Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLUS ROXB.) SEBAGAI ANTIMALARIA TERHADAP JUMLAH MONOSIT DALAM DARAH MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI Dila, Gata; Kahtan, Muhammad Ibnu; Widiyantoro, Ari
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9237

Abstract

ABSTRAKMalaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang memberikan morbiditas yang cukup tinggi di dunia dan merupakan infeksi yang ketiga teratas dalam jumlah kematian. Di Indonesia, pemberantasan penyakit malaria kurang maksimal karena adanya resistensi parasit terhadap obat antimalaria dan gangguan sistem imun. Monosit merupakan sel efektor imun yang penting dalam perlindungan terhadap patogenesis malaria yang bersifat sitostatik dan sitotoksik. Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki senyawa yang dapat bekerja sebagai antimalaria dan imunomodulator. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas ekstrak metanol akar pandan wangi sebagai antimalaria terhadap jumlah parasitemia dan monosit dalam darah mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Plasmodium berghei. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni (true experiment design) in vivo dengan desain rancangan acak lengkap (completely randomized design). Uji efektivitas ekstrak metanol akar pandan wangi sebagai antimalaria dilakukan dengan konsentrasi 6,5%, 13% dan 26%. Kontrol positif diberi 3,74 mg/mL Dihydroartemisinin-Piperaquin (DHP), kontrol negatif diberikan akuades dan kontrol normal tidak diintervensi Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 6,5%, 13% dan 26% memiliki aktivitas antimalaria dengan menurunkan persentase parasitemia dan meningkatkan jumlah monosit. Kesimpulan dalam penelitian ini ekstrak akar pandan wangi memiliki aktivitas malaria dengan konsentrasi yang paling baik yaitu 26% untuk menurunkan jumlah parasitemia dan meningkatkan monosit.Kata Kunci: Pandanus amaryllifolius Roxb. Antimalaria, Monosit, Plasmodium bergheiABSTRACTMalaria is one of the most common infectious diseases in the world and is the third highest infection in mortality. In Indonesia, eradication of malaria is not maximal because of parasitic resistance to antimalarial drugs and immune system disorders. Monocytes are important effector immune cells in the protection of the cytostatic and cytotoxic pathogenesis of malaria. Pandanus amaryllifolius Roxb. root plant have compounds that can work as antimalarials and immunomodulators. This research aim to determine the effectiveness of the methanol extract of Pandanus amoryllifolius Roxb. as antimalarial to parasitemia and monocytes count of blood mice (Mus musculus) with Plasmodium berghei infection. This study is a true experiment design in vivo with complete randomized design. Methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. with concentration 6.5%, 13% and 26% used as antimalarial. Dihydroartemisinin-Piperaquine (DHP) 3.74 mg/mL used as positive control, aquades used as negative control groups and the control group was not intervened. The result of this research show effectiveness as antimalarial in methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. with concentration 6,5%, 13% and 26% have antimalarial activity by decreasing percentage of parasitemia and increasing monocyte count. The conclusion of this research is the high antimalarial activity in methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. in 26% concreation which could decreased parasitemia precentage and increased monocytes count.Keywords: Pandanus amaryllifolius Roxb, Antimalarial, Monocyte, Plasmodium berghei
PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE Neri, Ervina Lili; Fauzan, Suhaimi; Rahmah, Gabby Novikadarti; Kahtan, Muhammad Ibnu; Herman, Herman
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 15 No 1 (2024): Vol 15 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54630/jk2.v15i1.330

Abstract

Latar Belakang: pasien Congestive Heart Failure (CHF) sering mengalami gangguan hemodinamik, salah satunya yaitu tekanan darah. Posisi semi fowler, dengan elevasi kepala tempat tidur sekitar 30 hingga 45 derajat, sering digunakan dalam praktik klinis untuk membantu mengelola kondisi tersebut. Meskipun posisi ini sering digunakan, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang dampaknya pada tekanan darah pasien CHF. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi tidur semi fowler terhadap perubahan tekanan darah pada pasien CHF di ruang ICCU RS Tipe A di Kalimantan Barat. Metode: penelitian kuantitatif quasy experiment menggunakan desain non- equivalent control group pre-posttest design. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. Jumlah sampel 32 orang terbagi menjadi 2 kelompok menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yaitu tensimeter digital. Hasil: uji statistik Wilcoxon, pada kelompok intervensi nilai tekanan darah sistolik (TDS) dan diastolik (TDD) dari pretest ke posttest, tidak terjadi perbedaan yang signifikan p=0,856 (TDS) dan p=0,155 (TDD). Uji statistik Mann-Whitney, perubahan rerata TDS p=0,856 dan TDD p=0,155 secara statistik tidak bermakna. Begitu juga pada kelompok kontrol nilai rerata perubahan TDS p=0,190 dan TDD p=0,363 secara statistik tidak bermakna, (P < 0.005). Kesimpulan: penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan pemberian posisi semi fowler terhadap perubahan tekanan darah.
Efektivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) sebagai Antimalaria terhadap Jumlah Eosinofil pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Plasmodium berghei Haris, Muhammad Faisal; Kahtan, Muhammad Ibnu; Widiyantoro, Ari
JSFK (Jurnal Sains Farmasi & Klinis) Vol 7 No 2 (2020): J Sains Farm Klin 7(2), Agustus 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.7.2.107-114.2020

Abstract

Malaria is a disease caused by Plasmodium that is transmitted to humans through female Anopheles mosquito bite. Many cases of antimalarial drug resistance such as chloroquine led to the need for new antimalarial discoveries. Eggplant contains many secondary metabolites that are potential as antimalarial. This study aimed to determine the effectivity of ethanol extract of eggplant peels as antimalarial towards eosinophil in mice induced by Plasmodium berghei. Eggplant peels were extracted by maceration method using 70% ethanol. The analysis of secondary metabolites from the ethanol extract of eggplant peels was conducted using tube test and thin layer chromatography. The percentage of parasitemia and eosinophil were calculated from peripheral blood smear of mice which were treated with extracts at the doses of 0.075, 0.15, and 0.30 mg/20 g of body weight. Dihydroartemisinin-piperaquin (3.744 mg/20 g of body weight) was used as positive control, while distilled water was used as negative control. The study showed that ethanolic extract of the eggplant peels contained alkaloids, flavonoids, terpenoids, steroids, phenolic, and saponins. The extract effectively reduced parasitemia at a dose of 0.075 mg/20 g, but it was not effective in increasing the number of eosinophil in mice. There was no correlation between the number of parasitemia and eosinophil. The study concludes that ethanolic extract of the eggplant peels exhibits antimalarial activity, but does not show immunomodulatory activity in increasing eosinophil.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kratom (Mitragyna speciosa) terhadap bakteri Shigella dysenteriae Saputra, Andhika Fadhil; Mahyarudin, Mahyarudin; Kahtan, Muhammad Ibnu
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/saintek.v14i1.8673

Abstract

Shigella dysenteriae merupakan penyebab diare yang umum terjadi di seluruh dunia, yang menyerang negara-negara maju dan berkembang seperti Indonesia. Pengobatan disentri biasanya dilakukan dengan antibiotik. Namun, penggunaan berlebihan menyebabkan kasus resistensi sehingga memerlukan pengobatan alternatif, salah satunya bahan alam. Kratom (Mitragyna speciosa) adalah tumbuhan asli Asia Tenggara, khususnya Indonesia, yang dikenal memiliki berbagai khasiat termasuk sebagai agen antibakteri, obat tradisional untuk diare dan khasiat lainnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi daya hambat ekstrak etanol 96% daun kratom terhadap Shigella dysenteriae secara in vitro. Metode penelitian meliputi ekstraksi maserasi daun kratom menggunakan ekstrak etanol 96% dan pengujian daya hambat terhadap bakteri patogen Shigella dysenteriae dengam metode kertas cakram Kirby-Bauer. Ekstrak etanol 96% daun kratom pada konsentrasi 5%, 25%, 50% dan 75% tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysenteriae. Kontrol positif (Siprofloksasin) menunjukkan zona hambat dengan diameter 25,8 mm. Tween 80 10% sebagai kontrol negatif tidak menunjukkan aktivitas antibakteri. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kratom belum efektif terhadap Shigella dysenteriae, mengindikasikan perlunya eksplorasi lebih lanjut terhadap senyawa aktif atau metode ekstraksi yang berbeda untuk pengembangan fitofarmaka lokal.