Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Blended learning model based on portfolio and HOTS: How is it developed in LPTKs? Herianto, Edy; Dahlan, Dahlan; Tripayana, I Nengah Agus; Basariah, Basariah; Setyowati, Rr. Nanik
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 4, No 1 (2022): In Progress
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v4i1.6299

Abstract

During the covid-19 pandemic, learning can no longer be done directly. LPTKs are given the option to organize blended learning, a mixture of offline and online. The main problem is how to develop blended learning, which includes portfolio focus and HOTS? This is development research. The aim is to find, develop and validate a product produced during 2020/2021, even the semester lecture process. The resulting learning products can be in the form of lecture handouts, final assignments, and lecture textbooks resulting from the application of portfolio-based and HOTS-based blended learning models. The process to be carried out in the development of learning products includes 1) planning (preliminary studies, proposal making), 2) product development, 3) product trials and revisions, and 4) dissemination and utilization. The results of the discussion on the acquisition of existing data can be concluded that the blended, portfolio, and HOTS-based learning activities have been carried out smoothly and comprehensively. The implementation of blended learning can be seen in the discussion of online and offline lectures and offline lecture exams. The student activity portfolio is contained in lecture activities, individual and group assignments, and individual exams. HOTS content is contained in assignments individually and in groups.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TRADISI MAGIBUNG I Nengah Agus Tripayana; Nastiti Mufidah; Nurlaili Handayani; Basyariah Basyariah
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/edueksos.v10i1.7586

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi tradisi magibung sebagai sarana belajar karakter bagi masyarakat. Agar memperoleh gambaran secara holistic, penelitan ini menggunakan studi deskriptif, dengan mengamati tradisi magibung yang ada diDesa Pakraman Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian ini diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif menggunakan teknik triangulasi, dengan melakukan tiga langkah, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah (1)Tokoh-tokoh senior (panglingsir) masyarakat Desa Pakraman Seraya, (2) BendesaAdat Desa Pakraman Seraya, (3) Pemerintahan adat Desa Pakraman Seraya, (4) Pemerintah Dinas setempat, (5) Pemuda Desa Pakraman Seraya, (6) Tokoh masyarakat, (7) Masyarakat Desa Pakraman Seraya yang dapat memberikan informasi mengenai fokus penelitian yang akan di teliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi magibung mampu menginternalisasi nilai-nilai karakter di lingkungan masyarakat, seperti; karakter religius, kerjasama (gotong-royong), mandiri, jujur, disiplin serta peduli. Kata Kunci: Pendidikan Karakter; magibung; tradisi ABSTRACTThis research was conducted to be explored as a means of learning character for the community. In order to obtain a holistic picture, this research uses a descriptive study, with the maintenance of the magibung tradition in Pakraman Seraya Village, Karangasem District, Karangasem Regency, Bali Province. This research was obtained by using a qualitative descriptive analysis using triangulation techniques, by doing three, namely: data reduction, data presentation and drawing steps / levers. The subjects in this study were (1) senior figures (panglingsir) of the Pakraman Seraya Village community, (2) Bendesa Adat Pakraman Seraya Village, (3) Pakraman Seraya Village customary administration, (4) Local Government Service, (5) Village Youth Pakraman Seraya, (6) community leaders, (7) Pakraman Seraya Village community who can provide information about the focus of the research to be studied. The results showed that the magibung tradition was able to internalize character values in the community, such as; religious character, cooperation (mutual assistance), independent, honest, disciplined and caring. Keywords: Character Education; magibung; tradition
The KORELASI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECERDASAN INTELEKTUAL PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 MATARAM Sawaludin; Fitriah Artina; Basariah; I Nengah Agus Tripayana
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v13i1.700

Abstract

This study begins with the researcher's assumption that besides facilities and systems effective learning, there are other factors that participate in influencing students of SMAN 1 Mataram to be favorite school to other schools, namely the influence of the internal factors of the students themselves, such as learning motivation of students. Therefore the researcher feels it is necessary to investigate further, to ensure that the achievement or intellectual intelligence of students at SMAN 1 Mataram is built from within the students' personal. This study uses quantitative research with a non-experimental approach. The population was students of SMAN 1 Mataram, the sample was taken using random class. Data analysis uses the product moment correlation statistical formula. The results obtained by the relation of variables between students' learning motivation (X) with intellectual intelligence of students (Y) obtained by Fcount of 17.41 with Ftable of 3.34 at a confidence level of 0.05, it can be said that there is a significant relations where Fcount > Ftable. In other words the alternative hypothesis (Ha) is accepted and (Ho) is rejected. This can be explained that in addition to facilities and adequate learning environment conditions, students of SMAN 1 Mataram have a good level of motivation, so that it can affect the intellectual intelligence of students who study in the environment.
PEMBELAJARAN PPKN KELAS INKLUSI DI SMKN 5 MATARAM Bagdawansyah Alqadri; Hariyanto Hariyanto; I Nengah Agus Tripayana; Mursini Jahiban
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v17i1.32021

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram, (2) Pelaksanaan Pembelajaran PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram,, (3) Evaluasi Pembelajaran PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram, dan (4) Kesulitan yang dihadapi guru PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram dan Solusinya. Metode penelitian ini termasuk menggunakan pendekatan  kualitatif dengan Subyek Penelitian Guru PPKn kelas X dan XI. Sedangkan informan penelitian terdiri atas Kepala Sekolah, Wakase Bidang Kurikulum, dan perwakilan  siswa kelas X, XI. Teknik pengmumpulan data menggunakan observasi, interview, dokumen, dan focus group discussion. Selanjutnya data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan setelah data divalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPKn Kelas Iklusi SMKN 5 menggunakan  pendekatan scientific, model pembelajaran koperatif, problem based  learning, (2) Pelaksanaan pembelajaran  PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram Kelas X :  dilaksanakan dengan tahap diawali  pertanyaan pemantik,  penjelasan guru, diskusi kelompok, browsing literasi, identifikasi masalah, analisis masalah, pengumpulan data, analisi data, kesimpulan  yang hasilnya dipresentasikan dalam kelas. Sedangkan guru kelas XI melaksanakannya diawali dengan literasi mengamati video, diskusi kelompok, analisis masalah, pengumulan data, menalar, kesimpulan, dan  presentasi kelas, (3) Evaluasi pembelajaran  menggunakan test tulis atau lisan 50 %, observasi skala sikap 30 %, dan keterampilan produk 20 %. (4) Kesulitan guru PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram  dan solusinya : Beberapa siswa malas solusinya himbauan persuasive untuk mengelola waktu, kesiapan belajaran siswa rendah  solusinya diberikan motivasi, monopoli pembicaraan oleh siswa pandai solusinya member kesempatan siswa lainnya, kesulitan menjawab pertanyaan HOTS solusinya dengan member arahan kata kunci, Siswa berkebutuhan khusus minder dan  menggangu temannya solusinya mengingatkaan agar saling menghargai dan melindungi dan meningkatkan rasa percaya diri, siswa berkebutuhan khusus menaglami kesulitan pewnjelasan lisan guru solusinya “speach to text”, budaya membaca rendah solusinya meningkatkan minat baca. Kesimpulan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn kelas inklusi telah menerapkan pembelajaran inovatif melalui pendekatan scientific, model pembelajaran koperatif, dan problem based learning. Pelaksanaan pembelajaran  menerapkan 5 M  (  Mengkaji masalah , Mengumpulkan data, Menalar melalui pembuktian, Menarik kesimpulan, dan Menyajikan  hasil diskusi di depan kelas ) dan juga meneraapkan L4C dan pertanyaan HOTS  sesuai tuntutan  revolusi industi 4.0 dan abad 21
Pelatihan Penyusunan Alat Evaluasi Non Tes bagi Guru Madrasah di Mataram Edy Herianto; Mohammad Ismail; Dahlan Dahlan; Basariah Basariah; I Nengah Agus Tripayana
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/ja.v5i2.16330

Abstract

Evaluation of the learning process (through non-test) is often ignored by madrasah teachers in Mataram, at least getting less attention than learning outcomes (tests) as it is known that education is oriented to results and the process. Evaluation of learning outcomes and learning processes must be carried out in a balanced and simultaneous manner. Non-test evaluation tools are an essential part that must be considered by teachers, in addition, to test evaluation tools. If the teacher does not develop a non-test evaluation, it will impact the acquisition of student learning outcomes that do not describe the actual ability of a subject. Based on this consideration, training in the preparation of non-test evaluation tools is urgently needed so that teachers can carry out comprehensive evaluations using test and non-test tools. This service activity is in the form of training in preparing non-test evaluation tools in the madrasa environment. The method of implementing this activity follows the stages of preparation, observation of partner madrasas, training in the preparation of non-test evaluation tools, and follow-up. The activity results indicate that all stages of the activity went well and produced the product as determined. In addition, there has been an increase in participants' understanding and skills in preparing non-test evaluation instruments. It is evidenced by the average posttest score (75.00) is better than the pretest (32.12). This positive change is the answer to teacher problems in developing learning evaluations in madrasas.
Penyuluhan Tentang Dampak Perkawinan Dini Bagi Remaja di SMA Negeri 2 Gerung Kabupaten Lombok Barat Muhammad Mabrur Haslan; Yuliatin Yuliatin; Ahmad Fauzan; I Nengah Agus Tripayana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.295 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i2.815

Abstract

Kasus pernikahan dini di Indonesia semakin memperhatikan. Menurut United Nations Children‟s Fund (UNICEF) pada tahun 2013, Indonesia menjadi negara dengan angka perkawinan tertinggi ketujuh dunia. Kemudian menurut Survei Sosial Ekonomi (Susenas) tahun 2015, sebanyak 1 dari 4 anak perempuan di bawah usia 18 tahun pernah menikah. Kemudian pada tahun 2017, sebanyak 2 dari 5 anak perempuan usia 0-17 tahun pernah menikah. Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu menaruh perhatian lebih pada kasus pernikahan usia dini. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan agar khalayak sasaran, yaitu siswa SMAN 2 Gerung Kabupaten Lombok Barat dapat:a. Memahami faktor-faktor penyebab terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja, Memahami dampak fisik dan psikis pernikahan dini pada remaja., Memahami solusi untuk mencegah pernikahan dini di kalangan remaja. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyluhan dan FGD. Metode penyuluhan digunakan untuk memberikan informasi atau pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab perkawinan dini dan dampak perkawinan dini bagi siswa di SMA Negeri 2 Gerung Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan Focus Group Discussion digunakan dalam rangka mencari solusi atau upaya untuk mencegah perkawinan dini bagi siswa di SMA Negeri 2 Gerung Kabupaten Lombok Barat. Solusi dalam mencegah perkawinan dini, yaitu: pelatihan terkait kampanye perlindungan anak juga menyasar pada penyedia layanan di masyarakat, pelatihan di lingkungan sekolah, diarahkan langsung kepada anak-anak, pembelajaran kepada keluarga. Target luaran adalah terpolanya pengetahuan dan pemahaman tentang faktor-faktor penyebab terjadi pernikah dini di kalangan remaja, terpolanya pengetahuan dan pemahaman tentang dampak pernikahan dini di kalangan remaja, terpolanya solusi untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja.
Pendidikan dan Latihan Menghitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda Soal Bagi Guru PPKn SMAN Se-Kota Mataram Ahmad Fauzan; Hariyanto Hariyanto; Rispawati Rispawati; I Nengah Agus Tripayana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.253 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i4.982

Abstract

Tujuan  pengabdian dilakukan ini adalah; 1) meningkatkan kemampuan menghitung validitas, realibilitas , tingkat kesulitan dan daya beda suatu soal bagi guru PPKn  pada jenjang SMAN  se kota mataram. 2) para guru PPKn jenjang SMAN se Kota mataram menyadari bahwa soal yang telah dihitung validitas, realibilitas, tingkat kesulitan dan daya bedanya, maka mereka telah memiliki soal terstandar. 3) para guru PPKn jenjang SMAN se kota mataram merintis dan membangun Bank soal terstandar dan bank sola PPKn.4) para guru PPKn jenjang SMAN se Kota Mataram memiliki kesadaran untuk memperbaiki soal yang memiliki validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda yang jelek. Metode pengabdian menggunakan pendekatan studi kasus pengalaman guru terkait  dengan soal uraian maupun soal pilihan ganda. Hasil dilakukannya pengabdian ini adalah tidak semua guru suka hitungan statistic, maka banyak guru hanya mengandalkan validitas dan reliabilitas soal secara rasional saja dengan tukar pikiran di antara guru PPKn dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran PPKn. Dengan disediakan materi pengabdian kepada masyarakat secara rinci renik, maka kegiatan Pendidikan Dan Latihan menghitung Tingkat Kesuliatan dan Daya Beda soal disertai contoh menghitung validitas dengan uji product moment dan uji reliabilitas test-retest dengan uji product moment menjadi sangat menarik dan menjadi tantangan tersendri bagi masing-masing peserta.
Ecological Citizenship: Pelestarian Lingkungan Masyarakat Adat Berbasis Kearifan Lokal I Nengah Agus Tripayana; Nurlaili Handayani; Fitriah Artinah; Khoirun Nikmah
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v5i1.9545

Abstract

Salah satu upaya pembentukan kewarganegaraan ekologis (ecological citizenship) adalah melalui pendekatan kearifan lokal (local wisdom). Amihud dan Mendelson memprediksi populasi penduduk dunia pada tahun 2025 mencapai 8,5 milyar. Akibatnya, kebutuhan pokok terus meningkat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan milyaran umat manusia. Hal ini mendorong adanya sektor produksi yang memicu eksploitasi alam. Penelitian ini bertujuan memotret pembentukan kewarganegaraan ekologis masyarakat adat berbasis kearifan lokal. Penelitian dilakukan selama sembilan bulan di Desa Tenganan pegringsingan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Keterlibatan masyarakat adat melalui berbagai aktivitas adat dan ritual keagmaan serta kepercayaan masyarakat setempat turut serta dianalis dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kearifan lokal terhadap kelestarian lingkungan di wilayah setempat
Pola penanganan korban perilaku perundungan (bullying) pada siswa SMPN Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Haslan, Muhammad Mabrur; Fauzan, Ahmad; Tripayana, I Nengah Agus
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Vol. 6, No. 1
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims (1) to describe the pattern of handling victims of bullying in SMP Negeri Kediri District, West Lombok Regency (2) to identify obstacles in the handling of victims of bullying in SMP Negeri students in Kediri District, Regency. West Lombok. The method used in this research is a qualitative approach. The research location was carried out in SMPs throughout Kediri District, West Lombok Regency. Determination of informants using snowball sampling. Data collection methods are depth interviews), observation and documentation. The Research Result have been analyzed so that it is obtained: (1) conducting information selection (supporting network). (2) conducting the mentoring or peer monitoring stage. (3) make use of peer group or peer befriending. (4) conduct counseling and mediation. (5) conduct socialization and control, namely efforts to provide the understanding and continuous monitoring of victims of bullying.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um022v6i12021p33
Ecological Citizenship: Pelestarian Lingkungan Masyarakat Adat Berbasis Kearifan Lokal Tripayana, I Nengah Agus; Bestari, Prayoga; Malihah, Elly; Syaifullah; Handayani, Nurlaili; Artinah, Fitriah; Nikmah, Khoirun
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v5i1.9545

Abstract

Salah satu upaya pembentukan kewarganegaraan ekologis (ecological citizenship) adalah melalui pendekatan kearifan lokal (local wisdom). Amihud dan Mendelson memprediksi populasi penduduk dunia pada tahun 2025 mencapai 8,5 milyar. Akibatnya, kebutuhan pokok terus meningkat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan milyaran umat manusia. Hal ini mendorong adanya sektor produksi yang memicu eksploitasi alam. Penelitian ini bertujuan memotret pembentukan kewarganegaraan ekologis masyarakat adat berbasis kearifan lokal. Penelitian dilakukan selama sembilan bulan di Desa Tenganan pegringsingan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Keterlibatan masyarakat adat melalui berbagai aktivitas adat dan ritual keagmaan serta kepercayaan masyarakat setempat turut serta dianalis dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kearifan lokal terhadap kelestarian lingkungan di wilayah setempat