Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Rusaknya Crankpin Bearing Motor Diesel Generator MV. Lumoso Hawari Ahmad Ahlan Niam; Mustholiq; Iskandar
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 2 No 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v2i1.818

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rusaknya pin engkol dapat menyebabkan motor diesel generator kehilangan tenaga sehingga menimbulkan bunyi letupan atau ketukan yang keras. Crankpin merupakan salah satu bagian dari crankcase dan merupakan bagian penting dari batang penghubung yang berfungsi sebagai lapisan atau bantalan bagi pergerakan kompresi piston. Pertanyaan penelitian ini adalah faktor apa saja yang menyebabkan rusaknya bantalan crankpin, apa dampak yang ditimbulkan, dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tinjauan pustaka dan menggunakan metode analisis tulang ikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor- faktor yang menyebabkan rusaknya crankpin bearing pada motor diesel generator adalah kecepatan putaran rpm yang tidak tetap, LO cooler yang tidak bekerja dengan optimal, serta terjadi perbedaan ukuran pada crankshaft. Dampak yang terjadi yaitu timbulnya dentuman dan suara bising pada crankpin bearing, menurunnya kinerja motor diesel generator karena kompresi yang rendah, serta terjadi keausan pada crankshaft. Supaya crankpin bearing dapat bekerja maksimal, maka dibutuhkan upaya untuk mencegah hal tersebut terjadi kembali antara lain dengan dilakukan pengoptimalan pada pengecekan crankpin secara berkala sesuai running hours, juga penambahan minyak lumas secara rutin dan dilakukan pengontrolan setiap jam jaga agar tidak terjadi penurunan viscosity pada minyak lumas.
Optimalisasi Perawatan Sistem Bahan Bakar Guna Menunjang Kinerja Dari Mesin Induk di MV. Thomas Selmer Figo Pratama; Mustholiq; Utari, Riyadini; Hendro Sulistio; Hermono; Riyadi, Slamet; Setia Budi, Eka; Mafrisal, Mafrisal; Kurniawan, Iwan
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.759

Abstract

The engine or prime mover on the ship is a device used to move the ship in its operation to carry cargo from one place to another. The fuel system is one of the systems that support the operation of the main engine, therefore it is very important to maintain the quality of the fuel used on board. The purpose of this thesis research is to find out what factors can affect the poor quality of the fuel system, find out what impact is caused by not optimizing the maintenance of the fuel system, and find out how efforts are made to optimize the maintenance of the fuel system to support the performance of the main engine on the MV. Thomas Selmer. The research uses a qualitative descriptive method with fishbone data processing techniques to describe and explain the object under study. Data obtained in this study through observation, and interviews, fishbone diagram is a data processing technique used to improve quality. This diagram shows the relationship between cause and effect of a problem. The results showed that the decline in the quality of HFO on board MV. Thomas Selmer was caused by several things, namely: Not optimal performance of the HFO purifier, Limited fuel oil chemical treatment, and HFO that is not in accordance with ISO 8217 standards. The impact of not optimizing maintenance on the fuel system is a decrease in pump pressure, a lot of sediment in the purifier, an increase in the volume of the sludge tank, and incomplete combustion in the main engine. Carrying out fuel oil analysis and fuel oil treatment procedures in accordance with the manual book and setting point temperatures in accordance with laboratory results are efforts that can be made to maintain fuel quality so that the performance of the main engine becomes optimal.
Optimalisasi Pembakaran Waste Oil pada Pesawat Incinerator di kapal MT. PIS Polaris Sanjaya, Aglika; Mustholiq; Yuntoro, Kresno
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 1 (2024): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i1.529

Abstract

Waste oil or dirty oil is oil that comes from operational processes of machinery on board. The aim of this research is to find out what impacts are caused by optimizing the burning of waste oil in the operation of incinerator on ships in terms of marine pollution, as well as to find out efforts to optimize the burning of waste oil in incinerator aircraft on MT. PIS Polaris. The research method used by the author in this research is a qualitative method. Research data sources were obtained from primary data and secondary data. Data collection techniques use observation, literature study, documentation and interviews, data validity techniques use triangulation techniques. The data analysis technique used by researchers in this research is the Shell method (Software, Hardware, Environment and Liveware). The results of research on the impact of optimizing the burning of waste oil on incinerator are complying with international Marine Pollution regulations which regulate the prevention of pollution at sea, apart from that it also prevents pollution of the marine environment as a result of illegal disposal of waste oil and also the disposal of rubbish from ships that will endangering the life of ecosystems at sea level and ecosystems under the sea. Then it can also extend the life of the incinerator components by implementing PMS (Plan Maintenance System) and checking procedures in accordance with the instructions in the manual book. Then the research results from efforts to optimize the burning of waste oil in incinerator are by carrying out PMS (Plan Maintenance System) and regular maintenance routines as well as carrying out maintenance on each component of the incinerator and complying with operating procedures according to the instructions in the manual book, then selecting the appropriate waste elements. will be burned and the engine crew must understand the contents of the manual book which is used as a reference or guideline in dealing with any problems that occur at the incinerator. Waste oil atau minyak kotor merupakan limbah minyak yang berasal dari proses operasional permesinan yang ada di dalam kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dengan mengoptimalkan pembakaran waste oil pada pengoperasian pesawat incinerator di atas kapal dalam hal pencemaran laut, serta untuk mengetahui upaya optimalisasi pembakaran waste oil pada pesawat incinerator di kapal MT. PIS Polaris. Metode penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara, teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode Shell (Software, Hardware, Environment, dan Liveware). Hasil penelitian dari dampak optimalisasi pembakaran waste oil pada pesawat incinerator yakni mematuhi regulasi international Marine Pollution yang mengatur tentang pencegahan pencemaran di laut, selain itu juga mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut akibat dari tindakan pembuangan waste oil secara illegal dan juga pembuangan sampah dari atas kapal yang akan membahayakan kehidupan ekosistem di permukaan laut, ekosistem yang ada di bawah laut. Kemudian juga dapat memperpanjang usia komponen incinerator karena menerapkan PMS (Plan Maintenance System) dan prosedur pengecekan sesuai dengan petunjuk yang ada pada manual book. Kemudian hasil penelitian dari upaya optimalisasi pembakaran waste oil pada pesawat incinerator yakni dengan cara melaksanakan PMS (Plan Maintenance System) dan routine maintenance secara teratur serta melakukan perawatan pada tiap komponen incinerator dan mematuhi prosedur pengoperasian sesuai petunjuk pada manual book, kemudian melakukan pemilihan unsur sampah yang akan dibakar dan engine crew harus memahami isi dari manual book yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam menangani setiap masalah yang terjadi pada incinerator.
Analisis Lubricant Oil Cooler pada Main Engine Di KM. Vertikal Andriansah, Ogie; Mustholiq; Mohammad Sapta Heriyawan
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 1 (2024): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i1.530

Abstract

Lubrication is one aspect that must be paid attention to, remembering that if there is a delay in lubrication or imperfect lubrication, it will result in damage to the parts that rub together. Low lubricating oil pressure is one of the factors causing imperfect lubrication in the engine. The purpose of lubrication for the performance of the main engine is to reduce friction between other components of the main engine. The aim of this research is to find out and determine the cause of the decreased performance of the Lubricant Oil cooler on the main engine at KM. Vertical, to identify the impact of decreased performance of the Lubricant Oil cooler on the main engine at KM. Vertical, To find a solution to improve the work of the main engine Lubricant Oil cooler at KM. Vertical. This research was carried out at KM. Vertical, the method used in this research is a qualitative method with the SHEL technique. The respondents were KKM and Machinists. Data collection was carried out using observation, interviews, documentation. Based on research that has been carried out, there are several factors that cause less than optimal lubrication of the oil cooler on the main engine, namely engine factors including damage to gaskets, human factors, namely the lack of understanding of the driver about the lo cooler, operational and maintenance method factors, namely incompatibility in implementing the PMS (Plan Maintenance System). ) as well as environmental factors, namely dirty sea chest filters. The impact that occurs is a decrease in the operational performance of the main engine, the performance of the lo cooler is not optimal, the temperature of the lubricating oil in the main motor increases and the pressure jacket cooling increases. Pelumasan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan mengingat bahwa bila sampai terjadi suatu kelambatan dalam pelumasan atau pelumasan yang tidak sempurna makan akan mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian yang bergesekkan, rendahnya tekanan minyak lumas merupakan salah satu faktor penyebab tidak sempurnanya pelumasan pada mesin. Guna pelumasan bagi kinerja mesin induk yaitu untuk mengurangi gesekan antar komponen mesin induk yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui dan menentukan penyebab dari menurunnya kinerja Lubricant Oil cooler pada main engine di KM. Vertikal, Untuk mengidentifikasi dampak dari menurunnya kinerja Lubricant Oil cooler pada main engine di KM. Vertikal, Untuk menemukan solusi yang dilakukan untuk meningkatkan kerja dari Lubricant Oil cooler main engine di KM. Vertikal. Penelitian ini dilaksanakan di KM. Vertikal, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan Teknik SHEL. Adapun responden adalah KKM dan Masinis, Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang optimalnya lubrication oil cooler pada mesin induk yaitu faktor mesin meliputi kerusakan pada gasket, faktor manusia yaitu kurangnya pemahaman masinis tentang lo cooler, faktor metode pengoperasian dan perawatan yaitu ketidaksesuain dalam melaksanakan PMS (Plan Maintenance System) serta faktor lingkungan yaitu kotornya filter sea chest. Dampak yang terjadi adalah menurunnya kinerja operasional mesin induk, kinerja lo cooler menjadi tidak maksimal, meningkatnya suhu minyak lumas pada motor induk dan naiknya pressure jacket cooling.
Analisis Penyebab Pecahnya Cylinder Liner pada Generator Engine di Kapal MV. Kali Mas Rizky Anggoro Putro; Mustholiq; Sapta H, Mohammad
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 1 (2024): February
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i1.569

Abstract

Globalization has spurred the growth of the transportation sector. In this context, maintenance of generators on ship machinery is essential to ensure smooth ship operations. The generator produces electrical power from mechanical power, and maintenance must be carried out regularly. In an emergency, generator damage can disrupt the safety and activities of the ship, as happened in the case of a ruptured cylinder liner on the generator engine on the MV. Kali Mas. One of the effects that often occurs from damage to the generator engine is the rupture of the cylinder liner, which results in a decrease in ship performance and disruption in shipping. The research method used by researchers in this study is qualitative. Research data sources were obtained from primary data and secondary data. Data collection techniques use observation, literature study, documentation, and interviews; data validity techniques use triangulation techniques. This research found that the cylinder liner ruptured on the MV. Kali Mas is caused by several factors, including lack of lubrication, a cooling system that is not working correctly, wear on the cylinder liner, water in the engine generator combustion system, and overheating of the cylinder liner. The impacts include generator combustion problems, engine generator sump tank dirt, increased cooling water temperature, and decreased engine-generator performance. To overcome this problem, it is necessary to replace spare parts quickly, check the replaced components, andand maintain and clean the fuel, lubrication, and cooling systems on MV ship engine generators. Kali Mas. Abstrak: Globalisasi telah memacu pertumbuhan dari sektor transportasi. Dalam konteks ini, pemeliharaan generator pada permesinan kapal sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional kapal. Generator berfungsi menghasilkan tenaga listrik dari tenaga mekanik, dan pemeliharaannya harus dilakukan secara rutin. Dalam keadaan darurat, kerusakan generator dapat mengganggu keselamatan dan aktivitas kapal, seperti yang terjadi pada kasus pecahnya cylinder liner pada mesin generator di MV. Kali Mas. Salah satu dampak yang sering terjadi dari kerusakan pada mesin generator adalah pecahnya cylinder liner, yang berakibat pada penurunan kinerja kapal dan gangguan dalam pelayaran. Metode penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara, teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pecahnya cylinder liner di MV. Kali Mas disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya pelumasan, sistem pendingin yang tidak berjalan dengan baik, keausan pada cylinder liner, adanya air dalam sistem pembakaran generator engine, dan over heating cylinder liner. Dampaknya mencakup masalah pada pembakaran generator, kotoran di sump tank generator engine, peningkatan suhu air pendingin, dan penurunan kinerja generator engine. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penggantian spare part yang cepat, pengecekan terhadap komponen yang diganti, serta perawatan dan pembersihan sistem bahan bakar, pelumasan, dan pendinginan pada generator engine kapal MV. Kali Mas.
Optimalisasi Perawatan Seating & Spindle Exhaust Valve Main Engine pada MV. Lumoso Pratama Wahyu Kiki Nurhidayat; Mustholiq; Riyadini Utari; Budi Cahyono
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.754

Abstract

The main engine is engine on board the ship which is the main force drive to move the ship which must be considered for performance and maintenance. The exhaust valve is an engine component that functions as a medium for the exit of exhaust gases from fuel combustion or exhaust gas which is forwarded to the chimney menu or the exhaust gas economizer. As the main component in the main machine, it must maintain performance and carry out maintenance by the rules that have been set. Because the seating exhaust valve and spindle exhaust valve components are always in contact, these two components require more maintenance and attention to support the working process of the main engine. The method used by the author in this study is the qualitative descriptive method. The source of research data obtained by researchers comes from observation, interviews, and documentation and is supported by fishbone and SHEL diagram methods to analyze factors that cause problems in problem formulation. Furthermore, it is analyzed so that it becomes a finding that is given a solution to the problem and becomes a research paper. Factors causing damage to seating and spindle exhaust valves There are various indications found by researchers by the elements of fishbone and SHEL analysis methods, namely poor maintenance factors or PMS, unoriginal spare parts, measurement of guide bushing allowances, cylindrical oil piston rings exceeding running hours, engine room air factors, as well as errors in installation and maintenance efforts carried out on seating and spindle exhaust valves, namely carrying out the appropriate PMS in the manual book, using original spare parts, measurements on guide bushing diameters, check running hours of cylinder oil piston rings, filter installation engine room air and communication between machinists so that there are no errors in the installation of exhaust valve components. Main engine adalah permesinan induk diatas kapal yang menjadi penggerak tenaga utama guna menggerakan kapal yang harus diperhatikan kinerja dan perawatannya. Exhaust valve sebagai komponen mesin yang memiliki fungsi sebagai media keluarnya gas buang sisa pembakaran bahan bakar atau exhaust gas yang diteruskan menu cerobong atau ke exhaust gas economiser. Sebagai komponen utama dalam mesin induk yang harus dijaga performa dan melaksanakan perawatan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Karena seating exhaust valve dan spindle exhaust valve komponen yang selalu bersentuhan, membuat kedua komponen ini memerlukan perawatan dan perhatian yang lebih agar dapat menunjang proses kerja mesin induk. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yang diperoleh peneliti berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi serta didukung metode diagram fishbone dan SHEL untuk menganalisis faktor yang menyebabkan masalah pada rumusan masalah. Selanjutnya dianalisa sehingga menjadi sebuah temuan yang diberikan pemecahan masalahnya dan menjadi sebuah tulisan penelitian. Faktor penyebab kerusakan seating dan spindle exhaust valve terdapat berbagai indikasi yang ditemukan peneliti sesuai dengan unsur metode analisis fishbone dan SHEL yaitu faktor pemeliharaan atau PMS yang kurang baik, sparepart yang tidak orisinil, pengukuran kelonggaran guide bushing, ring piston minyak silinder melebihi running hour, faktor udara kamar mesin, serta kesalahan dalam pemasangan dan upaya perawatan yang dilakukan pada seating dan spindle exhaust valve yaitu melaksanakan PMS yang sesuai pada manual book, menggunakan sparepart yang orisinil, pengukuran pada diameter guide bushing, check running hours ring piston minyak silinder, pemasangan filter udara kamar mesin serta komunikasi antar masinis agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan komponen exhaust valve.
Analisis Kerusakan Expansion Valve pada Mesin Pendingin Refrigerator di MT. Gas One Ervin Bayu Saputro; Mustholiq; Anicitus Agung Nugroho
Indonesian Journal of Marine Engineering Vol 1 No 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46484/ijme.v1i2.757

Abstract

A refrigerator cooling machine is an auxiliary machinery designed to generate a temperature that serves as a coolant for food ingredients. Among its components, the expansion valve plays a crucial role by converting cooling liquid into cooling gas through an evaporation process. This machine is vital for preserving food ingredients, ensuring that their quality is maintained and their shelf life is extended. The research method employed in this thesis is descriptive qualitative, utilizing the SHEL approach to facilitate data analysis. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation studies to enhance the robustness of the analysis. The primary objective of this research is to identify the factors leading to damage in expansion valves within refrigerator cooling machines, the consequent impacts of such damage, and the preventive measures taken to address these issues at MT. GasOne. The research findings indicate that the primary factors contributing to expansion valve damage at MT. GasOne includes non-compliance with planned maintenance system (PMS) procedures and substandard quality of expansion valves. The impacts of these issues encompass damage to maintenance and repair processes and blockages within the expansion valve. To mitigate these problems, it is recommended that PMS procedures be adhered strictly to and faulty expansion valves replaced with new ones.Mesin pendingin refrigerator adalah suatu permesinan bantu yang bekerja untuk menghasilkan suhu yang digunakan sebagai pendingin pada bahan manakanan, salah satu komponen pada mesin pendingin yaitu expansion valve, yang berfungsi untuk mengubah cairan pendingin menjadi gas pendingin melalui proses penguapan. Mesin pendingin ini memiliki peranan yang cukup penting yaitu untuk mengawetkan bahan makanan supaya kualitas bahan makanan tetap terjaga dan bertahan lama. Jenis metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan SHEL untuk mempermudah dalam teknik analisa data. Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperkuat dalam menganalisa data. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator, dampak yang dapat ditimbulkan dari kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator di MT. Gas One. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kerusakan expansion valve pada mesin pendingin refrigerator di MT. Gas One adalah penerapan planned maintenance system (PMS) yang tidak sesuai dengan prosedur, kualitas expansion valve yang tidak sesuai dengan standart. Dampak yang ditimbulkan adalah mengakibatkan kerusakan pada segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan dan perbaikan dari mesin tersebut. Terjadinya penyumbatan pada expansion valve. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan planned maintenance system (PMS) sesuai dengan prosedur, melakukan pergantian expansion valve dengan yang baru.