetas telur tinggi yaitu sebesar 63%. Hasil ini merupakan hasil uji statistik dengan uji jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 95%, hasil yang di dapatkan berbeda nyata dengan kontrol.
The Effect of Modified Aquaculture System on Water Quality in Cultivation of Catfish (Pangasius hypophthalmus Irfan Zidni; Ayi Yustiati; Iskandar Iskandar; Yuli Andriani
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v7i2.2682

Abstract

The aim of this research was to analysis the effect of different aquaculture systems on the water quality in cultivation of catfish (Pangasius hypophthalmus). This research was conducted at Fourth Building Hatchery Faculty of Fisheries and Marine Sciences of Padjadjaran University from June to August 2017. The research was using Completely Randomized Design (CRD) with three treatments and four replications. The Treatment A were cultivation in recirculation system, treatment B cultivation on biofloc system, and  treatment C cultivation  in conventional system (control). The parameters of this research are absolute growth rate and water quality include temperature, acidity (pH), dissolved oxygen (DO), nitrate, ammonia and phosphate. Data were analyzed using the Fingerprint Analysis Variety and followed Duncan's Multiple Range Test at the level of 95%. The results showed that the modification of the cultivation system had an effect on the growth rate of catfish. The results showed that the highest absolute growth was in treatment B that is 5.3 gram. The most effective cultivation system in producing water quality in cultivation of catfish is the recirculation system. This can be seen from the low ammonia concentration value of 0.00268 mg/L, phosphate 0.45 mg/L and nitrate 0.31 mg/L at the end of the study.
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN KETING [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] DI HILIR SUNGAI CIMANUK PROVINSI JAWA BARAT Titin Herawati; Muthia Nada Safitri; Junianto Junianto; Herman Hamdani; Ayi Yustiati; Atikah Nurhayati
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4057

Abstract

Ikan keting [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis di beberapa daerah. Secara morfologi, termasuk dalam kelompok ikan bersungut (catfish) dari Ordo Siluriformes dan Famili Bagridae. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ciri morfometrik, pola pertumbuhan, dan faktor kondisi ikan keting yang berada di hilir Sungai Cimanuk. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling di tiga stasiun riset, yaitu Desa Ujungjaya Kabupaten Sumedang (St.1), Desa Palasari Kabupaten Majalengka (St.2), dan Desa Jatibarang Kabupaten Indramayu (St.3). Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2020. Hasil penelitian menunjukkan ikan keting yang tertangkap pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 memiliki karakteristik morfometrik yang sama, pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif (b<3) dengan nilai b di Stasiun 1 adalah 2,958 dan di Stasiun 2 adalah 1,966 yang artinya pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan bobot. Faktor kondisi (K) di Stasiun 1 relatif lebih tinggi daripada di Stasiun 2, yaitu antara 0,99 – 1,16 dengan rata-rata sebesar 1,08; sedangkan di Stasiun 2 antara 0,98 – 1,06 dengan nilai rata-rata K sebesar 1,03. Ikan dari Stasiun 3 tidak dilakukan analisis lanjutan karena tidak memenuhi persyaratan statistik.