Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Optimasi Variasi Konsentrasi, Waktu Sentrifugasi Polyethylene Glycol (PEG), dan Modified Egg Yolk Lipemic Serum pada Enzim Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) Susilawati, Anissa; Riyani, Ani
Jurnal Kesehatan Rajawali Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Rajawali
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54350/jkr.v13i2.198

Abstract

Examination of Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) enzymes can be disrupted due to the presence of fatty serum. The addition of Polyethylene Glycol (PEG) to fatty serum will lower the surface tension of the serum so that the fat will precipitate and eliminate error readings on the photometer. This study aims to determine the concentration and centrifugation time of the addition of Polyethylene Glycol (PEG) under optimal conditions. Serum modification was made to resemble fatty serum using egg yolks with three variations of triglyceride levels in ±500 mg/dL, ±600 mg/dL, ±700 mg/dL. Fatty serum is made using three concentrations of Polyethylene Glycol (PEG), namely 0.05%, 0.10%, 0.15%. Then incubated for 30 minutes at 40C and precipitation was carried out using centrifugation at 3000 rpm with three variations of centrifugation time, namely at 5, 10 and 15 minutes. Then the resulting supernatant was separated and measured to determine the Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) enzyme using a photometer. Then the data were analyzed using a two way ANOVA test followed by a Post Hoc test with a 95% confidence level. The conclusion of this study is that at 500 mg/dL fatty serum, the optimal concentration was obtained, namely 0.10% with a 10-minute centrifugation time, at 600 mg/dL fatty serum, the optimal concentration was obtained, namely 0.10% with a 10-minute centrifugation time, on fatty serum 700 mg/dL obtained the optimal PEG concentration and centrifugation time of 0.15% with a centrifugation time of 15 minutes.
STUDY RETROSPEKTIF PENINGKATAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN KOLESTEROL DAN TROPONIN I PADA KASUS PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSU PINDAD BANDUNG Suriadiharja, Angga; Riyani, Ani; Kurnaeni, Nani; Wiryanti, Wiwin
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh keadaan dyslipidemia, keadaan ini merupakan keadaan yang disebabkan oleh lipid yang tidak normal yang ada dalam darah penderitanya karena adanya kolestrol dalam darah yang meningkat dan tidak normal, terjadinya Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol dan trigliserida. Penelitian ini menggunakan studi retrospektif analitik dan trend kadar LDL kolesterol dengan kadar Troponin I pasien pada kasus penyakit jantung koroner di RSU Pindad Bandung. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari RSU PINDAD Bandung. Sebanyak 160 pasien PJK yang diteliti melakukan pemeriksaan troponin I, sebanyak 104 pasien (65%) adalah laki-laki dan sisanya 56 pasien (35%) perempuan, dimana sebanyak 116 pasien (72%) memiliki kadar Troponin I abnormal dan 44 pasien (23%) memiliki kadar troponin I normal. Hasil menunjukkan bahwa 45 pasien melakukan pemeriksaan LDL kolesterol, 25 pasien (56%) laki-laki dan 20 pasien (44%) perempuan, dimana 32 pasien (71%) memiliki kadar LDL-kolesterol abnormal dan 13 pasien (29%) memiliki kadar LDL- kolesterol normal. Trend kadar Troponin I berulang adalah rerata pertama 4,0 ng/mL dan rerata pada pemeriksaan Troponin I kedua 7,8 ng/mL, terjadi peningkatan rerata kadar Troponin I pertama dan kedua (95%). Trend kadar rerata dari pemeriksaan LDL kolesterol pertama 116 mg/dL dan rerata pada pemeriksaan LDL kolesterol kedua 110 mg/dL, terjadi penurunan rerata kadar LDL kolesterol pertama dan kedua (5%). Hasil kadar LDL kolesterol dan hasil troponin I hubungannya positif, dengan nilai correlation coefficient 0,274 derajat korelasi cukup.
STABILITAS ASSAYED SERUM CONTROL TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, BILIRUBIN TOTAL, DAN AKTIVITAS ALT PADA SUHU -21° C Pramesti, Latifa Ayu; Firman Solihat , Mohamad; Riyani, Ani; Feisal Rinaldi, Sonny
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2045

Abstract

Laboratoirum merupakan tempat pengujian yang harus memiliki standar mutu yang baik dan benar, laboratorium yang bermutu adalah laboratorium yang slalu memperhatikan aspek-aspek ketepatan atau accuracy dan ketelitian atau presisi dalam setiap pengukuran sampel yang akan diuji dengan menggunakan bahan control tertentu dalam quality control. Laboratorium klinik swasta X manggunakan assayed serum control untuk melakukan quality control, namun saat ini belum mengatur mengenai batas penggunaan kontrol. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui stabilitas assayed serum control untuk pemeriksaan Kolesterol Total, Bilirubin Total, dan ALT pada suhu (-15) – (-25)O C. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kontrol pada parameter kolesterol total, bilirubin total dan ALT selama 30 hari. Hasil dihitung menggunakan statistik General Linear Model (GLM) metode Repeated measures dan mengukur bias. Didapatkan hasil stabilitas secara statistik Assayed serum control PreciControl ClinChem 1 (normal) memiliki stabilitas selama 28 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan 16 hari untuk pemeriksaan bilirubin total dan ALT. Sedangkan Assayed serum control PreciControl ClinChem 2 (patologis) memiliki stabilitas selama 30 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan bilirubin total dan 22 hari untuk pemeriksaan ALT. Secara klinis Assayed serum control PreciControl ClinChem 1 (normal) memiliki stabilitas selama 30 hari untuk pemeriksaan kolesterol total, bilirubin total, dan ALT. Sedangkan Assayed serum control PreciControl ClinChem 2 (patologis) memiliki stabilitas selama 28 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan 30 hari untuk pemeriksaan bilirubin total dan ALT.
Retraksi: Pengaruh Indeks Hemolisis Serum Terhadap Aktivitas Enzim Alkaline Phosphatase (ALP) Malik, Aryha Reveza; Nurhayati, Dewi; Riyani, Ani; Kurnaeni, Nani
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 2 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i2.1815

Abstract

Artikel ini ditarik oleh author sesuai permohonan ybs karena sudah dipublish di Jurnal Gizi dan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang per tanggal 30 Agustus 2023 dengan link PENGARUH INDEKS HEMOLISIS SERUM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ALKALINE PHOSPHATASE (ALP) | Jurnal Kesehatan Siliwangi (polkesban.ac.id).
Perbandingan Hasil Mikroskopis Preparat Jaringan dengan Minyak Daun Kayu Manis sebagai Agen Clearing pada Pematangan Jaringan Lamsudiansyah, Asrul Yudha Fadhiila; Durachim, Adang; Wiryanti, Wiwin; Riyani, Ani
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 2 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i2.1832

Abstract

Latar Belakang Clearing adalah salah satu tahapan pada prosessing jaringan. Clearing memiliki tujuan untuk menghilangkan alkohol dan juga larutan dehidran lain dari dalam jaringan. Xylol adalah senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai agen clearing, namun xylol memiliki kekurangan yaitu bersifat toksik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengganti xylol dengan reagen alternatif pada proses clearing. Metode Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian yakni deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah jaringan ginjal tikus Rattus norvegicus. Uji statistik yang digunakan adalah uji Independent T-Test pada saat data berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney U pada data yang tidak berdistribusi normal. Hasil Berdasarkan hasil nilai uji Independent T-Test yaitu nilai intensitas warna inti sel Sig 0.55 dan nilai intensitas warna sitoplasma Sig 0.582 yang mana keduanya bernilai > 0.05 artinya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara penggunaan xylol dan minyak daun kayu manis sebagai agen clearing. Kesimpulan Pada penelitian ini, minyak daun kayu manis dapat digunakan sebagai agen clearing pengganti xylol.
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Metode GOD-PAP Pada Plasma Natrium Fluorida (NaF) Dengan Penundaan Waktu Pemeriksaan Pada Suhu Ruang Nurjanah, Fitri; Nurhayati, Dewi; Kurnaeni, Nani; Riyani, Ani
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 2 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i2.1892

Abstract

Latar Belakang: Keterlambatan dalam pemeriksaan bisa disebabkan karena banyaknya sampel yang harus diperiksa, proses pengangkutan yang memakan waktu, kendala pada tenaga kerja, serta kerusakan reagen dan peralatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar glukosa darah metode GOD-PAP pada plasma Natrium Fluorida (NaF) dengan penundaan waktu pemeriksaan pada suhu ruang. Metode: Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 yang bertempat di Laboratorium Kimia Klinik kampus Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian static group comparation, yaitu dilakukan perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 4. Uji statistik yang digunakan yaitu Uji normalitas Shapiro-Wilk, Uji Friedman, dan Uji Wilcoxon. Hasil: Hasil rata-rata kadar glukosa darah yang diperiksa segera, ditunda 2, 4, 6, 12, dan 24 jam masing-masing sebesar 97,81, 96,13, 94,81, 91,56, 84,13, dan 64,50 mg/dL. Pada uji Friedman didapatkan hasil nilai Sig. 0.000 < 0.05, menandakan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar glukosa pada plasma NaF dengan penundaan waktu pemeriksaan. Pada uji Wilcoxon pemeriksaaan segera dengan penundaan 2 jam dan pemeriksaan segera dengan penundaan 4 jam didapatkan hasil nilai Sig. 0.569 dan 0.094 > 0.05, sedangkan pemeriksaan segera dengan penundaan 6, 12, dan 24 jam didapatkan nilai Sig. 0.000 < 0.05. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar glukosa darah metode GOD-PAP pada plasma NaF dengan penundaan waktu pemeriksaan pada suhu ruang dengan nilai Sig. 0.000 < 0.05 dan stabilitas kadar glukosa darah pada plasma NaF bertahan hingga waktu penundaan 4 jam.
OPTIMASI WAKTU INKUBASI VAKSIN H5N1 PADA TELUR AYAM BEREMBRIO DENGAN SUHU 37OC TERHADAP TITER HEMAGLUTINASI Fuji Lestary, Rizka; Kurniati, Iis; Dermawan, Asep; Riyani, Ani
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Avian Influenza virus subtype H5N1 can infect animals as well as humans due to its high pathogenicity. Avian Influenza virus contains hemagglutinin protein that can agglutinate red blood cells. The purpose of this study was to determine the optimal incubation time, namely 3 days, 4 days, and 5 days and whether there are differences in the different incubation times. The type of research used was descriptive. The samples used were Avian Influenza Vaccine subtype H5N1 inoculated into embryonated chicken eggs aged 9-11 days. The allantois fluid produced from vaccine inoculation in embryonated chicken eggs can be tested for hemagglutination to determine its titer. The results showed that the optimum incubation time was 3 days and the optimum hemagglutination titer at the 3rd day incubation time was 1/256, at the 4th day incubation time was 1/256, and at the 5th day incubation time was 1/512. The data were analyzed using One-Way Anova test on SPSS. In conclusion, there was a significant difference in hemagglutination titer in the H5N1 vaccine inoculated in embryonated chicken eggs for 3 days and 4 days against the incubation time for 5 days.
PERBEDAAN KADAR BILIRUBIN TOTAL SERUM LIPEMIK SEBELUM DAN SESUDAH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL Alifah Nuraini, Syifa; Riyani, Ani; Kurnaeni, Nani; Wiryanti, Wiwin
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lipemic serum is characterized by its turbid appearance, resulting from elevated concentrations of lipoproteins, particularly chylomicrons and very low-density lipoproteins (VLDL). This turbidity can interfere with the accuracy of total bilirubin measurements, leading to potentially inaccurate results. To mitigate this issue, polyethylene glycol (PEG) is often used as a clarifying agent. This study aims to evaluate the differences in total bilirubin levels in lipemic serum before and afterthe addition of 10% polyethylene glycol 6000. This quasi-experimental research uses a one group pretest-posttest design. conducted in May 2024 at the Clinical Chemistry Laboratory, Department of Medical Laboratory Technology, Bandung Health Polytechnic. A total of 30 serum samples from hospitals in Bandung were combined to make pooled sera, then modified to be lipemic using egg yolk until the triglyceride level reached 991.5; 1002.8; and 1067.8 mg/dL.Total bilirubin levelswere measured both before and after the addition of polyethylene glycol, with initial levels recorded at 1.62, 2.64, and 3.58 mg/dL, and post-PEG levels at 2.40, 3.30, and 4.35 mg/dL. Statistical analysis using a paired sample t-test revealed a significance level of 0.000 (p < 0.05), indicating a significant difference in total bilirubin levels before and after the application of polyethylene glycol in lipemic serum.
AIR PERASAN JERUK LEMON SEBAGAI ALTERNATIF REAGEN PANDY PADA PEMERIKSAAN PROTEIN CAIRAN LIQUOR CEREBROSPINALIS Oktaviani, Rina; Riyani, Ani; Fadhilah, Fitri; Inayah, Siti Nur
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 5 No 1 (2025): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v5i1.2817

Abstract

Latar Belakang: Protein di dalam cairan liquor cerebrospinalis (LCS) pada kondisi normal konsentrasinya sedikit, untuk mengukurnya dapat diperiksa dengan metode Pandy. Asam sitrat di dalam jeruk lemon merupakan senyawa bersifat asam lemah, serupa dengan sifat keasaman larutan fenol jenuh di dalam reagen Pandy, dan larutan yang bersifat asam dapat mendenaturasi protein. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi air perasan jeruk lemon sebagai pengganti reagen Pandy dalam uji protein cairan LCS. Metode: Eksperimen komparatif dengan sampel air perasa jeruk lemon konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Hasil: Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai sig. 1.000 pada pemeriksaan protein cairan LCS secara kualitatif tetapi secara semi kuantitatif diperoleh nilai sig. <.001. Kemudian, berdasarkan pengujian 0-4 minggu menggunakan air perasan jeruk lemon penyimpanan pada suhu 2-8oC diperoleh nilai sig. 1.000. Kesimpulan: Air perasan jeruk lemon optimal dan dapat digunakan sebagai alternatif reagen Pandy pada pemeriksaan protein cairan LCS secara kualitatif tetapi tidak optimal dan tidak dapat digunakan secara semi kuantitatif, dan air perasan jeruk lemon stabil selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 2-8oC.
Evaluation and Follow-up of Internal Quality Control of Total Bilirubin Testing at RSIA “X” Rahmawati A, Mina; Feisal Rinaldi, Sonny; Riyani, Ani; Kurnaeni, Nani
INDOGENIUS Vol 4 No 3 (2025): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v4i3.609

Abstract

Background & Objective: A decrease in the sigma value of laboratory test parameters requires a comprehensive evaluation to identify the causes of instability and establish improvement strategies through internal quality control. Method: The research method is a descriptive study involving analysis of the Quality Goal Index (QGI), information collection through interviews, identification of causal factors using the Root Cause Analysis (RCA) approach, and the development of corrective and preventive action lists. Result: The cause of the decrease in sigma values in total bilirubin testing was found to be the reconstitution process of control materials that were not dissolved in low light conditions, resulting in decreased stability and sigma values in total bilirubin testing. This was due to the relocation of the laboratory to a new room with many light sources. The corrective action to be taken is to improve and add SPO for the dilution of quality control materials, which must be done in low light conditions. The preventive action taken is to ensure that SPO is implemented properly, as a way to minimize light absorption by covering the control material storage with aluminum foil. Conclusion: The results indicate that the decrease in sigma in total bilirubin testing is due to light exposure. A comprehensive system improvement is necessary to prevent further decreases in sigma values in total bilirubin testing.