Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dewi Ambarwati; Wilis Dwi Pangesti
Jurnal SMART Kebidanan Vol 4, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.411 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v4i2.118

Abstract

ABSTRAK Masa  remaja  sering  disebut  dengan  masa  pubertas. Pubertas  adalah  perubahan  cepat  pada  kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal, terutama terjadi selama masa remaja awal. Masalah  gizi yang biasa dialami  pada fase remaja adalah status gizi dan anemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada remaja pada mahasiswa Prodi Kebidanan DIII FIKES UMP tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian analitik. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional. Analisis data dalam penelitian dengan variabel berskala Nominal dan Nominal adalah statistika non-parametrik. Pengujian hipotesis mengunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi, uang jajan dan pendapatan orang tua yang signifikan dengan nilai p-Value > 0,05secara berurutan nilai X2 hitung adalah 3,679, 1,75 dan 0,285, dan Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan mahasiswa dan tingkat pendidikan terakhir ibu dari mahasiswa dengan nilai  p valeu < 0,05 secara berurutan nilai X2 hitung 16, 746, dan 8, 014. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi, uang jajan dan pendapatan orang tua terhadap angka kejadian anemia remaja dan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa dan tingkat pendidikan terakhir ibu dari mahasiswa dengan kejadian anemia remaja. Kata Kunci : Status Gizi; Uang Jajan; Pendapatan Orang Tua; Pengetahuan; Pendidikan terakhir Ibu; Anemia THE ANALYSIS OF AFFECTING FACTORS OF ANEMIA IN STUDENTS OF DIPLOMA MIDWIFERY PROGRAM OF STUDY AT HEALTH SCIENCE FACULTY UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Abstract Adolescence is often referred to as puberty. Puberty is a rapid change in physical maturity that includes bodily and hormonal changes, the emergence of adolescence. Common nutritional problems in the adolescent phase are nutritional status and anemia. The purpose of this study was to determine the factors that may affect the incidence of anemia in adolescents in the students of Diploma Midwifery Program of Study at Health Science Faculty University of Muhammadiyah Purwokerto in 2017. This research was an analytic research. The time approach used was cross sectional. Data analysis in research with variable of Nominal and Nominal scale is non parametric statistic. Hypothesis testing used Chi Square Test. The results showed no relationship between nutritional status, pocket money and significant parent with p-value> 0,05 in sequence value of X2 count was 3.679, 1.75 and 0.285, and there was a significant relationship between the level of student knowledge and the level the last education of mothers of students with p value <0.05 consecutive values X2 count 16, 746, and 8, 014. This research can be concluded there is no correlation between nutritional status, pocket money and parent income to the incidence of adolescent anemia incidence and There is correlation between student's knowledge level and the last education level of mothers of students with the incidence of adolescent anemia. Keywords: Nutritional Status; Pocket money; Parent Revenue; Knowledge, Mother's last education, Anemia.
PELATIHAN TEKNIK KOMUNIKASI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN HIV/AIDS Dewi Ambarwati; Wilis Dwi Pangesti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.412 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3219

Abstract

ABSTRAKHuman Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrom (HIV/AIDS) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia termasuk di wilayah kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. Sejak bulan januari-juni tahun 2018 ditemukan kasus baru sebanyak 123 kasus. Sedangkan jumlah kasus komulatif sejak ditemukannya HIV/AIDS pada tahun 1993 hingga tahun 2018 sebanyak 1.146 kasus. Data kasus di Banyumas ini berasal dari laporan VCT (Voluntery Councelling and Test) dari Rumah sakit Prof. Margono Soekardjo dan RSUD Banyumas. Dalam aktivitas pencegahan dan penagguangan HIV/AIDS diperlukan strategi komunikasi. Karena strategi komunikasi merupakan salah satu aspek keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas belum memberikan pengaruh pada paradigma dikalangan masyarakat tentang HIV/AIDS. Sehingga tujuan dilakukannya pelatihan pada mitra adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan tehnik komunikasi tentang HIV/AIDS pada mitra dan penyebaran leaflet tentang pencegahan dan penatalaksanaan HIV/AIDS pada mitra. Hasil dari pelaksanaan pelatihan pada mitra didapatkan terdapat peningkatan pengetahuan dan teknik komunikasi. Metode yang digunakan dalam pelatihan meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi dan penayangan video. Tahapan kegiatan dimulai dengan icebraking, pretest, penyampaian materi, praktik ketrampilan dan ditutup dengan posttest. Kata kunci: pelatihan; teknik komunikasi; HIV/AIDS ABSTRACTHuman Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV / AIDS) is one of the health problems in Indonesia, including in the Banyumas district, Central Java. HIV / AIDS is an infectious disease that attacks the immune system. The infection causes the patient to experience a decrease in body resistance so that it is very easy to become infected with various other diseases. Before entering the AIDS phase, the patient must first be declared HIV positive. Since January-June 2018, 123 new cases were found. Meanwhile, the number of cumulative cases since the discovery of HIV / AIDS in 1993 to 2018 was 1,146 cases. The case data in Banyumas comes from the VCT (Voluntery Councelling and Test) report from Prof. Hospital. Margono Soekardjo and Banyumas Hospital. In HIV / AIDS prevention and control activities, a communication strategy is needed. Because the communication strategy is one aspect of the success of the HIV / AIDS prevention and control program. The communication strategy carried out by the Banyumas Regency Government has not yet influenced the paradigm among the community regarding HIV / AIDS. So that the aim of conducting training for partners is as an effort to improve communication technical skills on HIV / AIDS to partners and to distribute leaflets on HIV / AIDS prevention and management to partners. The results of the implementation of training on partners found that there was an increase in knowledge and communication techniques. The methods used in the training include lectures, question and answer, discussion and video viewing. The activity stages began with icebraking, pretest, delivery of material, practice skills and closed with a posttest. Keywords: training; communication techniques; HIV / AIDS
EARLY DETECTION KANKER SERVIKS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DERAJAT HIDUP PEREMPUAN Evicenna Naftuchah Riani; Dewi Ambarwati
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 2 (2020): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.29 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i2.1883

Abstract

ABSTRAKKanker merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus dengan angka kematian sebesar 9,6 juta. Di Indonesia kanker serviks menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara yang diderita oleh perempuan dengan angka kejadian 23,4/100.000 penduduk dengan rata-rata kematian sebesar 13,9/100.000 penduduk. Menurut perkiraan Kementrian Kesehatan RI saat ini, jumlah perempuan penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Jawa Tengah merupakan propinsi tertinggi kedua di Indonesia dengan angka kejadaian kanker serviks sebesar 19.734 kasus. Kabupaten Banyumas tiap tahun meningkat, tahun 2010 terdapat 196 kasus, tahun 2011 terdapat 243 kasus dan pada tahun 2012 terdapat 268 kasus. Pasien yang dirawat di Rumah Sakit rata-rata sudah memasuki stadium lanjut, hanya 18,5% yang masih tahap stadium 1. Tujuan dilakukan kegiatan ibm untuk meningkatkan pengetahuan early detection kanker serviks sebagai upaya peningkatan derajat hidup perempuan. Metode yang digunakan dengan ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi iva dan pap smear serta evaluasi kegiatan. Terdapat peningkatan pengetahuan tentang tanda gejala kanker serviks dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan IVA dan papsmear sebagai upaya peningkatan derajat hidup perempuan. Kata kunci : early detection; kanker serviks; derajat hidup perempuan. ABSTRACTCancer is the biggest cause of death in the world. In 2018 there were 18.1 million cases with a mortality rate of 9.6 million. In Indonesia cervical cancer is ranked second after breast cancer suffered by women with an incidence of 23.4 / 100,000 population with an average death of 13.9 / 100,000 population. According to current estimates of the Indonesian Ministry of Health, the number of women with new cervical cancer ranges from 90-100 cases per 100,000 population and 40 thousand cases of cervical cancer occur annually. Central Java is the second highest province in Indonesia with a cervical cancer survival rate of 19,734 cases. Banyumas Regency has increased every year, in 2010 there were 196 cases, in 2011 there were 243 cases and in 2012 there were 268 cases. Patients treated at the hospital on average had entered an advanced stage, only 18.5% were still in stage 1. The aim was to carry out ibm activities to increase knowledge of early detection of cervical cancer as an effort to increase the degree of life of women. The method used by lectures, discussions, questions and answers, demonstrations iva and pap smears and evaluation of activities. There is an increase in knowledge about the symptoms of cervical cancer and an increase in public awareness of the importance of IVA and Pap smear testing in an effort to increase the degree of life of women. Keywords : early detection; cervical cancer; degree of life of women.
PEMANFAATAN BUKU KIA SEBAGAI SARANA DETEKSI DINI STUNTING SECARA MANDIRI Dewi Ambarwati; Inggar Ratna Kusuma; Evicenna Naftuchah Riani; Mutiara Dien Safitri
Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.669 KB) | DOI: 10.31316/jbm.v4i1.1764

Abstract

Keadaan anak-anak sekarang mencerminkan kondisi bangsa di masa depan. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa. Sebaliknya kondisi stunting pada anak beresiko meningkatkan permasalahan kesehatan dimasa depan. Penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan tentunya memiliki andil yang cukup besar dalam penanganan stunting karena kader ‘Aisyiyah yang begitu banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan melakukan kemitraan merupakan sarana meningkatkan kemandirian kader dalam melakukan deteksi dini stunting. Hasil adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada kader “Aisyiyah desa Suro tentang Stunting. Metode yang digunakan adalah ceramah,  FGD (focus group discussion);  melakukan praktek/simulasi. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis dan menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya. Buku KIA merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melakukan deteksi dini stunting pada balita secara mandiri.
KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN STATUS GIZI IBU DAN ANAK Dewi Ambarwati; Inggar Ratna Kusuma; Wilis Dwi Pangesti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.901 KB)

Abstract

Pendahuluan permasalahan gizi diindonesia hingga saat ini masih tinggi. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) merupakan program pemerintah yang diterapkan untuk mengatasi masalah gizi. Keluarga diharapkan dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi baik untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak Tujuan melakukan kemitraan dengan Kader ‘Aisyiyah desa Kawungcarang meningkatkan status gizi ibu dan balita. Pelaksanaan Kegiatan pemecahan masalah menggunakan metode: tahap pertama, memberikan pengetahuan dan pemahaman dengan metode ceramah/tanyajawab menggunakan LCD proyektor, PPT dan leaflet; tahap kedua, mengubah sikap kader ‘Aisyiyah mengenai KADARZI, menggunakan metode FGD (focus group discussion); tahap ketiga, melakukan praktek/simulasi dengan melatih melakukan pengukuran status gizi. Hasil adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada kader “aisyiyah desa Kawungcarang tentang KADARZI. Kesimpulan KADARZI merupakan keluarga yang semua anggota keluarganya mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya. Penilaian status gizi untuk orang dewasa dilakukan dengan pengukuran IMT sedangkan pada bayi dan anak balita menggunakan KMS. Adanya penyuluhan meningkatkan pengetahuan kader yang diharapkan mampu meningkatkan partisipasi aktif dalam melakukan pemantauan kesehatan keluarga terkait permasalahan gizi guna meningkatkan kesehatan ibu dan balita.
Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Tentang Pencegahan Anemia dengan Media Leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang Nabila Aurellia Permatasari; Dewi Ambarwati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil adalah sasaran prioritas dalam pencegahan anemia selama kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 11gr/dl pada trimester 1 dan 3, sedangkan pada trimester 2 kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr/dl karena terjadinya hemodilusi. Upaya untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pencegahan. Namun apabila dilakukan pencegahan, ibu hamil harus mempunyai pengetahuan bagaimana cara untuk mencegah terjadinya anemia. Pada zaman sekarang untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah bisa melalui berbagai macam media, salah satunya yaitu media leaflet. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang pencegahan anemia melalui media leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang. Metode penelitian yaitu Pre-Experiment dengan One- Group Prettest-Posttest Design. Subjek pada penelitian ini yaitu ibu hamil primigravida dengan jumlah sampel 98 ibu hamil. Data analisis menggunakan uji wilcoxcon. Hasil penelitian terdapat skor rata-rata sebelum dilakukan edukasi yaitu 15,96 dan skor ratarata setelah dilakukan edukasi yaitu 20,08, kemudian terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan nilai p value = 0,0001 (< 0.05). Kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang pencegahan anemia dengan media leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang.
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Dismenore dengan Perilaku Penanganan Dismenore pada Remaja Putri di Desa Karanggintung Dewi Ambarwati; Hestiyah Hestiyah
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2022): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, January 2022
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.726 KB) | DOI: 10.35473/proheallth.v4i1.1812

Abstract

The incidence of dysmenorrhea in the world is very large, on average more than 50% of women in the world experience dysmenorrhea. The results of research in America for the incidence of dysmenorrhea about 60%, Sweden 72% and in Indonesia 55%. The purpose of the study was to determine the relationship between the level of knowledge about dysmenorrhea and the behavior of handling dysmenorrhea in adolescent girls in the village of Karanggintung. The research method is descriptive survey research with a quantitative approach with cross sectional design. The sample with total sampling technique is that all young women who experience dysmenorrhea in Karanggintung Village are 35 people. The research instrument is a questionnaire to measure the level of knowledge and behavior in handling dysmenorrhea. The results of the study are the age of the majority of young women in middle teens (14-16 years) totaling 18 respondents (51.4%), the majority of education in low education amounting to 22 respondents (62.8%), the majority of knowledge about dysmenorrhea in sufficient knowledge amounting to 25 respondents (71.4%), the majority of the behavior in handling dysmenorrhea was 33 respondents (94.3%). Good knowledge about dysmenorrhea with poor behavior in handling dysmenorrhea amounted to 1 respondent (100%). There is a relationship between the level of knowledge about dysmenorrhea with the behavior of handling dysmenorrhea in adolescent girls in Karanggintung Village.
GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS TAHUN 2022 Soeri Oetami; Dewi Ambarwati
Jurnal Bina Cipta Husada Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Bina Cipta Husada
Publisher : STIKes Bina Cipta Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum waktu terjadinya persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian Ketuban Pecah Dini berdasarkan faktor obstetrik seperti status GPA (Gravid Partus Abortus), lama ketuban pecah, usia kehamilan, presentasi janin, dan manajemen medisnya, serta berdasarkan karakteristik pasien seperti usia ibu, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik, sampel pada penelitian ini ibu bersalin dengan usia kehamilan 34 minggu - 42 minggu di Rumah Sakit Umum Banyumas dari 3 Oktober 2021 sampai dengan 30 Mei 2022 sebanyak 193 sampel. Dari total sampel sebanyak 193 sampel didapatkan 124 sampel mengalami Ketuban Pecah Dini lebih dari 8 jam (64,92%), 154 sampel berusia 20 sampai 35 tahun (79,79%), 143 sampel tamat tingkat pendidikan sampai SMP (74,09%), 166 sampel menganggur (86,01%), 95 sampel (49,22%) berstatus primigravida, 158 sampel berusia 37 sampai 42 minggu kehamilan (81,87 %), 183 sampel (94,82 %) tidak memiliki kelainan pada presentasi janin (presentasi kepala), dan 64 sampel (33,16%) tidak memiliki perbedaan dalam penatalaksanaan medis. Kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD Banyumas dari tanggal 03 Oktober 2021 sampai dengan 30 Mei 2022 sebagian besar mengalami ketuban pecah dengan durasi lebih dari 8 jam, dengan presentasi kepala janin, dan dalam usia kehamilan 37 - 42 minggu. Sebagian besar pasien dalam usia ibu 20-35 tahun dan sebagian besar menyelesaikan pendidikan sampai sekolah menengah. Tidak ada perbedaan dalam cara penanganan persalinan.
Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Tentang Pencegahan Anemia dengan Media Leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang Nabila Aurellia Permatasari; Dewi Ambarwati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil adalah sasaran prioritas dalam pencegahan anemia selama kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 11gr/dl pada trimester 1 dan 3, sedangkan pada trimester 2 kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr/dl karena terjadinya hemodilusi. Upaya untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pencegahan. Namun apabila dilakukan pencegahan, ibu hamil harus mempunyai pengetahuan bagaimana cara untuk mencegah terjadinya anemia. Pada zaman sekarang untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah bisa melalui berbagai macam media, salah satunya yaitu media leaflet. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang pencegahan anemia melalui media leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang. Metode penelitian yaitu Pre-Experiment dengan One- Group Prettest-Posttest Design. Subjek pada penelitian ini yaitu ibu hamil primigravida dengan jumlah sampel 98 ibu hamil. Data analisis menggunakan uji wilcoxcon. Hasil penelitian terdapat skor rata-rata sebelum dilakukan edukasi yaitu 15,96 dan skor ratarata setelah dilakukan edukasi yaitu 20,08, kemudian terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan nilai p value = 0,0001 (< 0.05). Kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang pencegahan anemia dengan media leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Jatilawang.
PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PEMANFAATAN TANAMAN KELOR BAGI IBU NIFAS Evicenna Naftuchah Riani; Dewi Ambarwati; Inggar Ratna Kusuma; Diah Atmarina Yuliani
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Online Keperawatan Indonesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/keperawatan.v6i1.3531

Abstract

Children who experience a condition of failure to thrive can be seen by the difference in height where the child is lower than the child's height according to his age or commonly referred to as a stunted child, chronic malnutrition at the beginning of a child's life is the cause. Prevention of stunting in children is attempted on 1,000 HPK (First Day of Life) by giving special attention, one of which is through exclusive breastfeeding. The target for reducing stunting in 2018-2023 is based on the Regional Medium Term Plan (RPJMD) for Banyumas Regency by 15% in 2022. Meanwhile, the target for reducing stunting in Central Java Province for Banyumas Regency in 2022 is 18.1%. The incidence of stunting in Banyumas Regency in children under two years and children under five years is 406 people, pregnant women with a risk of stunting who require referrals are 1749 people and catin (prospective brides) who have a risk of stunting are 84 people. Miraceltree is a plant that has a high nutritional content in Indonesia, often called Moringa leaves with the scientific name Moringa Oleifera. Along with this, WHO indicates that Moringa leaves are an alternative food ingredient as an effort to deal with nutritional problems or malnutrition. The purpose of this research is to explore the benefits of Moringa leaves for postpartum mothers who are breastfeeding so that breast milk production increases so that their nutritional intake is fulfilled as a stunting prevention measure. The qualitative method was chosen in this study with a case study (Case Study). In-depth interviews were used in the study of data on ten postpartum mothers, one village midwife and one coordinating midwife for triangulation in the working area of the Kalibagor Health Center, Banyumas Regency. Lack of information is a factor in the low knowledge about the benefits of Moringa leaves and how to process them. Many general public assume that Moringa leaves are plants that are often found in the home environment and have no benefit in improving nutrition. Several factors influence the utilization of Moringa leaves, namely knowledge or understanding, information, culture, education from health workers (Nakes) and social media.