Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PROFIL PENGEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Tinjauan pada Pengembangan Komoditas Jagung)PROFILE OF POLICY AND AGRICULTURE DEVELOPMENT IN PURBALINGGA REGENCY CENTRAL JAVA(The Study on Development of Corn) , Tobari; Dharmawan, Budi
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 2 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan wilayah melalui pendekatan sektor pertanian harus mampu memanfaatkan keunggulan komparatif dari setiap wilayah yang berbeda, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi komoditas jagung di Kabupaten Purbalingga, seberapa besar tingkat konsentrasi dan spesialisasi, wilayah yang mengalami pertumbuhan dan punya daya saing baik, dampak kebijakan pemerintah pada pengembangan jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.a). Wilayah yang mempunyai potensi komoditas basis jagung adalah Kecamatan Karangreja, Mrebet, Kertanegara, Karanganyar, Kutasari, Padamara, Pengadegan, Bojongsari, dan Purbalingga. b). Komoditas basis cenderung menyebar tidak merata dan tidak ada satu pun wilayah yang melakukan konsentrasi dan spesialisasi, c) Ada kecenderungan Kecamatan Bojongsari, Kutasari, Mrebet, Karangreja, dan Karangmoncol yang memiliki pertumbuhan dan daya saing yang baik untuk usahatani jagung dibanding dengan wilayah lain. 2. a). Tidak terdapat cukup alasan untuk menyatakan bahwa dampak kebijakan pemerintah melindungi petani jagung dengan melakukan proteksi terhadap harga input tradable (input yang diperdagangkan internasional). b). Secara finansial dan ekonomi, petani lebih efisien menggunakan sumberdaya domestik untuk usahatani jagung. c). Tidak terdapat kebijakan pemerintah yang cukup signifikan yang menyebabkan harga finansial lebih rendah dari pada harga sosial, sehingga petani menerima harga lebih rendah sebesar 79 persen dari harga yang seharusnya diterima. d). Dampak kebijakan pemerintah secara total telah terjadi disincentive, sehingga ada indikasi bahwa tidak terdapat kebijakan pemerintah yang bersifat melindungi petani terhadap harga output maupun subsidi input, surplus produsen berkurang, karena terjadi pengalihan laba usaha kepada masyarakat. Disarankan kebijakan pengembangan harus diarahkan dan memperhatikan pemanfaatan sektor basis ekonomi potensial dan sektor yang menyediakan masukan maupun sektor yang memanfaatkan lebih lanjut produk dari sektor basis tersebut.
POTENSI PENGEMBANGAN PADI GOGO AROMATIK DI KECAMATAN KUTASARI KABUPATEN PURBALINGGA Purwastuti, Dwi; Dharmawan, Budi
Prosiding Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Prosiding

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi gogo aromatik merupakan teknologi yang dapat diterapkan petani dalam menanggulangi penurunan dan produktivitas padi di Kecamatan Kutasari. Selain itu, diperlukan perencanaan dan pengendalian secara terarah dan sistematis terhadap komoditas padi gogo aromatik, dan perlunya kebijakan untuk pengembangannya di Kecamatan Kutasari. Hal ini dapat dilakukan sebagai usaha dalam mendukung Desa Mandiri Pangan yang sudah dijalankan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga lewat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) distribusi (penyebaran) padi gogo aromatik di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga; (2) surplus produksi atau pendapatan basis komoditas padi gogo aromatik di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga; (3) pertumbuhan basis padi gogo aromatik di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) setiap kecamatan di Kabupaten Purbalingga memiliki potensi untuk ditanam tanaman pangan, namun kecamatan untuk komoditas basis tanaman padi gogo aromatik yang tertinggi hanya ada satu kecamatan, yaitu Kecamatan Kutasari; 2) komoditas basis tanaman padi gogo aromatik lokalisasinya cenderung menyebar pada Kecamatan Kutasari karena hanya satu kecamatan itu yang nilainya positif dan tidak satu pun kecamatan yang melakukan spesialisasi pada komoditas tanaman padi gogo aromatik di kecamatan tersebut; dan 3) hanya ada satu kecamatan yang mengalami pertumbuhan pesat dan pertumbuhan yang progresif dari sembilan kecamatan yang berpotensi untuk komoditas tanaman tanaman padi gogo, yaitu Kecamatan Kutasari.
Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah Prasetijo, Hari; Ropiudin, Ropiudin; Dharmawan, Budi
Dinamika Rekayasa Vol 8, No 2 (2012): Dinamika Rekayasa - Agustus 2012
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2012.8.2.106

Abstract

Development renewable energy as electrical energy need to be followed by provision of low speed generator, especially for small-scale use of alternative energy. This study discusses the design of low speed synchronous generator using permanent magnets for producing magnetic flux in the rotor. Stator coils are designed so that on the rotation of 500 rpm generator can produce 5 watts output power at 3 phase voltage 12 Vac.
RAGAM SKEMA SERTIFIKASI HUTAN GLOBAL DAN OPSI TRANSFORMASINYA DI INDONESIA Agung Wibowo; Muhammad Alif K. Sahide; Santi Pratiwi; Budi Dharmawan; Lukas Giessen
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini ada tiga skema sertifikasi hutan sukarela (voluntary scheme) yang beroperasi di Indonesia, yakni skema Forest Stewardship Council (FSC), Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), dan Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). Selain itu ada pula skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang sejak tahun 2009 diterapkan secara wajib (mandatory scheme) oleh pemerintah kepada seluruh produsen kayu bulat dan industri pengolahannya. Tulisan ini memetakan beragam skema sertifikasi dan opsi transformasinya di Indonesia yang mungkin diambil untuk menjaga eksistensinya dalam persaingan bisnis sertifikasi hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecuali LEI, seluruh skema sertifikasi dan verifikasi memiliki kelompok pendukung yang solid, yakni FSC didukung oleh kelompok pelestarian lingkungan hidup; PEFC didukung oleh pengelola lahan hutan; dan SVLK didukung oleh pemerintah dan industri perkayuan nasional. Ketiga skema tersebut cenderung terfragmentasi dimana PEFC dan SVLK akan menjadi skema pro-produsen, dan FSC akan menjadi skema pro-lingkungan.  Agar dapat bertahan dan berkembang, LEI disarankan bergabung dengan salah satu kelompok skema tersebut atau memperluas jangkauan sertifikasinya kepada produk berbasis sumberdaya alam hayati lainnya.
Analisis Perilaku Biaya Pada Industri Rumah Tangga Tempe Akibat Adanya Fluktuasi Harga Kedelai Firda Asti Oktaviani; Budi Dharmawan; Dindy Darmawati Putri
Jurnal Etnik: Ekonomi-Teknik Vol 1 No 2 (2021): ETNIK : Jurnal Ekonomi dan Teknik
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.32 KB) | DOI: 10.54543/etnik.v1i2.20

Abstract

Tempe is a typical Indonesian food made fermented soybeans. Tempe is a good source of nutrition because it contains protein, carbodydrates, fat, vitamins and minerals needed by the body. Soybean used to make tempe must be of good quality. Pliken Village is a tempe production center, because it has the highest number of tempe craftsmen in Banyumas Regency. With the increase in soybean prices which have continued to increase lately, the tempe business has decreased due to lack of capital to continue the business. The purpose of this research are to: 1). Knowing the amount of costs, revenues and income before and after increase in soybean prices in the tempe production business in Pliken Village. 2). Knowing the factors that affect the increase in tempe production costs. The researh was carried out in Pliken Village from May 2021 to July 2021. The target of this research is the tempe craftsmen of Pliken Village who produce for one month. The sampling method uses simple random sampling technique and obtained by respondents as many as 81 craftsmen using the slovin formula. The analytical method used is the analysisno costs and revenues, and multiple linear regression analysis. Based on the results of the analysis of costs, revenues and income shows the total cost incurred by the craftsmen before the increase in soybean prices and after the increase in soybean prices is Rp. 11,883,809 per month. Based on the classical assumption test there are factors that affect the increase in production costs such as soybean prices, family labor wages, wages for non-family workers, gasoline prices, and banana leaf prices. While the factors that do not affect the increase in production costs are the price of yeast, the price of plastic and the price of used paper.
VALUATION OF TOFU AGRO INDUSTRY’S PERFORMANCE USING BALANCED SCORECARD AND NEURO-FUZZY (A CASE STUDY IN BANYUMAS REGENCY, CENTRAL JAVA) BUDI DHARMAWAN; IRENE KARTIKA EKA WIJAYANTI; ALTRI MULYANI
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 1 (2010): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v7i1.48880

Abstract

Salah satu UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Indonesia adalah kedelai dan tahu. UKM sangat rentan terhadap ketidakstabilan rantai pasokan, baik pada pemasaran dan perubahan harga bahan baku. Meningkatnya harga kedelai menyebabkan industri tahu perlu melakukan reorientasi strategi dengan meningkatkan kinerja dan daya saingnya.
Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Berbasis Aset dalam Budidaya Serai Wangi di Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas Muhammad Arief Hidayat; Budi Dharmawan; Dindy Darmawati Putri
AGRITEXTS: Journal of Agricultural Extension Vol 46, No 1 (2022): May
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agritexts.v46i1.61451

Abstract

The aims of the study is to find out the sustainable livelihood strategy of asset-based communities in Kedungrandu Village, Patikraja Sub-district, Banyumas Regency. This research uses quantitative descriptive methods. The population in this study is a fragrant lemongrass farmer from Kedungrandu Village, with a total of 40 people. The data collection method uses the census method of 40 fragrant lemongrass farmers. Data analysis uses descriptive statistics. The results showed that the livelihood strategy of fragrant lemongrass farmers includes three strategies: intensification/extensification, diversification and migration. The livelihood strategy implemented by most of their farmers depends on agricultural activities (47.5%), some depend on livestock, fisheries, services, trade and employee activities or diversification (27.5%) and a small percentage (25%) depends on migration activities. The value of the level of livelihood capital of fragrant lemongrass farmers in Kedungrandu Village, namely human capital, natural capital, physical capital, financial capital and social capital is classified as a moderate level of sustainability. Therefore, efforts are needed to improve the quality of livelihood capital of fragrant lemongrass farmers to the maximum at a high level of sustainability.
Sistem Intelijen Peningkatan Mutu Karet di Kabupaten Cilacap Budi Dharmawan
JIEMS (Journal of Industrial Engineering and Management Systems) Vol 2, No 2 (2009): Journal of Industrial Engineering and Management Systems (JIEMS)
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/jiems.v2i2.63

Abstract

Indonesia is one of the largest rubber exportir in the world. But, the price of rubber from Indonesia is still low because the quality is not within the required standards consumers. Improving quality of rubber is expected to increase farmers' income and region. This study aims to determine the types of strategies involved in improving the quality of rubber in Cilacap regency, Central Java. Analysis using Analytical Hierarchy Process (AHP) and Fuzzy-Multi Expert-Multi Criteria Decision Making (MCDM Fuzzy-ME) obtained the results of selected strategies for improving the quality of rubber in Cilacap District is a technical improvement of rubber cultivation and processing technology improvement.Keywords: Karet, Kualitas, AHP, Fuzzy ME-MCDM
Evaluasi Kinerja Rantai Pasok Gula Kelapa Kristal di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Suyono Suyono; Wiwiek Rabiatul Adawiyah; Dindy Darmawati Putri; Muslihudin Muslihudin; Mochamad Sugiarto; Agus Sutanto; Budi Dharmawan; Dyah Ethika Noehdiyati; Irene Kartika Eka Wijayanti; Sunendar Sunendar
Agriekonomika Vol 11, No 1: April 2022
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v11i1.11938

Abstract

Kecamatan Kutasari merupakan sentra industri gula kelapa kristal di Kabupaten Purbalingga. Perkembangan usaha gula kristal dipengaruhi pola distribusinya. Tujuan penelitian yaitu mengukur kinerja rantai pasok gula kristal dan menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok gula kristal. Lokasi penelitian meliputi tiga desa yaitu Desa Candinata, Candiwulan, dan Karangcegak Kecamatan Kutasari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel pengrajin menggunakan metode simple random sampling dan metode sensus untuk populasi pengepul kecil dan pengepul besar. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis SCOR dan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan bantuan software LINDO 6.1. Hasil penelitian menunjukkan kinerja rantai pasok gula kristal berdasarkan analisis SCOR sudah memiliki kriteria yang baik. Analisis efisiensi kinerja pengepul kecil dan besar rantai pasok gula kristal dengan menggunakan DEA telah beroperasi secara efisien, sedangkan pengrajin belum efisien.
Strategi Meningkatkan Adopsi Inovasi Program Kartu Tani Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Siti Minarsih; Budi Dharmawan; Irene Kartika Eka Wijayanti
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.02.26

Abstract

One of the most important production factors in increasing production and productivity of agricultural commodities is fertilizer. Moment this still many farmers who have not understand about the card program farmer as tool in distribution fertilizer subsidized , so required strategy for Upgrade adoption card program innovation farmer . The research aims to analyze internal and external factors as well as strategies to increase the adoption of innovations in the use of farmer cards in the district Banyumas . The research method used is a qualitative method. The analysis carried out is IFAS and EFAS matrix analysis, and SWOT analysis. The results showed that the internal and external factors of the farmer card program were in quadrant II, meaning that the alternative strategies used were building and growing strategies. This means increasing market share in the same market with more intensive marketing efforts, namely by assisting in more intensive distribution of subsidized fertilizers and product development by making economical packaging of subsidized fertilizers so that they are more attractive to the market. The results of the SWOT analysis include optimizing the role of institutions to provide clear and continuous information about innovations in the farmer card program, mentoring and counseling to improve farmers' knowledge and skills in implementing the farmer card program, developing product fertilizer subsidized for segment medium to lower that is with make packaging economical on fertilizer subsidized .