Nyeri menstruasi/dismenorea dapat dialami oleh wanita usia produktif, termasuk remaja. Dismenorea yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga perlu diatasi dengan berbagai manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti terapi musik. Tujuan penelitian: Mengeksplorasi pengaruh terapi musik terhadap nyeri dismenorea primer pada remaja. Metode: Pencarian literatur menggunakan databaseScience Direct, ProQuest, Scopus, Cochrane, Ebsco Host, dan search engine Google Scholar dengan kriteria inklusi artikel berbahasa Inggris dan Indonesia, terbit tahun 2019–2024, merupakan artikel open access, subjek penelitian adalah remaja 13–20 tahun, menjelaskan pengaruh terapi musik terhadap dismenorea primer; jenis artikel RCT, dan quasi experimental. Kemudian, artikel dilakukan screening menggunakan Mendeley Dekstop, critical appraisal menggunakan The Joanna Briggs Institute (JBI), dianalisis, kemudian data dimasukkan, dan dikelompokkan berdasarkan jenis terapi musik yang ditemukan. Hasil: Dari sembilan artikel penelitian yang ditemukan, paling banyak membahas terapi musik Mozart, tetapi intervensi musik lainnya juga menunjukkan potensi signifikan dalam mengurangi intensitas nyeri dismenorea primer pada remaja. Diskusi: Terdapat penurunan nyeri menstruasi yang konsisten dengan terapi musik. Terdapat variasi pilihan dalam terapi musik. Musik yang memiliki nada lembut dapat merangsang gelombang alfa yang dapat membuat perasaan menjadi tenang dan membuat pendengar menjadi rileks.Kesimpulan: Terapi musik maupun kombinasi terapi musik dengan terapi lainnya efektif dalam menurunkan dismenorea primer pada remaja karena dapat merangsang peningkatan hormon endorfin untuk mengurangi rasa nyeri. Temuan ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan terapi musik sebagai opsi nonfarmakologis yang efektif dalam manajemen nyeri menstruasi pada remaja. Kata Kunci: dismenorea primer, nyeri, remaja, scoping review, terapi musik Effects of Music Therapy on Primary Dysmenorrhea Pain in Adolescents: A Scoping Review ABSTRACTMenstrual pain or dysmenorrhea is a common condition experienced by women of reproductive age, including adolescents. Dysmenorrhea can interfere with daily activities, necessitating various non-pharmacological pain management strategies, such as music therapy. Objective: This study aims to explore the effects of music therapy on primary dysmenorrhea pain in adolescents. Methods: A literature search was conducted using databases such as ScienceDirect, ProQuest, Scopus, Cochrane, EBSCOhost, and the Google Scholar search engine. The inclusion criteria were English- and Indonesian-language articles published between 2019 and 2024, open-access articles, studies involving adolescent participants aged 13–20 years, and studies discussing the effects of music therapy on primary dysmenorrhea. The selected articles included randomized controlled trials (RCTs) and quasi-experimental studies. Articles were screened using Mendeley Desktop, critically appraised using The Joanna Briggs Institute (JBI) framework, analyzed, and categorized based on the type of music therapy employed. Results: Among the nine studies reviewed, Mozart therapy was the most frequently discussed intervention. However, other types of music therapy also demonstrated significant potential in reducing the intensity of primary dysmenorrhea pain in adolescents. Discussion: Music therapy consistently led to a reduction in menstrual pain. There is a variety of music therapy options available. Soft-toned music can stimulate alpha waves, inducing a sense of calmness and relaxation in listeners. Conclusion: Music therapy, whether used independently or in combination with other interventions, is effective in alleviating primary dysmenorrhea in adolescents. This effect is attributed to the stimulation of endorphin release, which helps reduce pain. These findings highlight the importance of considering music therapy as an effective non-pharmacological option for menstrual pain management in adolescents.Keywords: Primary dysmenorrhea, pain, adolescents, scoping review, music therapy