Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Intrinsik dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rahmah, Siti; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Syahlani, Ahmad
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.657-666

Abstract

Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu penyakit kronis yang apabila tidak dikendalikan akan menyebabkan berbagai komplikasi bahkan sampai mengancam nyawa. Pada jangka panjang DMT2 bisa menyebabkan masalah fisik, psikologis, sosial, spritual dan lingkungan sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita. Melihat hal ini diperlukan adanya faktor yang bisa memperbaiki kualitas hidup pasien DMT2. Tujuan: Mengetahui hubungan Peran Keluarga dan Motivasi Intrinsik dengan Kualitas Hidup Pasien DMT2. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 55 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling turut berpartisipasi sebagai sempel pada penelitian ini. Data di uji dengan chi-square dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis bivariat dengan metode chi-square menunjukan p-value  sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2 dan didapatkan hasil p-value  sebesar 0,015 (p < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2. Simpulan: Kualitas Hidup Pasien DMT2 sangat dipengaruhi dengan adanya koordinator, motivator dan kontributor dari keluarga sehingga peran keluarga sangat penting terhadap kualitas hidup dan motivasi intrinsik juga sangat penting sebagai penguatan diri untuk meningkatkan kualitas hidup.
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Self Care pada Penderita Ulkus Diabetikum Nadya, Hesti Elva; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Mohtar, M.Sobirin
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.705-716

Abstract

Satu komplikasi kronis yang cukup  sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah terjadi ulkus kaki diabetik. Dampak negatif yang dirasakan pasien ulkus kaki diabetikum seperti penurunan mobilitas yang berakibat penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Self care adalah penanganan yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan luka yang lebih moist. Perilaku self care tidak dapat  terlaksana secara optimal tanpa adanya dukungan keluarga. Dukungan keluarga menujukkan suatu bentuk kepedulian yang dapat diberikan ketika keluarga membutuhkan bantuan kehidupan dalam menjalani pengobatan dan perawatan. Tujuan: untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self care pada penderita ulkus dabetikum di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Metode: penelitian kuantitati ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 41 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diolah dengan uji spearman rank (rho). Hasil: Mayoritas responden berusia 46-55 tahun berjenis kelamin perempuan dengan pendidikan terakhir SD. Mayoritas responden adalah IRT dengan riwayat tidak ada keluarga menderita DM. Mayoritas responden tidak memiliki pola makan yang diatur, dan tidak pernah latihan fisik seperti olahraga. Sebanyak 56,1% responden selalu melakukan perawatan kaki dan 63,4% minum obat secara teratur. Sebanyak 39,0%  responden mengatakan tidak pernah dukungan informasional. Pada dukungan instrumental mayoritas responden yaitu 53,7% menyatakan selalu mendapatkan, begitu juga pada dukungan emosional dan penghargaan yang selalu mendapatkan 65,9%. Simpulan : Hasil uji spearman rank menunjukan nilai p- value=0,004 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap perilaku self care pada penderita ulkus diabetikum di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. 
Pengaruh Pemberian Brief Counseling terhadap Peningkatan Pengetahuan Lansia tentang Konsumsi Natrium pada Penderita Hipertensi Salshabela, Daviena; Tasalim, Rian; Riduansyah, Muhammad; Manto, Onieqie Ayu Dhea
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.2.2024.385-390

Abstract

Hipertensi terjadi dengan tanda adanya peningkatan tekanan darah dalam arteri dengan nilai lebih dari 140/90 di atas nilai normal. Kurangnya pengetahuan menjadi faktor ketidaktahuan dalam menjaga asupan natrium. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan brief counseling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian brief counseling terhadap peningkatan pengetahuan lansia tentang konsumsi natrium pada penderita hipertensi Desa Paku Alam RT. 02. Penelitian kuantitaif ini menggunakan desain Pre- Eksperimental dengan jenis desain one group pretest-posttest. Jumlah sampel 15 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan yang telah di uji validitas (> 0,361) dan reliabilitas (0,789). Intervensi brief counseling dilakukan dalam pengambilan data. Uji statistic menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji statistik menunjukkan hasil pre-test mayoritas sebanyak 11 responden (100%) masuk dalam kategori pengetahuan tentang konsumsi natrium pada penderita hipertensi yang kurang. Sedangkan hasil post-test didapatkan adanya peningkatan sebanyak 7 responden (63%) dengan kategori baik, dan 4 responden (37%) dengan kategori cukup. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p 0,001 < 0,05 artinya ada perbedaan antara pretest dan posttest sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh penggunaan metode brief counseling terhadap pengetahuan responden tentang konsumsi natrium pada lansia penderita hipertensi.
HUBUNGAN TEKNIK PEMANASAN TERHADAP RESIKO LOW BACK PAIN PADA PEMAIN BASKET DI UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN: The Relationship of Warming Up Technique to the Risk of Low Back Pain in Basketball Players at Sari Mulia University, Banjarmasin Priwijaya, Ardianto; Mahmudah, Rifa’atul; Basit, Mohammad; Manto, Onieqie Ayu Dhea
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 3 (2023): JIKep | Oktober 2023
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1758

Abstract

Pendahuluan: Nyeri punggung bawah (LBP) adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang punggung daerah spinal (Punggung bawah), otot, saraf atau struktur lainnya sekitar daerah tersebut. Berdasarkan dari laporan dari Global Burden Of Disease mengatakan bahwa 1 dari 10 orang diseluruh dunia mengalami keluhan LBP. Menurut WHO, data menunjukan bahwa 33% penduduk di Negara berkembang mengalami nyeri punggung. prevalensi penyakit pada muskuloskeletal di Kalimantan Selatan berada pada urutan ke 4. Pemanasan merupakan aspek terpenting dalam sesi latihan, Para pemain perlu melakukannya dengan benar, untuk memaksimaslkan performan dan memperkecil resiko cedera, Adapun faktor lain yang mempengaruhi resiko Low Back Pain seperti faktor usia,  jenis kelamin dan IMT. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis hubungan teknik Pemanasan terhadap Resiko low back pain pada pemain basket di Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Metode: Rancangan dalam penelitian yaitu menggunakan Kuantitatif Deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 50 responden. Hasil: Pada penelitian ini terdapat  (36%) yang menguasai teknik pemanasan dengan tingkat resiko low back pain rendah. Sedangkan (28%) tidak menguasai teknik pemanasan dengan tingkat resiko Low Back Pain tinggi . Salah satu hasil uji sampel memberikan nilai p?0. 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga  terdapat hubungan antara teknik pemanasan terhadap resiko low back pain pada pemain basket. Simpulan: Hasil dari penelitian menyatakan ada hubungan Teknik pemanasan terhadap resiko Low Back Pain pada pemain basket di Universitas Sari Mulia Banjarmasin
Efektifitas Pemberian Jus Buah Naga terhadap Penurunan Gula Darah pada Lansia Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Priyanti, Leny; Latifah, Latifah; Manto, Onieqie Ayu Dhea
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i2.1812

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kumpulan penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemia. Prevalensi penyakit diabetes melitus tipe 2 selalu meningkat tiap tahunnya dan salah satu upaya untuk mengontrol kadar gula darah yaitu dengan mengkonsumsi jus buah naga yang memiliki manfaat untuk menurunkan gula darah. Tujuan dari penelitian ini adalah efektifitas pemberian jus buah naga terhadap penurunan gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk 2. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakaan pre eksperimen dan rancangan one group pre-test dan post test design, dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan pemberian intervensi selama 7 hari dan analisis data menggunakan uji Paired sample T- pre-test dan post test didapatkan nilai p-value 0.000<0.05. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian jus buah naga efektif dalam penurunan gula darah pada Lansia penderita diabetes melitus tipe 2.
Bullying in Higher Education: Presdiposisi Bully-victim terhadap Kejadian Perilaku Bullying pada Mahasiswa Manto, Onieqie Ayu Dhea; Nito, Paul Joae Brett; Wulandari, Dewi
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.738

Abstract

Latar Belakang: Global Education Digest 2011 UNESCO, Mengejar ketertinggalan Dan intimidasi di sekolah Terjadi di Seluruh Dunia, diperkirakan 246 juta Anak Dan remaja mengalami Mengejar ketertinggalan Dan intimidasi di sekolah. Indonesia, tahun 2016 sekitar 253 kasus bullying , terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak menjadi pelaku. Tahun 2017, Jangka Waktu 129 Dan Pelaporan intimidasi Korban nomor 116. Tahun 2018 Korban intimidasi nomor 107 Dan Pelaporan Jangka Waktu 127. Bullyingdapat berdampak negatif terhadap korban maupun pelaku, yaitu mengalami masalah kejiwaan, sosial, penurunan kinerja akademik, peluang melakukan bullying pada orang lain, bahkan sampai bunuh diri. Salah satu penyebab masih terjadinya bullying adalah riwayat pelaku sebagai korban bullying, atau yang dikenal dengan korban-bully . Lingkaran bullying ini dapat terjadi terus menerus dan menjadi perilaku ancaman kejadian bullying kedepan.Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat korban bullying terhadap kejadian perilaku bullying pada mahasiswa Universitas Sari Mulia.Metode: penelitian ini menggunakan metode kuantitaif deskriptif dengan pengambilan data melalui survei angket menggunakan uji chi square .Hasil: Hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,039 ( 0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat korban bullying dengan perilaku bullying (pelaku).Simpulan: pengalaman Bullying yang masih terjadi di kalangan anak perlu lebih ditingkatkan dalam memberikan dukungan terhadap korban dan pelaku agar tidak terjadi gangguan kesehatan baik fisik maupun psikologis bahkan menyebabkan pengaruh hubungan sosial dengan teman sebaya. Kata Kunci : Bullying , korban, pelaku, perilaku, riwayatBullying in Higher Education: Bullying-victim Predisposition to Bullying Behavior in StudentsBackground: UNESCO Global Education Digest 2011, violence and bullying in schools occurs worldwide, an estimated 246 million children and adolescents experience violence and bullying in schools. In Indonesia, in 2016 there were around 253 cases of bullying, consisting of 122 children who were victims and 131 children became perpetrators. In 2017, there were 129 victims of bullying and 116 reporting of perpetrators. In 2018 there were 107 victims of bullying and 127 reporting of perpetrators. Bullying can have a negative impact on both victims and perpetrators, namely experiencing psychological, social problems, decreased academic performance, opportunities for bullying others. others, even to the point of committing suicide. One of the causes of bullying still happening is the history of the perpetrator as a victim of bullying, or what is known as bully-victim. This circle of bullying behavior can occur continuously and become a threat to bullying in the future.Purpose: This study was to determine the relationship between the history of bullying victims and the incidence of bullying behavior in nursing students at Sari Mulia University.Methods: this study uses a descriptive quantitative method with data collection through a questionnaire survey using the chi square test.Results: The results of statistical tests obtained p value of 0.039 ( 0.05), it can be concluded that there is a significant relationship between the history of bullying victims and bullying behavior (perpetrators).Conclusion: the experience of bullying that still occurs among children needs to be further improved in providing support to victims and perpetrators so that there are no health problems, both physical and psychological, even causing the influence of social relations with peers.Keywords: Bullying - victim, behavior, history, perpetrator,
Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) pada Mahasiswa Nito, Paul Joae Brett; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Manto, Onieqie Ayu Dhea
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.736

Abstract

Latar Belakang: Pendidikan Seksual merupakan bagian penting dalam mendukung program SDGs untuk menjamin kehidupan yang sehat serta menjamin kesetaraan gender. Pendidikan seksual menjadi salah satu upaya pencegahan peningkatan penyakit menular seksual (PMS), HIV AIDS, perilaku seksual, dan permasalahan terkait hak gender. Survei Data Demografi dan Kesehatan Indonesia (2017) menyebutkan 2% wanita usia 15-24 tahun dan 8% laki-laki usia 15-24 tahun melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan. CDC (2019) menyebutkan bahwa setengah dari penderita IMS baru adalah pasien usia 15-24 tahun. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas hidup remaja dan generasi selanjutnya.Selama ini upaya peningkatan pengetahuan seksual melalui pemberian informasi telah dilakukan, namun belum optimal. Pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin dapat menjadi salah satu strategi dalam peningkatan pengetahuan seksual.Tujuan: Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) pada Mahasiswa.Metode: Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan desain survei cross sectional, pengumpulan data melalui survei kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 248 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, teknik non probability sampling. Analisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) dengan nilai sig2 tailed sebesar 0,006 ( 0,05). Simpulan: Comprehensive Sexuality Education (CSE) melaui pendekatan usia dan jenis kelamin dapat menjadi salah satu strategi dalam upaya pencegahan permasalahan terkait seksual.Kata Kunci : Pendidikan seksual, CSE,  remaja Relationship of Gender and Comprehensive Sexuality Education (CSE)  Knowledge Levels for Students Background: Sexual education is an important part in supporting the SDGs program to ensure a healthy life and gender equality. Sexual education is one of the efforts to prevent an increase in sexually transmitted diseases (STDs), HIV AIDS, sexual behavior, and issues related to gender rights. The Indonesian Demographic and Health Data Survey (2017) stated that 2% of women aged 15-24 years and 8% of men aged 15-24 years had sexual relations before marriage. The CDC (2019) states that half of new STI sufferers are patients aged 15-24 years. This will certainly affect the quality of life of adolescents and the next generation. So far, efforts to increase sexual knowledge through the provision of information have been carried out, but have not been optimal. Education that is adjusted to age and gender can be one strategy in increasing sexual knowledge.Objective: To analyze the relationship between gender and the level of knowledge of Comprehensive Sexuality Education (CSE) in students.Methods: This study uses an analytical survey method with a cross-sectional survey design, data collection through a questionnaire survey. A total of 248 respondents, using purposive sampling, non-probability sampling technique. Analysis using chi square test.Results: The results of statistical tests showed that there was a significant relationship between gender and the level of knowledge of Comprehensive Sexuality Education (CSE), p value 0.006 (0.05).Conclusion: Comprehensive Sexuality Education (CSE) based age-gender can be a strategy in preventing sexual problems. Keywords: Sexual education, CSE, youth 
Hubungan god locus of control terhadap selfcare management pada pasien diabetic foot ulcer Norsipa, Salsa; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Mahmudah, Rifa’atul
Journal of Health Research Science Vol. 4 No. 02 (2024): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jhrs.v4i2.1217

Abstract

Latar Belakang: Diabetic foot ulcer (ulkus kaki diabetic) merupakan komplikasi yang banyak dialami penderita Diabetes Melitus (DM). Dampak negative pada penderita DM yang mengalami ulkus kaki diabetik dapat terlihat dari berbagai perubahan pada aspek biologis, psikologis, sosial ekonomi maupun spiritual. Seorang penderita DM terlebih mengalami ulkus kaki diabetik harus mulai menerapkan selfcare management. Keberhasilan selfcare management dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor spiritualitas God Locus of Control.Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 51 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Uji analisa bivariat menggunakan spearman rank.Hasil: Hasil analisis didapatkan p-value sebesar 0,681 yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara God Locus of Control terhadap Selfcare Management pada pasien Diabetic Foot Ulcer.Kesimpulan: God locus of control dan selfcare management tidak memiliki hubungan yang signifikan antara satu sama lain dikarenakan god locus of control dapat memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing individu. Semua keyakinan akan kesembuhan tidak sepenuhnya dikendalikan oleh kehendak Tuhan karena pada dasarnya selfcare management yang baik berasal dari kemauan diri sendiri untuk menjalankan perawatan terhadap penyakit yang dideritanya.
Hubungan Sedentary Lifestyle dan Tingkat Stres terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja Hidayah, Andi Nurul; Ariani, Malisa; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Latifah, Latifah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.909-920

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penangan segara. Obesitas dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah energi yang dikonsumsi terlalu banyak daripada jumlah energi yang dikeluarkan. Obesitas dapat dialami oleh siapa saja salah satunya yaitu remaja dan jika tidak ditangani akan berisiko untuk menjadi obesitas pada saat dewasa. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan obesitas yaitu pola aktivitas fisik sepertii sedentary lifestyle dan psikologi seperti tingkat stress. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara sedentary lifestyle dan tingkat stress terhadap kejadian obesitas pada remaja. Penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik dan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 216. Alat pengumpulan data penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ) untuk mengukur sedentary lifestyle. Kuesioner variabel Tingkat stress menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10). Data hasil isian kuesioner kemudian dianalisa dengan uji chi square. Sedentary lifestyle rendah sebanyak 145 orang (67,1%), tingkat stress sedang sebanyak 175 orang (81%), status gizi tidak obesitas sebanyak 194 orang (89,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan sedentary lifestyle terhadap kejadian obesitas pada remaja dengan p-value  sebesar 0,000 (<0,05). Terdapat hubungan tingkat stress terhadap kejadian obesitas pada remaja dengan p-value sebesar 0,000 (<0,05). Obesitas pada remaja dapat dicegah dengan mengurangi sedentary lifestyle seperti beraktivitas fisik aktif, dan menjaga kesehatan jiwa dengan mencegah atau mengatasi stres.
Hubungan Dukungan Sosial dengan Self Esteem pada Pasien Tb Paru di Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin Ardianto Priwijaya; Irawan, Angga; Manto, Onieqie Ayu Dhea
NAJ : Nursing Applied Journal ##issue.vol## 3 ##issue.no## 1 (2025): NAJ : Nursing Applied Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulmonary tuberculosis causes physical and psychological impacts, if there is no good coping mechanism and social support, it can cause self-esteem to be disturbed. The purpose of this study was to determine the relationship between social support and self-esteem in pulmonary TB patients at the Pekauman Health Center, Banjarmasin City. The type of research is descriptive correlation with a cross-sectional design on 36 samples of pulmonary TB patients at the Pekauman Health Center, Banjarmasin City with a total sampling technique. This study used primary data obtained from questionnaires. Data analysis used univariate and bivariate Chi Square. The study found that respondents' social support was low 38.9%, moderate social support 30.6% and high social support 30.6% while low self-esteem was 50%, moderate self-esteem 27.8% and high self-esteem 22.2%. Chi square analysis obtained a p-value of 0.000 (<0.05), meaning that there was a relationship between social support and self-esteem in pulmonary TB patients at the Pekauman Health Center, Banjarmasin City.