Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kualitas Hidup Penderita Hipertensi Di Puskesmas Sedayu II Bantul, Yogyakarta Brune Indah Yulitasari; Maryadi Maryadi; Anggi Napida Anggraini
Faletehan Health Journal Vol 8 No 02 (2021): Faletehan Health Journal, July 2021
Publisher : Universitas Faletehan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33746/fhj.v8i02.247

Abstract

Hypertension is one of diseases considered as the main cause of death and disability. The incidence of hypertension is increasing rapidly each year. Hypertension impacts on socio-economic problems and quality of life. Quality of life is one's perception of his life including cultural aspect, the value system of the place where he is, his expectations, standards, and life goals. The aim of this study was to describe hypertensive patients’ quality of life at Sedayu II Bantul Public Health Center, Yogyakarta. This study was descriptive with a mixed-method design. The quantitative samples were 60 people and the qualitative samples were 3 people. The instruments were WHOQOL-BREFF quality of life questionnaire and an interview guide. The results showed that the quality of life of 80% hypertensive patients was generally good and 20% low. The physical domain was good (75%), physical activities were disturbed when hypertension recurred. The psychological domain was good (88.3%), they had no change in appearance and were still confident. The social domain was good (81.7%), they had good relations with family and community. The conclusion is the quality of life of hypertensive patients at Sedayu II Bantul Public Health Center is classified good.
Hubungan Jumlah Tenaga Perawat dengan Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Wates Wahyu Rizky; Nurharyanti Darmaningtyas; Brune Indah Yulitasari
Indonesian Journal of Hospital Administration Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijhaa.2018.1(1).38-42

Abstract

Jumlah perawat di seluruh dunia menurut WHO ada 19,3 juta perawat, sedangkan di Indonesia terdapat 147,264. Secara nasional, rasio perawat adalah 87,65 per 100.000 penduduk, masih jauh dari target tahun 2019a yaitu 180 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga perawat masih sangat terbatas, dan keterbatasanA ini bisa menyebabkan beban kerja perawat menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini untuk  mengidentifikasi dan menganalisa hubungan jumlah tenaga perawat dengan beban kerja perawat pelaksana. metodologi penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampling dengan total sampling. Analisa data bivariat menggunakan uji statistik kendal tau dengan SPSS  22.  Hasil penelitian ini  dari total  41  responden  yang  menunjukkan  beban kerjanya tinggi sebanyak 32 responden (78%) dengan jumlah perawat yang tersedia di bangsal masih kurang dari jumlah ideal menurut perhitungan Depkes. Uji Kendal’s Tau menunjukkan nilai ρ value sebesar 0,000 <0,05(α:0,05) yang artinya terdapat hubungan antara jumlah tenaga perawat dengan beban kerja perawat pelaksana. Kesimpulan beban kerja paling tinggi terdapat di bangsal dengan jumlah tenaga perawat yang kurang dari jumlah ideal sesuai perhitungan Depkes. Kata kunci : jumlah tenaga perawat, beban kerja, perawat pelaksana
Hubungan Implementasi IPSG (International Patien Savety Goals) dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Kasihan I Bantul Anggi Napida Anggraini; Choirul Anwar; Brune Indah Yulitasari
Indonesian Journal of Hospital Administration Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijhaa.2018.1(1).28-37

Abstract

ABSTRACKKepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Sampai saat ini masalah keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, Joint Commission International (JCI) & World Health Organitation, menurut WHO dalam Ismiyati 2013, menyatakan bahwa kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit mencapai 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap seluruh rumah sakit di dunia. Angka yang terbilang cukup tinggi untuk kejadian dalam penerapan patient safety. Mengetahui hubungan implementasi IPSG (International Patien Savety Goals)dengan kepuasan Pasien di Puskesmas Kasihan I Bantul. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross-sectional. Pengambilan sampel mengunakan accidental sampling untuk kepuasan pasien dan purposive sampling untuk tenaga kesehatan. Instrumen penelitian mengunakan kuesioner dan ceklis observasi. Metode analisis yang digunakan adalah Chi Square. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara Implementasi IPSG dengan kepuasan pasien dengan nilai p-value 0,004 (0,005). Kata Kunci: IPSG, international, Patient, Savety, kepuasan pasien
Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang Puyan Lukman Hadi; Tri Prabowo; Brune Indah Yulitasari
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.83 KB) | DOI: 10.21927/jnki.2013.1(1).6-11

Abstract

Perawat yang memilki keterampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah membina hubungan saling percaya dengan klien juga dapat mencegah terjadinya masalah legal etik. Selain itu dapat memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain dalam memberikan pelayanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubunganantara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik (induktif) dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Dukun Magelang. Subyek penelitian adalah pasien yang ditangani oleh perawat di Puskesmas Dukun Magelang. Sampel penelitian diambil dengan teknik accidental sampling berjumlah 231 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau. Hasil penelitian sebanyak 119 orang (51,5%) responden mendapatkan komunikasi terapeutik cukup baik, sedangkan tingkat kepuasan pasien dalam kategori puas 114 orang (62,3%). Hasil analisis Kendal Tau untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan diperoleh nilai korelasi 0,551 artinya memiliki arah korelasi positif yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik maka tingkat kepuasan akan semakin tinggi. Nilai korelasi 0,551 artinya mempunyai tingkat hubungan yang sedang. Nilai p=0,000 dengan taraf kesalahan 5% artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Kesimpulan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang dengan keeratan hubungan sedang.
Self Efficacy And The Quality Of Life Of Schizophrenia Caregivers Mulyanti Ners; Brune Indah Yulitasari
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 7, No 2 (2019): JULI 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.368 KB) | DOI: 10.21927/jnki.2019.7(2).79-85

Abstract

Self efficacy is an important factor to improve the quality of life of Schizophrenia caregivers. A caregiver’s quality of life affects treatment process which is an important key in curing Schizophrenia patient. This research aims to investigate the relation of self-efficacy to the quality of life.  This is a quantitative research with cross sectional approach. The research was conducted in the working area of Puskesmas Godean I, i.e. Desa Sidoluhur, Desa Sidoagung, Desa Sidomulyo, and Desa Sidomoyo on August 1 to September 15, 2018. There were 47 participants chosen using consecutive sampling technique. The dependent variable is the quality of life of Schizophrenia caregivers. Meanwhile, the independent variable is self-efficacy. Both variables were measured through questionnaire. The quantitative data was analyzed using chi square test. The characteristics of the research subjects are: female, middle aged, married, low-income earners, senior high school graduates, and have caring experience of more than 5 years. It is found that the self-efficacy of schizophrenia caregivers is in ‘strong’ category. There is a significant relation between the self-efficacy of Schizophrenia caregivers and their quality of life. The quality of life of Schizophrenia caregivers is influenced by high level of self-efficacy. 
Effectiveness of Affirmation Stress Management on The Stress level Among Caregivers of Shizophrenia Patient Mulyanti Ners; Brune Indah Yulitasari; Tri Paryati
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2020.8(2).82-86

Abstract

Schizophrenia is a chronic and severe disease so they need caregivers to help their daily activities. Caregivers of patients with schizophrenia have experienced chronic stress in their daily lives. The effects of caregiver of Schizophrenia with high stress level are the disruption of family relationships, constraints in social, leisure and work activities, financial difficulties, and negative impact on their own physical health. Affirmation stress management one of the intervention to reduce the level stress on caregiver of patients with Schizophrenia.This study aimed to prove effect affirmation stress management on the stress level among caregivers of Schizophrenia people.This research was quasi-experimental with one group pretest-postest without control. Subjects of this study were 29 caregivers of schizophrenia patients. Subjects selection technique used purposive sampling. Measuring instruments used perceived stress scale. The technique of data analysis used correlation of paired t-test. The results showed that the average level of stress caregiver before the stress management action was 15.17 (SD: 6.54) and the average stress level after the action was 13.59 (5.39). Statistical test results showed that there were significant differences between the stress level values before and after the affirmative stress management intervention was given (p. Value = 0.015). The conclusion of this research is there was an influence of affirmation stress management on stress level on caregivers of Schizophrenia patient.
FUNGSI KOGNITIF DAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PUSKESMAS SEDAYU II BANTUL Brune Indah Yulitasari; Latifatul Yumna; Julia Meranti
Jurnal Keperawatan Abdurrab Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 No 1 Juli 2022
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jka.v6i1.2140

Abstract

Impaired cognitive function is one of the health problems experienced by the elderly. It can cause the elderly to experience setbacks or not be able to carry out daily activities independently. One of the factors that can cause the elderly to experience a decline in cognitive function is the condition of nutritional status in the elderly. This study aimed to identify the relationship between cognitive function and nutritional status in the elderly at Puskesmas Sedayu 2, Bantul, Yogyakarta. This type of research is quantitative correlation research with a cross-sectional approach design. The population in this study was the elderly aged 60 years and over. The sampling technique used was consecutive sampling with a total of 100 samples. The research instrument used the MMSE (Mini-Mental State Exam) and nutritional status by measuring weight, height, and calculating BMI. The analysis using the Pearson Product moment correlation test revealed there was no significant relationship between cognitive function and nutritional status. It is necessary to do further research related to cognitive function in the elderly.
Depresi Dengan Fungsi Kognitif Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Binaan Puskesmas Sedayu 2 Bantul Essy Sekar Safitri; Brune Indah Yulitasari; Mulyanti Mulyanti
Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Tribhuwana Tunggadewi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/nn.v6i3.2543

Abstract

Type II Diabetes Mellitus is a chronic disease and is an important health problem in Indonesia and the world. Type II Diabetes Mellitus is a group of metabolic diseases with hyperglycemia resulting from defects in insulin secretion and insulin action. Type II Diabetes Mellitus can affect physical and psychological health. Physical decline in type II Diabetes Mellitus sufferers causes a person to experience a decrease in cognitive and psychosocial functions, such as depression. The aim of the study was to determine the relationship between depression and cognitive function in patients with type II diabetes mellitus in the target area of the Sedayu 2 Health Center, Bantul. This type of research is a quantitative correlation study with a cross-sectional approach. The population in this study were respondents with type II Diabetes Mellitus aged ≥45 years using simple random sampling technique with a total of 110 samples. The instrument used in the depression level study used the BDI (Beck Depression Inventory) questionnaire and cognitive function used the MMSE (Mini Mental State Exam). The results of the analysis with the Kendal Tau correlation test showed that there was a significant relationship between depression and cognitive function P-value = 0.000 (p 0.05). The higher the level of depression, the more severe the cognitive function of type II Diabetes Mellitus sufferers.
GANGGUAN TIDUR MENURUNKAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA DM TIPE II Siti Nur Khofifah; Brune Indah Yulitasari; Abror Shodiq
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.15487

Abstract

Penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami gejala klinis dan psikologis yang mengakibatkan gangguan tidur. Gejala klinis tersebut dapat berupa gatal pada kulit, poliuria, polifagia, dan polidipsia, sedangkan gejala psikologis berupa stres, gangguan emosi, dan fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan fungsi kognitif pada penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 2 Bantul Yogyakarta. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 110 responden dengan menggunakan metode simple random sampling. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa diabetes melitus tipe II tanpa komplikasi dan berusia 45 tahun. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan tidur yang dialami pasien diabetes melitus tipe 2 cukup baik sebesar 38,2% sedangkan fungsi kognitif responden sebagian besar normal sebesar 34,5%. Hasil analisis menggunakan uji korelasi rank spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan tidur dengan fungsi kognitif pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan p-value 0,003 (p<0,05) dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,282. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin baik kualitas tidur pasien diabetes melitus tipe II maka fungsi kognitifnya akan semakin baik.
Dukungan Keluarga Dengan Fungsi Kognitif Pada Penderita DM Tipe 2 di Bantul Hidayat, Ircho Nur; Yulitasari, Brune Indah; Siswanto, R. Agus
Jurnal Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32763/ey4h1y22

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah global karena prevalensinya mengalami peningkatan tiap tahun di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan bagi penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu penurunan fungsi kognitif. Namun masalah ini dapat dicegah dengan dukungan keluarga yang baik. Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan fungsi kognitif pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 2. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, dengan pendekatan cross sectional. Tehnik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tehnik simple random sampling dengan 110 responden dengan DM tipe 2 tanpa komplikasi. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner Hensarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Uji analisis data menggunakan Kendall’s Tau. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dukungan keluarga sebesar 56,4% dan untuk fungsi kognitif normal sebesar 34,5%. Hasil uji statistik menunjukan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi kognitif yang ditunjukan dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga yang baik pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 cenderung memiliki fungsi kognitif baik. Sehingga anggota keluarga perlu menjadi fokus pelayanan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas saat pendampingi penderita Diabetes Mellitus tipe 2 saat memeriksakan kesehatannya