Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

DEVELOPMENT OF POETRY TEACHING MATERIALS BASED ON CREATIVE PROCESS Suherli Kusmana
IJIET (International Journal of Indonesian Education and Teaching) Vol 4, No 1 (2020): January 2020
Publisher : Sanata Dharma University Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/ijiet.v4i1.2326

Abstract

This study aims to overcome the problem of the quality of Indonesian language learning outcomes in high schools (SMA), especially the topic of poetry texts which are still low. The results of this study are intended to assist the government in improving the quality of the implementation of the 2013 curriculum at the high school level. The weakness of applying the 2013 curriculum is the limitations of teaching materials, including poetry text teaching materials. Learning this material is expected to encourage students to express their thoughts, feelings, and ideas through beautiful, rhythmic language, literary values but not offending others. The method used in this research is research and development with five selected literary writers who are productive in producing poetry texts. Next, in testing the developed teaching material, students from SMA Negeri 1 Manonjaya Tasikmalaya were chosen. Teaching material developed based on the poet's creative process in producing literary works of poetry text is combined with the composition of basic competencies based on the curriculum with scientific presentation. Teaching material which is evaluated based on content, presentation, language, and graphic criteria by academics and practitioners meets the eligibility criteria as teaching material in high school. Based on the testing of the application of teaching materials, it was found that the teaching materials were able to encourage students to produce quality poetry texts. Indonesian Language learning also takes place effectively in achieving goals.DOI: 10.24071/ijiet.2020.040113
PENGEMBANGAN BUDAYA LITERASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Suherli Kusmana
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2017): SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.82 KB)

Abstract

Perkembangan peradaban saat ini memaksa pelajar kita harus beroleh kompetensi berpikir tingkat tinggi agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara berpikir kritis, inovatif, kreatif, serta hidup bersama manusia lain dengan damai dan harmonis. Pelajar kita juga harus dapat bersanding dan berkompetisi dengan pelajar negara lain sehingga harus memiliki kemampuan literasi, bukan hanya memahami wacana tetapi juga harus dapat menggunakan dan dapat merefleksikannya dalam kehidupan. Sementara itu, kemampuan literasi dasar para pelajar kita berdasarkan pengukuran yang dilakukan lembaga internasional selalu berada di urutan bawah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membudayakan literasi dasar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan pertimbangan beberapa kajian maka dilakukan pengembangan budaya literasi melalui penajaman kompetensi dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum 2013 yang direvisi. Kompetensi dasar yang secara khusus dimaksudkan untuk pengembangan budaya literasi terdapat 28 Kompetensi Dasar yang masing-masing 14 kompetensi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs dan SMA/MA. Pengembangan kompetensi literasi dalam pembelajaran ini dilengkapi pula oleh Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
PENGEMBANGAN LITERASI DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Suherli Kusmana
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.584 KB)

Abstract

Perkembangan peradaban pada Abad 21 memerlukan cara pandang berbeda dalam pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat deras tidak dapat diantisipasi dengan cara menghalangi pemanfaatannya dalam dunia pendidikan. Banyak pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang mudah tersampaikan melalui media teknologi yang perkembangannya sulit ditahan. Perkembangan peradaban harus menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik untuk mempersiapkan sumber daya unggul dan menjadi pemenang dalam persaingan global. Perbaikan dan pemberlakukan Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan agar dapat membekali peserta didik dengan kompetensi yang diperkirakan mereka dapat menjalani kehidupan di Abad 21. Pada era ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik. Mereka akan menjadi SDM Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain yang dalam perhitungan prediksi demografi dan perkembangan ekonomi global yang pada tahun 2030 diperlukan SDM terampil sebanyak 113 juta sedangkan saat ini baru terpenuhi 55 juta. Oleh karena itu, kondisi demikian menjadi tantangan khusus bagi guru untuk mempersiapkan SDM unggul melalui pengembangan literasi.Kata Kunci: literasi, kurikulum, pendidikan dasar, pendidikan menengah, abad 21
Bahan Ajar Cerita Rakyat sebagai Perancah Pendidikan Karakter (Folklore Teaching Materials as a Character Education Scaffold) Suherli Kusmana; Bela Nurzaman
Indonesian Language Education and Literature Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Tadris Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ileal.v6i2.8778

Abstract

This study aims to obtain folklore teaching materials as a character education scaffold. The folklore studied was taken from the environment of Cirebon community students. The research method used is research and development. The stages carried out are (1) initial collection and analysis of folklore, textbooks used, and the need for teaching materials; (2) development of teaching materials design and validation; (3) reconstruction of teaching materials based on input from expert validation results; (4) evaluation through the feasibility test for use in learning in schools; and (5) implementation of teaching materials in learning. The results showed that the development of affective competence through folklore is a scaffold for students' character education. The development of character education is used to develop ideas or ideas in compiling short stories. Character education is carried out through teaching materials containing the values of local wisdom of folklore into short stories.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bahan ajar cerita rakyat sebagai perancah pendidikan karakter. Cerita rakyat yang diteliti diambil dari lingkungan peserta didik masyarakat Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah: (1) pengumpulan dan analisis awal cerita rakyat, buku teks yang digunakan, dan kebutuhan bahan ajar; (2) pengembangan desain bahan ajar dan validasi; (3) rekonstruksi ulang bahan ajar berdasarkan masukan hasil validasi ahli; (4) evaluasi melalui uji kelayakan penggunaan dalam pembelajaran di sekolah; dan (5) implementasi bahan ajar dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi afektif melalui cerita rakyat merupakan perancah (scaffolding) bagi pendidikan karakter siswa. Pengembangan pendidikan karakter dimanfaatkan untuk mengembangkan ide atau gagasan dalam menyusun cerita pendek. Pendidikan karakter dilakukan melalui bahan ajar bermuatan nilai-nilai kearifan lokal cerita rakyat ke dalam cerita pendek.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 NUSAHERANG KABUPATEN KUNINGAN Suherli Kusmana; Endang Kasupardi; Nunu Nurasa
Jurnal Tuturan Vol 3, No 1 (2014): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.016 KB) | DOI: 10.33603/jt.v3i1.776

Abstract

And result process study of ability orate IX SMP Country class student 1 Nusaherang Sub-Province Brass not yet directional and not yet reached result of optimal. Student ability level in speech is still low. It is caused of implementing not relevant with the student characteristics. The aim of this research is is to effectiveness descriptions model study base on the problem of passing visual audio media to ability orate IX SMP Country class student 1 Nusaherang, influence descriptions model study base on the problem of passing visual audio media to ability orate IX SMP Country class student 1 Nusaherang, and IX SMP Country class student respon descriptions 1 Nusaherang about usage model study base on the problem of passing visual audio media to ability orate. In this research the writer use in esperiment method through pretest-postest control group design. This design consist of two control group. In the process problem based learning is done by experiment group and it will be demonstrated by control group. The measurent is given after the writer make the various conditions to the students. Result of the research indicates that problem based learning by using audio visual media is more effective in improving the student speech ability. It can be drawn by the students activity. All the students learn the material more cooperatively and they have ability in speech in amount 0,8752 = 0,76 (76%) it means that the students speech ability is influenced by implementing problem based learning through audio visual media. Most of the student agree and give positive respons toward implementing problem based learning through audio visual media. The benefit of using this approach: 1) to increase student motivation, 2) to increase student creativity, 3) to awoid boring sense in learning, and (4) to improve respect attitude toward other opinion.
PENDEKATAN FEMINISME NOVEL KARYA PENGARANG PEREMPUAN TAHUN TERBIT 2000 S.D. 2013 DAN MANFAATNYA SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN DI MA NEGERI INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU Suherli Kusmana; Taufik Ismail
Jurnal Tuturan Vol 3, No 1 (2014): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.984 KB) | DOI: 10.33603/jt.v3i1.813

Abstract

Remaja putri di desa-desa khususnya di desa Pekandanganjaya, masih banyak yang kurang gemar membaca secara efektif, efisien baik dan benar sesuai EYD. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas yaitu guru, disamping kedua orang tua juga berpengaruh. Penyampaian materi dan implementasinya di kelas oleh guru lebih difokuskan pada teori mambaca, seperti membaca teks sastra, membaca puisi, membaca pidato, membaca dalam hati dan lain-lain. Implikasinya, para peserta didik dalam hal ini remaja putri, kurang mampu atau kurang gemar membaca. Bahkan,  sampai peserta didik tamat belajarpun, kegemaran membacanya sangat rendah.Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana deskripsi pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013? (2) Bagaimanakah manfaatnya pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013 sebagai model pembelajaran di MA Negeri Indramayu? (3) Bagaimanakah manfaatnya pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013 bagi remaja putri di desa Pekandangan Jaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu?Tujuan penelitian ini adalah: (1) Ingin memperoleh gambaran yang jelas mengenai deskripsi pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013. (2) Ingin mengetahui bagaimanakah pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013 sebagai model pembelajaran di MA Negeri Indramayu. (3) Ingin mengetahui manfaatnya pendekatan feminisme terhadap novel karya pengarang perempuan tahun terbit 2000 s.d. 2013 bagi remaja putri di desa Pekandangan Jaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsif yaitu metode penelitian untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti sekaligus menguraikan aspek-aspek yang dijadikan pusat penelitian. Sedangkan metode analitis adalah mengungkapkan karakteristik objek dengan cara menguraikan dan menafsirkan fakta-fakta tentang konvensi bahasa dan pokok persoalan yang terdapat dalam teks yang diteliti. Selain menggunakan motode tersebut dalam penelitian, peneliti juga menggunakan metode kajian pustaka. Artinya dengan membaca buku-buku yang dimaksud adalah sumber buku yang berkaitan dengan sastra khususnya novel. Metode deskriftif merupakan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PIDATO BERDASARKAN KARAKTERISTIK PIDATO SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR - Muji; Suherli Kusmana
Jurnal Tuturan Vol 8, No 1 (2019): TUTURAN JURNAL PEDIDIKAN, BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.445 KB) | DOI: 10.33603/jt.v8i1.2676

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar teks pidato siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Materi  ini disusun untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi teks pidato. Selain itu, dengan kajian naskah pidato ini diharapkan peserta didik dapat memahami dan membuat naskah pidato. Bahan ajar teks pidato yang dikembangkan ini dengan cara mengkaji naskah teks pidato dari lomba pidato pada lomba Festifal Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Plered dan contoh naskah pidato pada media internet. Selain itu dari kebutuhan siswa dan guru akan dibuat materi bahan ajar teks pidato. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan langkah penelitian meliputi studi pendahuluan, pengembangan bahan ajar dan uji bahan ajar. Analisis data yang dilakukan berdasarkan pengelompokan  data dengan analisis secara deskriptif dan perhitungan datra statistik. Berdasarkan hasil implementasi bahan ajar teks pidato berdasarkan karakteristiknya, diketahui aktivitas guru menunjukan hasil yang baik dalam menerapkan model pembelajaran individu dan kelompok. Aktivitas peserta didik menunjukan sikap aktif dengan bahan ajar yang digunakan. Dari hasil uji  coba penggunaan bahan ajaryang diukur bersadarkan uji t terbukti signifikan. Oleh karena itu, bahan ajar mendengarkan teks pidato ini efektif digunakan dalam pembelajaran teks pidato di Sekolah Dasar.
KAJIAN STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM ANTOLOGI 20 CERPEN PILIHAN KOMPAS SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR CERITA PENDEK DI SMA Suherli Kusmana; Yatimah Yatimah
Jurnal Tuturan Vol 7, No 1 (2018): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.982 KB) | DOI: 10.33603/jt.v7i1.1700

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian unsur pembangun dan nilai moral cerita pendek yang terkandung dalam antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas untuk kepentingan pemanfaatan bahan ajar pembelajaran cerita pendek di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk data kajian unsur pembangun cerpen dan nilai moral. Implementasi bahan ajar cerita pendek dalam pembelajaran cerpen dinyatakan dalam uji-t sebagai berikut, jika thitung> dari ttabel maka perolehan kemampuan siswa dalam menulis cerpen dapat dipercaya sebagai hasil pembelajaran yang menggunakan antologi 20 tahun cerpen pilihan kompas, bahan ajar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar cerpen terbukti dengan adanya perubahan.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBASIS BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS IX SMP Mintarsih Danumihardja; Suherli Kusmana; Suma Suharna
Jurnal Tuturan Vol 3, No 2 (2014): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.498 KB) | DOI: 10.33603/jt.v3i2.819

Abstract

Kemampuan menulis karangan argumentasi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh para siswa kelas IX sesuai dengan target capaian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Akan tetapi dalam pembelajarannya, siswa merasa kesulitan untuk membuat karangan tersebut. Sehingga hal itu mendorong peneliti untuk melakukan sebuah eksperimen melalui penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) berbasis berpikir kritis dengan tujuan mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran langsung berbasis kritis dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kadipaten, Kabupaten Majalengka.Penelitian ini menggunakan  metode eksperimen dengan populasi sebanyak 377 siswa yang terdiri dari 203 siswa perempuan dan 174 siswa laki-laki yang dikelompokan ke dalam 9 kelas (rombongan belajar).  Sampel dari penelitian ini berjumlah  2 kelas yang terdiri dari 1 kelas eksperimen  yaitu  kelas XI A  dengan jumlah 32 siswa  dan 1 kelas kontrol yaitu kelas IX C dengan jumlah 32 siswa.Berdasarkan pelaksanaan  penelitian, peneliti menemukan keberhasilan peningkatan kualitas karangan argumentasi siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kadipaten setelah diterapkan model pembelajaran langsung (direct instruction)  berbasis berprikir kritis.  Hal itu terlihat dari data hasil penelitian yang menunjukan peningkatan yang signifikan yaitu rata-rata peningkatan 15, 28 pada kelas eksperimen dengan peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 91% dari 6% menjadi 97% dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya naik rata-rata 2,56 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 13,5% dari 21,5% menjadi 35%.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung (direct instruction) berbasis berpikir kritis efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa SMP kelas IX.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS DRAMA BERDASARKAN PENGALAMAN PENGARANG Didin Khaerudin; Suherli Kusmana; Iyay Robia Khaerudin
Jurnal Tuturan Vol 8, No 2 (2019): TUTURAN JURNAL PENDIDIKAN, BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.386 KB) | DOI: 10.33603/jt.v8i2.2867

Abstract

Research conducted to develop drama text teaching materials based on the experience of the author of the drama script aims to make it easier for students to understand drama text material. In addition, based on the author's experience students are expected to emulate the author's creative process in writing a paper. The research method used in this research is the research and development method. Based on the results of the interview it can be concluded that the ability to write drama is determined based on mastery of the elements of drama and the ability to develop stories based on the author's experience. The process of writing drama is done in several steps: (1) searching for ideas based on personal experience, other people, or the surrounding environment; (2) processing ideas to find plots (characters), characters or characters that vary with their inner conflicts, settings and dialogues, interesting conflicts, and messages to be conveyed; (3) starts the process of writing drama with stages and elements of drama; (4) revision of drama products. Teaching material developed is presented from basic competencies of knowledge and basic competencies of learning skills. Based on experiments on developed teaching materials it is known that the average value of the ability to write plays gets a score exceeding the minimum criteria, so that the teaching materials used are effective. Based on observations it is known that teaching materials can help students in learning and student activities become more independent, and active.