Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Retrospective Analysis on Intraoperative Neuromonitoring (IOM) of Potential Nerve Injury in Scoliosis Correction Surgery Omat Rachmat; Dohar AL Tobing; Ilma Fiddiyanti; Rr. Nur Fauziyah; Jenifer Kiem Aviani; Rr. Anisa Siwianti Handayani
Majalah Kedokteran Bandung Vol 53, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v53n1.2123

Abstract

Iatrogenic spinal injury resulting in paraplegia or paraparesis after surgical correction of scoliosis deformity is a rare complication but is very detrimental to the patient. Intraoperative Neuromonitoring (IOM) has become the gold standard to monitor surgical procedures which has potential risks to damage the spinal cord. This study  aimed to retrospectively analyze the role of IOM in predicting the severity and extent of neurological injury during and after spinal correction surgery in adult idiopathic scoliosis cases related to surgical variables. This was a retrospective cohort study conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central Hospital, Fatmawati Central Hospital, and dr. Drajat Prawiranegara General Hospital during the period of 20 March 2018 to 20 August 2019. The primary outcomes were intraoperative monitoring status and post-operative neurological deficits status. Confounder data on scoliosis correction degree, intraoperative hemorrhage, and type of anesthesia used during surgery were retrieved. Chi-Square statistic was used in the analysis. Out of the ninety three patients eligible for this study, twenty two patients was detected as positive in IOM assessment. Four of the patients were found to be positive for post-operative neuromuscular defect. Thereby it can be concluded that IOM procedure can effectively prevent neurological deficits post-surgery with 81.8% specificity and 95.7% sensitivity among thosepositively detected by IOM. Some of the factors that could potentially influence false positive IOM results such as anesthetic used; dosage and administration procedures; magnitude of the scoliosis correction angle; and amount of bleeding during surgery have to be carefully analyzed.
Bioteknologi Kombucha Bunga Telang (Clitoria ternatea L) Sebagai Antibakteri Salmonella thypi dan Vibrio parahaemolyticus Berdasarkan Konsentrasi Gula Aren Firman Rezaldi; Omat Rachmat; M. Fariz Fadillah; Diyan Yunanto Setyaji; Ahmad Saddam
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 3, No 1 (2022): May
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52742/jgkp.v3i1.14724

Abstract

Kombucha bunga telang merupakan minuman fermentasi probiotik yang diproduksi oleh konsorsium bakteri dan khamir. Bahan baku utama dalam pembuatan kombucha dalam penelitian ini adalah berupa rebusan bunga telang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombucha bunga telang pada konsentrasi gula aren yang berbeda-beda. Konsentrasi gula aren yang berbeda-beda untuk digunakan dalam penelitian ini adalah 20%, 30%, dan 40% (b/v). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombucha yang berbahan dasar teh hijau, sedangkan kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa akudes steril. Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian antibakteri adalah difusi cakram dengan cara menghitung diameter zona hambat. Fermentasi kombucha bunga telang mempunyai antibakteri pada spektrum sempit. Hal tersebut diindikasikan oleh daya hambatnya terhadap pertumbuhan Salmonella thypi, dan Vibrio parahaemolyticus. Kombucha bunga telang pada konsentrasi gula aren sebesar 40% menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik, sehingga konsentrasi gula aren tersebut sebagai substrat pada fermentasi kombucha bunga telang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai inovasi minuman fungsional produk bioteknologi terkini dalam menunjang peningkatan sistem imun
TRAUMA CERVICAL YANG MENYERTAI FRACTURE MANDIBULA DI RUMAH SAKIT DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG BANTEN Omat Rachmat; Roro Nur Fauziyah; Ilma Fiddiyanti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes DepKes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.508 KB)

Abstract

Pedahuluan : Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Insidensi, faktor resiko dan pola Trauma Cervical yang menyertai Fracture Mandibula di Pusat Trauma Rumah Sakit Drajat Prawiranegara Serang Banten Metode penelitian : Sebuah penelitian Analisis Retrospektif terhadap seluruh pasien Fracture Mandibula yang disertai dengan trauma cervical di Rumah Sakit Drajat Prawiranegara sejak 1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juli 2020 yang dilakukan pemeriksaan diagnostik radiologi lengkap mulai foto polos sampai CT Scan atau MRI. Variabel utama yang dinilai adalah lokasi fracture di mandibula dan ada atau tidaknya Trauma Cervical sebagai cedera penyerta, sedang variabel lain yang dinilai adalah karakter demografi, lokasi trauma cervical, etiologi dan Tingkat kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS) Hasil : dari 6850 pasien trauma secara keseluruhan, terdapat 630 Pasien Fracture maksillofasial, 30 pasien diantaranya disertai Trauma cervical, Frekuensi trauma cervical secara keseluruhan adalah 4,7 % (30 pasien).rerata usia trauma mandibula yang disertai trauma cervical adalah 26 tahun (range 24-63) 80 % laki-laki. Fracture ramus mandibulla adalah lokasi tersering fracture mandibula dengan trauma cervical atas dan bawah adalah lokasi tersering trauma cervical. Cedera penyerta tersering adalah cedera thorax. Simpulan: Setiap pasien dengan fracture mandibula terutama yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas harus dilakukan pemeriksaan radiologi cervical, berupa foto polos cervical, CT atau MRI untuk menyingkirkan kemungkinan Penyerta fracture cervical. Pendekatan ini untuk meminimalisir kecacatan akibat defisit neurologis yang tidak tertangani pada trauma cervical yang menyertai fracture mandibulla. Adanya fracture ramus mandibula dan cedera penyerta pada thorax meningkat kan resiko kejadian trauma cervical, dengan lokasi tersering pada vertebra cervical atas (Cervical 1 dan 2).
THORAX CT-SCAN EXAMINATION RESULT OF COVID-19 PATIENTS Omat Rachmat; Ilma Fiddiyanti; Lukmana Lokarjana; Erika Mustika Rahayu
Journal of Health and Dental Sciences Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Health and Dental Sciences
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Unjani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a pandemic disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2 Anyone could have asymptomatic to severe symptoms. COVID-19 manifests in the lungs, so Radiological examinations, such as X-rays and CT-Scans are needed. The CT-Scan thorax is an examination to assess the progression, severity, and comorbidities based on the consensus of the Radiology Society of North America (RSNA). The purpose of this literature review is to discuss and provide information about the SARS-CoV-2 virus, pathogenesis and pathophysiology, clinical symptoms, and the results of the COVID-19 thorax CT scan. This research is a literature study, which is a type of research that collects, manages, uses, and reviews research data sourced from scientific research journals, previous research manuscripts, and textbooks. The results of the literature review are discussions used to strengthen the management of COVID-19 based on symptoms with a CT-Scan of the thorax. DOI : 10.54052/jhds.v2n1.p15-26
Non-contact Electric Field Exposure Provides Potential Cancer Therapy through p53-Independent Proliferation Arrest and Intrinsic Pathway Apoptosis Induction in MG-63 Cell Lines Omat Rachmat Hasbullah; Ilma Fiddiyanti; Dewi Ratih Handayani; Endang Sutedja; Darmadji Ismono; Nucki Nursjamsi Hidajat; Wahyu Widowati; Ervi Afifah; Hanna Sari Widya Kusuma; Rizal Rizal; Firman Alamsyah; Warsito P. Taruno
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 30 No. 3 (2023): May 2023
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.30.3.522-531

Abstract

Osteosarcoma is a highly malignant primary tumor on bone that mainly attacks children and young adolescents. Until now, osteosarcoma therapy still combines some high costs and invasive therapy modalities that may give side effects, such as pain and nausea. Our previous studies suggested that non-contact electric field has anti-proliferative effect on breast cancer cells, in vitro and in vivo. In this study, we were interested studying alternating current electric field effects on osteosarcoma cells progression as well as its potential cytotoxic effects. MG-63 human osteosarcoma cells were cultured and treated with 200 kHz for 6 days. Several genes of interest including p53, p21, MDM2, caspase-3, caspase-8, and caspase-9 were analyzed using real-time qPCR method. Apoptotic index was measured using flow-cytometry assay. Apoptosis was observed through p53-independent p21 pathway (p = 0.011). Cells undergoing apoptosis through internal pathways were shown by the increase of caspase-3 (p = 0.015) and caspase-9 (p = 0.001) levels, but not caspase-8 (p = 0.080). This treatment has successfully reduced the number of living osteosarcoma cells by 14.7% (p = 0.000) and increased cell death up to 4.26% (p = 0.055). Apoptotic index was markedly increased to 16% (p = 0.001). 200 kHz non-contact electric field exposure can disrupt osteosarcoma progression through disruption of normal cell cycle via p53-independent p21 pathway and induction of apoptosis.
ANALISIS PREVALENSI , KARAKTERISTIK, FAKTOR RISIKO, DAN GAMBARAN ULTRASONOGRAFI PADA PASIEN VESIKOLITHIASIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON TAHUN 2021-2022 Ilma Fiddiyanti; Omat Rachmat; Rizkia Ulhaq
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vesikolithiasis atau penyakit batu kandung kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan zat-zat yang terkandung dalam urine dalam jumlah yang berlebihan atau karena faktor lain yang memengaruhi kelarutan zat tersebut. Gambaran vesikolithiasis dan diagnosisnya dapat dilihat melalui hasil ultrasonografi. Ultrasonografi dapat melihat batu kandung kemih yang terlihat lusen atau opak pada radiografi konvensional. Penampakan vesikolithiasis pada ultrasonografi berupa gambaran hyperechoic dengan bayangan akustik posterior pada kandung kemih dengan ukuran batu yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian, karakteristik (jenis kelamin dan usia), gambaran hasil pemeriksaan ultrasonografi pada pasien vesikolithiasis, dan faktor risiko vesikolithiasis pada pemeriksaan USG pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon pada tahun 2021-2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medis yang terdapat di Bagian Radiologi RSUD Cilegon periode 12 Agustus 2021 s.d. 12 Agustus 2022. Pengambilan dan pengolahan data diambil dengan menggunakan teknik total sampling dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di RSUD Cilegon angka kejadian vesikolithiasis pada tahun 2021-2022 sebanyak 13 kasus. Semua pasien dengan vesikolithiasis di RSUD Cilegon adalah laki-laki sebanyak 13 kasus (100%). Penderita vesikolihiasis terbanyak pada kelompok usia lebih dari 50 tahun dengan jumlah tujuh kasus (53,8%). Gambaran hasil pemeriksaan ultrasonografi berupa hyperechoic dengan posterior acustic shadow pada vesika urinaria dengan ukuran bervariasi. Faktor risiko pada pasien vesikolithiasis adalah hiperplasia prostat jinak pada tujuh pasien (53,8%), pemasangan kateter pada enam pasien (46,1%), hidronefrosis pada tujuh pasien (53,8%), nefrolitiasis/nefrokalsiosis pada pasien (23%), kista ginjal pada tiga pasien (23%), dan sistitis pada satu pasien(7,7%). Kata kunci : angka kejadian, karakteristik, ultrasonografi, vesikolithiasis DOI : 10.35990/mk.v6n2.p183-193
FRACTURES CAUSES AND TYPES DESCRIPTION IN DRAJAT PRAWIRANEGARA HOSPITAL SERANG INDONESIA Omat Rachmat; Ilma Fiddiyanti
Journal of Health and Dental Sciences Vol. 3 No. 2 (2023): Journal of Health and Dental Sciences
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Unjani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fractures are often associated with considerable morbidity, leading to extended hospital stays. Disturbances due to fractures impact activity tolerance, thereby reducing productivity. Fracture is a term for loss of continuity of bone or cartilage, either total or partial. In general, a fracture is caused by trauma or physical exertion. This case report consists of four types of fractures in the Drajat Prawiranegara Hospital Serang Indonesia: transverse fractures, cumulative fractures, oblique, segmental, impacted, and spiral fractures. Causes of fractures can be divided into traumatic injuries, direct, indirect, sudden violent contractions, pathological fractures, bone tumours, chronic infections, rickets, and term bone stress. The gold standard examination used to determine the location, type, and severity is an x-ray radiology examination. DOI : 10.54052/jhds.v3n2.p217-226
Skrining Status Gizi Anak sebagai Upaya Pencegahan Masalah Gizi di Kasemen Serang Utami, Louisa Ivana; Hermawati, Luluk; Rachmat, Omat; Prameswari, Yuda Nabella; Wulansari, Ekawati Rini; Irawati, Nur Bebi Ulfah
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 3 (2025): Agustus
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v4i3.253

Abstract

Masalah gizi pada anak masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang penting, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap informasi gizi. Kegiatan pengabdian ini bertujuan melakukan deteksi dini masalah gizi pada anak usia 0-5 tahun di Desa Kasemen melalui skrining status gizi berbasis berat badan dan panjang badan Metode meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, klasifikasi status gizi berdasarkan standar WHO, serta edukasi kepada orang tua. Sebanyak 105 anak dilakukan skrining, dengan hasil mayoritas memiliki status gizi normal (75,2%), namun masih ditemukan kasus stunting (14,3%), wasting (19%), dan kelebihan gizi (5,8%). Kegiatan ini menunjukkan bahwa skrining sederhana dan edukasi gizi berbasis komunitas dapat menjadi strategi efektif dalam deteksi dan pencegahan masalah gizi anak. Temuan ini menekankan pentingnya intervensi gizi yang berkelanjutan dan berbasis keluarga di tingkat komunitas.