Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Reception Analysis of Halal Food among the Online Platform Audiences in Muslim Minority Countries Sari, Adinda Permata; Dwijayanti, Risqi Inayah; Sarasati, Fitri; Marta, Rustono Farady; Lumampauw, Andreas
Palakka : Media and Islamic Communication Vol. 5 No. 1 (2024): Media and Islamic Communication (Indonesia, United Kingdom)
Publisher : State Islamic Institute of Bone, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/palakka.v5i1.6197

Abstract

Halal Lifestyle is a fundamental aspect of the Muslim community's lifestyle, as consuming halal products is a religious obligation and necessity for Muslims. However, this is a significant challenge in Muslim minority countries due to limited access to halal cuisines in public places. This research aims to understand the process of audience acceptance in countries with minority Muslims regarding the need for consumption following halal principles. Researchers employ audience acceptance theory in analyzing research problems and an analysis technique coined by Stuart Hall. The data was obtained through the use of research instruments in the form of guided discussions, based on the constructivist paradigm through the employment of data reduction, data presentation, and validation process. The results of the guided discussions indicated that each participant interpreted media messages in three possible positions: dominant, negotiation, and opposition. These differences in interpretation were influenced by various individual backgrounds, including where they lived, their views, and their experiences. The findings indicate that, in terms of acceptance of halal food in Muslim-minority countries, the majority of participants consider information about halal food to be important in maintaining their religious beliefs, particularly through online platforms such as websites and Instagram.
CULTIVATING WORK ENGAGEMENT: THE IMPACT OF INTERPERSONAL COMMUNICATION AND BEHAVIOR Rusliansyah, Rusliansyah; Salim, Mufid; Chinmi, Michael; Lumampauw, Andreas; Hariyanti, Nunik
ASPIRATION Journal Vol. 4 No. 1 (2023): July Edition of ASPIRATION Journal
Publisher : ASPIKOM Jabodetabek Region

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56353/aspiration.v4i1.83

Abstract

This study explores the integral roles of interpersonal communication and behavior in enhancing work engagement within an organizational context, focusing on work motivation as a mediating factor. Grounded in Self-Determination Theory, the research emphasizes the importance of intrinsic motivation fostered by quality interpersonal relationships that enhance employee engagement and well-being. Conducted at the Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta (Yogyakarta Special Region Manpower and Transmigration Service), Indonesia, this quantitative study involved 100 employees and employed hierarchical regression analysis to examine the relationships among interpersonal communication, behavior, and work engagement. Findings indicate significant direct and mediated effects of interpersonal dynamics on work engagement, with interpersonal behavior particularly influential. The study underscores the complexity of work engagement dynamics and supports enhancing interpersonal communication and behavior in organizational settings to boost motivation and engagement. These insights contribute to both theoretical understanding and practical applications in workplace management and communication psychology.
Peran Influencer Instagram pada Pembentukan Tren Budaya Masyarakat melalui Akun @Vindylee Nurhayati, Kritina; Sarasati, Fitri; Marta, Rustono Farady; Lumampauw, Andreas; Syafuddin, Khairul
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 15 No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/coverage.v15i2.7241

Abstract

Fenomena influencer media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan digital saat ini, di mana individu dengan pengaruh besar mampu membentuk opini dan perilaku pengikut mereka. Penelitian ini berfokus pada peran influencer Instagram, Vindy Lee, dalam membentuk tren budaya masyarakat, khususnya terkait etiket makan atau table manners. Penelitian ini menggunakan metode konstruktif untuk menganalisis tentang peran influence pada media sosial Instagram dalam memberikan informasi dan juga mengedukasi Masyarakat tentang etiket makan. Peneliti melakukan observasi pada akun Instagram @Vindylee untuk mengetahui bagaiaman Vindy Lee menggunakan berbagai fitur Instagram untuk menyampaikan konten edukatif yang autentik dan menarik, serta menganalisis dampak konten tersebut terhadap perilaku dan kebiasaan pengikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Vindy Lee berhasil meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya table manners, serta mendorong perubahan positif dalam perilaku sehari-hari mereka. Vindy Lee berhasil menggunakan platform Instagram untuk menyebarkan edukasi mengenai etiket makan melalui konten yang menarik dan mudah dipahami. Dengan menggunakan berbagai fitur Instagram seperti foto, video, dan Instagram Live, ia mampu menjangkau audiens yang luas dan berinteraksi langsung dengan pengikutnya, sehingga membangun hubungan yang lebih personal dan terpercaya. Faktor-faktor seperti kredibilitas, autentisitas, interaksi aktif dengan pengikut, dan visualisasi konten yang menarik, berperan penting dalam efektivitas Vindy Lee sebagai influencer.
Eksistensialisme Sartre dalam Perbedaan Pengalaman Bekerja di Rumah dengan Cafe Bagi Kopi Muthmainah, Syifa Salmah; Fadhilla, Deva Naufal; Marta, Rustono Farady; Lumampauw, Andreas; Chinmi, Maichel
MAUIZOH: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 10 No 1 (2025): Juni
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/mauizoh.v10i1.123

Abstract

Penelitian ini membahas perbedaan pengalaman pekerja yang memilih antara Work From Home (WFH) dan Work From Cafe (WFC) dalam perspektif eksistensialisme Jean-Paul Sartre. Studi ini menemukan bahwa pilihan lokasi kerja tidak hanya memiliki implikasi praktis tetapi juga mempengaruhi aspek eksistensial pekerja, termasuk kebebasan, tanggung jawab, dan makna kerja. WFH memberikan fleksibilitas tetapi dapat menyebabkan isolasi sosial, sementara WFC menawarkan interaksi sosial yang lebih aktif tetapi memiliki tantangan tersendiri terkait gangguan lingkungan. Model kerja hybrid menjadi solusi yang semakin populer karena menggabungkan manfaat dari kedua pendekatan ini. Temuan ini dapat membantu organisasi dalam merancang kebijakan kerja yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan pekerja.