Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Dampak Target Produksi Udang Dua Juta Ton Terhadap Ekonomi Kelautan Indonesia: Pendekatan Model Input-Output Suhana, Suhana; Sapanli, Kastana; Fauzi, Sadilah
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 2 (2023): (Desember 2023)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v13i2.12585

Abstract

Udang merupakan salah satu subsektor dibidang kelautan yang menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi kelautan nasional. Pasar udang yang cukup besar dan tahun 2021 Indonesia menjadi salah satu dari lima produsen udang terbesar di dunia merupakan peluang besar untuk terus mendorong peningkatan produksi udang di Indonesia. Tujuan penelitian yaitu menganalisis dinamika struktur ekonomi kelautan Indonesia terhadap target peningkatan produksi udang menggunakan pendekatan input-output. Data dianalisis berdasarkan tabel input-output indonesia transaksi total atas dasar harga dasar (185 Produk) Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan kontribusi produk domestik bruto (PDB) bidang kelautan pada tahun 2016 sebesar 29,93% terhadap PDB Nasional. Kontribusi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di mana sebagian besar permintaaan dan penawaran barang dan jasa bidang kelautan berasal dari domestik. Sementara itu dampak kebijakan peningkatan target produksi udang 2 juta ton tahun 2024 menunjukkan program tersebut berdampak terhadap hampir seluruh subsektor dalam bidang kelautan pada kondisi perekonomian tahun 2016. Subsektor yang terdampak paling tinggi diantaranya subsektor udang dan crustacea lainnya, sektor lainnya (selain bidang kelautan), perdagangan selain mobil dan sepeda motor, ikan, dan Barang-barang hasil kilang minyak dan gas. Hasil studi ini menunjukkan bahwa subsektor udang memiliki keterkaitan erat dengan subsektor lainya yang ada di bidang kelautan dan diluar bidang kelautan. Oleh sebab itu untuk mengoptimalkan rencana peningkatan target produksi udang 2 juta ton tahun 2024, pemerintah perlu membenahi berbagai subsektor yang terkait. Title: The Impact of the Two Million Ton Shrimp Production Target on Indonesia’s Marine Economy: An Input-Output Modelling ApproachShrimp is one of the sub-sectors in the marine sector which is one of the drivers of national marine economic growth. The shrimp market is quite large and in 2021 Indonesia is one of the five largest shrimp producers in the world is a great opportunity to continue to encourage increased shrimp production in Indonesia. The research objective was to analyse the dynamics of Indonesia’s marine economic structure towards the target of increasing shrimp production using the input-output approach. Data were analysed based on the Indonesia input-output table total transactions at basic prices (185 products) in 2016. The results showed that the contribution of GDP in the marine sector in 2016 was 29.93% of the National GDP. The contribution has increased compared to previous years where most of the demand and supply of goods and services in the marine sector come from domestic. Meanwhile, the impact of the policy to increase the shrimp production target of 2 million tonnes in 2024 shows that the programme has an impact on almost all subsectors in the marine sector in 2016 economic conditions. The most affected subsectors include shrimp and other crustaceans, Other Sector (other than marine sector), trade other than cars and motorcycles, fish, and goods from oil and gas refineries. The results of this study show that the shrimp subsector is closely related to other subsectors in the marine sector and outside the marine sector. Therefore, to optimise the plan to increase the shrimp production target of 2 million tonnes by 2024, the government needs to improve various related subsectors.
Kajian Pustaka: Karakteristik Kimia dari Produk Gula Aren dan Kelapa Nurcahali, Fani; Hutami, Rosy; Andarwulan, Nuri; Sapanli, Kastana
Karimah Tauhid Vol. 3 No. 10 (2024): Karimah Tauhid (On Proses)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v3i10.15567

Abstract

Gula aren dan gula kelapa merupakan pemanis alami yang semakin populer sebagai alternatif gula tebu, keduanya memiliki karakteristik kimia yang unik yang mempengaruhi rasa, tekstur, dan nilai gizinya. Artikel ini mengulas karakteristik kimia gula aren dan kelapa. Metode penelitian ini yaitu bersumber dari referensi seperti jurnal, dan berbagai pustaka yang terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan kimia yang meliputi kadar abu, gula pereduksi, dan sukrosa yang lebih rendah dibandingkan  dengan  gula kelapa sedangkan kadar air pada gula kelapa lebih rendah dari gula aren.
Proses Produksi Lada Putih Bangka Bubuk (Muntok White Pepper) di PT. Izzah Globalindo Indonesia - Bangka Selatan Kartawiria, Rifky Fauzi Althafry; Hapsari, Distya Riski; Hutami, Rosy; Nurhalimah, Siti; Uzwatania, Fina; Sapanli, Kastana
Karimah Tauhid Vol. 3 No. 10 (2024): Karimah Tauhid (On Proses)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v3i10.15601

Abstract

Lada putih, yang dikenal dengan kandungan piperin dan minyak atsirinya, memiliki peran penting dalam sektor agrikultur sebagai komoditas devisa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses produksi lada putih bubuk di PT. Izzah Globalindo Indonesia, khususnya dalam memanfaatkan lada putih Bangka. Pengolahan lada putih di PT. Izzah melibatkan dua tahap utama: pasca panen dan proses produksi. Pada tahap pasca panen, dilakukan beberapa proses seperti perendaman, pengupasan, pencucian, dan pengeringan untuk menjaga kualitas lada. Tahap produksi melibatkan sortasi, penggilingan, penimbangan, penyegelan, dan pengemasan produk. Dalam proses ini, lada putih dipisahkan berdasarkan ukuran grade, di mana Grade A dijual dalam bentuk butiran, sementara Grade B diolah menjadi bubuk lada. Standar keamanan pangan telah diterapkan di seluruh proses, dengan penggunaan peralatan modern seperti mesin grading dan grinder, serta kemasan yang sesuai dengan standar nasional Indonesia. Proses pengemasan juga mempertimbangkan keamanan produk selama distribusi. Studi ini menunjukkan bahwa sistem produksi PT. Izzah Globalindo Indonesia telah memenuhi standar kualitas tinggi, mulai dari penanganan pasca panen hingga distribusi produk akhir, dengan fokus utama pada kebersihan, efisiensi, dan keamanan pangan.
Pelatihan Pengelolaan Sampah Komunal Berbasis Model Apartemen di Desa Lingkar Kampus IPB Nindyantoro; Sapanli, Kastana; Novindra; Arifin, Muhammad; Sudradjat, Dandi Rivaldi
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpim.5.2.137-149

Abstract

Indonesia is the second largest waste producing country in the world. The household sector is a significant contributor to food waste. One of the efforts to manage food waste is by applying circular economy principles. As a solution, training on waste sorting and BSF maggot cultivation was carried out and then tested it as animal feed. The area around the campus was chosen as the activity location, namely Balumbang Jaya Sub-District, with a population of 9,455 people consisting of 4,943 men and 4,512 women. In the training of maggot training trainers starting from trapping BSF fly eggs, preparing feed media for maggot that comes from household organic waste, maintaining maggot, and how to harvest maggot in prepared cages. The community is involved by providing buckets as organic waste containers and collecting them in an organized and scheduled manner. The maggot cultivation business is financially feasible. In addition, it is known that maggot cultivation is a solution for household organic waste and reduces environmental pollution.
Low Carbon Development Strategy in the Rambat Menduyung Mangrove Forest Area of West Bangka Putra, Aditya Handoyo; Falatehan, A Faroby; Sapanli, Kastana
JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Manajemen Agribisnis
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMA.2024.v12.i01.p09

Abstract

Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon salah satunya melalui pembangunan rendah karbon. Ekosistem mangrove memiliki nilai penyimpanan karbon yang tinggi sehingga dapat mendukung pembangunan tersebut. Namun terdapat permasalahan tingginya degradasi mangrove yang disebabkan oleh kegiatan ekonomi. Salah satu sektor yang menyebabkan kerusakan mangrove adalah sektor pertambangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Strategi pembangunan rendah karbon di kawasan mangrove diperlukan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan seperti perikanan tangkap, budidaya, dan konservasi mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi nilai kegiatan ekonomi yang berkelanjutan dan menyusun strategi pembangunan rendah karbon di Kawasan Mangrove Rambat Menduyung. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis manfaat ekonomi, analisis benefit transfer nilai faktor emisi karbon, dan analisis strategi menggunakan interpretative structural modelling dengan software Exsimpro. Hasil penelitian potensi kegiatan ekonomi yang mendukung pembangunan rendah karbon di kawasan mangrove yaitu konservasi mangrove, penangkapan biota air laut, dan produksi kerang darah menghasilkan manfaat ekonomi sebesar Rp105.723.552.069/tahun. Prioritas strategi pembangunan rendah karbon dengan peningkatan kebijakan perlindungan dan penegakan hukum serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat yang ditunjang dengan sarana prasarana memadai dari para stakeholder yaitu DKP Bangka Barat, KPHP Rambat Menduyung, dan Pemerintah Desa Belo Laut.
Sustainable Capture Fisheries Management Strategy in Dumai City, Riau Province Novindra, Novindra; Sapanli, Kastana; Rosanti, Novi; Ramadona, Tomi; Ferani, Lathifa Marsya Nathania
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 1 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0601.792-795

Abstract

Dumai City is located in Riau Province which is an important economic and trade center for the community. However, due to the large number of industrial areas that exist around coastal areas, this has had an impact on the capture fisheries sector. This results in serious challenges in resource utilization and economic development. One of the challenges that needs to be solved is pollution around the coast which threatens the sustainability of capture fisheries resources on the coast of Dumai City. Therefore, the issue of coastal pollution and its impact on reducing fishermen's catches is a challenge in the economic management of sustainable capture fisheries in Dumai City.
Tourist-Based Waste Management with Deposit Refund Implementation in Manggar Beach Area, Balikpapan Indonesia Shella, All Free; Ekayani, Meti; Sapanli, Kastana
Journal La Lifesci Vol. 5 No. 3 (2024): Journal La Lifesci
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallalifesci.v5i3.1395

Abstract

The management of the Manggar Beach tourist area cannot be separated from obstacles related to the problem of waste generation. The problem of waste generation also results in the loss of aesthetic value and beauty of the beach, which decrease tourist interest in the tourism area. Therefore, efforts are needed to maintain the sustainability of the tourist environment by building tourist participation related to tourism waste management by applying the concept of the polluter pays principle so that tourist area more responsible for the waste they produce. Travel-based waste management can be done with a refund deposit mechanism. This study aims to (1) identify waste generation and the composition of the types of waste produced by tourists in the Manggar Beach tourist area; (2) analyze tourist perceptions regarding tourist-based waste management in the Manggar Beach tourist area; (3) measure the value of tourists' willingness to pay (WTP) on the amount of deposit refund in waste management in the Manggar beach tourist area. The result showed that plastic is the largest waste generation by tourist and 93% of tourists are willing to implement DRS for their waste. Thus, deposit refunds based on tourist’ WTP can cover operational costs for waste management in the Manggar Beach Area, so that DRS can be implemented in the Manggar Beach Area.
Proses Produksi Gula Aren Cetak (Arenga pinnata, Merr) Di Indonesia Hutami, Rosy; Pribadi, Moch Fadlal Islamay; Nurcahali, Fani; Septiani, Bunga; Andarwulan, Nuri; Sapanli, Kastana; Zuhud, Ervizal A. M.; Al Manar, Primadika; Ichsan, Nurul; Wahyudi, Slamet
Jurnal Ilmiah Pangan Halal Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pangan Halal
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jiph.v5i2.10237

Abstract

Palm sap (Arenga pinnata, Merr) is one of the palm plants in Indonesia. Palm sap is the basic ingredient for making palm sugar. Palm sugar processing in Indonesia currently still uses traditional methods so the results and quality are inconsistent, to deal with this, further research is needed on the good tapping process, critical parameters of sap and preservatives used, the process of making palm sugar that is good and correct, and the physicochemical content of sap and palm sugar. The research method used is looking at and returning from several reference journals. The process carried out before wiretapping is pre-tapping or tapping after that the sap-tapping process. Fresh sap has a sweet taste, distinctive aroma of sap, and acidity of pH around 6-7, with sucrose content >12%, and alcohol content < 5%. Sucrose, glucose, fructose and other carbohydrates cause sweetness in sap; generally, palm sap consists of water, protein, fat, and carbohydrates. The critical parameter of palm sap is pH, palm sap that can be processed into palm sugar has a pH of 6 – 7, and palm sap is very critical because of the activity of microbes such as yeast and bacteria so preservatives are needed to maintain its quality, which is often used are natural preservatives such as safat, castor beans, hazelnut seeds, coconut oil, jackfruit stems, guava leaves, and mangosteen peel. The process of making palm sugar is simple: heating sap for 3-5 hours until it thickens and then molded into molds to become palm sugar. The chemical characteristics of palm sugar consist of water content, ash content, reducing sugar content, and sucrose content.
Strategi Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah Secara Berkelanjutan di Pesisir Jakarta : Kebijakan Ekonomi Kelautan Berbasis Spasial Kusumastanto, Tridoyo; Sapanli, Kastana; Ambarwulan, Wiwin; Akbar, Harun Idham Akbar; Rosalia, Ayang Armelita
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 3 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0603.936-939

Abstract

Pembangunan pesisir yang lestari ditandai dengan pengelolaan ekosistem lahan basah yang optimal. Namun, masalah yang saat ini terjadi di pesisir Daerah Khusus Jakarta (DKJ) adalah: (1) beralihnya pemanfaatan dan tutupan ekosistem lahan basah menjadi pemukiman dan lokasi industri/perdagangan, (2) frekuensi kejadian bencana pesisir yang terus menerus melanda, serta (3) alokasi anggaran untuk pelestarian ekosistem lahan basah DKI Jakarta cenderung belum seimbang dengan kebutuhannya. Diperlukan suatu pendekatan konsep ekonomi spasial sebagai strategi pengambilan kebijakan yang baik untuk mencapai pembangunan pesisir DKJ yang lestari. Konsep ini memainkan peran penting melalui: (1) analisis optimalisasi alokasi pemanfaatan wilayah ekosistem lahan basah melalui valuasi ekonomi, (2) dukungan data dan informasi yang berbasis bukti, serta (3) mendorong partisipasi masyarakat setempat dalam upaya pelestarian ekosistem lahan basah. Pemanfaatan konsep ekonomi spasial dapat mendorong perumusan kebijakan yang lebih efektif, alokasi anggaran yang tepat sasaran, serta mendukung perencanaan tata ruang pesisir DKJ yang lestari.
Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Kepiting Bakau Berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sapanli, Kastana; Kusumastanto, Tridoyo; Effendi, Irzal; Trilaksani, Wini; Wisudo, Sugeng Hari; Kurniawan, Fery; Asfarian, Auzi
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 3 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0603.972-976

Abstract

Pengembangan usaha kepiting bakau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Provinsi ini memiliki luas hutan mangrove yang cukup besar, memberikan habitat alami bagi kepiting bakau. Dari aspek pasar, permintaan pasar untuk kepiting bakau terus meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional. Terdapat juga potensi pengembangan wisata ekowisata mangrove yang dapat dikombinasikan dengan usaha kepiting bakau. Namun terdapat permasalahan adanya kerusakan ekosistem mangrove akibat aktivitas manusia seperti penebangan liar dan konversi lahan. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam budidaya kepiting bakau yang berkelanjutan serta adanya keterbatasan akses terhadap modal dan teknologi modern. Diperlukan strategi yang tepat dari hulu hingga hilir melalui pemberdayaan masyarakat, rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan di antaranya peningkatan teknologi usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat, peningkatan sarana prasarana, peningkatan nilai tambah produk, dan peningkatan akses pasar serta skema pendanaan. Usaha ini dapat menjadi model bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Implementasi yang konsisten dan evaluasi yang berkelanjutan adalah kunci keberhasilan dari strategi ini.