Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

NILAI PENDIDIKAN SERAT JAYABAYA KARYA RADEN NGABEHI RONGO WARSITO Djoko Sumarsono; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.403

Abstract

Penelitian ini terkait dengan ramalan Jayabaya Musarar berhubungan dengan makna yang terkandung dan nilai pendidikan didalamnya. Popularitas Jangka Jayabaya tergolong tinggi dikalangan masyarakat jawa secara umum dan masyarakat Kediri khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mitologi masih berakar kuat dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Serat Musarar adalah gubahan Raden Ngabehi Ranggawarsita yang perlu dilestarikan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam serat Musarar diantaranya:1) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai ini ditemukan diantaranya percaya dan ketaatan kepada Tuhan, 2) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, Nilai diantaranya kecerdasan, dan cinta ilmu, 3) Nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai ini ditemukan pada nilai gotong royong, patuh dan aturan sosial, dan keadilan, 4) Nilai yang berhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan, nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan 5) Nilai yang berhubungan dengan kebangsaan, nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman. Kata kunci: nilai pendidikan, ramalan, jayabaya.
Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami) Anidya Indah Kusuma Pratiwi Priyanto; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i2.1509

Abstract

Penelitian ini berlatar belakang kebudayaan tradisional khususnya upacara tradisi. Dalam penelitian ini membahas tentang upacara tradisi Sedulur Papat Lima Pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan ketika seorang anak sudah dianggap dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti sedulur papat lima pancer, prosesi upacara tradisi, dan makna simbolik sesajen dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer.Penelitian makna simbolik sesajen sedulur papat lima pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan ini mengkaji tentang hakikat simbol, kebudayaan, upacara tradisi, sedulur papat lima pancer dan menjelaskan prosesi tradisi serta makna yang terkandung dalam sesajen dalam tradisi sedulur papat lima pancer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer, prosesi dan sesaji mengandung filosofi kehidupan manusia yang disimbolkan melalui berbagai jenang yang mengandung arti bahwa manusia memiliki empat saudara yang mendampinginya sejak lahir. Upacara tradisi ini juga merupakan wujud syukur karena anak telah dewasa sekaligus meminta perlindungan kepada Tuhan agar anak selamat tanpa aral melintang dan dipermudah segala urusan kehidupannya.
TINGKAT TUTUR SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER Nurpeni Priyatiningsih
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.239

Abstract

Tingkat tutur atau dalam bahasa Jawa disebut unggah-ungguh adalah adat sopan santun, etika, tata susila, tatakrama berbahasa. Tingkat tutur tidak hanya terbatas pada bentuk tuturan tetapi juga menyangkut pada tindak tanduknya, yang dapat dikatakan sebagai patrap dan pocap. Tingkat tutur secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu ragam ngoko dan ragam krama. Ragam ngoko sendiri dibagidua yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Demikian juga ragam krama terdiri dari dua yaitu ragamkrama lugu dan krama alus. Pendidikan bahasa Jawa mempunyai fungsi  yang diarahkan untuk dua hal yaitu kultural dan edukatif. Penerapan tingkat tutur/unggah-ungguh melalui pendidikan bahasa Jawa bersifat vertikal artinya yang muda menggunakan ragam krama untuk menghormati yang tua/ dituakan , sebaliknya yang tua tidak boleh sewenang-wenang terhadap yang muda, yang demikian disebut keseimbangan. Konsep keseimbangan itu meliputi duduga, prayoga, watara dan reringa.Penerapan tingkat tutur/ unggah-ungguh dapat dijadikan sarana pembentukanpendidikan karakter. Kata-kata kunci: Bahasa Jawa, Tingkat tutur, Pendidikan Karakter.
NILAI KARAKTER PADA PERIBAHASA, PEPATAH DAN SALOKA JAWA SEBAGAI PEMBELAJARAN KARAKTER UNTUK GENERASI PENERUS BANGSA Sawitri Sawitri; Bengat Bengat; R. Adi Deswijaya; Nurpeni Priyatiningsih
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.407

Abstract

Sifat atau karakter budi pekerti yang luhur diusahakan dan dibina. Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang ramah pada era modern menjadi sangat berkurang bahkan ada yang sudah sama sekali hilang. Rasa keprihatinan ini yang membuat penulis mengungkapkan dalam sebuah tulisan. Nilai karakter dari peribahasa, pepatah dan saloka meiliki nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa yang bermoral adalah bangsa yang menghargai dari nilai-nilai banganya sendiri. Padaperibahasan anak polah bapa kepradah, busuk ketekuk pinter keblinger, sedangkan saloka yaitu asu mbalang kalung wong. Peribahasa , pepatah, saloka dapat sebagai kiblat manusia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi sosok panutan bagi anak dan keturunan sehingga terselamatkan anak dan cucu bagi kehidupan yang semakin hilang budayanya. Nilai pendidikan karakter yang baik   menjadikan pribadi bangsa yang baik. Pendidikan karakter dapatdigunakan untuk generasi penerus kita bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nilai, Karakter , Peribahasa, Bebasan, Saloka.
SPIRITUAL QUOTIENT KIDUNG MARMARTI KARYA KANDJENG SUSUHUNAN KALIDJAGA Nurpeni Priyatiningsih
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.217 KB) | DOI: 10.37729/btr.v5i9.4825

Abstract

Abstrak: Permasalahan dalam tulisan ini meliputi dua hal yaitu : (1) untuk mengetahui makna kidung Marmarti karya Kandjeng Susuhunan Kalidjaga, (2) Kecerdasan Spiritual yang terkandung pada kidung Marmarti karya Kandjeng Susuhunan Kalidjaga.  Dalam kidung Marmarti terdapat semboyan ‘Sedulur papat lima pancer’. Digambarkan bahwa sejak bayi manusia bersama sedulur papat dalam rahim ibu. Sedulur papat tersebut adalah air kawah yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan, ari-ari berfungsi menyalurkan gizi dan oksigen pada janin,  darah yang menjaga ketersediaan oksigen untuk janin.  Sedangkan lima pancer atau pusat/puser berfungsi menyalurkan gizi dan oksigen ke janin. Makna sedulur papat ketika dewasa dikiaskan sebagai watak manusia, yaitu: amarah/marah apabila manusia menomorsatukan nafsu untuk menang sendiri yang pada akhirnya akan menghilangkan kesabaran; suffiyah/keindahan dimana manusia umumnya menyukai keindahan, sebagai contohnya adalah keindahan seorang wanita yang dapat menimbulkan benih-benih asmara hingga membuat seseorang lupa diri; aluamah/serakah adalah sifat manusia yang merasa tidak pernah puas dan tidak pernah cukup sehingga apabila tidak dikendalikan akan menimbulkan kerusakan; mutmainah/keutamaan dimana watak ini adalah watak yang baik yang ada dalam diri manusia. Keempat watak ini merupakan watak dasar yang ada pada manusia yang harus dikelola supaya tidak menjadi berbahaya. Apabila manusia kalah oleh sedulur papat, maka hancurlah kehidupannya. Simpulan penelitian ini yaitu kidung Marmarti berisi doa untuk keselamatan dan meminta pertolongan. Kidung marmarti mengandung beberapa kecerdasan spiritual yang harus dipelajari antara lain agar kita hidup selalu mawas diri dan bersyukur kepada Allah SWT. Kidung ini sangat bermanfaat apabila dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dijadikan sebagai wawasan tambahan dalam pengajaran sastra.Kata Kunci: kecerdasan spiritual, kidung Marmarti, Kandjeng Susuhunan Kalidjaga
Pelatihan Laporan Penyusunan PTK dalam Bentuk Luaran Artikel Ilmiah bagi Guru SMP dan SMA di Sukoharjo Sawitri Sawitri; Nurpeni Priyatiningsih; Agus Efendi; R Adi Deswijaya; Pradnya Paramita Hapsari
TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Vol 2, No 2 (2022): Agustus
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.771 KB) | DOI: 10.31764/transformasi.v2i2.10386

Abstract

Kegiatan .pengabdian kepada masyarakat dengan judul pebgabdian masyarakat pembuatan PTK ke bentuk jurnal sebagai sebuah kegiatan pengabdian Dosen untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dengan mentranfer ilmu yang dimiliki pengabdi dan anggota pengabdian. Peserta pengabdian dari para guru – guru SMP dan SMA Se Sukoharjo yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pengabdian akan diselenggarakan dengan peserta 37 guru yang dipilih dari SMP dan SMA Se Sukoharjo dengan perwakilan setiap lembaga satu atau dua orang. Pentingnya pengabdian merupakan TRI Dharma perguruan tinggi bahwa dosen harus ngajar, mengabdi, penelitian. Kegiatan yang diselenggaraan wujud nota kesepakatan untuk kemajuan kelembagaan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo. Pengabdi membidik judul pembuatan PTK dan bentuk jurnal dikarenakan guru –guru SMP dan SMA mengalami kendala dalam pembuatan dan hal ini dipergunakan sebagai Syarat untuk maju ke pangkatan guru. Pengabdi sangat berharap dengan teratasinya permasalahan ini dapat teratasi dan tidak kendala lagi dalam kegiatan untuk naik pangkat, sehingga dapat berjalan lancer.Pengabdi melakukan pre tes dari peserta 37 yang paham PTK dan Junal hanya 8 orang yang paham dan memahami PTK  ini hanya 30 % yang tahu tentang PTK, Pengabdian dilakukan para pengabdi dengan materi gambaran umum PTK Kapita selecta, Paparan tentang PTK, Jenis dan Bentuk Jurnal, Praktek buat jurnal dan trik dapat membuat jurnal dan masukin jurnal, Post tes dari 37 peserta yang belum mampu 8 sehingga berhasil hamper 90 % Besar harapan kami guru –guru SMP dan SMA dapat berprestasi dengan jenjang karir yang maksimal menjadi guru yang professional.
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN TERKAIT MAKNA DALAM BUDAYA JAWA PADA FALSAFAH HIDUP UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN 5.0 Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuli Widaningsih; Nurpeni Priyatiningsih
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.9552

Abstract

Kondisi zaman sudah semakin bergeser, Budaya semakin terpinggirkan. Manusia Jawa yang mengaku orang Jawa lebih cinta pada Budaya kebaharuan atau modern. Hal ini yang membuat keprihatinan di kalangan pelestari Budaya. Masyarakat Jawa yang mendalami Budaya akan belajar makna untuk kehidupan yang sesuai dengan aturan orang Jawa. Pendalaman makna dapat diapresiasikan pada falsafah hidup masyarakat Jawa, (Koenjaraningrat). Pada pribadi Jawa tidak sekedar dimengerti akan tetapi dilakukan dan dijalankan. Permadani sebuah wadah Budaya yang memberikan pengetahuan untuk para masyarakat yang mencari ilmu terkait Budaya. Pengabdi memberikan materi dengan bentuk paparan PPT dan bentuk makalah sejumlah 50 peserta dari masyarakat Sukoharjo. Peserta terdiri laki – laki dan perempuan dari berbagai kalangan guru, perangkat desa, Dinas perumahan, dinas pendidikan bahkan para karyawan wiraswasta.Awal pre test yang paham falsafah Jawa Cuma 5 orang setelah pengabdian dan materi diberikan terbanding terbalik yang tidak paham hanya 6 orang yang lainnya dapat menguasai materi. Falsafah dapat memberikan arahan untuk hidup di jalan Jawa, sikap tepa selira, saling menghormati, menghargai, pan papan dan manunggaling kawula gusti selalu mengingat pada Allah.
Pendidikan Karakter Pada Tari Kupu- Kupu Sebagai Falsafah Hidup Masyarakat Jawa Sawitri Sawitri; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya; Sri Harjono
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1240

Abstract

Budaya (culture) derived from Sanskrit word “budddayah”, the plural form of word buddhi, meaning anything related to human character and mind. In English, the word culture derived from Latin word cultural. The method used was descriptive qualitative one using data obtained through in-depth interview, library study, and documentation (photograph, online magazine, research journal). Culture in the form of dance is an art product resulting from people’s creativity to fulfill material and spiritual needs. Human being has two types of needs to have balanced life. Spiritual need relates to belief and religion, while immaterial need relates to art and recreation so that life will run harmoniously. One of art forms adapting to its community is butterfly dance. Butterfly dance in its development relates to community life and art. Culture will develop and adapt to human development. Human development follows time and human need development. Butterfly dance provides human life philosophy, particularly to Javanese people. Life is gratitude, life always rotates and so does the fate. To live, an individual will need others’ help so that he should always remember Allah because life can be happy, sad, and comfortable. The one who does good deed will get goodness, and vice versa. Always respecting each other, having good mindset, and remembering death are the keys to a nice harmonious life.
Pendidikan Karakter Melalui Tradisi Sungkeman Adat Jawa Nurpeni Priyatiningsih
Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan Vol 5 No 2 (2022): Sustainable
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu, IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/kjmp.v5i2.3228

Abstract

Pendidikan merupakan perilaku yang baik dan berkarakter untuk diterapkan dalam sebuah Budaya Jawa. Tradisi adat sungkeman pada masyarakat Jawa. Penelitian yang berupa artikel menggunakan metode deskriptif kualitataif. Data yang dida[at didapat dari observasi awal atau objek, buku referensi, majalah, dokumen foton, junal , wawancara yang mendalam sesuai latar belakang kepakaran.Perolehan data diverifikasi dan dikelompokkan sehingga validitas data dapat dipertanggung jawabkan. Hasil dari data penelitian bahwa pendidikan karakter pada upacara adat tradisi pernikahan mengajarkan ketaatan anak ke kedua orang tua, mertua, bahkan pada eyang, mengajarkan etika Jawa menghormati yang lebih tua, karakter Budaya sikap santun ke orang tua. Mengajarkan pribadi yang baik minta doa restu untuk kehidupan pernikahan bahagia, langgeng. Pada sungkeman memberikan pendidikan juga bahwa segala sesuatu harus minta ijin atau restu. Doa orang tua akan memberikan keberkahan. Telapak kaki ibu itu surge. Memberikan ajaran taat pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini yang diajarkan dari nilai pendidikan karakter pada tradisi sungkeman.Simpulan dari pendidikan karakter bahwa masyarakat Jawa tetap menjunjung tradisi dan etika Jawa untuk setiap kehidupannya. Ketaatan, patuh pada orang tua, saudara , sesepuh ini yang harus terus dilestarikan pada masyarakat Jawa. Pendidikan karakter pada tradisi Jawa di sungkeman selayaknya menjadi suri tauladan bahwa kehidupan yang baik sesuai dengan ajaran Budaya Jawa untuk tujuan kebaikan dan berkah dalam kehidupan. Menghormati orang tua, saudara sesepuh wujud penghormatan dan sikap memiliki aklak yang baik.
Penyusunan PTK dan Jurnal Nasional Bagi Guru–Guru SMA 1 Jumapolo Karangannyar Sebagai Penunjang Pak Angka Kredit Untuk Guru Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani S.W; Nurpeni Priyatiningsih
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3: Juni-September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i3.1841

Abstract

Jabatan fungsional sebuah penilaian kinerja bagi para guru dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi dan dipersiapkan, tidak hanya satu dua syarat melainkan banyak dari pembelajaran, Pendidikan, pengajaran, dan pengembangan diri sebagai guru. Salah satu yang sangat dirasa memberatkan bagi guru adalah menulis dengan penyusunan PTK. Hal ini dialami juga bagi guru di SMA Negeri Jumapolo. Sudah banyak kum yang dikumpulkan dan disimpan bahkan sudah lebih dari cukup tetapi kum yang terkait dengan mengikuti seminar, workshop, penelitian PTK, bahkan jurnal yang belum ada. Penulisan yang dianggab sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Pengabdi yang berlatar belakang pendidikan sudah cukup memberikan pelatihan dan pengabdian untuk membantu para guru untuk dapat mengajukan jabatan fungsional guru dan terpenuhinya syarat dalam ajuan. Bahwa SMA Negeri Jumapolo sudah banyak guru yang waktunya untuk mengurus jabatan fungsional. Peserta pengabdian pelatihan penyusunan PTK ada 47 peserta dan yang sudah waktunya naik pangkat sekitar 30 guru. Pengabdian dengan tehnik pre test dan post test awal tes untuk mengetahui kemampuan awal dan setelah dilakukan pengabdian atau workdshop sehingga dapat diketahui dengan post test dan ternyata hamper 90 % dapat paham dan mampu membuat penyusunan penelitian PTK dan jurnal nasional. Guru yang belum mampu hanya 5 – 7 % dan dibutuhkan pendampingan lebih lanjut, yang lain dapat melanjutkan untuk publis jurnal dan digunakan untuk naik jabatan fungsional guru.