Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE BARBADENSIS M) TERHADAP JUMLAH FIBROBLAS DAN KADAR KALSIUM PADA TULANG TIBIA TIKUS WISTAR Edrizal, Edrizal; Busman, Busman; Damar Galuh, Ganda
Menara Ilmu Vol 14, No 2 (2020): VOL. XIV NO. 2 JULI 2020
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v14i2.2041

Abstract

Salah satu bahan alami sebagai terapi biologis alternatif yang diketahui aman dan pilihan yang efektif adalah lidah buaya (Aloe barbadensis M) yang berkhasiat membantu proses regenerasi sel, anti bakteri, anti jamur dan anti inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis M) terhadap jumlah fibroblas dan kadar kalsium pada tulang tibia tikus wistar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design, sampel yang digunakan yaitu 24 ekor tikus yang terdiri dari 8 ekor tikus kelompok kontrol, 8 ekor tikus diberikan ekstrak lidah buaya 9 mg, dan 8 ekor tikus diberikan ekstrak lidah buaya sebanyak 11 mg dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik One Way ANOVA. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata jumlah fibroblas tertinggi yaitu pada kelompok dosis 11 mg hari 25 dengan nilai rata-rata 103,8 sel/lapang pandang, dan kadar kalsium tertinggi yaitu kelompok dosis 11 mg pada hari 25 dengan nilai rata-rata 228,804 mg/gr. Hasil analisa data dengan menggunakan uji One Way ANOVA didapatkan nilai p-value < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe Barbadensis M) terhadap jumlah fibroblas dan kadar kalsium pada tulang tibia tikus wistar. Kata Kunci : Ekstrak lidah buaya (Aloe barbadensis M), Jumlah Fibroblas dan kadar kalsium
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH ANGGUR HIJAU (VITIS VINIVERA L) TERHADAP DAYA HAMBAT LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS DAN LACTOBACILLUS ACIDOPHILUS Busman, Busman; Edrizal, Edrizal; Utami, Dwi Widya Panggih
Ensiklopedia Sosial Review Vol 2, No 3 (2020): Volume 2 No 3 Oktober 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/esr.v2i3.623

Abstract

Streptococcus mutans dan Lactobacilli adalah penghasil asam dari karbohidrat yang dapat diragikan dan menciptakan risiko untuk gigi berlubang, anggur hijau (Vitis vinifera L) merupakan salah satu jenis buah yang mengandung fitokimia golongan polifenol yang berfungsi sebagai penghambat glukosilasi pada proses pembentukan plak sehingga digunakan sebagai alternatif antibakteri dalam pencegahan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas antibakteri anggur hijau terhadap Streptococcus mutans dan lactobacillus acidophilus. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium (invitro). Penelitian dilakukan diLaboratorium Mikrobiologi Universitas Andalas Kota Padangdan maserasi dilakukan di Laboratorium kimia kopertis wilayah X (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau) Kota Padang pada Juli 2019 – selesai. Sampel pada penelitian ini adalah koloni bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus yang diperoleh dari Laboratorium Universitas Andalas Kota Padang dan Universitas Gadjah Mada serta dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Andalas Kota Padang dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali sehingga besar sampel menjadi 24 perlakuan dengan konsentrasi 12,5 %, 25 %, 50 %, dan 100 %menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05, artinya Ha diterima atau terdapat efektifitas ekstrak buah anggur hijau (Vitis vinifera L) terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Streptococcus mutandengan ekstrak terbaik 50% dan nilai sig 0,244 > 0,05, artinya Ha ditolak atau tidak terdapat efektifitas ekstrak buah anggur hijau (Vitis vinifera L) terhadap daya hambat laju pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus.
EVALUASI EFEKTIVITAS RETAINER YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN POSISI GIGI SETELAH PERAWATAN ORTODONTI AKTIF (Systematic Literature Review) Edrizal, Edrizal; Rahmad, Yulia; Rivaldi, Adrian
Menara Ilmu Vol 15, No 2 (2021): VOL. XV NO. 2 OKTOBER 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v15i2.2944

Abstract

Ortodonti adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan meratakan atau membetulkan kedudukan gigi. Perawatan ortodonti adalah prosedur jangka panjang yang bertujuan mendapatkan oklusi yang baik tanpa rotasi gigi dan diastema. Perawatan ortodonti seseorang mempunyai tujuan masing-masing diantaranya estetika dan mastikasi. Penampilan wajah seseorang dapat mempunyai dampak tidak menguntungkan dalam kehidupan terutama pada psikologis seseorang. Perawatan ortodonti dibagi dalam dua periode yaitu periode aktif dan pasif (retainer), retensi berasal dari kata “retain” yang artinya menahan atau mempertahankan dalam satu garis. Retensi adalah mempertahankan gigi yang baru digerakkan pada posisinya cukup lama untuk dapat menstabilisasi koreksinya. Beberapa masalah yang terjadi pada periode pasif perawatan ortodonti salah satunya adalah tidak nyamannya pasien dalam memakai retainer di karenakan beberapa faktor yaitu sulit berbicara, susah menelan, tidak nyaman dengan gingiva atau jaringan periodontal lainnya, dan biaya yang relatif mahal. Tujuan dari systematic literature review ini adalah untuk mengetahui retainer yang paling efektif dalam perawatan ortodonti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka systematic literature review. Hasil penelitian menunjukan retainer vfr efektif dalam mempertahankan posisi gigi setelah perawatan ortodonti aktif dibandingkan dengan retainer lainnya. Kesimpulan dari systematic literature review ini adalah penggunaan retainer vfr di terima baik oleh pasien karena kepuasannya terhadap penampilan, kekuatan, penilaian kebersihan rongga mulut yang baik, kemampuan menelan, kemampuan berbicara, tingkat iritasi gingiva yang rendah, dan kepercayaan diri yang tinggi.Kata Kunci : Retainer, Perbandingan Retainer, Perawatan Ortodonti.
Uji zona hambat ekstrak metanol teripang putih (holothuria scabra) mentawai terhadap Streptococcus sanguinis pada Stomatitis Aftosa Rekuren secara in vitro: studi eksperimental Rahmah, Aisha Fatihatur; Arma, Utmi; Lestari, Citra; Edrizal, Edrizal; Zia, Hanim Khalida
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 8, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v8i1.52551

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau sariawan merupakan ulser berbentuk oval atau bulat yang sakit dan terjadi secara berulang, serta dapat sembuh secara spontan dengan atau tanpa pengobatan. Streptococcus sanguinis (S. sanguinis) bentuk initial L forms banyak ditemukan pada penderita SAR dan dapat memperparah kondisi SAR. Salah satu hewan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan alternatif adalah teripang putih atau Holothuria scabra (H. scabra) yang berasal dari kepulauan Mentawai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya hambat ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) terhadap S. sanguinis yang banyak ditemukan pada penderita Stomatitis Aftosa Rekuren secara in vitro. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Sampel pada penelitian ini adalah ekstrak metanol teripang putih dari pulau Siberut, kepulauan Mentawai, yang diperoleh dalam keadaan sudah kering di kota Padang dan bakteri S. sanguinis ATCC 10556 yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yaitu pengujian dengan konsentrasi ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) 2, 4, dan 8%, serta kontrol positif (chlorhexidine 0,2%) dan kontrol negatif.  Masing-masing kelompok perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga besar sampel menjadi total 25 pengulangan.  Data yang diperoleh diolah menggunakan uji Independent Sample (T-Test). Hasil: Terdapat zona hambat ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) terhadap S. sanguinis pada stomatitis aftosa rekuren yang diujikan secara in vitro pada konsentrasi 8% dengan sig 0,001 atau < 0,05, sebesar 0,81 mm, sedangkan pada konsentrasi 2 dan 4% tidak terdapat zona hambat. Simpulan: Ekstrak metanol teripang putih (H. scabra) Mentawai memiliki zona hambat pada konsentrasi 8%, tetapi dalam kategori lemah (weak) dan kurang efektif jika dibandingkan dengan kontrol positif yaitu chlorhexidine 0,2%KATA KUNCI:  stomatitis aftosa rekuren, s. sanguinis, h. scabra, zona hambat, ekstrak teripangInhibition zone test of methanol extract of mentawai white sea cucumber (holothuria scabra) against streptococcus sanguinis in recurrent aphthous stomatitis in vitro: experimental studyABSTRACTIntroduction: Recurrent aphthous stomatitis (SAR) or canker sores are painful oval or round ulcers that occur recurrently and can heal spontaneously with or without treatment. Streptococcus sanguinis (S. sanguinis) plays a role in aggravating SAR in patients and mostly found in the of initial L forms. One of the animals that is widely used as an ingredient for alternative medicine is white sea cucumber or Holothuria scabra (H. scabra) from the Mentawai islands. The purpose of this study was to analyze the inhibition zone of white sea cucumber (H. scabra) methanol extract against S. sanguinis in recurrent aphthous stomatitis (in vitro study). Methods: Laboratory experimental and posttest only control group designs were used in this study. The samples in this study were a dry form of methanol extract of white sea cucumber from Siberut island, Mentawai islands obtained in Padang city. The S. sanguinis ATCC 10556 bacteria obtained from the Inter-University Research Laboratory (PAU) of Gadjah Mada University, Yogyakarta. There were 5 treatment groups, namely 2, 4, and 8%, of white sea cucumber (H. scabra) methanol extract, as well as positive control (0.2% chlorhexidine) and negative control. Each treatment group was repeated 5 times so that the sample size was a total of 25 repetitions. The data obtained was processed using the Independent Sample test (T-Test). Results: The obtained zone of inhibition of the 8% methanol extract of white sea cucumber (H. scabra) against S. sanguinis was 0.81 mm, with a significance of 0.001 (<0.05), while at concentrations of 2% and 4% there were no zone of inhibition. Conclusion: Methanol extract of Mentawai white sea cucumber (H. scabra) has an inhibition zone at the best concentration of 8%, with a weak category against S. sanguinis bacteria and less effective when compared to the 0.2% chlorhexidine.KEY WORDS: recurrent aphthous stomatitis, s. sanguinis, h. scabra, inhibition zone, sea cucumber extract.
UJI AKTIFITAS EKSTRAK DAUN SICEREK (Clausena Excavata Burm. F) TERHADAP CANDIDA ALBICANS Edrizal, Edrizal; Desnita, Eka; Suri, Threicy Annisa Andam
Ensiklopedia of Journal Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 Edisi 2 Oktober 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.915 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v1i1.31

Abstract

Lebih dari 50%-80% infeksi jamur berada di rongga mulut. Infeksi jamur pada rongga mulut yang disebut dengan kandidiasis disebabkan oleh Candida albicans. Pengobatan kandidiasis biasanya dengan penggunaan obat antijamur dimana kandungannya dari bahan sintesis. Penggunaan bahan sintesis tidak sepenuhnya aman karena menimbulkan berbagai efek samping, dengan demikian untuk meminimalkan efek samping dalam pengobatan dapat digunakan obat dari bahan alami. Salah satu obat yang seringdigunakan oleh masyarakat Sumatra Barat yaitu daun sicerek (Clausena Excavata Burm F). Daun sicerek (Clausena Excavata Burm F) mengandung senyawa aktif alkaloid dan flavonoid yang dapat digunakan sebagai antijamur. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium secara in vitro untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak daun sicerek (Clausena Excavata Burm F) terhadap jamur Candida albicans. Analisa statistik menggunakan uji Anova dengan nilai p= 0,000